Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan

Balita

Mita Wari (20142011871)


 PENGERTIAN BALITA
Toodler atau balita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun), dimana pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan mengontrol orang lain melalui penolakan,
kemarahan, dan tindakan keras kepala.
Pada periode anak usia batita terdapat beberapa ciri-ciri perkembangan yaitu anak selalu ingin
mencoba hal yang diinginkannya dan rasa ingin tahu tentang sesuatu lebih tinggi, anak usia toddler
menolak atau menuntut apa yang dia inginkan atau yang tidak diinginkan, dan didalam anak usia batita
sudah tertanam rasa otonomi .

 KEBUTUHAN GIZI BALITA


Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa batita di antaranya adalah energi dan protein.
Kebutuhan energi sehari untuk tahun pertama kurang lebih 100-200 kkal/kg berat badan. Energi dalam
tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan protein.

 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA


Faktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan dan
penyakit infeksi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA
• Faktor genetic
• Faktor lingkungan
• Faktor biologis
• Faktor fisik
• Faktor psikososial
• Faktor keluarga dan adat istiadat

PENGERTIAN KELUARGA
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dalam institusi sosial. Dimana didalam
keluarga setiap anggotanya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, dan setiap anggota tersebut
harus melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut dan mencapai tujuan bersama.

TIPE DAN BENTUK KELUARGA


Beberapa tipe keluarga menurut Friedman (2010) dalam (Kurniawan, 2016) , antara lain adalah
sebagai berikut:
•Nuclear Family (keluarga inti)
•Extended Family (keluarga besar)
•Single parent family (keluarga orang tua tunggal)
•Nuclear dyed
•Blended family
PERAN KELUARGA
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga, jadi
peran keluarga menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga
dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga,
pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial
dan spiritual.Keluarga memegang peranan penting bagi tumbuh kembang balita apalagi pada usia tiga tahun
pertama atau balita.

FUNGSI KELUARGA
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (2010) dalam (Rahayu, 2016) adalah sebagai berikut:
1.Fungsi afektif (the affective function)
2.Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi (socialization and social placement function)
3.Fungsi Reproduksi (the reproduction function)
4.Fungsi Ekonomi (the economic function)
5.Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan (the health care function)
TUJUAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari
keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya.

SASARAN KEPERAWATAN KELUARGA


1.Keluarga sehat
2.Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
3.Keluarga yang memerlukan tindak lanjut

PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN KELUARGA


Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut (Kholifah & Widagdo, Keperawatan
keluarga dan komunitas, 2016),
1.Pelaksana
2.Pendidik
3.Konselor
4.Kolaborator
TINJAUAN KASUS
Keluarga Tn. D (30 th) mempunyai istri Ny. H (25 th) anak Y (2 th). Hasil
wawancara dengan keluarga anaknya masih mengonsumsi susu formula dengan
dot. Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan cukup dibiarkan
beberapa hari bisa sembuh sendiri. Tetapi 2 hari ini anaknya sering buang air
besar, kurang lebih 4 kali sehari dan encer. Selama 2 hari ini pula anak Y nafsu
maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok makan 3
kali sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi setengah botol
saja perhari. Tn. D dan Ny. H belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu
px menganggap sakit anaknya hanya sakit biasa tidak perlu dibawa ke petugas
kesehatan.
ANALISA DATA
N
O
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS : Ketidak mampuan keluarga Gangguan keseimbangan
1. Ny. H mengatakan An. Y BAB encer mulai 2 hari yang lalu Tn.D merawat anggota cairan pada An.Y (2th) di
keluarga yang sakit keluarga Tn.D(30th)
2. Ny. H mengatakan tidak pernah merebus botol susu anaknya,hanya dicuci saja.
3. Ny. H mengatakan suka memberikan jajanan di luar kepada anaknya karena
anaknya lebih sukamemakan jajanan di luar dari pada masakan di rumah.
4. Ny.H mengatakan tidak tahu penanganan khusus pada anak yang menderita diare.
DO :
An.Y mukosa bibir kering
Mata An.Y cekung
An. Y BAB encer kurang lebih 4 kali
2 DS : Ketidak mampuan keluarga Resiko tinggi terulangnya
Ny. H mengatakan tidak pernah merebus botol susu anaknya,hanya dicuci saja. memelihara lingkungan diare pada An.Y(2 tahun
yang bisa menunjang di keluarga Tn.D(30 th)
Ny. H mengatakan suka memberikan jajanan di luar kepada anaknya karena anaknya
kesehatan
lebih suka memakan jajanan di luar dari pada masakan di rumah.
Ny. H mengatakan belum ada rencana untuk membawa anaknya ke puskesmas.
DO :
Tempat botol susu An.Y terlihat kusam dan bau
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An.Y (2th) di
keluarga Tn.D (30 th) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota
keluarga yang sakit.
2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An.Y(2 tahun) di
keluarga Tn.D(30 th) berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga memelihara lingkungan yang bisa
menunjang kesehatan.
SCORING
No. KRITERIA SCORE PEMBENARAN
Dx

1 1. Sifat masalah 1. 3/3 x 1 = 1 1. An.Y sudah diare selama 2 hari dan belum menunjukkan
• Aktual perbaikan.
2. ½ x 2 = 1
2. Kemungkinan masalah untuk diubah 2. Ibu An. Y mengatakan belum tahu tentang pertolongan
• Sebagian 3. 2/2 x 1 = 1 pertama pada diare. Ibu menganggap itu masalah biasa.
2. Potensial masalah untuk 3. Diare sudah terjadi sejak 2hari yang lalu. Ibu masih belum
4. ½ x 1 = ½
• Cukup berencana membawa anaknya ke puskesmas.
4. Menonjolnya masalah: 4. Ibu menganggap diare masalah biasa yang dialami anak-
• Tidak segera diatasi anak

Total 3. ½

2 1. Sifat masalah: 1. 2/3 x 1 = 2/3 1. Ny.H mengatakan tidak merebus atau merendam botol susu An.Y
• Resiko hanya dicuci biasa saja.
2. ½ x 2 = 1
2. Kemungkinan masalah untuk diubah: 2. Ny.H mengatakan tidak merebus botol susu An.Y tiap membuat
• Sebagian 3. 2/2 x 1 = 1 susu karena menganggap dicuci sudah bebas dari kuman.

3. Potensial masalah untuk dicegah: 3. Ny.H mau sebelumnya tidak tahu kalau harus direbus atau
4. ½ x 1 = ½ direndam dulu botol susunya,setelah tau beliau mau mencoba
• Cukup
4. Ny. H tidak membawa anaknya ke puskesmas padahal diare
4. Menonjolnya masalah:
sudah 2 hari.
• Tidak segera diatasi

Total 3.1/6
PRIORITAS MASALAH
Gangguan keseimbangan cairan pada An.Y (2th) di keluarga Tn.D (30 th)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota
keluarga yang sakit.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN TUJUAN KHUSUS INTERVENSI

1. Gangguan keseimbangan Tujuan : 1. Bujuk An.Y untuk mau


cairan pada An.Y (2th) di Selama 2 kunjungan kerumah, cairan pada An.Y minum,beri reward bila mau
keluarga Tn.D (30 th) menjadi stabil atau seimbang kembali minum
berhubungan dengan Tujuan Khusus : 2. Berikan larutan oralit (larutan
ketidakmampuan keluarga 1. Selama 124 jam, An.Y mendapat masukan gula garam) pada An. Y
Tn.D merawat anggota cairan yang adekuat 3. Observasi jumlah cairan yang
keluarga yang sakit. 2. Selama 1x60 menit keluarga mampu masuk dan keluar
membersihkan botol susu An.Y dengan benar 4. Anjurkan keluarga pasien untuk
mencuci dan merebus botol susu
setelah dipakai
5. Amati cara keluarga mencuci
dan merebus botol susu
6. segera tutup botol susu baik
yang ada isinya ataupun tidak
IMPLEMENTASI EVALUASI
NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Gangguan keseimbangan TUK 1 S :Keluarga mengatakan konsistem BAB pada An.Y


cairan pada An.Y (2th) di 1. Membujuk An.Y untuk mau minum, memberi menjadi semi pada dan frekuensi BAB berkurang
keluarga Tn.D (30 th) reward karena mau minum dan makan menjadi 2 kali
O : 1. Keadaan umum pada An. Y tampak membaik
berhubungan dengan 2. Memerikan larutan oralit (larutan gula garam)
2. Ny. H kooperatif
ketidakmampuan keluarga pada An. Y
A : Konsitensi BAB pada An. Y menjadi semi padat
Tn.D merawat anggota 3. Mengobservasi jumlah cairan yang masuk
dan frekuensi BAB berkurang menjadi 2 kali
keluarga yang sakit. dan keluar serta konsistensinya
P :Lanjut ke TUK 2
TUK 2 S : Keluarga pasien mengatakan sudah merebus
1. Menganjurkan keluarga pasien untuk botol susu pasien.
mencuci dan merebus botol susu setelah O : Botol susu tampak bersih
dipakai. A : Masalah teratasi
2. mengamati cara keluarga mencuci dan sebagian
merebus botol susu P : Pertahankan TUK 1 dan 2
3. segera menutup botol susu baik yang ada
isinya ataupun tidak.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka kami dapat menarik
kesimpulan bahwa Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat.
Setiap keluarganya tentunya pernah mengalami atau memiliki anak
dengan usia BALITA. Masa Balita ini terbagi atas dua masa yaitu
Toddler dan Pra Sekolah. Sehingga masing-masing memiliki fase
bimbingan yang berbeda.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai