Anda di halaman 1dari 5

NARASI CARA MELAKUKAN SCORING

Pertama-tama kita melakukan pengkajian pada satu keluarga, kemudian kita melihat
masalah apa yang terjadi melalui tahap analisa data. Setelah itu kita lakukan penapisan masalah
untuk melihat apa diagnosa prioritas di dalam askep keluarga tersebut. Untuk menentukan prioritas
masalah kita melakukan tahap scoring menggunakan skala dari Baylon dan Magloya (1987) :

Pada skala tersebut terdapat 4 kriteria diantaranya, sifat masalah, kemungkinan masalah
dapat di ubah, potensi masalah dapat dicegah dan menonjolnya masalah. Masing-masing kriteria
terdapat poin-poin dalam penentuan score. Misal pada kriteria pertama yakni sifat masalah, terdiri
dari 3 poin yang pertama tidak / kurang sehat diberi skor 3. Kedua, ancaman kesehatan diberi skor
2. Ketiga, krisis atau keadaan sejahtera diberi skor 1. Dan untuk bobot pada kriteria pertama bernilai
1. Lalu pada kriteria kedua, yakni tentang kemungkinan masalah dapat diubah, ada 3 poin. Yang
pertama, dengan mudah diberi skor 2. Kedua, hanya sebagian diberi skor 1. Ketiga, tidak dapat
diberi skor 0. Dan untuk bobot dalam kriteria kedua ini adalah 2. Selanjutnya kriteria ke tiga, yakni
potensi masalah dapat dicegah, terdapat 3 poin. Pertama, tinggi dengan skor 3, cukup dengan skor
2, dan rendah dengan skor 1. Bobot pada kriteria ini senilai 1. Kriteria terakhir adalah menonjolnya
masalah, terdapat 3 poin. Pertama, masalah berat harus segera di tangani skor 2. Kedua, ada
masalah tapi tidak perlu segera ditangani, skornya 1. Dan masalah tidak di rasakan skornya 0.
Setelah memahami kriteria masalah kita lanjutkan dengan pemberian skor dengan rumus :

Masukkan skor dari masing-masing kriteria, kemudian bagi dengan angka tertinggi dari skor
pada poin-poin kriteria kemudikan kalikan dengan bobot masing-masing kriteria. Lakukan hal yang
sama pada masing-masing kriteria. Setelah itu total seluruh skor kriteria. Lakukan pada masing-
masing diagnosa. Jumlah skor tertinggi merupakan prioritas masalah.
I. Penilaian (scoring) diagnosis keperawatan
1. Defisiensi Pengetahuan Kesehatan Keluarga
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 Defisiensi pengetahuan kesehatan
Ancaman kesehatan keluarga terjadi karena keluarga
tidak tahu masalah kesehatan yang
terjadi, penyebab, gejala, cara
pencegahan dan memanfaatkan
sumber di masayarakat untuk
masalah kesehatan yang di alami
Tn. S
2. Kemungkinan masalah ½x2=1 Dengan edukasi dapat membantu
dapat diubah : Sebagian keluarga Tn. S mengenai masalah
kesehatan yang terjadi pada Tn. S
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Dengan edukasi dapat
dicegah : cukup meningkatkan pengetahuan
keluarga Tn. S
4. Menonjolnya masalah : ada ½ x 1 = ½ Keluarga menyadari apabila kurang
masalah tapi tidak perlu pengetahuan

segera di tangani
Total 2 5/6

2. Koping Keluarga Tidak Efektif


NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 Koping keluarga yang tidak efektif
Ancaman kesehatan membuat keluarga tidak terlalu
khawatir dengan masalah kesehatan
Tn. S
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 = 2 Pemberian edukasi yang dapat
dapat diubah : mudah membantu keluarga dalam
menentukan intervensi yang benar
terhadap masalah kesehatan Tn. S
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Pemberian edukasi dapat membuat
dicegah : cukup koping keluarga menjadi lebih
efektif walaupun tidak sepenuhnya
4. Menonjolnya masalah : 0/2 x 1 = 0 Koping keluarga yang tidak efektif
masalah tidak dirasakan tidak dapat dirasakan oleh
keluarga, karena ada usaha untuk
melakukan pemeriksaan pada Tn. S
Total 3 2/6
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1. Sifat masalah : ancaman 2/3 x 1 = 2/3 Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan kesehatan terjadi karena keluarga
Tn. S tidak mampu memelihara dan
mengelola lingkungan dalam
meningkatkan kesehatan
2. Kemungkinan masalah ½x1=½ Kemungkinan masalah yang dapat
dapat diubah : sebagian diubah yaitu dengan cara menguras
bak mandi agar tidak timbul jentik-
jentik, tidak menimbun sampah,
melakukan CTPS, mengurangi /
berhenti merokok. Sedangkan
masalah yang berhubungan dengan
lingkungan misalkan jarak septic
tank dengan sumber air sejauh
10m, sulit untuk diubah.
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Masalah dapat dicegah dengan cara
dicegah : cukup mengedukasi pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat.
4. Menonjolnya masalah : 0/2 x 1 = 0 Masalah yang terjadi begitu
masalah tidak dirasakan kompleks antara perilaku dan
lingkungan, namun keluarga
menganggap hal tersebut sebagai
hal yang biasa saja.
Total 1 5/6

II. Prioritas diagnosis keperawatan


1. Koping Keluarga Tidak Efektif
2. Defisiensi Pengetahuan Kesehatan Keluarga
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai