Anda di halaman 1dari 11

Proses Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang


sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas (Subekti, 2005). Pada keperawatan keluarga, perawat
mengkonseptualisasikan keluarga sebagai unit pelayanan dan keluarga sebagai
unit atau system, maka fokusnya adalah keluarga.

Langkah – Langkah Proses Keperawatan Keluarga

Pengkajian terhadap keluarga : Pengkajian anggota keluarga :


• Mengidentifikasi data sosial budaya ▪Fisik
• Data lingkungan ▪Mental
• Struktur keluarga ▪Sosial
• Fungsi keluarga ▪Emosional
• Perkembangan keluarga ▪Spiritual
• Stres koping keluarga

Identifikasi Masalah
Masalah Keluarga
(Diagnosa Keperawatan)

Rencana Keperawatan :
▪Menyusun prioritas
▪Perumusan tujuan & Kriteria hasil
▪Mengidentifikasi sumber – sumber
▪Mengidentifikasi pendekatan alternative
▪Memilih intervensi perawatan

Implementasi Rencana
Keperawata n
(Pengerahan sumber – sumber)

Evaluasi Keperawatan
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga .
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota
keluarga yang sakit, gangguan fungsi tubuh, keluarga yang membutuhkan
bantuan, sesuai dengan kemampuan keluarga.
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan social)
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misal; puskesmas,
posyandu, atau sarana kesehatan lain).

PERSIAPAN YANG PERLU UNTUK PERAWAT


a. Menetapkan keluarga yang menjadi sasaran kunjungan serta kasus yang perlu
ditindaklanjuti.
b. Menetapkan jadwal kunjungan dan membuat kesepakatan dengan keluarga
c. Menyiapkan perlengkapan;
Mempelajari riwayat penyakit individu & keluarga, rekam kesehatan keluarga.
Membuat catatan singkat sebagai tindak lanjut kajian keluarga.
Kit Primary health nursing (PHN)
Alat bantu penyuluhan.

PENGKAJIAN
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
Tahap – tahap pada pengkajian :
1. Membina hubungan yang baik / terapeutik ;
Diawali perkenalan, sopan, ramah.
Menjelaskan tujuan kunjungan
Meyakinkan keluarga bahwa kunjungan keluarga untuk membantu
Menjelaskan bantuan perawat yang dapat dilakukan.
Menjelaskan pada keluarga tim kesehatan lain yang terlibat.
2. Pengkajian awal; sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan.
3. Pengkajian lanjutan (kedua); tahap pengkajian untuk memperoleh data lebih
lengkap sesuai dengan masalah kesehatan kelu arga yang ada sekarang.

Data yang perlu dikaji :


1. Berkaitan dengan keluarga
Data demografi & sosiokultural
Data lingkungan
Struktur & fungsi keluarga
Stress & koping keluarga
Perkembangan keluarga
2. Berkaitan dengan individu/anggota keluarga
Fisik, mental, emosi, sosial, spiritual

Aturan pembuatan genogram :


1. Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri
2. Umur anggota keluarga ditulis pada symbol laki -laki / perempuan
3. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah symbol laki -laki / perempuan.
4. Penggunaan symbol dalam genogram

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pengelompokan data
Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian data subyektif dan obyektif
setiap kelompok diagnosis keperawatan.
2. Perumusan diagnosis keperawatan
a. Masalah (problem) P, adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga.
b. Penyebab (etiologi) E, adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu kepada 5 (lima) tugas keluarga.
c. Tanda (sign) S, adalah sekumpulan data subyektif dan obyektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan
penyebab.

Tipologi diagnosa keperawatan keluarga terdapat 3 (tiga) :


1. Diagnosa Aktual
2. Diagnosa Resiko / Resiko Tinggi
3. Diagnosa Potensial/Wellness

DIAGNOSA CONTOH
AKTUAL 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan
Adalah masalah keperawatan yang istirahat tidur khususnya pada Ny. W
sedang dialami keluarga & keluarga Tn.S yang b/d
memerlukan bantuan perawat dengan ketidakmampuan keluarga
cepat. memodifikasi lingkungan yang nyaman
untuk istirahat dan tidur.
2. Perubahan peran menjadi orang tua
tunggal (single parent) pada Tn. M
yang b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran orang tua
tunggal setelah istrinya meninggal.
RESIKO / RESTI 1. Resiko terjadinya serangan ulang
Adalah masalah keperawatan yang yang berbahaya khususnya pada
belum terjadi, tetapi tanda untuk lansia Ny. P keluarga Tn. N yang b/d
menjadi masalah keparawatan actual ketidakmampuan keluarga
dapat terjadi dengan cepat apabila memanfaatkan fasilitas pelayanan
tidak segara mendapat bantuan/ kesehatan (puskesmas) yang dekat
ditangani. dengan tinggal keluarga.
2. Resiko tinggi gangguan
perkembangan balita khususnya pada
An. U yang b/d ketidakmampuan
keluarga melakukan stimulasi pada
balita.
POTENSIAL / WELLNESS 1. Potensial peningkatan
Adalah suatu keadaan sejahtera dari kesejahteraan khususnya Ny. S yang
keluarga ketika keluarga telah mampu sedang hamil pada keluarga Tn. B.
memenuhi kebutuhan kesehatannya & 2. Potensial tumbuh kembang yang
mempunyai sumber penunjang optimal bagi anak khususnya An. Y
kesehatan yang memungkinkan dapat pada keluarga Tn. W.
ditingkatkan.

Masalah keperawatan dianjurkan menggunakan pendekatan (NANDA).

3. Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan


Skoring dilakukan apabila rumusan diagnosis keperawatan lebih dari satu,
proses scoring menggunakan skala dirumuskan oleh Bailon & Maglaya (1978).
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan, yang terdiri dari :
Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang telah dibuat.
Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor yang diperoleh x Bobot
Skor tertinggi

Jumlah skor untuk semua criteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5)

Skoring Diagnosa Keperawatan (Bailon & Maglaya, 1978)


No. KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
Skala : - Tidak / kurang sehat 3 1
- Ancaman kesehatan 2
- Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diatasi
Skala : - Mudah 2 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala : - Tinggi 3 1
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 2 1
Skala : - Masalah berat, harus segera
ditangani 1
- Ada masalah, tetapi tidak perlu
ditangani 0
- Masalah tidak dirasakan

Penentuan prioritas sesuai dengan criteria skala :


Untuk criteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak/kurang sehat
karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.
Untuk criteria kedua perlu diperhatikan :
✓ Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk
menangani masalah.
✓ Sumber daya keluarga; fisik, keuangan, tenaga.
✓ Sumber daya perawat; pengetahuan, ketrampilan, waktu.
✓ Sumber daya lingkungan; fasilitas, organisasi dan dukungan.
Untuk criteria ketiga perlu diperh atikan :
✓ Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit.
✓ Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.
✓ Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki
masalah.
✓ Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak actual dan
menjadi parah.
Untuk criteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.

4. Penyusunan prioritas masalah


Contoh Prioritas :
Resiko terjatuh (terpeleset) pada lansia yang tinggal di keluarga Tn. A yang
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menyediakan lingkungan yang
aman bagi lansia.
No. KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1 Sifat masalah 2/3 X 1 = Bila keadaan tersebut tidak segera
Skala : Ancaman 2/3 diatasi akan membahayakan
kesehatan lansia yang tinggal bersama
keluarga, karena lansia setiap hari
dirumah tanpa pengawasan
2 Kemungkinan masalah 2/2 X 2 = Penyediaan sarana yang murah
dapat diubah 2 dan mudah didapat oleh keluarga
Skala : Mudah (misal; sandal karet)
3 Potensial masalah untuk 2/3 X 1 = Keluarga mempunyai kesibukan
dicegah 2/3 yang cukup tinggi, tetapi merawat
Skala : Cukup orang tua yang telah lansia
merupakan penghormatan &
pengabdian anak yang perlu
dilakukan.
4 Menonjolnya masalah 0/2 X 1 = Keluarga merasa keadaan
Skala : Masalah tidak 0 tersebut telah berlangsung lama
dirasakan dari tidak pernah ada kejadian
yang mengakibatkan lansia
mengalami suatu cidera (terjatuh)
dirumah akibat lantai yang licin.

Total Skor 3 1/3

RENCANA ASKEP KELUARGA


Metode dalam menyusun rencana askep keluarga
Diagnosa Keperawatan Rencana Asuhan Keperawatan
Masalah (P) Digunakan untuk merumuskan tujuan
umum – khusus atau tujuan jangka
panjang – pendek

Penyebab (E) Digunakan untuk merumuskan criteria


standar/hasil yang diharapkan sebagai
tolok ukur suatu keberhasilan.

Tanda (S) Selanjutnya merumuskan rencana


tindakan/intervensi keperawatan
keluarga.
Perencanaan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada
masalah yang dilengkapi dengan criteria dan standar yang mengacu pada
penyebab, merumuskan tindakan yang berorientasi pada criteria dan standar.
Rencana tindakan pada keluarga meliputi :
1. Menstimulasi kesadaran / penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan, dengan cara; memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan
keluarga, mendorong sika p emosi untuk mendukung upaya kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara; mengidentifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber yang dimiliki keluarga, diskusi tentang tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan cara; demonstrasi, menggunakan alat dan fasilitas dirumah, mengawasi
keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
disekitar.
Hal penting dalam menyusun rencana :
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang
sesuai dengan kondisi klien.
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat u kur dan diobservasi
dengan pancaindra perawat yang obyektif.
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat
ketergantungan dapat diminimalisasi.
Contoh :
Tujuan jangka panjang
Lansia selama tinggal di keluarga Tn. A tidak terjatuh.
Tujuan jangka pendek
Setelah implementasi keperawatan yang ke – 5 melalui kunjungan rumah,
keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia.
Kriteria hasil
Pengetahuan 1. Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan (lantai
yang licin).
2. Keluarga dapat menyebutkan akibat yang diderita lansia bila
jatuh.
3. Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia terjatuh
akibat lantai yang licin.
Sikap 4. Keluarga mengkomunikasikan lingkungan yang
membahayakan lansia dengan anggota keluarga lainnya.
5. keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana
yang aman bagi lansia.
Tindakan / 6. Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
psikomotor 7. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah menjadi
aman bagi lansia.

Rencana tindakan
1. Mendiskusikan tentang bahaya lantai licin
2. Mendiskusikan akibat bila lansia terjatuh
3. Mendiskusikan cara mencegah lansia terjatuh
4. Mengajarkan kepada keluarga untuk menyelesaikan masalah lansia dengan
keluarga
5. Mengajarkan kepada keluarga setiap diskusi perlu diambil suatu keputusan
yang terbaik
6. Tanpa adanya kesepakatan dengan keluarga, keluarga sudah melaksanakan
pencegahan pada lansia (misal; lansia sudah diberikan sandal karet, tongkat, dll)
7. Bersama keluarga memodifikasi lingkungan yang aman.

Contoh penulisan Rencana :


Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Setelah dilakukan Pengetahuan 1. keluarga 1. Diskusikan
tindk. Keperawatan dapat ………..
………………………… melakukan 2. dst.
……………………….. ………
Tindakan 2. dst. 7. Bersama
7. Keluarga keluarga
dapat ……………………
memodifikasi
………
IMPLEMENTASI
Pada tahap ini perawat diharapkan tidak melakukan tindakan sendiri, melainkan
bekerjasama dengan keluarga, tim lain, melakukan kontrak, agar keluarga
mempunyai kesiapan fisik dan psikis.
Contoh Format Implementasi
Tanggal & Waktu No. Diag. Kep. Implementasi
8 Juni 2008 1 Pendidikan kesehatan tentang ………….
15.00 – 16.00 dan……….. dengan keluarga Tn. A yang
dihadiri…………, kontrak selanjutnya
tanggal……….jam…….untuk kegiatan
……………..

Materi dan media yang akan diberikan sesuai dengan rencana implementasi
jangan sampai lupa.

EVALUASI
Evaluasi digunakan dengan menggunakan SOAP
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subyektif
oleh keluarga setelah dilakukan implementasi.
O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif setelah implementasi.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan objektif
keluarga yang dibandingkan dengan criteria dan standar pada rencana
keperawatan.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

Contoh evaluasi :
Tanggal & Waktu No. Diag. Kep. Evaluasi
15 Juni 2008 1 S : Keluarga mengatakan bahwa masih
16.00 ada materi minggu lalu yang tidak
dipahami, yaitu tentang ………….
O : Keluarga dapat menjawab
pertanyaan tentang……….. keluarga
tidak dapat menjelaskan kembali tentang
…………
A : Implementasi yang dilaksanakan
seminggu lalu dengan metode ceramah
dan media brosur, belum sepenuhnya
dimengerti oleh keluarga. Perlu metode
dan media lain yang efektif.
P : Berikan penkes ulang sesuai
kesepakatan dengan keluarga, metode
dengan demonstrasi, metode ditambah
dengan bahan yang sesuai dengan
kondisi di keluarga.

Anda mungkin juga menyukai