(CHILD - BEARING)
KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Kelompok 1 :
Hegar Bayu Pratama (2112040)
Umi Waqiah (2112053)
Oni Puji Lestari (2112054)
Dwi Erna Handayani (2112055)
Aldila Erna Handayani (2112056)
Amilatul Afidah (2112057)
Adelia Dwi Novitasari (2112058)
Ali Ridwan (2212059)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmatNya
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BALITA (CHILD - BEARING)” Tugas
ini adalah salah satu penugasan dalam mata kuliah Keperawatan woundcare program
studi sarjana keperwatan alih jenjang STIKes Patria Husada Blitar.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami
menerima segala kritik dan saran dalam upaya membangun makalah kami menjadi
lebih baik. Semoga makalah kelompok kami ini dapat menambah ilmu dan wawasan
bagi pembacanya.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
Bab 1 .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan Umum....................................................................................... 5
1.4 Tujuan Khusus...................................................................................... 5
Bab 2 Laporan Pendahuluan ..................................................................... 7
2.1 Konsep Keluarga ................................................................................ 7
2.1.1 Definisi Keluarga.......................................................................... 7
2.1.2 Tipe Keluarga................................................................................ 7
2.1.3 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga............................... 8
2.2 Konsep Keluarga Childbearing............................................................. 6
2.2.1 Keluarga Childbearing.................................................................. 9
2.2.2 Fumgsi Keluarga .......................................................................... 10
2.2.3 Tahapan Dan Tugas Perkembangan Keluarga
Dengan Childbearing......................................................... 11
2.3 Proses Asyhan Keperawatan Keluarga................................................. 11
2.3.1 Pengkajian..................................................................................... 11
2.3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................. 17
2.3.3 Intervensi....................................................................................... 17
2.3.3 Implementasi Keperawatan........................................................... 19
2.3.3 Evaluasi Keperawatan................................................................... 19
Bab 3 Asuhan Keperawatan ....................................................................... 20
Kesimpulan ................................................................................................ 34
Daftar pustaka............................................................................................. 36
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Salah satu aspek yang paling penting dalam dunia kesehatan khususnya
keperawatan adalah keluarga. Proses Keperawatan adalah kegiatan yang
dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun keadaan sehat
(Undang - Undang Keperawatan, 2014). Menurut Departemen Kesehatan
RI (1988) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat tempat pertama
dalam belajar memahami tentang kehidupan sosial (Zakaria, 2017).
Keluarga mempunyai tahap perkembangan yang didalamnya terdapat tugas
perkembangan Zakaria, 2017). Menurut teori tahap perkembangan keluarga
Duval dan miller (1985) dibagi dalam delapan tahap perkembangan yaitu
keluarga dengan pasangan baru (Bergaining Family), keluarga dengan anak
pertama dibawah 30 bulan (Child Bearing), keluarga dengan anak pra sekolah
(2-6 tahun), keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun), keluarga
dengan anak usia remaja (13–20 tahun), keluarga melepas anak usia dewasa
muda, keluarga dengan orang tua paruh baya, dan keluarga dengan usia lanjut
dan pensiunan (Zakaria, 2017).
Tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing) adalah
tahap perkembangan keluarga yang dimulai ketika kelahiran anak pertama
sampai anak berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain
adalah mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua,
membagi peran dan tanggung jawab, mempersiapkan berbagai kebutuhan anak,
menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan serta mengadakan kebiasaan agama yang rutin. Apabil anak
sudah lahie tugas keluarga antara lain adalah memberikan ASI sebagai kebutuhan
utama bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai
4
mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing masing pasangan,
pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga
termasuk siklus hubungan seks dan mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangan (Mubarak dan Santosa, 2014).
Pemberian ASI ekslusif dianjurkan karena hasil penelitian WHO menunjukkan
bahwa ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup
pada 6 bulan pertama, dari hormone antibody hingga antioksidan. Berdasarkan hal
tersebut, WHO dan Menteri Kesehatan RI No. 450/MENKES/IV/2004 mengubah
ketentuan mengenai ASI ekslusif yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan (Riksani,
2012). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan pada tahun
2013 bahwa pemberian ASI ekslusif di Indonesia sebesar 54.3 persen dengan
estimasi absolut bayi tidak ASI eksklusif sebesar 1.902 – 384.270 di Indonesia.
Sosialisasi pemberian ASI saat ini gencar dilakukan melalui berbagai cara termasuk
menggunakan media telekomunikasi. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan
presentase pemberian ASI bagi bayi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus tentang Asuhan Keperawatan Pada Keluarga dengan Chilbearing.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimanakan Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn. H dan Ny. F dengan
“Keluarga Childbearing”?
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Melaporkan kasus dan melaksanakan Asuhan
Keperawatan pada Keluarga Tn. A dan Ny. F dengan
Keluarga Childbearing.
b. Tujuan Khusus
1) Penulis mampu mel;akukan pengkajian pada keluarga
Tn. A dan Ny. F dengan Keluarga Chilcbearing.
2) Penulis mampu menentukan Diagnosa Keperawatan
5
pada keluarga Tn. A dan Ny. F dengan Keluarga
Chilcbearing.
3) Penulis menyusun Rencana Asuhan Keperawatan
pada keluarga Tn. A dan Ny. F dengan Keluarga
Chilcbearing.
4) Penulis mampu melakukan Tidakan Keperawatan
Keluarga pada keluarga Tn. A dan Ny. F dengan
Keluarga Chilcbearing.
5) Penulis mampu melakukan Evaluasi pada keluarga Tn.
A dan Ny. F dengan Keluarga Chilcbearing.
6
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu
ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota
keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal
balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan
oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014)
Menurut Duval keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan,adopsi,kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan upaya yang umum,meningkatkan
perkembangan fisik mental,emosional dan social dari tiap anggota keluarga
(Harnilawati,2013).
Menurut Helvie keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal
dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan
yang erat. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
hubungan darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga,berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman,2010) Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga
merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan melalui ikatan
perkawinan,darah,adopsi serta tinggal dalam satu rumah.
7
1. Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri
atas suami,istri dan anak.
2. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun
tidak memiliki anak
3. Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan
anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
4. Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri
dari satu orang dewasa yang tidak menikah
5. Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya
b. Tipe keluarga non tradisional
1. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama
tanpa adanya ikatan perkawinan.
3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan
jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family,keluarga yang hidup
Bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan
5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara.
8
f. Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat
g. Keluarga dengan tahapan berdua kembali
h. Keluarga dengan tahapan masa tua
Dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas dasar yang didalamnya
terdapat 8 tugas pokok yaitu:
a. Pemeliharaan fisik keluarga, yaitu keluarga bertanggung jawab
menyediakan tempat tinggal, pakaian yang sesuai dan makanan yang
cukup bergizi, serta asuhan kesehatan atau asuhan keperawatan yang
memadai.
b. Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga yaitu
keuangan untuk pribadi dan hubungan dengan orang lain.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukanya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluuarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban antar anggota keluarga.
g. Penempatan angggota-angggota keluarga melalui hubungan di tempat
ibadah, sekolah, system politik, dan organisasi-organisasi lain.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga, yaitu
dengan menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh sehingga
setiap anggota keluarga merasa terima, didukung, dan diperhatikan.
9
Keluarga childbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Pada
periode childbearing (transisi) ibu membutuhkan adaptasi cepat, sehingga
kondisi ini menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan
bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai
sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan
keluarga, yang berdampak pada kesehatanfisik ibu dan bayi (Abi Muhlisin.
2012).
2.2.2 Fungsi Keluarga
Menurut Friedman fungsi keluarga terbagi atas :
a. Fungsi Afektif
Fungsi ini merupakan presepsi keluarga terkait dengan
pemenuhan kebutuhan psikososial sehingga mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain
b. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi merupakan proses perkembangan
individu sebagai hasil dari adanya interaksi sosial dan pembelajaran
peran sosial.. Fungsi ini melatih agar dapat beradaptasi dengan
kehidupan sosial
c. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
secara ekonomi dan mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan.
e. Fungsi Kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik-
makanan,pakaian,tempat tinggal,perawatan kesehatan.
2.2.3 Tahapan Dan Tugas Perkembangankeluarga Dengan Childbearing
Adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan
orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, menata ruang untuk
anak
10
2.3 Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
2.3.1 Pengkajian
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang
terus menerus dan keputusan professional yang mengandung arti terhadap
informasi yang dikumpulkan. Dengan kata lain data dikumpulkan secara
sistematik menggunakan alat pengkajian keluarga, kemudian diklasifikasikan dan
dianalisis untuk menginterprestasikan artinya.(Friedman, 2010).
a. Pengkajian keluarga meliputi
Pengkajian data umum:
1) Nama kk
2) Umur
3) Alamat
4) Pekerjaan kk
5) Pendidikan kk
6) Komposisi keluarga
7) Genogram
8) Tipe keluarga
9) Suku bangsa
10) Agama
11) Status social ekonomi keluarga
12) Aktivitas rekreasi keluarga
11
kendala yang dialami keluarga
3. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat
kesehatan anggota keluarga, upaya dalam pencegahan suatu
penyakit
4. Riwayat keleuarga sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari penyakit
menular dan keturunan.
5. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
Ukuran rumah
Kondisi dalam rumah dan luar rumah
Kebersihan rumah
Ventilasi rumah
Saluran pembuangan air
Pengolahan sampah
Kepemilikan rumah
Kamar mandi
Denah rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat dan meliputi kebiasaan, nilai dan
norma serta budaya penduduk setempat.
3) Mobilisasi geografi keluarga
Menjelaskan mobilisasi keluarga dan anggota keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul dan berinteraksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
12
Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan
fasilitas keluarga yang mendukung kesehatan
6. Struktur komunikasi keluarga
i. Pola komunikasi keluarga
menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga dan
bagaimana anggota keluarga menciptakan komunikasi.
ii. Struktur kekuatan keluarga
menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi
dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
iii. Struktur peran
menjelaskan tentang peran masing-masing anggota
keluarga secara formal maupun informal baik
dilingkungan keluarga maupun dilingkungan masyarakat.
iv. Nilai dan norma budaya
menjelaskan mengenai system norma yang dianut keluarga
dan berhubungan dengan kesehatan.
7. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Fungsi afektif
Yaitu fungsi yang mempertahankankepribadian
memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,
memenuhikebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Yaitu fungsi memfasilitasi sosialisasi primer anak yang
bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat
yang produktif, serta memberikan status pada anggota
keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Yaitu fungsi untuk mempertahankan kontinuitas keluarga
13
selama beberapa generasi untuk keberlangsungan hidup
masyarakat.
d. Fungsi ekonomi
Yaitu fungsi menyediakan sumber ekonomi yang cukup
dan alokasi efektifnya
e. Fungsi perawatan kesehatan
Yaitu menyediakan kebutuhan fisik: makanam, pakaian,
tempat tinggal, perawatan kesehatan.
8. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluargadan memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang
dari 6 bulan. Sedangkan stressor jangka panjang adalah
stressor yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap stressor dan
situasi.
c. Strategi koping yang digunakan
Menjelaskan strategi seperti apa yang digunakan keluarga bila
ada permasalahan.
d. Harapan keluarga
Menjelaskan harapan keluarga terhadap kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik anggota keluarga meliputi: pengkajian
mental, emosi,pengkajian social dan pengkajian spiritual
c). Penetapan prioritas masalah
Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam
merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui perhitungan
skor. Skala ini memiliki empat kriteria.
1. Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual
14
(skor 3), risiko (skor 2), dan wellness (skore 1)
dengan bobot 1, pembenaran sesuai dengan masalah
yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah
pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.
2. Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di
ubah dengan skala mudah (skor 2), sebagian (skor
1), dan tidak dapat (skor 0) dengan bobot 2.
Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan
(pengetahuan klien/keluarga, teknologi, dan tindakan
untuk menangani masalah yang ada), sumber daya
keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan, dan tenaga)
sumber daya perawat (pengetahuan, ketrampilan,
dan waktu), dan sumber daya masyarakat (dalam
bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan
sokongan masyarakat).
3. Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah
dengan skala skor tinggi (skor 3) cukup (skor 2),
dan rendah (skor 1) dengan bobot 1. Pembenaran di
tunjang dengan data dari masalah yang berhubungan
dengan penyakit atau masalah. Lamanya maslah
(waktu masalah itu ada), tindakan yang sedang
dijalankan(tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
4. Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan
skala segera (skor 2), tidak perlu segera (skor 1), dan
tidak dirasakan (skor 0) dengan bobot 1. Pembenaran
di tunjang dengan data persepsi kelurga dalam
melihat masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya
skala dalam prioritas dapat dilihat dalam tabel 1.
15
NO. KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN
1 Sifat maslah
Skala: aktual Risiko 3
1
Potensial/ 2
wellness 1
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
2
Skala: mudah
1 2
sebagian
0
tidak
dapat
3 Potensi masalah
untuk dicegah
3
Skala: tinggi
2 1
cuku
1
p
renda
h
4 Menonjolnya
masalah Skala: 2
1
segera 1
Tidak perlu 0
segera Tidak
diraskan
16
Tabel 1. skala untuk menentukan prioritas askep keluaraga Setelah kita mampu
menentukan skor dari tiap kriteria kemudian kita lakukan perhitungan menggunakan
rumus berikut untuk menetapkan nilai masalah. skor dibagi angka tertinggi di kali
bobot, jumlahkan skor nya. skor tertinggi merupakan prioritas diagnosis yang akan
kita tanggulangi lebih dahulu (Ester, 2007)
2.3.2 Intervensi
Intervensi yang dapat disusun berdasarkan masalah keperawatan keluarga pada
tahapan perkembangan chieldbearing (ibu menyusui dan peran orang tua) yaitu :
a) Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI d.d ASI
tidak menetes/memancar (D.0029).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang
ditentukan diharapkan volume cairan ibu tercukupi untuk
menghasilkan ASI dengan kriteria hasil (L.03029) :
Tetesan/pancaran ASI meningkat
17
Suplai ASI adekuat
Bayi menangis setelah menyusu
menurun
Intervensi :
a. Edukasi Menyusui (I.12393)
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
- Identifikasi tujuan atau
keinginan menyusui
Terapeutik
- Sediakan materi dan media
penddidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan ibu
bertanya
- Dukung ibu meningkatkan
kepercayaan diri dalam
menyusui
- Libatkan sistem pendukung :
suami, keluarga, tenaga
kesehatan dan masyarakat
Edukasi :
- Berikan konseling menyusui
- Jelaskan manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi
- Ajarkan 4 posisi menyusui dan
pelekatan (latch on) dengan
18
benar
- Ajarkan perawatan payudara
antepartum dengan
mengompres dengan kapas
yang telah diberikan minyak
kelapa
- Ajarkan perawatan payudara
postpartum (mis. Memerah
ASI, pijat payudara, pijat
oksitosin)
19
ASUHAN KEPERAWATAN
TAHAP PERKEMBANGAN CHILDBEARING
PADA KELUARGA TN. A
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
b. Umur KK : 29 Tahun
c. Alamat dan telepon : jl ciliwung no 100
d. Pekerjaan KK : Swasta
e. Pendidikan KK : Sarjana
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :
N Nama JK Hub. dg KK Umur Pendidika Agam Pekerjaan
o n a
1 Tn. A Laki-laki suami 29Th sarjana islam swasta
2 Ny. F Perempuan Istri 25Th D3 Islam Ibu rumah tangga
3 An. c perempuan Anak 1 minggu - islam -
i. Genogram
Ayah ibu
20
Anak
21
sulit melakukan perawatan payudara supaya asinya lancar. Bayi menangis saat
disusui dan tidak terus menerus menghisap.
LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah: Status rumah Tn A yaitu rumah milik sendiri, jenis bangunan
permanen 10 x 10 m²
1).Denah rumah
Keterangan :
5 4 3
1.Ruang tamu
2.Kamar tidur
3.Ruang makan
4.Dapur
1 2 5.Kamar mand
22
2). Keadaan lingkungan dalam rumah
Keadaan lingkungan dalam rumah terdiri dari ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi,
dapur dan ruang makan. Peralatan terdiri dari televisi diruang tamu, karpet. Didalam dapur
terdapat ricecoker, kulkas, kompor, meja makan dll. Lantai rumah sudah keramik. Disamping
kanan rumah terdapat rumah tetangga
3) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman; di depan halaman rumah terdapat tanaman buah jambu dan
beberapa bunga
b) Sumber air minum: didepan rumah terdapat sumur sebagai sumber air minum dan untuk
keperluan lainnya
c) Pembuangan air kotor: terdapat septik tank dibelakang rumah
d) Pembuangan sampah: ampah dikumpulkan dan diambil oleh petugas dua kali seminggu.
e) Jamban: rumah Tn. A memakai jamban leher angsa
f) Sumber pencemaran: tidak ada sumber pencemaran
g) Sanitasi rumah: saluran limbah air terdapat di septictank yang berjarak lebih dari 10
meter dari sumber air bersih(sumur).
23
keluarga berhubungan baik dengan saudara, masyarakat, maupun teman.
3. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Keluarga Tn A dan Ny F termasuk orang yang terbuka dalam segala hal, apapun selalu
dimusyawarahkan dengan anggota keluarganya. Dalam keseharian keluarga Tn A
menggunakan bahasa jawa dan kadang – kadang juga menggunakan bahasa indonesia
4. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1). Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Anggota keluarga Tn A menyayangi, mencintai, dan saling memiliki satu sam lain. Jika
ada persoalan/masalah maka akan dibicarakan jalan keluarnya. Keluarga berusaha saling
menghargai pendapat dan sikap masing – masing.
b. Fungsi sosialisasi
1). Cara pola asuh pada anak
Keluarga Tn. A memiliki anak usia 3 bulan, keluarga Tn. A mengasuh anak mereka sendiri
24
tidak memakai jasa asisten rumah tangga, Ny. F memberikan stimulasi sesuai tumbuh
kembang anak usia 3bulan yaitu memberikan mainan anak yang beraneka warna dan bunyi.
2). Siapa yang menjadi pelaku sosialisasi anak–anak
Pelaku sosialisasi anak pada keluarga Tn. A adalah Ny. F dengan mengajak/ menggendong
anak ke tetangga sebelah rumah.
3). Nilai anak–anak dalam keluarga
Tn. A dan Ny. F menganggap anak adalah karunia yang berharga dari Tuhan yang tak
ternilai
4). Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola asuh
Anggota keluarga Tn. A berasal dari suku jawa dalam mengasuh anak mereka terkadang
masih mengikuti saran yang diberikan orang tua mereka.
5). Pengaruh kelas sosial dalam pengasuhan
Tn. A bekerja sebagai karyawan swasta mampu membelikan mainan yang sederhana untuk
tumbuh kembang anaknya
6). Estimasi resiko masalah pengasuhan
Anggota keluarga Tn. A memiliki anak usia 3bulan, dalam pola pengasuhan tidak ada
masalah
7). Kelayakan lingkungan rumah untuk bermain bagi anak
Lingkungan rumah keluarga Tn. A sangat kondusif bagi anak, mereka menata rumah
sesuai keamanan anak.
25
8). Pola istirahat: Tn. A bekerja sebagai karyawan swasta bekerja 8jam sehari,Tn. A pulang
bekerja sore hari.sedangkan Ny. F ibu rumah tangga sehari-hari mengurus anaknya. Tn. A dan
Ny. F biasanya beristirahat 8 jam/hari. Sedangkan anak C pada malam hari kadang terbangun
untuk minum asi dan mengganti popok.
9). Ketergantungan obat atau bahan: anggota keluarga Tn. A tidak memiliki ketergantungan
obat atau bahan sesuatu
10). Mencari pelayanan Kesehatan: anggota keluarga Tn. A biasanya kalua sakit pergi ke
perawat/bidan setempat atau kadang langsung ke puskesmas terdekat
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn A sudah memiliki seorang anak perempuan yang berumur 3 bulan rencana
untuk memiliki anak lagi sebenarnya ada tapi masih menunggu anaknya tumbuh besar
terlebih dahulu.
6. PEMERIKSAAN FISIK
26
Hari/ Tgl : Senin/21 November 2022
TB BB LL TD N
No Nama R x/’ S ºC Keterangan keluhan
Cm Kg A Cm Mm/Hg x/’
1 Tn. A 176 63 120/90 80 20 36
Teraba keras disalah
satu payudara dan
putting tidak menonjol.
2 Ny. F 158 59 120/70 79 18 36,4
Bayi tidak mampu
melekat pada payudara
ibu.
Tidak
3 An. C 67 4,2 11,1 114 26 36,5
terkaji
……………………………
27
B. ANALISA DATA
DS :
Menyusui tidak efektif
• Ny F mengatakan ASI nya
yang keluar hanya sedikit dan
belum tahu betul tentang
pentingnya ASI eksklusif dan
cara menyusui yang benar.
• Ny. F juga mengatakan sulit
melakukan perawatan
payudara supaya asinya lancar
DO :
• Teraba keras disalah satu
payudara
• Putting tidak menonjol.
• Bayi tidak mampu melekat
pada payudara ibu.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI d.d ASI tidak menetes/memancar
(D.0029)
D. PRIORITAS MASALAH
DIAGNOSA = Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI d.d ASI tidak
menetes/memancar (D.0029)
NO KRITERIA NILAI SKOR RASIONAL
29
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Evaluasi
Diagnosis
Khusus Rencana Tindakan
Keperawatan Umum Kriteria Standar Rasional
Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan Setelah Kepercaya An C tidak Edukasi Menyusui Dengan
b.d ketidakadekuatan tindakan dilakukan an diri iIbu rewel lagi (I.12393) pemberian
suplai ASI d.d ASI tidak keperawatan 1x24 tindakan meningkat setelah Observasi : edukasi
menetes/memancar jam diharapkan keperawatan Suplai ASI menyusu. - Identifikasi kesiapan dan menyusui
(D.0029) volume cairan ibu selam 1 kali adekuat Ny F tidak kemampuan menerima diharapkan
tercukupi untuk kunjungan ke perlekatan merasa informasi ibu dan
menghasilkan ASI keluarga bayi pada cemas lagi. - Identifikasi tujuan atau keluara
dengan kriteria diharapkan ibu payudara keinginan menyusui paham
hasil (L.03029) : dapat ibu sesuai Terapeutik tentang
1. Tetesan/ menghasilkan Dukungan - Sediakan materi dan media teknik
pancaran ASI ASI yang keluarga penddidikan kesehatan menyusui
meningkat optimal. dalam - Jadwalkan pendidikan yang benar
2. Suplai ASI proses kesehatan sesuai kesepakatan sehingga
adekuat menyusui - Berikan kesempatan ibu produksi
3. Bayi menangis bertanya ASI
setelah - Dukung ibu meningkatkan menjadi
menyusu kepercayaan diri dalam
30
menurun menyusui lancar
- Libatkan sistem pendukung
: suami, keluarga, tenaga
kesehatan dan masyarakat
Edukasi :
- Berikan konseling
menyusui
- Jelaskan manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi
- Ajarkan 4 posisi menyusui
dan pelekatan (latch on)
dengan benar
- Ajarkan perawatan
payudara antepartum dengan
mengompres dengan kapas
yang telah diberikan minyak
kelapa
- Ajarkan perawatan
payudara postpartum (mis.
Memerah ASI, pijat
payudara, pijat oksitosin)
31
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
(SOAP)
Menyusui tidak 21 November - Melakukan S : Ny F dan
efektif 2022/13.30 WIB identifikasi kesiapan keluarga
dan kemampuan mengatakan sudah
menerima informasi mengerti tentang
- Melakukan teknik menyusui
identifikasi tujuan yang tepat untuk
atau keinginan meningkatkan
menyusui produksi ASI dan
Sediakan materi dan ASI nya sudah
media penddidikan keluar namun belum
kesehatan lancar.
- Membuat jadwal
pendidikan kesehatan O : Ny F mampu
sesuai kesepakatan mempraktekkan
- Memberikan posisi dan
kesempatan ibu perlekatan yang
bertanya benar .
- mendukung ibu Anak tidak rewel
meningkatkan setelah disusui
kepercayaan diri
dalam menyusui A : Ny F dan
- melibatkan sistem keluarga mampu
pendukung : suami mengenal tentang
- Memberikan posisi dan pelekatan
32
konseling menyusui yang tepat untuk
- Mengajarkan mmaksimalkan
perawatan payudara produksi ASI
antepartum dengan
mengompres dengan P : Menganjurkan
kapas yang telah Ny F untuk
diberikan minyak mempertahankan
kelapa posisi menyusui
-Mengajarkan yang benar
perawatan payudara
postpartum (mis.
Memerah ASI, pijat
payudara, pijat
oksitosin)
33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4.2.1 Bagi instansi pelayanan kesehatan (Puskesmas)
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien
dengan lebih optimal dan mempertahankan hubungan kerjasama baik
antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya.
4.2.2 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan pendidikan
yang berkualitas dan profesional sehingga dapat menghasilkan
perawat-perawat yang trampil, inovatif dan profesional yang mampu
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik perawat.
34
4.2.3 Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan dapat sebagai sumber referensi dalam memberikan
pilihan terhadap persiapan dengan masalah ketidakcukupan ASI pada
keluarga childbearing dengan memberikan pendidikan kesahatan
tentang diet makanan yang mampu meningkatkan ASI untuk
meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan produksi ASI dalam
perawatan klien yang mengalami ketidakcukupan ASI dikeluarga
childbearing.
4.2.4 Bagi penulis
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan khususnya
pada keluarga childbearing dengan masalah ketidakcukupan ASI
berhubungan dengan produksi ASI kurang, baik individu, keluarga dan
masyarakat serta dapat menjadi pegangan atau manfaat bagi penulis
untuk meningkatkan pengetahuan dalam tahap perkembangan keluarga
childbearing.
35
DAFTAR PUSTAKA
36