DIII KEPERAWATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Asuhan keperawatan keluarga yang baru
menikah”.
Tujuan kami menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperwatan Keluarga II”
guna untuk mengetahui dan lebih memahami tentang materi ” Tentang Asuhan keperawatan keluarga yang baru
menikah”.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang masih berhubungan dengan makalah ini sangat kami harapkan untuk menyempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................................. 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru menikah)
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang
terjadi pada keluarga pemula (baru menikah)
4
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
pemula (baru menikah)
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang dibentuk
karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari
suami, istridan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun
adopsi.
2. Keluarga asal (family of origin)
Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga
tempat asal seseorang dilahirkan.
3. Keluarga besar (extended family)
Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah
keluarga yang lain (karena hubungan darah) misalnya kakek,
nenek,bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti
orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, sert keluarga pasangan
sejenis(guy /lesbian families).
4. Keluarga berantai (social family)
Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
suatu keluarga inti.
5. Keluarga duda atau janda
Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena
perceraian dan kematian pasangan yang dicintai.
6. Keluarga komposit (composite family)
Keluarga komposit (compositefamily) adalah keluarga dari
perkawinan poligami atau perkawinan poliandri dan hidup
bersama.
7. Keluarga kobilitasi (cohabitation)
Keluarga kobilitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu
keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Bentuk
keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan budaya orang
timur. Namun, lambat laun keluarga kohabilitasi ini mulai
dapatditerima.
8. Keluarga inses (incest family)
Keluarga inses (incest family) adalah bentuk keluarga yang tidak
lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah
kandungnya,ibu menikah dengan anak kandung laki-laki paman
menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari
satu ayah menikah dengan anak perempuan tirinya.
8
9. Keluarga tradisional dan nontradisional
Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga
non tradisional tidak diikat oleh perkawinan.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan
emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas
dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan
kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan
feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-
kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota
keluarga nya dan kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan
lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan
dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
E. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas
ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.Memodifikasi lingkungan kelarga untuk menjamin
kesehatan keluarga.
4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.
9
2.2 Tugas Perkembangan dan Masalah-masalah yang Terjadi Pada Keluarga
Pasangan Baru Menikah
A. Tugas Perkembangan Pada Keluarga Pasangan Baru Menikah
Menurut Doengoes (2010) pembentukan pasangan menandakan permulaan
suatu keluarga barudengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai
ke hubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut tahap pernikahan.
Pasangan yang baru menikah saat ini membuat porsi rumah tangga menjadi
lebih kecil daripada beberapa dekade sebelumnya.Tugas perkembangan
keluarga pasangan baru :
a) Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain.
b) Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan.
c) Perhatian kesehatan.
d) Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.
e) Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi
orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.
Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah:
a) Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan
bersama yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
Peran berubah. Fungsi baru diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi
kebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling menyesuaikan diri terhadap
hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan
hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan
kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan
menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan
hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas
utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan
yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam
Keluarga berencana
B. Masalah-masalah yang Terjadi Pada Keluarga Pasangan Baru Menikah
Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional,
kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik
sebelum maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada
penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling
prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi perselisihan/keributan
10
dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah belum bisa
menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi
yang berbeda.
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Teori pada Keluarga Baru Menikah
A. Pengkajian
1. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
- Riwayat keluarga inti meliputi, keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan
2. Pengkajian Lingkungan
- Karakteristik rumah meliputi: melihat luas rumah, type rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber
air minum yang digunakan.
- Sistem pendukung keluarga, meliputi adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan.
3. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
- Kebiasaan makan meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga .
- Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
4. Struktur keluarga
- Pola komunikasi
- Struktur peran anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap
peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas
atau tidak ada konflik dalam peran
5. Fungsi keluarga
- Meliputi fungsi afektif, fungsi sosial, fungsi ekonomi
6. Stress dan koping keluarga
Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor dan strategi
koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
11
8. Fokus Pengkajian Data Keluarga Baru Menikah
Menurut Suprajitno (2003) fokus pengkajian data pada pasangan baru
menikah adalah sebagai berikut:
- Kapan pertemuan pasangan?
- Bagaimana hubungan pasangan sebelum menikah?
- Bagaimana pasangan memutuskan untuk menikah?
- Adakah halangan terhadap perkawinan mereka?
- Bagaimana respon anggota keluarga terhadap pernikahan mereka?
- Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal termasuk orientasi
keluarga dari kedua pasangan?
- Siapa orang lain yang tinggal serumah dengan pasangan setelah
menikah?
- Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
- Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan hubungannya
dengan orang tua setelah perkawinan?
- Bagaimana tentang rencana mempunyai anak?
- Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?
- Bagaimana rutinitas pasangan secara individu setelah menikah?
- Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan aktual
Kurang pengetahuan berhubungan dengan perubahan peran
2. Diagnosa keperawatan risiko
Ketidakefektifan pola seksualitas berhubungan dengan masalah
pasangan (ketidaktahuan)
3. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan
Kesiapan untuk meningkatkan proses keluarga/ Kesiapan untuk
meningkatkan hubungan (Carpenito, 2013)
C. Intervensi Keperawatan
1. Pra-nikah
- Konseling pra-nikah
Konseling pranikah merupakan prosedur pelatihan berbasis
pengetahuan dan keterampilan yang menyediakan informasi
mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk
mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan
menikah setelah mereka menikah (Damayanti, 2012).
12
Tujuan konseling pranikah adalah meningkatkan hubungan
sebelum pernikahan sehingga dapat berkembang menjadi hubungan
pernikahan yang stabil dan memuaskan. Konseling pranikah akan
membekali pasangan dengan kesadaran akan masalah potensial yang
dapat terjadi setelah menikah, dan informasi serta sumber daya untuk
secara efektif mencegah atau mengatasi masalah-masalah pernikahan
hingga pada akhirnya dapat menurunkan tingkat ketidakbahagiaan
dalam pernikahan dan perceraian.
Materi yang diberikan saat konsultasi pra-nikah (Damayanti,
2012)
Informasi mengenai kehidupan pernikahan kepada pasangan
Cara meningkatkan kemampuan komunikasi pasangan
Cara mengembangkan keterampilan menyelesaikan konflik
Memberi kesempatan pada pasangan untuk mendiskusikan
mengenai topik tertentu yang sensitif, seperti mengenai peran
dan tanggung jawab suami-istri, seks, keuangan, dan
hubungan dengan mertua.
- Pemberian imunisasi TT
Pada calon pengantin sebaiknya menjalani imunisasi TT untuk
mencegah tetanus neonatorum, setiap pernikahan pasti bertujuan
untuk menghasilkan keturunan sehingga persiapan kehamilan
dapat dilakukan semenjak wanita tersebut akan menikah. Hal ini
dikarenakan wanita hamil dengan persalinan berisiko tinggi paling
tidak mendapatkan 2 kali dosis vaksin TT.
Dosis TT kedua sebaiknya diberikan paling tidak 4 minggu
setelah pemberian dosis pertama, dan dosis kedua sebaiknya
diberikan paling tidak 2 minggu sebelum persalinan. Untuk ibu
hamil yang sebelumnya pernah menerima TT 2x pada waktu calon
pengantin atau pada kehamilan sebelumnya, maka dapat diberikan
booster TT 1x saja (Cahyono, 2010).
2. Pasca-nikah
- Konseling prekonsepsi
Konseling prekonsepsi muncul setelah adanya konsepsi
prenatal dimana konseling prekonsepsi ini merupakan konseling pra
kehamilan yang betujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang tidak terencana. Sebelum kehamilan itu terjadi, prenatal care
13
sudah mulai diterapkan dengan adanya asuhan prekonsepsi
(preconceptional care) pada saat merencanakan kehamilan. Secara
menyeluruh, program ini dilanjutkan dengan penegakan diagnosis
kehamilan yang tepat, evaluasi awal prenatal dan melakukan follow
up atau pemantauan melalui kunjungan prenatal.
Tujuan lain dari pelaksanaan preconceptional care antara lain
adalah untuk meningkatkan pengetahuan, memperbaiki perilaku dan
kebiasaan baik dari pihak suami maupun istri terkait dengan
kesehatan prekonsepsi. Juga, untuk memastikan bahwa seorang
wanita berada dalam kondisi kesehatan yang optimal untuk
menjalani masa kehamilan. Apabila sebelumnya pernah terjadi
suatu komplikasi kehamilan, diharapkan dengan adanya asuhan
prekonsepsi ini, kemungkinan terjadinya komplikasi tersebut dapat
di minimalisir.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
rumah.
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun
perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina
hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan
penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan
rencana punya anak
3.2 Saran
Materi asuhan keperawatan keluarga baru atau pemula sebaiknya dipelajari oleh
seluruh mahasiswa sebagai bekal praktik lapangan di keperawatan komunitas,
sehingga sebagai perawat kita dapat memaksimalkan peran promotif dan preventif
terhadap kejadian permasalahan pada keluarga baru menikah.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
FORMAT PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn.D Bahasa sehari-hari Jawa
Jln. Kol.
H. Ismail 50 meter
Alamat Rumah & Telp No. 3 Yankesterdekat, Jarak dariPuskesmas
Belum
Pekerjaan bekerja Alat transportasi Sepeda motor
LANJUTAN
Status
Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
AnalisisMasalahKesehatanINDIVIDU : ________________________________________
C. STRUKTUR KELUARGA
Baik
Keluarga Tn.D mempunyai pola
komunikasi yang cukup
baik,terbuka,Bila timbul masalah
kelurga berusaha mendiskusikan
bersama-sama dan memberikan
umpan balik yang tepat.Dan tidak ada
pola komunikasi fungsional yang
Pola Komunikasi : V ditemukan keluarga. Disfungsional
17
V
Tdk ada konflik nilai
Norma yang dianut adalah norma
agama. Apabila menurut agama tidak
baik maka mereka tidak akan
Nilai/Norma KLg : V melakukan hal itu. Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Pengambilan keputusan berada di Tn.D tetapi tidak pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu
melibatkan Ny.J untuk memberikan masukan.
Genogram
31 th 24 th
18
D. FUNGSI KELUARGA
Berfungsi
Tn.D dan Ny.J selalu
berusahha saling
memperlihatkan kasih
sayang baik anatar
mereka berdua, maupun
orang tua dari ny.Jeni.
mereka selalu berusaha
menerapkan komunikasi
yang terbuka dalam
segala hal,sehingga
sampai saat ini jarang
Fungsi Afektif : V terjadi masalah. Tdk Berfungsi
Berfungsi
Ny.J mengatakan bahwa
ia dan suaminya hidup
bersama dan saling
menyesuaikan diri
terhadap peran-peran dan
fungsi-fungsi baru yang
mereka terima, termasuk
Fungsi Sosial : V peran suami istri. Tdk Berfungsi
Kurang Baik
Saat ini keluarga
Tn.Dedi belum
memiliki
pekerjaan. Jadi
untuk memenuhi
kebutuhan sehari-
hari kedua
pasangan ini,
masih bergantung
kepada orang tua.
Sehingga mereka
memutuskan
untuk tinggal
bersama orangtua
Fungsi Ekonomi : Baik Ny.J
E. POLA KOPING KELUARGA
Efektif
Keluarga
mengatakan nanti
akan menggunakan
sistem dukungan
sosialnya yaitu dari
keluarga besar
dalam membantu
mereka pada saat
membutuhkan
pertolongan
Mekanisme koping : V dikemudian hari. Tidak Efektif
:Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka
belum mempunyai pekerjaan. Keluarga mengatakan ada
perasaan cemas akan masa depan jika terus-terusan
Stressor yg dihadapi keluarga bergantung kepada mertua/orangtua.
19
Setiap pagi selalu dibuka Air yang digunakan berasal dari air
PencahayaanRumah : Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Baik/ Tidak* Ya/ Tidak*
Sebelum dan sesudah melakukan aktivitas selalu mandi 2x
Baik siang hari tampak terang sehari menggunakan air bersih
Saluran Buang Limbah : Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Tertutup/terbuka* Ya/ Tidak*
Sampah ditampung ditempat sampah samping Keluarga selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir
rumah dan sabun setiap hari
Air Bersih : Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, Ya/ Tidak*
sebutkan..... Selalu membuang sampah pada tempat yang tersedia
Kualitas air: air bersih bening tidak berbau Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
ya/tidak
namun kondisi rumah masih terlihat berantakan karena baru
seminggu yang lalu pasca pernikahan
1. Tidak
berbau
2. Tidak ada
hewan
disekitar
3. Jarak
jamban dari
tempat
penampung 12
meter dari
Jamban Memenuhi Syarat : sumber air ..............................................
........................................
20
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
YaTidak , karena keluarga tidak merasa ada tanda-tanda didalam keluarganya ada yang sakit
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat : Ya Tidak Namun jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit berusaha membawa berobat ke
Puskesmas terdekat
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga , Kader Kepada tenaga kesahatan seperti dokter dan perawat
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: Ya Tidak, jelaskan : Dengan cara membawa ke puskesmas terdekat
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan :
YaTidak, jelaskan : keluarga belum mampu memelihara kebersihan dalam rumah karena sibuk dengan acara resepsi pernikahan
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
AnggotaKeluarga 1 2 3 4 5 Tipe
Nyeri spesifik:
Durasi
Lokasi
21
Intensitas Gangg.Keseimb
Status mental: 1 2 3 4 5 Sistem pencernaan: 1 2 3 4 5
Bingung Intake cairan kurang
Cemas V Mual/muntah
Disorientasi Nyeri perut
Depresi Muntah darah
Menarik diri Flatus
Sistem integumen: 1 2 3 4 5 Distensi abdomen
Cianosis Colostomy
Akral Dingin Diare
Diaporesis Konstipasi
Jaundice Bising usus
Luka Terpasang Sonde
Mukosa mulut kering Sistem persyarafan: 1 2 3 4 5
Kapiler refil time Nyeri kepala
lebih 2 detik
Pusing
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Tremor
Stridor
Reflek pupil anisokor
Wheezing
Paralisis : Lengan
Ronchi
kiri/ Lengan kanan/
Akumulasi sputum
Kaki kiri/
Sistem perkemihan: 1 2 3 4 5
Kaki kanan
Disuria
Anestesi daerah
Hematuria
perifer
Frekuensi
Riwayat 1 2 3 4 5
Retensi pengobatan
Inkontinensia Alergi Obat
Pemeriksaan 1 2 3 4 5
Laboratorium
GDP/2JPP/acak
Asam Urat
Cholesterol
Hb
22
21
23
ANALISA DATA
NO. DATA PROBLEM ETOLOGI
1 DS : Gangguan proses Perubahan finansial
keluarga pada keluarga pada Tn.D
- Tn. D mengatakan belum Tn.D
memiliki pekerjaan
- Tn. D mengatakan susah
mendapatkan pekerjaan dan saat
ini terus mencari lowongan
pekerjaan
- Tn. D mengatakan ada persaan
khwatir terhadap masa depan
keluarga.
DO :
- Keluarga Tn.D tidak mampu
memenuhi kebutuhan fisik/
emosional/ spiritual anggota
keluarga
DO:
- Ativitashidupsehari-
haritidakefektifuntukmemenuhit
ujuankesehatan
- Ny. J tampak kurus
- Badan tidak idealis
24
SKORING
MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA: Perubahan finansial keluarga
Kriteria SKOR Bobot Pembenaran
SIFAT MASALAH
Wellness
Cemas menjadikan Tn.D
berkecil hati,tidak percaya diri
dan khawatir terhadap masa
Aktual 3 1 depan.
Resiko
Potensial
KEMUNGKINAN MASALAH
DAPAT DIUBAH
Mudah
Sumberdaya di keluarga cukup
kuat
1. Mertua saling
menghargaidan dapat
mengerti
2. Sistem dukungan sosial
keluarga kuat
3. Pola komunikasi keluarga
Sebagian 1 2 baik.
Tidak dapat
POTENSIAL MASALAH YANG
DAPAT DICEGAH
Tinggi
Jarak rumah dengan kota
terjangkau ( agak dekat).
Keluarga belum memanfaatkan
Cukup 2 1 lapangan pekerjaan yang ada.
Rendah
MENONJOLNYA MASALAH
Keluarga merasakan adanya
masalah, tapi cemas dianggap
Segera 2 1 hal biasa
Tak perlu
Tak dirasakan
25
Dilakukan di setiap diagnose keperawatan
(Skore/angka tertinggi)xbobot
SKORING
MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA: Manajeman kesehatan tidak efektif
Kriteria SKOR Bobot Pembenaran
SIFAT MASALAH
Wellness
Masalah penurunan berat badan
telah terjadi pada
Ny.Jdikarenakan terlalu banyak
pekerjaan dalam
mempersiapkan penikahan dan
setelah pernikahan dan
Aktual 3 1 akhirnya terjadi mudah lelah.
Resiko
Potensial
KEMUNGKINAN MASALAH
DAPAT DIUBAH
Mudah
Keluarga memiliki sumberdaya
yang cukup kuat untuk
mengatasi masalah yaitu:
1. Karena tidak memiliki
pekerjaan, jadi lebih banyak
istirahat dan makan yang
teratur.
2. Pola komunikasi yang baik
Sebagian 1 2 dalam keluarga
Tidak dapat
POTENSIAL MASALAH YANG
DAPAT DICEGAH
Tinggi
Masalah sudah berlangsung
belum terlalu lama, sekitar
kurang lebih 2 minggu terakhir
Cukup 2 1 ini.
Rendah
MENONJOLNYA MASALAH
Segera 2 1
Tak perlu
Tak dirasakan Masalah ada tapi di anggap hal
26
yang biasa oleh keluarga
27
INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Luaran Keperawatan (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
o Keperawatan Outcome Indikator Intervensi Aktivitas
1 Gangguan proses 1) kemampuan Setelah dilakukan Dukungan koping Observasi
. keluargapadaTn.D 1. Identifikasi respon
berhubungan dengan keluarga memenuhi tindakan keperawatan emosional thd
perubahan finansial kebutuhan fisik dalam waktu 1 x 24 jam kondisi saat ini
keluarga ditandai anggota keluarga 2. Identifikasi kesesuaian
masalah gangguan proses
dengan harapan
meningkat
DS: keluargapadaTn.D Antara pasien, keluarga
- Tn. D 2) kemampuan dan tenkes
sebagian teratasi
mengatakan keluarga memenuhi Terapeutik
belum memiliki 3. Dengarkan masalah,
kebutuhan
perasaan dan
pekerjaan emosional anggota pertanyaan keluarga
- Tn. D 4. Fasilitasi pengungkapan
keluarga meningkat
mengatakan perasaan
3) ketepatan peran
susah antara pasien dan
mendapatkan keluarga pada tahap keluarga/antar
pekerjaan dan perkembangan anggota keluarga
saat ini terus meningkat 5. Fasilitasi anggota
keluarga dalam
mencari 4) kemampuan mengidentifikasi dan
lowongan keluarga pulih dari menyelesaikan konflik
pekerjaan kondidi sulit 6. Fasilitasi pemenuhan
- Tn. D kebutuhan
meningkat
mengatakan ada dasar keluarga (mis,
persaan khwatir tempat tinggal,
terhadap masa makanan, pakaian)
7. Hargai dan dukung
depan keluarga.
mekanisme
28
DO : koping adaptif yang
digunakan
- Keluarga Tn.D Edukasi
tidak mampu 8. Informasikan kemajuan
memenuhi pasien
kebutuhan fisik/ 9. Informasikan fasilitas
emosional/ perawatan kesehatan
yang tersedia
spiritual anggota
keluarga
Dukungan Observasi
2 1. Identifikasi persepsi
Pengambilan mengenal
. Setelah dilakukan
Keputusan masalah dan informasi
1) Melakukan tindakan tindakan keperawatan yang memicu
Manajeman kesehatan
untuk mengurangi konflik
tidak efektif pada Ny.J dalam waktu 1 x 24 jam
faktor resiko Terapeutik
berhubungan dengan
meningkat masalah Manajeman 2. Fasilitasi mengklarifikasi
Tuntutan berlebih
2) Menerapkan nilai dan
karena adanya kesehatan tidak efektif
program perawatan harapan yang membantu
pernikahan ditandai
meningkat pada Ny.J teratasi membuat
dengan
pilihan
DS: Aktivitas hidup sebagian 3. Diskusikan kelebihan dan
- Menurut Ny. J
sehari-hari efektif Kekurangan dari setiap
pekerjaan solusi
memenuhi tujuan
persiapan 4. Motivasi
pernikahan kesehatan meningkat mengungkapkan tujuan
terlalu banyak perawatan yang
sehingga sering diharapakan
lupa makan 5. Fasilitasi pengambilan
29
- Ny. J keputusan
mengatakan secara kolaboratif
sekarang ini 6. Hormati hak pasien
untuk
mudah lelah
menerima dan menolak
- Ny. J informasi
mengatakan 7. Fasilitasi hubungan
terjadi antara pasien, keluarga,
penurunan BB dan tenakes lainnya
sebanyak 4 kg
Edukasi
dari 40 kg 8. Informasikan alternatif
menjadi 36 kg solusi secara jelas
dalam 1 bulan 9. Berikan informasi yang
(selama diminta pasien
persiapan
Kolaborasi
pernikahan) 10. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan
lain dlm memfasilitasi
DO:
pengambilan keputusan
- Ativitas hidup
sehari-hari tidak
efektif untuk
memenuhi
tujuan kesehatan
- Ny. J tampak
kurus
- Badan tidak
idealis
30
-
31
IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN
32
berhubungan dengan kondisi saat ini Responsif Dian
Tuntutan berlebih karena 09.30 2. Mengidentifikasi
adanya pernikahan kesesuaian harapan
ditandai dengan antara pasien,
DS: keluarga dan tenkes
- Menurut Ny. J 09.45 3. Mendengarkan Responsif Fanni
pekerjaan masalah, perasaan
persiapan dan pertanyaan
09.55 Responsif Firda
keluarga
pernikahan
4. Memfasilitasi
terlalu banyak pengungkapan
sehingga sering perasaan antara
lupa makan pasien dan
Responsif Dian
- Ny. J mengatakan keluarga/antar
10.15 anggota keluarga
sekarang ini
mudah lelah 5. Memfasilitasi
anggota keluarga
- Ny. J mengatakan
10.25 dalam Responsif Fanni
terjadi penurunan mengidentifikasi dan
BB sebanyak 4 menyelesaikan
kg dari 40 kg konflik
menjadi 36 kg 6. Memfasilitasi
dalam 1 bulan 11.00 pemenuhan Responsif Firda
(selama persiapan kebutuhan dasar
keluarga (mis, tempat
pernikahan)
tinggal, makanan,
11.20 pakaian) Responsif Fanni
DO: 7. Menghargai dan
- Ativitas hidup dukung mekanisme
koping adaptif yang
sehari-hari tidak Nila
digunakan
efektif untuk 8. Menginformasikan
memenuhi tujuan kemajuan pasien
kesehatan
Nila
- Ny. J tampak
kurus
- Badan tidak
idealis
33
34