TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.3 Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan peletakan perabotan rumah tangga, jenis
septik tank, jarak septik tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah
(Friedman, 2010).
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi penderita diabetes melitus.
2.1.1.4 Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi, struktur
kekuasaan, struktur peran, nilai dan norma keluarga.
2.1.1.5 Data Fungsi Keluarga
2.1.1.5.1 Fungsi Afektif
Pada fungsi ini dilakukan pengkajian pada pola kebutuhan
keluarga dan responsnya. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain
dalam keluarga.
2.3.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah
meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes melitus meliputi :
a) Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup, dan
mengurangi risiko komplikasi akut.
b) Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikriangiopati dan makroangiopati.
c) Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan
darah, berat badan, dan profil lipid (mengukur kadar lemak dalam darah), melalui
pengelolaan pasien secara komprehensif.
Tatalaksana diabetes melitus terangkum dalam 4 pilar pengendalian diabetes.
Empat pilar pengendalian diabetes, yaitu :
a) Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit diabetes. Dengan mengetahui
faktor risiko diabetes melitus, proses terjadinya diabetes melitus, gejala diabetes melitus,
komplikasi diabetes melitus, serta pengobatan diabetes melitus, penderita diharapkan
dapat lebih menyadari pentingnya pengendalian diabetes melitus, meningkatkan
kepatuhan gaya hidup sehat dan pengobatan diabetes melitus.
b) Pengaturan makan (Diet)
Pengaturan makan pada penderita diabetes melitus bertujuan untuk mengedalikan gula
darah, tekanan darah, kadar lemak darah, serta berat badan ideal. Dengan demikian,
komplikasi diabetes melitus dapat dihindari.
c) Olahraga
Pengendalian kadar gula darah, lemak darah, serta berat badan ideal juga membutuhkan
aktivitas fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek sangat baik meningkatkan
sensivitas insulin pada tubuh penderita sehingga pengendalian diabetes melitus lebih
mudah dicapai.
d) Obat atau Terapi Farmakologi
Obat oral atau obat suntikan diresepkan pada dokter apabila gula darah pasien tetap tidak
terkendali setelah 3 bulan. Penderita mencoba menerapkan gaya hidup sehat. Obat juga
digunakan atas pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu.
Diet diabetes melitus adalah diet yang diberikan kepada penderita Penyakit diabetes Melitus dengan
tujuan berapa sering seseorang makan dan Ditambah dengan program memperbaiki kebiasaan
makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara menyeimbangkan asupan
makanan dengan obat penurun glukosa oral maupun insulin dan aktivitas fisik untuk mencapai kadar
gula darah normal, mencapai dan mempertahankan fisik untuk mencapai kadar gula darah normal
(Hartono,2016).
Menurut (Almatsier,2007) menyebutkan beberapa tujuan diet Diabetes melitus antara lain yaitu :
Syarat-syarat yang diperlukan untuk penderita diet diabetes Melitus (DM) Menurut
(Almatsier,2010):
a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan energi
ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk Metabolisme sel sebesar 25-30
kkal/kg BB normal
b. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15%dari kebutuhan energi Total Rencana makan dapat
mencakup penggunaan beberapa makanan Sumber protein nabati misalnya kacang-
kacangan dan biji-bijian yang utuh Untuk membantu asupan kolesterol dan lemak jenuh.
c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, Dalam lemak tidak
jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak Jenuh tunggal. Asupan kolesteral makanan
dibatasi, yaitu <300 mg/hari.
d. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%.Tujuannya
adalah meningkatkan konsumsi karbohidrat komplek Seperti roti, gandum utuh, nasi beras
tumbuk, sereal dan pasta/mi yang Berasal dari gandum
e. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak Diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar Glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan
mengonsumi gula murni Sampai 5% dari kebutuhan energi total.
f. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah Bahan pemanis,
Gula alternatif bergizi adalah fruktosa, gula alkohol berupa Sorbitol, manitol, dan silitol,
Fruktosa dalam jumlah 20% dari kebutuhan Energi total dapat meningkatkan kolesterol
g. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air Yang terdapat
didalam sayur dan buah.
h. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi Natrium dalam
bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 Mg/hari. Apabila mengalami hipertensi,
asupan garam harus dikurangi, dianjurkan 2400 mg natrium perhari.
i. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, Penambahan vitamin dan
mineral dalam bentuk suplemen tidak Diperlukan.
j. Pasien DM dianjurkan untuk menghindari alkohol. Anjuran bagi orang Diabetes yang tidak
dapat menghindari alkohol. tidak boleh Dikonsumsi apabila kadar glukosa darah belum
terkendali. Alkohol Mengandung kalori tinggi sehingga tidak baik bagi obesitas.
Harus diketahui dan dilaksanakan oleh pasien DM, yaitu jenis, jadwal Makanan, dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. = Tepat Jadwal ( J1 ).
Pasien DM harus membiasakan diri untuk makan tepat pada waktu Dan menghabiskan makanan
sesuai dengan jumlah yang telah Ditentukan. Pasien DM makan sesuai jadwal yaitu 3 kali makan
Utama, 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam, hal ini Dimaksudkan agar terjadi
perubahan pada kandungan glukosa Darah pasien DM, sehingga diharapkan dengan perbandingan
Jumlah makanan dan jadwal yang tepatmaka kadar glukosa darah Akan tetap stabil dan pasien DM
tidak merasa lemas akibat Kekurangan zat gizi.Tindakan pengendalian DM untuk mencegah
Terjadinya komplikasi sangat diperlukan, khususnya dengan Menjaga kadar gula darah sedekat
mungkin dengan nilai normal (Sustrani,2005).
Pasien DM harus mengetahui dan memahami jenis makanan yang Boleh dimakan secara bebas,
makanan yang dibatasi secara ketat Dan makanan yang hanya dibatasi.Makanan yang mengandung
Karbohidrat mudah diserap seperti sirup, gula, sari buah harus Dihindari. Sayuran dengan kandungan
karbohidrat tinggi seperti Buncis, kacang panjang, wortel, kacang kapri, daun singkong, bit Dan
bayam harus dibatasi. Buah-buahan berkalori tinggi seperti Pisang, pepaya, mangga, sawo,
rambutan, apel,duku, durian, jeruk Dan nanas juga dibatasi. Sayuran yang boleh dikonsumsi adalah
Sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti oyong, ketimun, Kol, labu air, labu siam, lobak,
sawi, rebung, selada, toge, terong Dan tomat (Waspadji, 2007).
c. = Tepat Jumlah( 3J ).
Menurut Moehyi (1996) ketentuan mengenai pengaturan jumlah zat Makanan yang harus
dikonsumsi oleh pasien DM sebagai berikut:
Karbohidrat
Sampai saat ini sebagian orang berpendapat bahwa pasien DM Harus menonsumsi makanan rendah
karbohidrat. Banyak Penelitian menemukan bahwa dengan diet tinggi karbohidrat dan Rendah
lemak lebih unggul dari pada diet rendah karbohidrat. Didapatkan pula bahwa diet tinggi karbohidrat
menimbulkan Perbaikan glukosa terutama pada pasien DM yang tidak terlalu Berat, apalagi pada
pasien yang gemuk, tetapi walaupun pasien dianjurkan diet tinggi karbohidrat, pasien tersebut harus
Menghindari karbohidrat yang mudah diserap tubuh seperti sirup, Gula, sari buah dan makanan lain
yang manis atau mangandung Gula. Selain itu pasien DM harus mengetahui bahwa jumlah
Karbohidrat dalam makanan untuk setiap kali makan harus diatur Sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan Hidrat arang sepanjang hari.
Protein
Protein merupakan bahan dasar untuk zat pembangun, Pertumbuhan, hormon dan antibodi. Pada
pasien DM, kebutuhan Protein akan meningkat akibat digunakannya protein sebagai Energi,
sedangkan karbohidrat sendiri tidak dapat diserap oleh Tubuh sehingga pasien merasa lemas.
Berdasarkan hal tersebut, Maka pasien DM memerlukan protein untuk memenuhi kebutuhan
Tubuhnya sebanyak 10 –15 %.
Lemak
Pada pasien DM penggunaan lemak dibatasi, terutama lemak jenuh Yang secara tidak langsung
dengan mekanisme tertentu dapat Mempengaruhi kenaikan kadar gula darah. Makanan yang
Mengandung lemak jenuh antara lain minyak kelapa, margarin, Santan keju dan lemak hewan,
sedangkan lemak tidak jenuh Mempunyai efek jauh lebih kecil terhadap kadar gula darah dari Pada
lemak jenuh.
Kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan Hiperkolesterol Kemia yang berkaitan
dengan terjadinya Aterosklerosis. Pada pasien DM, kadar kolesterol yang tinggi dapat Memperberat
penyakitnya, oleh karena itu konsumsi makanan yang Berkolesterol harus dibatasi dengan perkiraan
jumlah yang Dibutuhkan kurang dari 300 mg per hari.
1. Definisi
Menurut Baron,(2017). Glukosa darah merupakan karbohidrat dalam Bentuk monosakarida yang
terdapat dalam darah, Glukosa adalah bahan Bakar utama dalam jaringan tubuh serta berfungsi
untuk menghasilkan energi.
Menurut Maulana,( 2015). Gula darah meningkat setelah makan atau Minum minuman yang
mengandung kadar glukosa di dalamnya. Umumnya Tingkat gula darah bertahan pada batas-batas
yang sempit sepanjang hari: 4-8 Mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan
biasanya Berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.
Hiperglikemia terjadi akibat jumlah hormon insulin yang kurang ataupun Mencukupi namun tidak
efektif (resistensi insulin). Kadar gula darah yang Tinggi tidak mampu diserap dan tidak dapat
digunakan sebagai sumber tenaga Di dalam sel tubuh terutama sel otot. Kondisi tersebut membuat
seseorang Akan kekurangan energi sehingga mudah lelah, banyak makan tetapi berat Badan
mengalami penurunan, banyak kencing, dan banyak minum.
Sedangkan Hipoglikemia terjadi pada saat keadaan lapar ataupun Gangguan fisiologis. hipoglikemia
pada penderita adalah obat Hipoglikemia, makan yang berkurang, berat badan menurun, setelah
Melakukan olahraga, setelah melahirkan, dan pemberian insulin yang kurang Tepat (Intisari, 2013).
Kenaikan kadar gula darah menyebabkan penyempitan seluruh pembuluh Darah. Akibatnya organ-
organ tubuh menjadi lemas dan fungsinya mengalami Kemunduran. Pada akhirnya, organ-organ
tubuh akan mengalami kerusakan Total (Noviyanti, 2015).
Mekanisme awal terbentuknya gula dalam darah yaitu saat semua Karbohidrat dalam makanan
dihidrolisis menjadi monosakarida, yaitu glukosa, Galaktosa dan fruktosa di saluran pencernaan.
Kemudian monosakarida ini Diserap di usus dan kemudian dibagi menjadi dua tahap, yaitu glukosa
Memasuki sistem peredaran darah dan kemudian ditransfer ke sel tubuh yang Membutuhkannya.
Kedua, glukosa akan diubah menjadi molekul lain. Glukosa Akan disimpan dalam bentuk glikogen
dan akan disimpan di dalam otot hati, Sedangkan glukosa disimpan dalam bentuk gula darah di
dalam plasma. Peran glukosa dalam tubuh manusia tidak hanya sebagai bahan bakar untuk Proses
metabolisme dan sumber energi untuk bekerja otak juga dapat menjadi Generator energi saat
berolahraga (Irawan, 2007).
Diabetes Melitus merupakan kelainan pengelolaan karbohidrat dalam Tubuh yang disebabkan oleh
kurangnya hormone insulin, sehingga Karbohidrat tidak dapat digunakan oleh sel untuk diubah
menjadi tenaga Akibatnya karbohidrat yang ada didalam tubuh dalam bentuk glukosa dalam Darah.
Peningkatan prevalensi diabetes Melitus selain dari faktor keturunan Juga berkaitan dengan
kepatuhan diet, Kepatuhan pasien diabetes Melitus Dalam melaksanakan diet merupakan salah satu
hal terpenting dalam Pengendalian kadar gula darah. Kepatuhan diet DM dapat dilihat dari jenis
Makanan yang dikonsumsi, jumlah porsi makanan, frekuensi makan serta Makanan yang dibatasi,
kepatuhan dalam menjalankan diet merupakan Harapan dari setiap penderita diabetes Melitus
harus mampu menjalankan Anjuran dokter atau para medis, agar kadar glukosa dalam darah dapat
Terkontrol (Tjokroprawiro, Dkk 2010).
Ada berbagai cara yang biasa dilakukan untuk memeriksa kadar glukosa Darah (Rudi,2013).
Tes glukosa darah puasa mengukur Kadar Glukosa Darah setelah Tidak mengonsumsi apapun kecuali
air selama 8 jam. Tes Ini biasanya dilakukan hari sebelum sarapan. Hasil pemeriksaan Kadar gula
darah puasa dikategorikan Hiperglikemi apabila Hasilnya 101-125mg/dL , Normal apabila
menunjukkan 71-100mg/dL, dan Hipoglikemia apabila hasilnya 0-70mg/dL.
Kadar Glukosa Darah sewaktu disebut juga kadar glukosa darah Acak atau kasual. Tes glukosa darah
sewaktu dapat dilakukan Kapan saja, kadar glukosa darah dikatakan normal jika tidak lebih Dari
200mg/Dl
Tes toleransi glukosa oral adalah tes yang mengukur kadar Glukosa darah sebelum dan dua jam
sesudah mengonsumsi glukosa sebanyak 75 gram yang dilarutkan dalam 300 mL air, Hasil uji
toleransi glukosa oral dikatakan normal jika kurang dari 140mg/dL, hiperglikemia apabila 140-
199mg/dL, dan Hiploglikemia Jika sama atau lebih dari 200mg/dL.
d. Uji HBA1C
Uji HBA1C mengukur kadar glukosa darah rata-rata dalam 2 –3 Bulan terakhir. Uji ini lebih sering
digunakan untuk mengontrol Kadar glukosa darah pada penderita diabetes. Klarifikasi kadar HBA1C.
Dikatakan normal jika kurang dari 5,7%, hiperglikemia 5,7-6,4%, dan dikatakan hipoglikemia sama
atau lebih dari 6,5%
Darah faktor yang mempengaruhi kadar gula darah Diabetes melitus (Menurut Fox & Kilvert 2010).
a. Olahraga
Dengan berolah raga dapat menurunkan resintensi insulin sehingga insulin Dapat berfungsi secara
normal untuk sel di dalam tubuh serta membakar Lemak untuk mencegah terjadinya obesitas.
b. Pola makan
Makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan tinggi serat dapat Mempengaruhi sel beta
pankreas dalam menghasilkan insulin.
c. Cemas
Kecemasan merupakan respon terhadap penyakit yang dirasakan Penderita sebagai suatu tekanan,
rasa tidak nyaman, gelisah, dan kecewa. Gangguan psikologis tersebut membuat penderita menjadi
acuh terhadap Peraturan pengobatan yang harus dijalankan seperti diit, terapi medis, dan Olah raga
sehingga mengakibatkan kadar gula darah tidak dapat terkontrol (Taluta, & Dkk, 2014).
d. Usia
Pertambahan usia menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan penurunan Fungsi tubuh yang
berpengaruh terhadap asupan serta penyerapan zat gizi Sehingga dapat memicu terjadinya obesitas
yang berkaitan erat dengan Penyakit degeneratif khususnya diabetes melitus (Maryam, dkk, 2008).
e. Alkohol
Mengonsumsi alkohol dapat meningkat kadar glukosa karena Mengandung kalori yang tinggi
(Tandra, 2007).
D. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep berjudul Hubungan Kepatuhan Diet Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel independen dari penelitian ini adalah kepatuhan diet yaitu Pola Makan dengan
memperhatikan 3J: Jadwal, Jenis, dan Jumlah.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat Karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen dari penelitian ini adalah Kadar gula darah (Diabetes Melitus).
Penyusunan program pengajarn (SAP dan materi penyuluhan ) secara tertulis untuk
diimplementasikan
2.6.4.2 Penempatan lingkungan belajar yang tepat
Posisi presenter
1. Pengoranisaian materi : inti proses pembelajaran dan konsep sederhana ke ide/uraian yang
lebih kompleks
2. Rancangan penyajian sesuai kemampuan peserta dan interval waktu yang cukup untuk
meberikan kesempatan kepada peserta dalam menyerap materi
Leaflet adalah suatu alat promosi atau pemasaran yang dicetak pada selembar kertas, yang
umumnya mengunakan art paper atau art carton dan memiliki dua atau lebih lipatan. Didalam
leaflet sendiri biasanya berisikan informasi singkat mengenai suatu program, usaha, atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang pemilik atau badan usaha, terkait dengan produk, jasa, atau, acara
yang mereka tawarkan.
Ukuran Leaflet sebelmnya dilipat biasanya mengunakan A4 standar, yaitu 21 x 29,7 cm,
namun
Apabila kita menginginkan Leaflet dengan teknik lipatan empat maka disarankan untuk
menggunakan ukuran kertas yang lebih panjang dari A4, namun lebarnya sama.
Fungsi Leaflet tidak hanya sebagai alat promosi melainkan memiliki beberapa manfaat lainya
yang tidak kala penting sebaagi berikut:
Fungsi utama Leaflet adalah sebagai alat untuk mempromosikan suatu bisnis, produk, jasa, dan
juga suatu kegiatan atau acara yang akan diselengarakan, kepada target konsumen.
2) Sebagai Penyebaran informasi
Selain berguna untuk kegiatan promosi, fungsi lain dari Leaflet adalah sebagai alat untuk
menyebarkan informasi akan suatu gerakan, bisnis, atau usaha, acara, dan lain sebagainya,
ssehingga informasi dapat diketahui oleh banyak orang.
Leaflet adalah salah satu alat pemasaran yang bisa di bilang paling minim anggarannya, sama
seperti brosur dan flyer, terutama apabila di bandingkan dengan memasang iklan dimedia massa
atau di media digital.
A. Kelebihan Leaflet
Ada beberapa kelebihan Leaflet dibandingkan alat pemasaran lain adalah sebagai berikut :
a. dan ukuran Leaflet sangatlah ringkas sehingga mudah dibandingkan dan mudah pula
dibawah.
b. Leaflet juga terkenal awet dan tahan lama, serta cukup tebal sehingga meningkatkan
peluang untuk terus disimpan oleh konsumen.
c. Informasi lebih jelas dan rinci
d. Apabila desainya unik dan menarik juga akan meningkatkan peluang untuk disimpan oleh
orang yang membacanya.
e. Biayanya produksi Leaflet lebih murah dibandingkan alat promosi lainya seperti pemasangan
iklan atau cetak company profile.
f. Dapat memfokuskan penyebaran pada satu area tertentu guna mengoptimalkan penargetan
calon konsumen.
g. Mudah dibawah dan juga mudah untuk dibaca oleh target.
B. Kelemahan Leaflet
a. Selain kelebihan yang ada pada Leaflet tersebut, beberapa kelemahan yang ada pada Leaflet
adalah sebagai berikut :
b. Sangat tergantung pada desain, terutama dalam hal pemilihan warna dan ukuran tulisan,
layout, dan juga tingkat kepadatan informasi yang ada di dalamnya, dimana hal-hal tersebut
akan menentukan dibaca atau tidaknya Leaflet tersebut.
c. Tidak terlalu efektif dan efisien apabila menargetkan calon konsumen pada area yang terlalu
luas.
d. Berkontribusi meningkatkan limbah kertas terutama apabila desainnya kurang menarik dan
disebar ke area yang terlalu luas, karena banyak yang akan di buang begitu saja.
e. Meskipun biaya produksi lebih murah dibandingkan beberapa alat promosi, tetapi akan lebih
mahal dibandingkan promosi yang dilakukan via media sosial seperti facebook dan
Instagram.