Tabel 2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
Sesuai Dengan Prioritas
No Kritera Skor Bobot
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagaian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu harus
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Suprajitno, 2004
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
a. Tentukan skor untuk setia kriteria yang dibuat
b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
KONSEP PENYAKIT
A. PENGERTIAN
Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat akut,
dengan kerusakan “Erosive” karena permukaan hanya pada bagian mukosa (Iin Inaya,
2004).
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung (Medicastore,2003). Gastritis
adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung (Suyono,2001).
David Ovedorf(2002) mendefinisikan gastritis sebagai inflamasi mukosa gaster
akut atau kronik.
Pengertian yang lebih lengkap dari gastritis yaitu peradangan lokal atau menyebar
pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves, 2002).
Jadi gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut
atau kronik, diffus atau lokal. Menurut penelitian, sebagaian besar gastritis disebabkan
oleh infeksi bacterial mukosa lambung yang kronis. Selain itu beberapa bahan yang
sering dimakan dapat mennyebabkan rusaknya sawar mukosa pelindung lambung.
Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat.
Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa
penyebab:
a. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori
( bakteri yang tumbuh yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan
lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang ada dalam keadaan normal tumbuh di
dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam,
berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis
menetep atau gastritis sementara.
b. Gastritis karena steress akut, merupaka n jenis gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.
Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti yang terjadi pada luka
bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
c. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari : bahan-bahan seperti obat-obatan ,
terutama aspirin dan obat anti peradangan non steroid lainya, penyakit Crohn,
infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang
sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka
terbuka), paling sering terjadi pada alkoholik.
d. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjai pada penderita penyakit menahun atau
penderita yang mengalamu gangguan sistem kekebalan.
e. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi
cacing gelang . eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
f. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan
lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang
menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut gastritis
ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah
diangkat (mengalami pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa
menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vittamin B12
dari makanan.
g. Penyakit Meniere merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Dinding lambung menjadi tebal, lipatanya melebar, kelenjarnya membesar dan
memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita
kanker lambung.
h. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel
plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan
organ lainnya. Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau
menerima terapi penyinaran dengan dosis yang berlebihan.
Klasifikasi :
a. Gastritis Superfisialis Akut
1) Definisi
Adalah suatu peradangan permukaan lambung yang akut dengan kerusakan-
kerusakan erosi.
2) Etiologi
a) Obat analgetik-anti inflamasi terutama aspirin
b) Bahan kimia, misalnya lisol
c) Merokok
d) Alkohol
e) Stress fisis ( combustio, sepsis, trauma, gagal ginjal)
f) Refluks usus halus
g) Endotoksin bakteri
h) Makanan berbumbu (lada, cuka)
3) Pemeriksaan Diagnostik
a) Hispatologi biopsy
b) Analisis cairan lambung
c) Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya
antibodi H.Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan
bahwa pasien pernnah kontak dengan bakteri pasa suatu waktu dalam
hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang
terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
d) Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam
feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam
feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
e) Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin
tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan
sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil.
Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum
endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman
menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat
mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari
jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium
untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30
menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini
selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang,
kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini.
Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan endoskop.
f) Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-
tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan
diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan
ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih
jelas ketika di ronsen.
4) Komplikasi
a) Perdarahan saluran cerna
b) Ulkus
c) Perforasi (jarang terjadi)
5) Penatalaksanaan
a) Gastritis superfisial akut biasanya mereda bila agen-agen penyebab
dapat dihilangkan
b) Penatalaksanaan medik yang diberikan:
(1) Obat anti mual/ muntah
(2) Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit IV jika masih muntah
(3) Penghambat H2 (ranitidine)
(4) Antacid
b. Gastritis Atropik Kronik
1) Definisi
Suatu peradangan bagian permukaan lambung yang menahun. Gastritis ini
ditandai oleh artrofi progesif epitely
2) Etiologi
Belum diketahui
a) Namun penyakit ini sering terdapat pada orang tua, peminum alkohol
berlebih, merokok ( merupakan predisposisi gastritis atrofik)
b) Pada klien dengan anemia pernisiosa , patogenesis berkaitan dengan
mekanisme imunologik
c) Gastritis kronik merupakan predisposisi timbulnya tukak lambung dan
Ca
B. TANDA DAN GEJALA
Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena invasi langsung pada sel-sel
dinding lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Peradangan ini termanifestasi seperti
perasaan perih di epigastrium, rasa panas / terbakar dan nyeri tekan.
Perdarahan
Inflamasi Erosi mukosa lambung
Mukosa lambung
Nyeri epigastrum kehilangan integritas
Menurunnya tonus dan jaringan
peristaltic lambung
Anoreksia
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup
dan kehilangan cairan berlebih karena muntah.
2. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
H. RENCANA KEPERAWATAN
No DX NOC NIC
2 = Jarang dilakukan
3 = Kadang dilakukan
4 = Sering dilakukan
5 = Selalu dilakukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan
2 = Jarang memperlihatkan
3 = Kadang memperlihatkan
4 = Memperlihatkan
5 = Selalu memperlihatkan
5 Knowladge : Disease Proses (1803) Pain managemen ( 1400)
2 = Jarang dilakukan
3 = Kadang dilakukan
4 = Sering dilakukan
5 = Selalu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA