Anda di halaman 1dari 24

KONSEP TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN

CHILDBEARING FAMILY

Disusun Oleh:

1. Ajeng Fitria Eri Desviana (1901007)


2. Alfandi Tri Pamungkas (1901008)
3. Dwi Noviatun (1901017)
4. Dyah Setyaningrum (1901018)
5. Ilham Ilahi (1901017)
6. Iyan Fathur Rahman (1901028)
7. Nur Kholis Achmad F (1901036)
8. Nuraini Nabila (1901037)
9. Sherly Yunita (1901046)
10. Sri Vivin Oktaviani (1901047)
11. Tetrine Prameswari (1901049)

PRODI S1 KEPERAWATAN TINGKAT 3

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Klaten, 18 Mei 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................3
A. Konsep Keluarga Childbearing.......................................................................................3
1. Pengertian...................................................................................................................3
2. Tugas Perkembangan Keluarga Childbearing.......................................................3
3. Perhatian Pelayanan Kesehatan...............................................................................4
4. Masalah Yang Lazim Terjadi Pada Keluarga Childbearing................................5
5. Kehamilan..................................................................................................................6
6. Peranan Keluarga......................................................................................................9
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................9
1. Pengkajian..................................................................................................................9
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................................14
3. Perencanaan Keperawatan.....................................................................................14
4. Implementasi Keperawatan....................................................................................19
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................................................19
BAB III....................................................................................................................................20
PENUTUP...............................................................................................................................20
A. Kesimpulan......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam
keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan dalam
menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh anggota yang membutuhkan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat sehingga dalam
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat memperoleh 2 sisi penting yaitu
memenuhi kebutuhan perawatan pada individu yang menjadi anggota keluarga dan
memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam
memberikan asuhan keperawatan perawat perlu juga memperhatikan hal-hal penting
antar lain nilai-nilai dan budaya yang dianut oleh keluarga sehingga keluarga dapat
menerima dan bekerja sama dangan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat
dalam mencapai tujuan asuhan yang telah ditetapkan.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan


yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal klien.bagi
klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadapinya.
Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan
keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan memelihara kesehatan,
serta mengatasi masalah kesehatan.

Keluarga baru (Childbearing Family) merupakan tahap perkembangan keluarga ke


II, Friedman (2002), yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
bayi berusia 30 bulan. Menurut sebagian besar orang menyatakan bahwa tahap ini
merupakan tahap penuh stressor karena merupakan tahap transisi menjadi orang tua.
Sebuah ketidakseimbangan bisa terjadi sehingga bisa menimbulkan krisis keluarga yang
dapat berakhir dengan perasaan tidak memadai menjadi orang tua dan menyebabkan
gangguan dalam hubungan pernikahan.

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis akan memaparkan mengenai Asuhan


Keperawatan Keluarga pada Keluarga Childbearing yang dilakukan oleh perawat untuk

1
mengelola stressor yang mungkin timbul dan bersama keluarga menentukan pemecahan
permasalahan tersebut, sehingga keluarga mampu secara mandiri menyelesaikan tugas
perkembangannya, mengenali dan menyelesaikan masalah kesehatannya dan pada
akhirnya mampu tampil sebagai sebuah keluarga mandiri, sejahtera, produktif dan
menjalankan seluruh fungsi keluarga dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah bagaimana gambaran
pemberian asuhan keperawatan pada keluarga Childbearing ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk mendapatkan gambaran dari asuhan keperawatan pada
keluarga Childbearing.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khususnya adalah :
a. Menggambarkan konsep keluarga Childbearing
b. Menggambarkan pengkajian yang dilakukan pada keluarga Childbearing
c. Menggambarkan diagnosis keperawatan pada keluarga Childbearing
d. Menggambarkan perencanaan keperawatan pada keluarga Chilbearing

2
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga Childbearing
1. Pengertian
Menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2002), keluarga
Childbearing adalah keluarga yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Keluarga childbearing adalah keluarga yang
berada pada tahap perkembangan ke II .
Menurut Rodgers dalam Friedman (1998), keluarga Chilbearing adalah
keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Dari
beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga
Childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II mulai dari
kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan.

2. Tugas Perkembangan Keluarga Childbearing


Menurut Duvall & Miller (1985) dan Charter & McGoldrick (1988) dalam
Friedman (2002), tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan
bayi baru ke keluarga)
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dengan pasangan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran
orangtua dan kakek nenek dalam pengasuhan
Menurut Spradley( ) tugas perkembangan keluarga Childbearing adalah:
persiapan untuk bayi, penataan role masing-masing dan tanggung jawab, persiapan
biaya, adaptasi dengan pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan,
persalinan dan menjadi orang tua.

3. Perhatian Pelayanan Kesehatan


Perhatian pelayanan kesehatan yang menjadi fokus utama asuhan keperawatan
pada keluarga childbearing menurut Friedman (2002), adalah :

3
a. Persiapan untuk pengalaman melahirkan
Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan pasangan suami istri. Saat
Kehamilan terjadi adaptasi maternal yang merupakan proses sosial dan kognitif
yang kompleks bukan hanya berdasarkan naluri tetapi dipelajari. Awal
kehamilan istri biasanya banyak tidur dan mempunyai keinginan untuk berhenti
dari aktivitas sehari – hari yang penuh tuntutan dan rutinitas. Trimester ke II
mulai mengalihkan perhatian ke dalam kandungannya. Trimester III
perlambatan aktivitas dan waktu terasa cepat berlalu sehingga aktivitas dibatasi.
Istri mulai mengubah konsep dirinya menjadi siap menjadi orang tua.
b. Transisi menjadi orang tua
Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan
hangat, sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua tercapai. Ibu
dan Ayah kadang – kadang secara tiba – tiba berselisih dengan semua peran
yang mengasyikan yang telah dipercayakan.
c. Perawatan bayi yang sehat
Ibu yang pertama kali mempunyai anak akan banyak meminta bantuan di
dalam proses perawatan bayinya. Banyaknya nasehat dari orang tua, tetangga,
teman dan lingkungan terkadang membuat ibu baru merasa kebingungan.
Kelelahan secara fisik dan emosional dapat membuat ibu baru mengalami post
partum blues dan perasaan tidak berdaya.
d. Mengenali secara dini dan menangani masalah – masalah kesehatan fisik anak
dengan tepat
Keluarga baru belum mempunyai pengalaman mengenai proses pengasuhan
dan perawatan anak terutama mengenai tanda dan gejala suatu kondisi sakit.
Mereka banyak membutuhkan bantuan untuk melakukan tindakan mendapatkan
pelayanan kesehatan. Kebanyakan belajar dan mendapatkan pengetahuan dari
orang tua atau teman yang telah lebih dulu mempunyai anak.
e. Imunisasi
Keluarga baru banyak yang sudah memahami pentingnya
mengimunisasikan bayinya. Tetapi pada sebagian budaya yang menolak untuk
melakukan tindakan ini dikarenakan kepercayaan imunisasi akan menimbulkan
sakit. Penyuluhan dan bantuan layanan kesehatan juga dibutuhkan oleh
keluarga.
f. Pertumbuhan dan perkembangan yang normal

4
Pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi perhatian yang penting.
Pada masa ini anak sedang berada pada proses interaksi dan adaptasi dengan
lingkungan baru. Keluarga perlu diberitahukan untuk melakukan pengawasan
terhadap tumbuh kembang anak dengan secara teratur membawa anak ke
pelayanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas atau petugas kesehatan
terdekat. Sehingga dapat teridentifikasi kondisi gangguan dari tumbuh kembang
anak.

4. Masalah Yang Lazim Terjadi Pada Keluarga Childbearing


Tahap ini dimulai dengan kehamilan dan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi menjadi orang tua adalah salah satu kunci
dalam siklus kehidupan keluarga, dan sistem permanen dalam keluarga mulai
terbentuk. Masa menjadi orang tua ini bagi sebagian orang merupakan masa transisi
kehidupan yang penuh stress, periode ketidakseimbangan, memerlukan banyak
perubahan yang dapat menyebabkan krisis keluarga, perasaan tidak memadai jadi
orang tua, dan menyebabkan gangguan hubungan pernikahan.
Stressor yang paling sering adalah kehilangan kebebasan personal akibat
tanggung jawab menjadi orang tua, kurangnya waktu dan hubungan persahabatan
dalam pernikahan sering teridentifikasi.
Penyesuaian menjadi orang tua menjadi hal penting karena kehadiran bayi
sebagai anggota baru membutuhkan perubahan yang tiba–tiba sampai menuntut
peran yang tidak henti–hentinya. Perasaan tidak memadai, kurangnya bantuan dari
keluarga dan teman, saran yang bertentangan dan profesional pelayanan kesehatan.
Ibu biasanya sangat kelelahan baik secara fisik maupun psikologis dan
terbebani dengan tugas rumah tangga dan mungkin oleh tanggung jawab pekerjaan.
Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya seorang
anak, pola hubungan antar pasangan dan sebagai orang tua menunjukkan pola
transaksional yang berubah drastis.
Friedman, (2002) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicara satu
sama lain, sedikit memiliki kesenangan, kurang menstimulasi percakapan dan
kualitas pernikahan menurun sehingga pada tahap ini kebahagiaan pernikahan lebih
rendah.
Penyesuaian dengan keluarga besar dan teman – teman juga terjadi, akses
terhadap jaringan kerja dan sistem dukungan sosial untuk menerima kepuasan dan

5
memiliki perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga muda juga perlu
mengetahui kapan mereka membutuhkan bantuan dan dari mana mereka
mendapatkannya serta kapan mereka harus bergantung pada sumber – sumber dan
kekuatan dari dalam diri mereka sendiri.
Hubungan pernikahan yang kuat dan aktif turut berperan dalam kestabilan dan
moralitas keluarga. Hubungan suami istri yang memuaskan akan memberikan
kekuatan dan energi pada pasangan untuk diberikan kepada bayinya.

5. Kehamilan
Berdasarkan definisi bahwa keluarga Childbearing adalah keluarga yang
dimulai dengan kehamilan sampai kelahiran hingga anak pertama berusia 30 bulan,
maka perlu juga pembahasan tentang kehamilan dan perubahan peran apa saja yang
terjadi dalam keluarga terkait dengan kehamilan. Ibu Hamil (Maternal) adalah: suatu
kondisi dimana seorang perempuan mengalami suatu kondisi kehamilan. Kehamilan
adalah suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel
telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa).
Kehamilan terbagi atas trimester I (1 – 14 minggu), trimester II (14 – 28
minggu), trimester III (28 – 42 minggu).
Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu hamil adalah :
a. Respon terhadap perubahan citra tubuh
Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang
cepat dan nyata. Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah, tetapi pada
trimester II pembesaran abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan
pembesaran payudara memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh
tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas. Perasaan ini
semakin kuat seiring bertambahnya usia kehamilan.
b. Ambivalensi selama masa hamil
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta
dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah
respon normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu
peran baru. Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama
hamil. Bahkan wanita yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu
dapat memiliki sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin
c. Hubungan seksual

6
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual Beberapa pasangan
menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain
mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda – beda ini dipengaruhi oleh
faktor – faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks
selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.
d. Kekhawatiran tentang janin
Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda – beda selama masa
hamil (Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang
sengaja tidak mau memberitahukan kehamilannya kepada orang lain sampai
periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan
adanya gerakan dan denyut jantung, Kecemasan orang tua yang terutama ialah
kemungkinan cacat pada anaknya.
Tugas Perkembangan Ibu Hamil (Maternal) :
a. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide
kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut
(Lederman, 1984). Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan
respons emosionalnya dalam menerima kehamilan. Kesiapan menyambut
kehamilan Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa
kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab
bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti
menerima kehamilan (Entwistle, Doering, 1981).
b. Mengenal peran ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang
wanita, yakni melalui memori - memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh
oleh ibunya. Persepsi kelompok sosialnya mengenai peran feminim juga
membuatnya condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah
atau tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran - peran batu
loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat adik -
adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu.
c. Hubungan Ibu – Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika
wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu (Rubin,

7
1975; Gaffney, 1988a). Mereka mulai berpikir seakan-akan dirinya adalah
seorang ibu dan membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka miliki.
d. Persiapan melahirkan
Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk
menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang
tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman,
orang yang tidak dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi
nasihat, arahan, dan perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa
cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk
dirinya dan anaknya (Rubin, 1975).
e. Hubungan dengan Pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang
anak (Richardson,1983). Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita
yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan
menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi
persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas
(Grossman,Eichler,Winckoff,1980; May,1982). Ada 2 kebutuhan utama yang
ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983). Kebutuhan pertama
ialah menerima tanda – tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua
ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan
mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975) menyatakan bahwa
wanita hamil harus “memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam
keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut.” Hubungan pernikahan
tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu. Bertambahnya seorang anak
akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama – lamanya.
f. Kesiapan untuk melahirkan
Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan napas dan
gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga mengganggu tidur ibu. Nyeri
pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan
timbulnya varies dapat sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa
canggung mengganggu kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga
rutin, dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan istirahat. Pada saat ini
kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan, apakah disertai
rasa suka cita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk

8
melihat hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat
wanita siap masuk ke tahap persalinan.

6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan ayah: sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satukelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak: anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spritual.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus
menerus dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang
dikumpulkan. Dengan kata lain data dikumpulkan secara sistematik menggunakan
alat pengkajian keluarga, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk
menginterprestasikan artinya. (Friedman, 2010).
a. Pengkajian keluarga meliputi :
Pengkajian data umum :
1) Nama KK
2) Umur
3) Alamat
4) Pekerjaan KK
5) Pendidikan KK

9
6) Komposisi keluarga
7) Genogram
8) Tipe Keluarga
9) Suku Bangsa
10) Agama
11) Status Sosial Ekonomi Keluarga
12) Aktivitas Rekreasi Keluarga
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Keluarga Saat ini
Tahapan perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh usia anak tertua
dari keluarga inti.
2) Tugas Tahapan Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhidan kendala
yang dialami keluarga.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan
anggota keluarga, upaya dalam pencegahan suatu penyakit.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari penyakit menular dan
keturunan.
5) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
 Ukuran rumah.
 Kondisi dalam rumah dan luar rumah.
 Kebersihan rumah
 Ventilasi rumah.
 Saluran pembuangan air limbah.
 Pengolahan sampah.
 Kepemilikan rumah.
 Kamar mandi.
 Denah rumah
b) Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunias setempat

10
dan meliputi kebiasaan, nilai dan norrma serta budaya penduduk
setempat.
c) Mobilisasi geografi keluarga
Menjelaskan mobilisasi keluarga dan anggota keluarga.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul dan
berinteraksi dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga
yang mendukung kesehatan.
6) Struktur komunikasi keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga dan bagaimana
anggota keluarga menciptakan komunikasi.
b) Struktur Kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
c) Struktur peran
Menjelaskan tentang peran masing – masing anggota keluarga secara
formal maupun informal baik di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan masyarakat.
d) Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai sistem norma yang dianut keluarga dan
berhubungan dengan kesehatan.
e) Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu :
a) Fungsi afektif
Yaitu fungsi mempertahankan kepribadian memfsilitasi stabilisasi
kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota
keluarga.
b) Fungsi Sosialisasi dan status sosial
Yaitu fungsi memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif, serta

11
memberikan status pada anggota keluarga.
c) Fungsi Reproduksi
Yaitu fungsi untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d) Fungsi Ekonomi
Yaitu fungsi menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.
e) Fungsi Perawatan Kesehatan
Yaitu menyediakan kebutuhan fisik : makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan.
7) Stress dan Koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga dan
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sedangkan
stressor jangka panjang adalah stressor yang memerlukan penyelesaian
lebih dari 6 bulan
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi Mengkaji
sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor dan situasi.
c) Strategi koping yang digunakan
Menjelaskan strategi seperti apa yang digunakan keluarga bila ada
permasalahan.
d) Harapan keluarga
Menjelaskan harapan keluarga terhadap kesehatan.
e) Pemeriksaan fisik
Pada Pemeriksaan fisik anggota keluarga meliputi : Pengkajian mental,
pengkajian fisik, pengkajian fisik, pengkajian emosi, pengkajian sosial
dan pengkajian spritual
f) Penetapan prioritas masalah
Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam
merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui perhitungan
skor. Skala ini memiliki empat kriteria.
 Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko
(skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai
dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah

12
pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.
 Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan skala
mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan
bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan
(pengetahuan klien/keluarga, teknologi, dan tindakan untuk
menangani masalah yang ada), sumber daya keluarga (dalam
bentuk fisik, keuangan, dan tenaga) sumber daya perawat
(pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya
masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan
sokongan masyarakat).
 Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan skala skor
tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1.
Pembenaran di tunjang dengan data dari masalah yang berhubungan
dengan penyakit atau masalah. Lamanya maslah (waktu masalah
itu ada), tindakan yang sedang dijalankan(tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah), dan adanya kelompok yang sangat
peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
 Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor
2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan
bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data persepsi kelurga dalam
melihat masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya skala dalam
prioritas dapat dilihat dalam tabel
N Kriteria Skor Bobot Pembenaran
o
1 Sifat masalah
Skala aktual resiko 3
Potensial/wellnes 2 1
1
2 Kemungkinan 2 2
masalah dapat diubah 1
Skala: mudah 0
sebagian tidak dapat
3 Potensi masalah 3 1

13
untuk dicegah 2
Skala: tinggi 1
cukup rendah
4 Menonjolnya 2 1
masalah Skala: 1
segera 0
Tidak perlu segera
Tidak diraskan
Tabel 1 skala untuk menentukan prioritas askep keluarga

Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap kriteria kemudian kita
lakukan perhitungan menggunakan rumus berikut untuk menetapkan nilai
masalah. skor dibagi angka tertinggi di kali bobot, jumlahkan skor nya. skor
tertinggi merupakan prioritas diagnosis yang akan kita tanggulangi lebih dahulu
(Ester, 2007)
Skor X Bobot = Nilai Masalah

Skala tertinggi

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia
terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan respon dari
seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas. Diagnosa Keperawatan yang
bisa diambil berdasarkan masalah menurut SDKI:
a. Menyusui tidak efektif (D.0029)
b. Resiko Gangguan Perkembangan (D.0107)
c. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua (D.0122)

3. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1 Menyusui tidak Setelah dilakukan a. Edukasi menyusi (I.12393)
efektif (D.0029) tindakan keperawatan 1) Observasi
selama (....x 24 jam), - Identifikasi kesiapan
diharapkan masalah dan kemampuan
menyusui tidak efektif menerima informasi

14
menurun dengan - Identifikasi tujuan
kriteria hasil: dan keinginan
a. Status menyusui menyusui
membaik 2) Terapeutik
(L.03029) - Berikan konseling
- Suplai ASI menyusui
adekuat - Jelaskan manfaat
meningkat menyusui bagi ibu
- Tetesan/ dan bayi
pancaran ASI - Ajarkan 4 posisi
meningkat menyusui dan
b. Dukungan pelekatan dengan
keluarga benar
meningkat 3) Edukasi
(L.13112) - Sediakan materi dan
- Menanyakan media pendidikan
kondisi pasien kesehatan
meningkat - Jadwalkan pendidikan
- Verbalisasi kesehatan sesuai
keinginan kesepakatan
untuk - Berikan keempatan
mendukung untuk bertanya.
anggota b. Pendampingan proses
keluarga yang menyusui (I.03130)
sakit 1) Observasi
meningkat - Monitor kemampuan
- Bekerjasama ibu untuk menyusui
dengan - Monitor kemampuan
penyedia bayi menyusu
layanan 2) Terapeutik
kesehatan - Dampingi ibu selama
dalam kegiatan menyusui
menentukan berlangsung
perawatan - Dukung ibu
meningkat meningkatkan
kepercayaan diri
untuk menyusui
dengan menggunakan
boneka saat
membantu ibu
memposisikan
bayinya
- Dampingi ibu
memposisikan bayi

15
dengan benar untuk
menyusu pertamakali
3) Edukasi
- Ajarkan ibu
mengenali tanda-
tanda bayi siap
menyusi
- Ajarkan posisi
menyusui
- Informasikan ibu
untuk menyusui pada
satu payudara sampai
bayi melepas sendiri
puting ibu
2 Resiko Gangguan Setelah dilakukan a. Promosi Perkembangan Anak
Perkembangan tindakan keperawatan 1) Observasi
(D.0107). selama (....x 24 jam), - Identifikasi kebutuhan
diharapkan Status khusus anak dan
perkembangan kemampuan adaptasi
membaik dengan anak.
kriteria hasil (L.10101) 2) Terapeuitik
: - Fasilititasi hubungan
a. Ketrampilan / anak dengan teman
perilaku sesuai usia sebaya.
meningkat. - Berikan mainan yang
b. Kemampuan sesuai dengan usia
melakukan anak
perawatan diri - Bernyanyi bersama
meningkat anak lagu-lagu yang
c. Kontak mata disukai anak
meningkat. - Bacakan
d. Pola tidur cerita/dongeng untuk
meningkat. anak
3) Edukasi
- Jelaskan nama- nama
benda obyek yang ada
dilingkungan sekitar.
- Ajarkan pengasuh
milestones
perkembangan dan
perilaku yang
dibentuk.
- Ajarkan sikap
kooperatif, bukan

16
kompetisi diantar
anak
- Demostrasikan
kegiatan yang
meningkatkan
perkembangan pada
pengasuh.
4) Kolaborasi
- Rujuk untuk
konseling, jika
perlu
-
3 Kesiapan Setelah dilakukan a. Edukasi perkembangan bayi
peningkatan tindakan keperawatan (I.12436)
menjadi orang tua selama (....x 24 jam), 1) Observasi
(D.0122) diharapkan kesiapan - Identifikasi kesiapan
menjadi orang tua dan kemampuan
meningkat dengan menerima informasi
kriteria hasil : 2) Terapeutik
a. Peran menjadi - Sediakan media dan
orang tua membaik materi pendidikan
(L.13120) kesehatan
- Perilaku - Jadwalkan pendidikan
posisitif kesehatan sesuai
menjadi orang kesepakatan
tua meningkat - Berikan kesempatan
- Interaksi untuk bertanya
perawatan 3) Edukasi
bayi - Jelaskan proses
meningkat tumbuh kembang bayi
- Verbalisisai - Jelaskan aktivitas
memiliki bayi yang mendukung
meningkat perkembangan bayi
- Kebutuhan - Anjurkan membangun
fisik atau interajsi yang baik
anggota dengan bayi
keluarga - Ajarakan
terpenuhi mengidentifikasi
meningkat kebutuhan spesial dan
b. Penampilan peran adaptasi yang
membaik dibutuhkan
(L.13119) 4) Kolaborasi
- Verbalisasi - Rujuk keluarga ke
harapan support group jika

17
terpenuhi perlu
menigkat b. Promosi pengasuhan (I.13495)
- Verbalisasi 1) Observasi
kepuasan peran - Identifikasi keluarga
meningkat resiko tinggi dalam
- Adaptasi peran program tindak lanjut
meningkat 2) Terapeutik
- Strategi koping - Dukung ibu
yang efektif menerima dan
meningkat melakukan perawatan
- Tanggung prenatal secara teratur
jawab peran dan sedini mungkin
meningkat - Fasilitasi orang tua
dalam memiliki
harapan yang realistis
sesuai tingkat
kemampuan dan
perkembangan anak
- Fasilitasi orang tua
dalam menerima
transisi peran
- Sediakan media untuk
mengembangkan
keterampilan
pengasuhan
- Fasilitasi orang tua
mengembangkan
keterampilan sosial
dan koping
- Fasilitasi
pengguanaan
kontrasepsi
3) Edukasi
- Ajarkan orang tua
untuk menanggapi
isyarat bayi.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dan rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Perencanaan yang sudah
disusun dilaksanakan dengan mobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga,

18
masyarakat, pemerintah Pada study kasus ini saya akan melakukan tindakan
pendidikan kesehatan tentang diet makanan yang tepat untuk meningkatkan produksi
ASI pada keluarga dengan keluarga childbearing (Jhonson & Leny R, 2010).

5. Evaluasi Keperawatan
Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Tahap penilaian atau
evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan (Dion &
Betan, 2013).

19
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam
keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Menurut Rodgers dalam Friedman
(1998), keluarga Chilbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari
kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan (2,5 tahun). Menurut Spradley tugas perkembangan keluarga Childbearing adalah:
persiapan untuk bayi, penataan role masing-masing dan tanggung jawab, persiapan
biaya, adaptasi dengan pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan,
persalinan dan menjadi orang tua.

Dalam melakukan asuhan keperawatan ini, pengkajian keluarga ditandai dengan


pengumpulan informasi yang terus menerus dan keputusan profesional yang
mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan. berdasarkan masalah menurut
(Herman, T. Heather 2015) yaitu: Ketidakcukupan ASI berhubungan dengan produksi
ASI kurang, Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan intervensi dirancang untuk mencapai tujuan yang sdah diterapkan,
implementasi dilakukan sesuai intervensi dan evaluasi dilakukan untuk melihat
perkembangan apakah masalah sudah teratasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dion, Yohanes & Yasinta Betan. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Jhonson L & Leny R, 2010. Keperawatan Keluarga : Plus Contoh Askep Keluarga,
Yogyakarta: Nuha Medika
Stables, Dot & Jean Rankin. (2017). Physiology in Childbearing. China : Elsevier.
Sursilah, Ilah. (2018). Asuhan Persalinan Normal dengan Inisiasi Menyusui Dini. Yogyakarta
: Dee Publish
Susanto T. Buku ajar keperawatan keluarga. Jakarta: Trans Info Media; 2016.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta Selatan: DPP PPNI.

21

Anda mungkin juga menyukai