Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

“KELUARGA DENGAN BALITA”


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

DOSEN MATA KULIAH :


Havijah Sihotang, S.Kep, Ners, M.Kep

DISUSUN OLEH :
Mita wari (20142011871)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINALITA SUDAMA MEDAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Balita” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dan penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Havijah Sihotang, S.Kep, Ners, M.kep pada mata kuliah Keperawatan
Keluarga. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Balita, bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 6 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB II KONSEP TEORI............................................................................................6
2.1 Konsep Anak Balita.............................................................................................6
2.2 Konsep Dasar Keperawatan Keluarga.................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................14
3.1 Pengkajian..........................................................................................................14
3.2 Analisa Data.......................................................................................................22
3.3 Diagnosa Keperawatan Keluarga Dengan Scoring............................................24
3.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan........................................................................27
3.5 Intervensi Keperawatan.....................................................................................27
3.6 Implementasi Dan Evaluasi...............................................................................28
BAB IV PENUTUP....................................................................................................30
4.1 Kesimpulan........................................................................................................30
4.2 Saran..................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................31

3
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga membentuk unit dasar dari masyarakat. Maka lembaga sosial yang
paling banyak memiliki efek-efek yang paling menonjol tehadap anggotanya yaitu
keluarga. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuatterhadap perkembangan
seorang individu yang dapat menentukan berhasil-tidaknya kehidupan individu
tersebut. Setiap anggota keluarga memilikikebutuhan dasar fisik, pribadi dan
sosial.Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan danharapan-
harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut. Sebuahkeluarga
diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dantuntutan dari
orang tua dan anak-anak. Ini menjadi satu tugas yang sulit karenaharus
memprioritaskan kebutuhan individu yang beraneka ragam pada saattertentu. Di lain
pihak, masyarakat mengharapkan setiap anggotanya memenuhikewajiban-
kewajibannya dan tuntutannya. Sebab itu keluarga harus menjadi perantara bagi
kebutuhan dan tuntutan dari anggota keluarganya dengankebutuhan dan tuntutan dari
masyarakat.
Dalam suatu keluarga tentunya terdapat orang dewasa dan anak-anak. Didunia
yang semakin modern ini, yang kita kenal dengan era post modern. Ada begitu
banyak tantangan yang harus dihadapi oleh setiap individu dan keluarga,apalagi
bicara soal kesehatan. Kesehatan sangat penting bagi kelangsunganhidup keluarga,
termasuk kesehatan anak-anak, terutama anak-anak yang berusia 5 tahun ke bawah.
Di usia ini anak-anak rentan dengan sakit penyakit,karena itu orang tua perlu ekstra
waspada dengan situasi dan kondisi anak-anaknya.Untuk itu pada kesempatan ini
akan dibahas mengenai AsuhanKeperawatan Keluarga dengan Balita.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak Usia Balita
?‖
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga
Dengan Balita
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Anak Balita
b. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

5
BAB II

KONSEP TEORI

BAB II KONSEP TEORI


2.1 Konsep Anak Balita
2.1.1 Pengertian Balita
Toodler atau balita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun), dimana
pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan
mengontrol orang lain melalui penolakan, kemarahan, dan tindakan keras kepala.
Pada periode ini adalah periode pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang
secara optimal (Hidayat, 2008)
Pada periode anak usia batita terdapat beberapa ciri-ciri perkembangan yaitu
anak selalu ingin mencoba hal yang diinginkannya dan rasa ingin tahu tentang
sesuatu lebih tinggi, anak usia toddler menolak atau menuntut apa yang dia inginkan
atau yang tidak diinginkan, dan didalam anak usia batita sudah tertanam rasa
otonomi. Laju pertumbuhan batita lebih besar dibandingkan usia prasekolah sehingga
memerlukan jumlah makanan yang relatif besar dengan pola makan yang diberikan
dalam porsi kecil, Saat usia batita anak masih tergantung penuh kepada orang tuanya
untuk melakukan kegiatan yang penting seperti mandi,buang air besar dan kecil, dan
makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah baik tetapi kemampuan lain
masih terbatas.
2.1.2 Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa batita di antaranya adalah
energi dan protein. Kebutuhan energi sehari untuk tahun pertama kurang lebih 100-
200 kkal/kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi
karbohidrat, lemak dan protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino
esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan
pembentukan protein dalam serum serta mengganti sel-sel yang telah rusak dan
memelihara keseimbangan cairan tubuh.

6
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita
Menurut (Soekirman, 2012) Faktor yang secara langsung dan tidak langsung
mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan dan penyakit infeksi. Beberapa
faktor yang melatar belakangi kedua faktor tersebut, misalnya faktor ekonomi dan
keluarga :
1. Ketersediaan dan Konsumsi Pangan
Penilaian konsumsi pangan rumah tangga atau secara perorangan merupakan cara
pengamatan langsung yang dapat menggambarkan pola konsumsi penduduk menurut
daerah, golongan sosial ekonomi dan sosial budaya. Konsumsi pangan lebih sering
digunakan sebagai salah satu teknik untuk memajukan tingkat keadaan gizi
2. Infeksi
Penyakit infeksi dan keadaan gizi anak merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Dengan infeksi, nafsu makan anak mulai menurun dan mengurangi
konsumsi makanannya, sehingga berakibat berkurangnya zat gizi ke dalam tubuh
anak. Dampak infeksi yang lain adalah muntah dan mengakibatkan kehilangan zat
gizi. Infeksi yang menyebabkan diare pada anak dapat mengakibatkan cairan dan zat
gizi di dalam tubuh berkurang.
3. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan
sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah bahan makanan. Status gizi yang
baik penting bagi kesehatan setiap orang, termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan
anaknya. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting dalam
penggunaan dan pemilihan bahan makanan dengan baik sehingga dapat mencapai
keadaan gizi yang seimbang.
4. Higiene Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak lebih mudah terserang
penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status gizi. Sanitasi lingkungan
sangat terkait dengan ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban, jenis lantai rumah
serta kebersihan peralatan makan pada setiap keluarga.

7
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Balita
Ada beberapa Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
yaitu :
1. Faktor genetic
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Potensi
genetikyang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara
positif sehingga dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Penyakit keturunan
yang disebabkan oleh kelainan kromosom seperti sindrodown, sindrom turner,
dan lain-lain
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah
lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal. Lingkungan prenatal meliputi gizi
ibu saat hamil adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stres, anoksia embrio,
imunitas, infeksi, dan lainlain.
3. Faktor biologis
Faktor biologis meliputi ras (suku bangsa), jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme,
hormon.
4. Faktor fisik
Faktor fisik meliputi cuaca (musim, keadaan geografis), keadaan rumah,
sanitasi,radiasi.
5. Faktor psikososial
Faktor psikososial meliputi stimulasi. ganjaran/hukuman yang wajar, motivasi
belajar, keluarga sebaya, sekolah, stres, cinta, dan kasih sayang, kualitas interaksi
anak dan orang tua.
6. Faktor keluarga dan adat istiadat

8
Faktor keluarga dan adat istiadat meliputi Pekerjaan/pendapatan keluarga,
pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas
rumah tangga, kepribadian ayah dan ibu, adat istiadat, norma, agama dan lain-
lain.

2.2 Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


2.3.1 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan.
Dimana keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam memulai kehidupan
dan berinteraksi antar anggotanya. Keluarga adalah institusi terkecil dari suatu
masyarakat yang memiliki struktur sosial dan sistem tersendiri dan yang merupakan
sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan atau hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain
sebagainya Invalid source specified.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dalam institusi
sosial. Dimana didalam keluarga setiap anggotanya memiliki tugas dan fungsinya
masing-masing, dan setiap anggota tersebut harus melaksanakan tugas dan fungsinya
tersebut dan mencapai tujuan bersama. Selain itu jika anggota keluarga ada yang
tidak dapat menjalankan tugas ataupun fungsinya dengan baik sehingga sistem di
dalam keluarganya akan terganggu dan dapat menganggu tugas dan fungsi anggota
lainnya, sehingga dapat menimbulkan konflik di keluarga karena adanya sistem yang
terganggu.
3.2.2 Tipe dan Bentuk Keluarga
Beberapa tipe keluarga menurut Friedman (2010) dalam (Kurniawan, 2016) ,
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan
anak yang masih menjadi tanggunganya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah
dari sanak keluarga lainnya.

9
2. Extended Family (keluarga besar), yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu atau
dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu
sama lain.
3. Single parent family (keluarga orang tua tunggal), yaitu satu keluarga yang
dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang
masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
5. Blended family, yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan,
yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan
terdahulu.
3.2.3 Peran Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah
tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam kontks keluarga, jadi
peran keluarga menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Menurut Setiadi (2008) dalam (Rahayu, 2016) setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang
mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom,
pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan
pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai
dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
Keluarga memegang peranan penting bagi tumbuh kembang balita apalagi
pada usia tiga tahun pertama atau batita. Pertama kali bayi berinteraksi dengan orang

10
tuanya. Mereka memberikan berbagai respon bimbingan dan pendidikan baik yang
berdampak negatif maupun positif bagi tumbuh kembang anak. Orang tua sangat
berpengaruh dalam terbentuknya kepribadian anak dan juga potensi anak agar
bakatnya berkembang. Stimulus yang tepat sesuai tahapan usia perlu diberikan untuk
mencapai dan melewati perkembangannya dengan normal. Juga di kemukakan bahwa
peranan adalah bagaimana seseorang bertingkah laku terhadap orang lain, sebagian
lagi tergantung pada sifat-sifat struktur kelompok dan peranannya di dalam struktur
tersebut. Keterkaitan orang tua dalam hal ini sangat penting, apalagi kalau dilihat
dalam proses belajar mengajar, orang tua harus kreatif (Rahayu, 2016).
3.2.4 Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (2010) dalam (Rahayu,
2016) adalah sebagai berikut :
1. Fungsi afektif (the affective function)
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama atau berkaitan dengan kasih
sayang dan berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial
anggota keluarga lainnya. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi (socialization and social placement
function)
Sosialisasi adalah proses pengembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Jadi
fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi (the reproduction function)

11
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga. Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dan menambah sumber daya manusia
4. Fungsi Ekonomi (the economic function)
Fungsi ekonomi merupakan fungsi afektif keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
Banyak pasangan yang bercerai karena penghasilan yang tidak seimbang antara
suami dan istri.
5. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan (the health care function)
Keluarga juga berperan atau berfungsi melaksanakan praktek asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan, dan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
3.2.5 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Adapun tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (2010) dalam
(Kurniawan, 2016) adalah sebagai berikut: :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.
3.2.6 Tujuan Keperawatan Keluarga
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan

12
keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan
keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya.
3.2.7 Sasaran Keperawatan Keluarga
1. Keluarga sehat keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi
tidak mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait
dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga.
Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit.
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan Keluarga risiko tinggi dapat
didefinisikan, jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus
dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan
anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut Keluarga yang memerlukan tindak
lanjut merupakan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan
tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca
hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan
penyakit terminal.
3.2.8 Peran Perawat Dalam Keperawatan Keluarga
Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut (Kholifah &
Widagdo, Keperawatan keluarga dan komunitas, 2016)
1. Pelaksana : Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai pengkajian
sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan
bersifat promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
2. Pendidik : Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan

13
melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara
mandiri.
3. Konselor : Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan
konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu mengatasi
masalah kesehatan keluarga.
4. Kolaborator : Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan
kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah
kesehatan di keluarga.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


Kasus :
Keluarga Tn. D (30 th) mempunyai istri Ny. H (25 th) anak Y (2 th). Hasil
wawancara dengan keluarga anaknya masih mengonsumsi susu formula dengan dot.
Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan cukup dibiarkan beberapa hari
bisa sembuh sendiri. Tetapi 2 hari ini anaknya sering buang air besar, kurang lebih 4
kali sehari dan encer. Selama 2 hari ini pula anak Y nafsu maknnya
menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok makan 3 kali sehari,
minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi setengah botol saja perhari.
Tn. D dan Ny. H belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu px menganggap
sakit anaknya hanya sakit biasa tidak perlu dibawa ke petugas kesehatan.

3.1 Pengkajian
A. Identitas
Nama : Tn. D Pendidikan : SLTA
Umur : 30 tahun Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Alamat : Surabaya
Suku : Jawa Nomor Telepon: 081230xxx

1. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Hub.Ke Umur Pen Imunisasi KB
l
1. Tn.D L KK 30 Th Slta - -
2. Ny.H P Istri 25 Th Sd - Suntik
3. An.Y L Anak 2 Th - Lengkap -

15
2. Suku bangsa (etnis).
a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga :
Keluarga ini berbudaya suku Jawa yang mempunyai anggapan makan tidak makan
asal ngumpul.
b. Tempat Tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang
secara etnis bersifat homogen)
Sebagian besar adalah etnis jawa. Ada beberapa etnis madura,
masyarakat di area tempat tinggal Tn. D bersifat homogen.
c. Kegiatan-kegiatan Keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
( Apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya
keluarga ).
Kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan nilai etnis
diantaranya adalah selamatan dan tingkepan.
d. Kebiasaan-kebiasan diet dan berbusana ( tradisional atau moderen ).
Keluarga Tn. D menggunakan busana modern yaitu baju, celana/rok.
Kebiasaan diet mencukupi menu 4 sehat.
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau “moderen”
Pengambilan keputusan adalah kepala keluarga, tetapi sebelumnya
didasarkan pada musyawarah keluarga.
f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan dirumah.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa.
g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. (Apakah
keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam prakti- praktik pelayanan
kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang
kesehatan).
Jika saat salah satu anggota keluarga sakit dibawa berobat ke
puskesmas. saat ini An. Y sakit diare namun orang tua px belum
berencana membawa ke puskesmas karena ibu px masih menganggap
sakit anaknya hanya sakit biasa. Tn. D dan Ny. H belum tahu tentang

16
penanganan pertama pada diare.
3. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
a. Apakah anggota keluarga berada dalam praktik keyakinan
beragamaan mereka.
Seisi keluarga menganut agama islam. Tidak ada
keyakinan yang berdampak buruk pada status sosial.
b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama
atau organisisi keagamaan.
Setiap malam jumat Ny. H dan Tn D mengikuti pengajian di masjid.
c. Agama yang dianut oleh keluarga
Seluruh keluarga menganut agam islam
d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.
Ny. H selalu berdoa untuk kesembuhanya anaknya.
4. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Penghasilan keluarga per bulan Rp. 800.000,- yang diperoleh dari hasil
kerja Tn D, Ny H mengatakan dari penghasilan yang ada cukup untuk biaya
makan, minum, berobat. Barang – barang yang dimiliki TV berwarna 20 “, meja,
kursi, 2 buah tempat tidur, almari 1, 1 buah motor.
5. Aktifivitas Rekreasi Keluarga
a. Saat waktu luang Tn. D main ke tempat tetangga dengan
membawa anaknya
b. Sesekali setahun keluarga mengunjungi sanak family di
Banyuwangi.

B. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
An. Tn. D sudah di imunisasi lengkap, anaknya masih mengkonsumsi

17
susu dengan dot. Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan cukup
ditunggu beberapa hari akan sembuh sendiri. Tetapi 2 hari ini anaknya sering
buang air besar, kurang lebih 4 kali sehari dan encer . Selama 2 hari ini pula anak Y
nafsu maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok makan
3 kali sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi setengah botol
saja perhari. Ny. H mengatakan botol yang digunakan hanya dicuci saja tanpa
direbus terlebih dahulu.Ny.H juga sering memberikan jajanan luar pada An.Y karena
An.Y lebih suka jajanan luar dzri pada makanan buatan Ny.H. Tn. D dan Ny. H
belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu px menganggap sakit anaknya
hanya sakit biasa dan anak kecil wajar menderitanya.
2. Riwayat Kesehatan Masing-Masing Angota Keluarga
No. Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
(kg) kesehatan Kesehatan Yang
Telah
Dilakukan
1. Tn.D 30 Th 69 Sehat - - -
2. Ny.H 25 Th 55 Sehat - - -
3. An.Y 2 Th 10 Sakit Lengkap Diare -
3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:
Puskesmas letaknya cukup jauh dari rumah kurang lebih 10 km.
4. Riwayat keluarga sebelumnya:
a. Tn. D mempunyai saudara 3 orang, Tn. D anak pertama, ke-2 saudaranya
masih hidup. Tn. D tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.
b. Ny. H mempunyai saudara 1. Ayah Ny. H meninggal pada usia 87 tahun.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah:

18
Gambaran tipe tempat tinggal Luas rumah 55 m 2 dengan panjang 11 m
dan lebar 5 m. terdiri dari 2 kamar tidur, 1KM+WC. Dapur. Ruang keluarga
dan satu ruang tamu. Tipe rumah permanent. Jendela rumah terdapat di ruang
tamu dengan posisi menghadap ke barat, satu buah ruang keluarga menghadap
ke timur. Satu buah mushalla dan kamar tidur masing-masing satu buah.
Secara umum sistem ventilasi di ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur
sangat cukup. Barang-barang diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga,
kamar tidur dan dapue. WC permanent di buat saluran pembuangan /
septic tank. Sumber air minum dari PDAM yang dibeli secara eceran (tidak
berupa pipa permanen). Sumber air bersih untuk mencuci baju
dijadikan 1, seminggu 2x. Kebiasaan memasak menggunakan
kompor. Peralatan makan dan minum digunakan secara bersama-sama dan
bergantian. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan kebiasaan keluarga keluar
masuk rumah tanpa melepas alas kaki sehingga kesannya banyak debu dan
tanah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Tn. D bertetangga dengan satu keluarga polisi dan
lainya wiraswasta. Semua tetangga beragama islam dari suku jawa asli,
beberapa dari suku madura, yang taat beribadah, kebiasaan kerja bakti
dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga dilakukan tegur
sapa biasa, kunjung mengunjung dilakukan bila hari raya agama.
3. Mobilitas Geografis Keluarga :
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Tn. D dan
Ny. H kebanyakan tinggal dirumah selama An. Y sakit. Ny. H menjahit
dirumah. Anaknya yang belum sekolah diasuh oleh Ny. H dirumah.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Keluarga Tn. D aktif mengikuti pengajian di masjid bagi bapak dan
ibu sedangkan anak Y hanya memiliki kegiatan bermain-main.

19
5. Sistem Pendukung Keluarga :
Tn. D, Ny. H, dan anaknya sehat- sehat saja. Selama ini yang aktif
merawat An. Y adalah Ny. H. Tn. D mengatakan tidak punya tabungan
khusus hari tua atau untuk membiayai kesehatan. Jarak rumah dengan fasilitas
kesehatan terdekat adalah puskesmas 7 Km. Tn. D mengatakan
penghasilanya masih dapat untuk membayar biaya kesehatan An. Y. Namun
keduanya masih belum berencana untuk memeriksakan anaknya karena masih
dianggap sakit biasa.
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Tn. D dan Ny. H menyatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka.
Menurut Tn. D, semua masalah yang dihadapi dibicarakan satu keluarga,
dengan menghormati hak-hak masing-masing anggota keluarga.
2. Struktur Peran Keluarga
Tn. D mempunyai peran khusus untuk menjaga keluarga. Tn. D dan Ny.H
mampu merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk
An.Y masih balita,sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
ataupun sedang sakit dirawat oleh Ny.H dan dibantu oleh Tn.D bila sudah
pulang bekerja.
3. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Tn. D hanya sebagai kepala keluarga bekerja di pabrik dari pagi sampai sore.
Apabila di rumah menjadi anggota takmir masjid sedangkan Ny. H
menjalankan perannya sebagai istri dan ibu yaitu merawat keluarga di rumah.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Keluarga Tn.D menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran islam dan
mengharapkan anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga memandang sakit sebagai ujian tuhan.

E. Fungsi Keluarga

20
1. Fungsi Afektif : Semua anggota keluarga Tn.D saling menyayangi satu sama
lain. Tempat tinggal saudara-saudara berada dalam satu
2. kota.komunikasi yang terjalin antar keluarga masih bagus,bila ada anggota
keluarga ada yang sakit saling mengabari satu sama lain. Keluarga yang lain
umumnya bila dimintai bantuan akan berusaha membantu sebisanya.
3. Fungsi sosial : keluarga Tn.D menekankan perlunya berhubungan dengan
orang lain. Bila ada waktu luang kadang digunakan untuk mengobrol bersama
tetangga sambil membawa anaknya yang masih kecil.
4. Fungsi perawatan kesehatan : Ny.H mengatakan An.R masih suka minum susu
di dot,setelah dikaji ternyata cara mencuci dot tersebut hanya di cuci
5. sekedarnya saja.Ny.H mengatakan anaknya sebelumnya hanya pernah sakit
batuk pilek biasa,diare hanya pernah sekali waktu masih bayi dan tidak
diperiksakan ke petugas kesehatan sudah sembuh sendiri.
6. Fungsi reproduksi : Tn. D mempunyai seorang anak dan mengatakan ingin
punya anak lagi. Ny. H berumur 25 tahun dan mengatakan belum berhenti haid
tetapi pasangan ini mengikuti program KB.
7. Fungsi Ekonomi : Tn. D mengatakan bahwa penghasilan dirinya sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

21
F. Stres Dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang :
Menurut Tn. D, sejak 2 hari terakhir ini sering memikirkan keadaan anaknya
yang diare Tetapi Tn.D dan Ny.H mengatakan tidak terlalu cemas karena
masih menganggap sakit yang diderta anaknya masih biasa.Tn.D mengatakan
ingin dapat membangun rumah yang lebih bagus lagi agar lebih nyaman lagi.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Jika ada masalah keluarga biasanya didiskusikan bersama. Bila perlu nasihat
Tn.D meminta nasihat Ny.H
3. Strategi koping yang digunakan :
Tn.D bersama istri selalu berduskusi untuk memecahkan problem keluarga
kadang-kadang melibatkan mertuanya yang rumahnya tidak jauh dari rumah
Tn.D
G. Pemeriksaan Fiaik
Pemeriksaan Fisik Tn.D Ny.H An.Y
Kepala Rambut bersih, Rambut bersih, Rambut bersih,
hitam hitam hitam
TTV N : 82 N : 80 N : 100
TD : 120/90 TD : 120/90 RR : 21
RR : 20 RR : 20 S : 37,5
S : 36 S : 37
BB, TB BB : 78 kg BB : 56 kg TB : 80 cm
TB : 170 cm TB : 150 cm BB : 10 kg
(Kondisi cukup) (Kondisi cukup)
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
merah muda, merah muda, merah muda,
sclera putih sclera putih sclera putih
Hidung Tidak bersekret Tidak bersekret Tidak bersekret

22
Mulut Mukosa lembab, Mukosa lembab, Mukosa lembab,
tidak kesulitan tidak kesulitan tidak kesulitan
menelan menelan menelan
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe
Dada Bunyi jantung Bunyi jantung dan Bunyi jantung dan
dan paru normal paru normal paru normal
Abdomen Simetris, BU Simetris, BU Simetris, BU
12x/mnt 12x/mnt 18x/mnt
Tangan DBN DBN DBN
Kaki DBN DBN DBN

H. Harapan Keluarga
Tn. D dan Ny. H berharap sekali anaknya cepat sembuh dan tidak diare lagi.

3.2 Analisa Data


NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN

1. DS : Ketidak mampuan Gangguan


keluarga Tn.D keseimbangan
 Ny. H mengatakan An. Y merawat anggota cairan pada An.Y
BAB encer mulai 2 hari yang keluarga yang sakit (2th) di keluarga
lalu Tn.D (30th)
 Ny. H mengatakan tidak
pernah merebus botol susu
anaknya,hanya dicuci saja.

 Ny. H mengatakan suka

23
memberikan jajanan di luar
kepada anaknya karena
anaknya lebih suka
memakan jajanan di luar dari
pada masakan di rumah.

 Ny.H mengatakan tidak


tahu penanganan khusus
pada anak yang menderita
diare.

 Ny.H mengatakan tidak


pernah mendapatkan
penyuluhan tentang diare
dan cara penanganan dini
diare.

DO :

 An.Y mukosa bibir kering

 Mata An.Y cekung

 An. Y BAB encer kurang


lebih 4 kali sehari.

 Turgor kulit An.Y menurun

2 DS : Ketidak mampuan Resiko tinggi


keluarga memelihara terulangnya diare
 Ny. H mengatakan tidak lingkungan yang bisa pada An.Y(2 tahun
pernah merebus botol susu menunjang di keluarga
anaknya,hanya dicuci saja. kesehatan Tn.D(30 th)

 Ny. H mengatakan suka


memberikan jajanan di luar
kepada anaknya karena
anaknya lebih suka
memakan jajanan di luar dari

24
pada masakan di rumah.
 Ny. H mengatakan belum
ada rencana untuk
membawa anaknya ke
puskesmas.
DO :

 Tempat botol susu An.Y


terlihat kusam dan bau

3.3 Diagnosa Keperawatan Keluarga Dengan Scoring


Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul antara lain:
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An.Y (2th) di keluarga Tn.D (30 th)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota
keluarga yang sakit.
2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An.Y(2 tahun) di keluarga Tn.D(30 th)
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan yang
bisa menunjang kesehatan.

NO. KRITERIA SCORE PEMBENARAN


DX
1. 1. Sifat masalah 3 1. An.Y sudah
1. ×1
3
• Aktual diare selama 2
2. Kemungkinan masalah hari dan belum
untuk diubah menunjukkan
• Sebagian perbaikan.
3. Potensial masalah 2. Ibu An. Y
1
untuk 2. ×2 mengatakan
2
belum tahu

25
• Cukup tentang
4. Menonjolnya masalah: pertolongan
• Tidak segera diatasi pertama pada
diare. Ibu
menganggap itu
masalah biasa.
3. Diare sudah
terjadi sejak
2 2hari yang lalu.
3. ×1
2
Ibu masih belum
berencana
membawa
anaknya ke
puskesmas.
4. Ibu menganggap
diare masalah
biasa yang
1
4. ×1 dialami anak-
2
anak
TOTAL 3.5
2. 1. Sifat masalah: 2 1. Ny.H
1. ×1
3
• Resiko mengatakan
2. Kemungkinan masalah untuk tidak merebus
diubah: atau merendam
• Sebagian botol susu An.Y
3. Potensial masalah untuk hanya dicuci
dicegah: biasa saja.
• Cukup 2. Ny.H

26
4. Menonjolnya masalah: 1 mengatakan
2. ×2
2
• Tidak segera diatasi tidak merebus
botol susu An.Y
tiap membuat
susu karena
menganggap
dicuci sudah
bebas dari
kuman.
3. Ny.H mau
2
3. ×1 sebelumnya tidak
2
tahu kalau harus
direbus atau
direndam dulu
botol
susunya,setelah
tau beliau mau
mencoba
4. Ny. H tidak
membawa
1
4. ×1
2 anaknya ke
puskesmas
padahal diare
sudah 2 hari.
TOTAL 3.1

27
3.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An.Y (2th) di keluarga Tn.D (30 th)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota
keluarga yang sakit.

3.5 Intervensi Keperawatan


NO DIAGNOSA TUJUAN & TUJUAN INTERVENSI
. KHUSUS
1.1. Gangguan keseimbangan Tujuan : 1. Bujuk An.Y untuk
cairan pada An.Y (2th) di Selama 2× kunjungan mau minum,beri
keluarga Tn.D (30 th) kerumah, cairan pada reward bila mau
berhubungan dengan An.Y menjadi stabil minum
ketidakmampuan keluarga atau seimbang kembali 2. Berikan larutan
Tn.D merawat anggota Tujuan Khusus : oralit (larutan gula
keluarga yang sakit. 1. Selama 1×24 jam, garam) pada An. Y
An.Y mendapat 3. Observasi jumlah
masukan cairan cairan yang masuk
yang adekuat dan keluar
2. Selama 1x60 menit 4. Anjurkan keluarga
keluarga mampu pasien untuk
membersihkan botol mencuci dan
susu An.Y dengan merebus botol
benar susu setelah
dipakai
5. Amati cara
keluarga mencuci
dan merebus botol
susu

28
6. segera tutup botol
susu baik yang ada
isinya ataupun
tidak

3.6 Implementasi Dan Evaluasi


NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Gangguan keseimbangan TUK 1 S:
cairan pada An.Y (2th) di 1. Membujuk An.Y Keluarga mengatakan
keluarga Tn.D (30 th) untuk mau minum, konsistem BAB pada
berhubungan dengan memberi reward An.Y menjadi semi
ketidakmampuan keluarga karena mau minum pada dan frekuensi
Tn.D merawat anggota dan makan BAB berkurang
keluarga yang sakit. 2. Memerikan larutan menjadi 2 kali
oralit (larutan gula O:
garam) pada An. Y1. Keadaan umum pada
3. Mengobservasi An. Y tampak
jumlah cairan yang membaik
masuk dan keluar 2. Ny. H kooperatif
serta konsistensinya A:
Konsitensi BAB
pada An. Y menjadi
semi padat dan
frekuensi BAB
berkurang menjadi 2
kali
P:
Lanjut ke TUK 2

29
TUK 2 S:
1. Menganjurkan Keluarga pasien
keluarga pasien mengatakan sudah
untuk mencuci dan merebus botol susu
merebus botol susu pasien.
setelah dipakai. O:
2. mengamati cara Botol susu tampak
keluarga mencuci bersih
dan merebus botol A:
susu masalah teratasi
3. segera menutup sebagian
botol susu baik P:
yang ada isinya Pertahankan TUK 1
ataupun tidak. dan 2

30
BAB IV

PENUTUP

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka kami dapat menarik
kesimpulan bahwa Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat. Setiap
keluarganya tentunya pernah mengalami atau memiliki anak dengan usia BALITA.
Masa Balita ini terbagi atas dua masa yaitu Toddler dan Pra Sekolah. Sehingga
masing-masing memiliki fase bimbingan yang berbeda. Pada masa ini anak
mengalami peningkatan dan kemajuan yang menakjubkan. Keluarga dengan Balita
memiliki dua tahap perkembangan yaitu tahap keluarga dengan Childbearing dan
tahap keluarga dengan anak pra sekolah. Dalam perkembangan keluarga ini ada
beberapa tugas dan masalah yang harus dihadapi oleh keluarga termasuk anak
yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, keluarga perlu diperlengkapi dengan
proses keperawatan/asuhan keperawatan keluarga dengan Balita.

4.2 Saran
Keluarga dengan Balita, seperti yang sudah dibicarakan di atas, banyak
diperhadapkan dengan masalah. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga harus
memperhatikan dengan benar setiap asuhan perawatan yang diberikan baik terhadap
keluarga maupun pada anak. Dengan begitu keluarga dapat melaksanakan pola
asuhan keluarga dengan Balita secara mandiri. Untuk itu tidak lepas pula bimbingan
dari tenaga kesehatan, terutama perawat.

31
DAFTAR PUSTAKA
Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta :
EGC. http://umitrastikes.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-keluarga-
dengan-anak.html (di akses pada 07.Juni 2023)
Hidayat, AA. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.Kusnanto, 2004. Pengantar Profesi & Praktek Keperawatan Profesional.
Jakarta: EGC.
Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sumijatun, 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional . Jakarta:
CV.Trans Info Media.
Mubarak, Wahit Iqbal dan Cahyatin, Nurul, 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas I
Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Tim Kesehatan Sektor F (2014) Laporan Pelayanan Kesehatan Sektor F
Distrik Jumaizah, Makkah Tahun 2014M/1435H. Makah : Tidak dipublikasikan.

32

Anda mungkin juga menyukai