Anda di halaman 1dari 14

PERUMUSAN

MASALAH
KEPERAWATAN
KELUARGA

Kelompok 5
Anggota:

Nita wahyuningsih 2102004


Elisa Putri Ariyanti 2102005
Dellia Ananta putri 2102008 Yusuf
Mustiko Aji 2102015
Ali Akbar Albayani 2102022
Alya Ahimma 2102034
Farhan Ahmad Arif 2102041
Intan Nur Aliyah 2102045
Isna Cahyani 2102061
Hana Fadila Hapsari 2102066
Pengertian
Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan
kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran
dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma,
nilai dan kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil
didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada
analisis konsep, teori, prinsip dan standart yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisis, sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga.
Komponen diagnosis keperawatan keluarga meliputi problem, etiologi dan
sign/simpton.
1. Masalah (Problem)
istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
keluarga atau anggota keluarga) yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian.
2. Penyebab (etiologi)
Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon fisiologi yang dipengaruhi oleh
unsur psikososial, spiritual, dan faktor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan
masalah baik sebagai penyebab ataupun faktor resiko.
3. Tanda (sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari
keluarga yang mendukung masalah dan penyebab .
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga sama dengan diagnose diklinik yaitu :

a) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)


b) Resiko (ancaman kesehatan)
c) Wellnes (keadaan sejahtera)
d) Sindrom Diagnose yang terdiri dari kelomok diagnose aktual dan resiko tinggi.
Menurut Nanda ada 2 diagnoda keperawatan sindrom, yaitu :
1. Syndrome trauma pemerkosaan (rape trauma syndrome)
2. Resiko sindrom penyalahgunaan (risk, for disuse syndrome)
Prioritas Dari Diagnosa Keperawatan Yang Ditemukan

Tahap berikutnya setelah ditetapkan rumusan masalahnya adalah memprioritaskan


masalah sesuai dengan keadaan keluarga karena dalam suatu keluarga perawat
dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan. Untuk menentukan
prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung
dengan menggunaka skala prioritas (skala Baylon dan Maglaya) sebagai berikut :
• Tentukan skor untuk tiap kriteria
• Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor
• Jumlahkan skor untuk semua kriteria
• Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.
Skala Bailon dan Maglaya
No. Kriteria Nilai Bobot Pembenaran

1. Sifat masalah 1 Mengacu pada masalah yang sedang terjadi,


a. aktual 3 baru menunjukkan tanda dan gejala atau
b. resiko 2 bahkan dlam kondisi sehat
c. Keadaan 1
sejahtera
2. Kemungkinan 2 Indikator :
masalah dapat sumber daya keluarga, sumber daya perawat
diubah dan sumber daya lingkungan.
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0

3. Potensi masalah 1 Mengacu pada berat ringannya masalah,


untuk dicegah jangka waktu yang terjadi masalah, tindakan
a. Tinggi 3 yang akan dilakukan, kelompok resiko tinggi
b. Cukup 2 yang bisa dicegah
c. Rendah 1
Lanjutan
4. Menonjolnya masalah 1 Mengacu pada persepsi
a. Masalah berat harus 2 keluarga terhadap
segera ditangani masalah.
b. Ada masalah tetapi
tidak perlu segera 1
ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan 0
Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :

1. Kriteria I, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat yaitu tidak/ kurang sehat
karena memerlukan tindakan segera dan disadari dan dirasakan oleh keluarga.
2. Kriteria II, yaitu soal masalah dapat diubah.
3. Kriteria III, yaitu potensi masalah yang dapat dicegah.
4. Kriteria IV, menonjolnya masalah.
Cara Menentukan Prioritas
Masalah
No. Kriteria Skala Bobot Skroning Pembenaran

1. a. Sifat 2 2 3/3x1=1 Ibu memiliki penyakit kronis yang


masalah: memungkinkanya untuk hamil dan melhairkan,
Tidak / oleh karenanya jika ibu tidak ber KB maka dapat
kurang sehat kehamilan dan tentuya meningkatkan resiko
b. Kemungkina 2 1 2/2x1=1 kematian.
n masalah
dapat Latar belakang pendidikan bapak M.Zaeni adalah
diubah: SMP dan ibu Sulistyowati adalah SMA sehigga
Mudah memberikan informasi dan penjelasan yang
c. Potensi 2 1 2/3x1=2/3 diberikan oleh petugas
masalah
untuk KB merupakn cara teraman bagi ibu untuk tidak
dicegah: hamil dan mengurangi resiko kematian ibu .
Cukup
d. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
masalah: Ibu sudah mengunjungi 6 kali keguguran ,
berat harus sehingga KB menjadi sesuatu yang penting bagi
segera 2 ibu dan suami.
ditangani

Total: 3 2/3
No. Kriteria Skala Bobot Skroning Pembenaran

2. a. Sifat 3 1 3/3x1=1 Penyakit batuk yag diderita ibu yang dapat


masalah: menular kepada anggota keluarga yang
Tidak / lain,sehingga merupakan keadaan yang tidak
kurang sehat sehat bagi kelaurga.
b. Kemungkina 2 1 2/2x1=1 Gejala batuk dapat segera ditangani dengana
n masalah mengguankan ramuan tradisional yang sederhana
dapat
diubah:
Mudah
c. Potensi 3 1 3/3x1=1 Kelaurga bapak M Zaini cukup mampu untuk
masalah melaksanakan
untuk
dicegah:
tinggi
d. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Keadaan ekonomi keluarga cukup
masalah: memadai ,sehingga ibu tidsk kesulitan untuk pergi
masalah ke pusat kesehatan terdekat. Segera ditangani ibu
berat menyadari batuk dapat menular anakanya,
sehingga ia berusahan mencara pengobatan.

Total: 4
Dari prioritas masalah diatas dapat disusun urutan diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada ibu Romiah berhubungan dengan kurangnya
kemampuan keluarga Bapak jumain merawat anggota keluarga yang sakit (skor 4)
2. Kurangnya pemahaman keluarga bapak jumain terhadap pentingnya KB bagi
keselamatan ibu romiah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga bapak jumain
mengenal masalah KB (skor 3 2/3)
“TERIMA KASIH”

Anda mungkin juga menyukai