Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SALA SATU ANGGOTA

KELUARGA DIABETES MELITUS DALAM PEMENUHAN


KEBUTUHAN NUTRISI DI WILAYA KERJA PUSKESMAS WATDEK

Di susun oleh:

Nama : Ainun sether

Nim : P07120219049

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari


kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga yang tinggal serumah
dan saling membutuhkan. Peran keluarga dalam sebuah rumah
memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas Kesehatan karena
jika keluarga sehat akan membentuk masyarakat yang sehat pula.
Apabila salah satu anggota keluarga mengalami penyakit atau
mengalami ganguan maka mempengaruhi Kesehatan keluarga. Salah
satu penyakit yang sering di alami adalah Diabetes Melitus

Sistem kesehatan Nasional bertujuan untuk mencapai derajat


kesehatan yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih
produktif baik sosial maupun ekonomi dalam bentuk pembangunan
kesehatan di Indonesia. Dengan menigkatkanya status sosial ekonomi,
pelayanan kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup dan
brtambahnya umur harapan hidup, maka Indonesia mengalami
pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak
menular, hal ini di kenal dengan transisi epidemiologi. Empat jenis
penyakit tidak menular utama menurut WHO adalah penyakit
kardiovaskuler (penyakit jantung koroner dan stroke), kanker, penyakit
pernapasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan
diabetes mellitus (Depkes RI, 2012).

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang


di tandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smeltzer
dan bare, 2015). Diabetes millitus (DM) merupakan suatu penyakit
menahun yang di tandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan
oleh kekurangan hormon insulin secara relatif. Pada umumnya ada 2 tipe
diabetes, yaitu diabetes tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2
(tidak tergantung insulin), tetapi ada pula diabetes dalam kehamilan yang
biasa disebut diabetes gastointestinal. Kasus diabetes dilaporkan
mengalami peningkatan di berbagai negara berkembang termasuk di
Indonesia.

Berdasarkan data (WHO) pada tahun 2015 sekitar 415 juta orang
dewasa mengalami diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta orang
1980an. Lebih dari 60% laki-laki dan 40% perempuan meninggal
sebelum berusia 70 tahun di wilaya rasyonal Asia tenggara. Apabila tidak
ada tindakan pemecahan maka jumbla ini akan terus meningkat tanpa
ada penurunan. Diperkirakan pada tahun 2040 menigkat menjadi 642 juta
pemderita (IDF, 2015).

Penderita diabetes mellitus di Indonesia tahun 2016 sebesar 6,9%


dengan jumbla kasus sebanyak 12 juta kasus (Kemenkes RI, 2016),
sedangkan di tingkat provinsi Maluku cakupan penderita diabetes mellitus
pada penderita >15 tahun sebesar 2,1 % yaitu sebesar 1.061.677 kasus
(Dinkes Maluku, 2016). Pada angka kasus diabetes mellitus di
puskesmas watdek tahun 2017 sebanyak 105 orang, 2018 sebanyak 56
orang, dan tahun 2019 bulan Januari sebanyak 4 orang. (Surat mohon
bantuan data terlampir, lampiran 5).

Menurut WHO kadar gula darah ketika orang sedang melakukan


puasa normalnya adalah 4-7 mmo1/1 atau setara dengan 72-126 mg/dL,
sedangkan setelah kurang lebih 90 menit selesai maka kadar gula darah
yang normal dalam tubuh adalah 10 mmo1/1 atau setara 180 mg/dL, dan
pada malam hari kadar gula darah yang normal didalam tubuh kita
adalah 8 mmo1/1 atau setara 144 mg/dL. Faktor penyebab penyakit
glukosa atau gula darah yaitu dari pola makan yang tidak teratur,
obesitas dan faktor genetik atau keturunan. Kebutuhan makanan yaitu
sala satunya nutrisi. Nutrisi sebagai sumber tenaga dalam aktivitas
sehari-hari dan sebagai zat pembangunan dan pengatur suhu tubuh.
Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat di peroleh dari karbohidrat
sebanyak 50-55% lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%.

Maslow 1950 mengatakan ada lima kebutuhan dasar yang harus


dipenuhi yaitu kebutuhan psikologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan
cinta aman, kepemilikan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan
paling dasar yang dimiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow dalam
mempertahankan hidup. Kebutuhan fisiologi meliputih air, udara, dan
makanan.

Tubuh manusia mempunyai kebutuhan esensial terhadap nutrisi,


walaupun dapat bertahan tanpa makan lebi lama dari pada cairan.
Seperti kebutuhan fisiologi lainya l, kebutuhan nutrisi mungkin tidak
terpenuhi pada manusia dalam berbagai usia. Proses metabolik
mengontrol pencernaan, menyimpan zat makanan, dan mengeluarkan
produk sampah. Mencerna dan menyimpa zat makanan adalah hal yang
penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh (Potter dan Perry,
2010).

Masala nutrisi sangat berkaitan dengan penyakit dan pengobatan.


Pada pasien diabetes mellitus harus melakukan upaya pengendalian
agar kadar gula darah terkendali. Pengendalian kadar gula darah
diabetes mellitus dapat di lakukan dengan menjalani lima pilar yaitu
edukasi, pengaturan makanan, olahraga, dan kontrol gula darah mandiri.
Pada upaya kendali diabetes mellitus yaitu mengatur pola makan dengan
prinsip 3 J yaitu tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat jumbla makan
(Garnadi, 2012).

Dalam meningkatkan nutrisi pada pasien diabetes, keluarga sangat


penting dalam membantu layanan kesehatan agar anggota keluarga
yang menderita diabetes bisa terkontrol dengan baik. Kesanggupan
keluarga dalam memelihara kesehatan keluarganya dilihat dari tugas
kesehatan keluarga di laksanakan. Adapun tugas kesehatan keluarga
adalah: mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil keputugas
untuk tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan anggota
keluarga yang sakit, mempertahankan suasana rumah yang
menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara
keluarga dan fasilitas kesehatan (Hernilawati, 2013).

Hasil wawancara pasien dan keluarga belum paham mengenai pola


makan pasien dan diet pada penderita diabetes mellitus, keluarga
bingung menyediakan makanan seperti apa bagi penderita diabetes
melitus.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik mengangkat judul


" Asuhan keperawatan pada sala satu anggota keluarga dabetes mellitus
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di wilaya kerja Puskesmas watdek.

1.2. Rumusan Masalah

Baimanakah gambaran asuhan keperawatan pada sala satu anggota


keluarga dengan diabetes mellitus dalam pemenuhan nutrisi di wilaya
kerja Puskesmas watdek.
1.3. Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan asuhan keperawatan pada sala satu anggota


keluarga dengan diabetes mellitus dalam pemenuhan nutrisi di
wilayah kerja Puskesmas watdek.

1.4.Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi:

1.4.1.masyarakat:

Memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang pemenuhan


kebutuhan nutrisi untuk penderita diabetes mellitus.

1.4.2.bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan:

Menambah keluasan ilmu teknologi dan terapan bidang


keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
keluarga yang menderita diabetes mellitus.

1.4.3.penulis:

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset


keperawatan, shususnya tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada keluarga dengan diabetes melitus.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep asuhan keperawatan keluarga dengan Diabetes Mellitus

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan


keluarga dan komponennya sebai fokus pelayanan dan melibatkan
anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelayanan, dan evalwasi. Asuhan keperawatan keluarga
dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan yang sistematis
melalui proses interaksi bersama klien dan keluarga (Depkes RI, 2010
dalam kholifa, 2016). Adapun tahapan asuhan keperawatan keluarga
terdiri dari 5 tahapan antara lain : pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.

2.1.1. pengkajian keperawatan

Pengkajian adalah langka atau tahapan penting dalam proses perawatan,


mengingkat pengkajian sebagai awal iteraksi dengan kekuarga untuk
mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga, yang
meliputih wawancara, observasi, konsultasi, pemeriksaan fisik (head to
toe) dan pemeriksaan penunjang diagnostik (Depkes RI 2010 dalam
kholifa, 2016). Adapun komponen pengkajian keperawatan keluarga
menurut Friedman (1998) adalah sebagai berikut:

2.1.1.1.Data pengenalan keluarga.

Data yang perlu di kumpulkan adalah nama kepalah keluarga,


alamat lengkap, komposisi keluarga, tipe keluarga, suku bangsa, latar
belakang budaya, identitas agama, status sosial, dan rekreasi keluarga.
Data ini merupakan data dasar untuk mengkaji data selanjutnya
2.1.1.2.Data perkembagan keluarga dan sejarah keluarga

Data yang perlu kaji pada komponen pengkajian ini, yaitu tahap
perkembangan keluarga saat ini, di isi berdasarkan umur anak pertama
dan tahap perkembagan yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti
(data yang di maksud adalah data kesehatan seluruh anggota keluarga
inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak ), riwayat keluarga sebelumnya
dari kedua orang tua termasuk riwayat kesehatan (Genogram 3
generasi ).

2.1.1.3.Data Lingkungan

Data yang perlu di kaji adalah karakteristik rumah, karakteristik


tetangga dan komunikasi. Data komunikasi terdiri atas tipe penduduk
pedesaan atau perkotaan, tipe hunian rumah, sanitasi jalan, dan
pengangkutan sampah. Karakteristik demografi tetanga dan komunikasi
meliputi sosial, etnis, pekerjaan, dan bahasa sehari-hari

2.1.1.4.Data struktur keluarga

Data yang ke empat yang perlu di kaji adalah data struktur keluarga,
antara lain pola komunikasi, meliputih penggunaan komunikasi antar
anggota keluarga, bagaimna anggota keluarga menjadi pendengar, jelas
dalam penyampaian pendapat dan perasaan selama berkomunikasi dan
berinteraksi.

2.1.1.5.Data fungsi keluarga

a. Fungsi efektif

Pada fungsi ini di lakukan pengkajian pada pola kebutuhan keluarga


dan responya. Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan
individu lain dalam keluarga, apakah anggota keluarga memberikan
perhatian satu sama lain, bagaiman mereka saling mendukung satu
sama lainya.

b. Fungsi sosialisasi

Data yang di kumpulkan adalah bagaimana keluarga menanamkan


disiplin, penghargaan dan hukuman bagi anggota keluarga, bagaiman
keluarga melatih otonomi dan ketergantungan memberi dan menerima
cinta, serta latihan perilaku yang sesuai usia.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Data yang di kaji terdiri atas keyakinan dan nilai perilaku keluarga
untuk kesehatan, bagaimna keluarga menanamkan nilai kesehatan
terhadap anggota keluarga, konsistensi keluarga dalam melaksanakan
nilai kesehatan keluarga. Pengkajian data pada fungsi keperawatan
kesehatan difokuskan pada data tugas keluarga di bidang kesehatan
( Friedman, 1988) yaitu

1).Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Data yang di kaji adalah apakah keluarga mengetahui masalah


kesehatan yang sedang diderita anggota keluarga. Apakah
keluarga mengerti tentang arti dari tanda dan gejala penyakit yang
di derita anggota keluarga. Bagaimna persepsi keluarga terhadap
masalah kesehatan anggota keluarga, bagaimana persepsi
keluarga terhadap upaya yang di lakukan untuk menjaga
kesehatan.

2).Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

Data yang di kaji adalah bagaimana kemampuan keluarga


mengambil keputusan apabila ada anggota keluarga yang sakit,
apakah di berikan tindakan sendiri dirumah atau dibawah ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Siapa yang mengambil keputusan untuk
melakukan suatu tindakan apa bila anggota keluarga sakit,
bagaimana proses pengambilan keputusan dalam keluarga apabila
ada anggota yang mengalami masalah kesehatan.

3).Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Data yang di kaji adalah bagaimana keluarga mampu melakukan


perawatan untuk anggota keluarganya yang mengalami masalah
kesehatan. Apakah keluarga mengetahui sumber-sumber makanan
bergizi, apakah diet keluarga yang mengalami masalah kesehatan
suda memadai, siapa yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan belanja dan pengobatan makanan untuk anggota
keluarga yang sakit, berapa jumblah dan komposisi makanan dan
jadwal makan. Apakah jumblah jam tidur anggota keluarga sesuai
dengan perkembangan, apakah ada jadwal tidur tertentu yang harus
di ikuti oleh anggota keluarga, fasilitas tidur anggota keluarga.
Bagaimana kebiasaan olahraga anggota keluarga, persepsi
keluarga terhadap kebiasaan olahraga, bagaimna latihan anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Apakah ada
kebiasaan keluarga mengkonsumsi kopi dan alkohol, bagaimana
kebiasaan minum obat pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan, apakah keluarga secara teratur mengunakan
obat-obatan tanpa resep, apakah obat-obatan ditempatkan di
tempat yang aman dan jau dari jangkauan anak-anak. Apakah yang
di lakukan keluarga untuk memperbaiki status kesehatannya, apa
yang di lakukan keluarga untuk mencegah terjadinya suatu
penyakit, apa yang dilakukan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit, apakah ada keyakinan, sikap dan nilai-nilai dari
keluarga dalam hubungannya dengan perawatan di rumah.

4).Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat.

Data yang dikaji adalah bagaimana keluarga mengatur dan


memelihara lingkungan fisik dan psikologi baik anggota
keluarganya. Lingkungan fisik, bagaimana keluarga mengatur
perabot rumah tangga, menjaga kebersihannya, mengatur vasilitas
dan pencahayaan rumah. Lingkungan memenuhi antar anggota
keluarga, bagaimana keluarga memenuhi privasi masing-masing
anggota keluarga.

5).Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Data yang dikaji adalah apakah keluarga suda memanfaatkn


fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dari tempat
tinggalnya, misalnya posyandu, puskesmas, puskesmas pembantu,
dan rumah sakit terdekat dengan rumah. Sumber pembiayaan yang
digunakan oleh keluarga, bagaimana keluarga membayar
pelayanan yang diterima, apakah keluarga masuk asuransi
kesehatan, apakah keluarga mendapat pelayanan kesehatan gratis.
Alat transportasi apa yang digunakan untuk mencapai pelayanan
kesehatan, masalah apa saja yang ditemukan jika keluarga
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan umum.

d.Fungsi ekonomi

Data yang diperlukan meliputi bagaimana keluarga berfungsi untuk


memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi yang terdiri atas data
jenis pekerjaan, jumblah penghasilan keluarga, jumblah pengeluaran,
bagaimana keluarga mampu mencukupi semua kebutuhan anggota
keluarga, bagaimana pengaturan keuangan dalam keluarga.

e.Fungsi reproduksi

Data yang dikumpulkan adalah berapa jumblah anak, apakah mengikuti


program keluarga berencana atau tidak apakah mempunyai masalah
pada fungsi reproduksi.

f.Data koping keluarga

Data yang perlu dilakukan pengkajian adalah agresor keluarga, meliputi


data tentang stresor yang dialami keluarga berkaitan dengan ekonomi
dan sosialnya, apakah keluarga dapat memastikan lama dan kekuatan
stresor yang dialami, apakah keluarga dapat mengatasi stresor dan
ketegangan sehari-hari. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan
penilaian yang objektif dan realistis terhadap situasi yang menyebabkan
stres. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan
stres, strategi koping bagaimana yang diambil oleh keluarga, apakah
anggota keluarga mempunyai koping yang berbeda-beda.

g.Pemeriksaan Fisik (head to toe)

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang


digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik klinik head to toe, untuk pemeriksaan fisik diabetes mellitus adalah
sebagai berikut:

1).Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,


berat badan dan tanda-tanda vital. Biasanya pada penderita diabetes
didapatkan berat badan yang di atas normal atau obesitas
2). Kepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, apakah ada pembesaran pada


leher, kondisi mata, hidung, mulut dan apakah ada kelainan pada
pendengaran. Biasanya pada penderita diabetes mellitus ditemui
penglihatan yang kabur atau ganda serta diplopia dan lensa mata yang
keruh, telinga kadang-kadang berdenging, Lida sering terasa tebal,
Lida menjadi lebi kental, gigi mudah goyang, gusi mudah bengkak, dan
berdarah.

3).Sistem integumen

Biasanya pada penderita diabetes mellitus akan di temui turgor kulit


menurun, kulit menjadi kering dan gatal, jika ada luka atau maka
warna sekitar luka akan memerah dan menjadi warna kehitaman jika
suda kering. Pada luka yang suda kering biasanya akan menjadi
ganggren.

4).Sistem pernapasan

Dikaji adalah sesak nafas, batuk, spuntum, nyeri dada. Biasanya pada
penderita diabetes mellitus muda terjadi infeksi pada sistem
pernapasan.

5).Sistem kardiovaskuler

Pada penderita diabetes mellitus biasanya akan ditemui perfusi


jaringan menurun, Nafi Perifer lemah atau berkurang, takikardi atau
bradikardi, hipertensi atau hipotensi, Aritmia, kardiomegalis.

6).Sistem Gastointestinal
Pada penderita diabetes mellitus akan terjadi polifagi, polidipsi, mual,
munta, diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan berat badan,
peningkatan lingkar abdomen dan obesitas.

7).Sistem perkemihan

Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya poliuri,


retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.

8).Sistem muskuluskletas

Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya


penyebaran lemak, peyebaran masa otot, perubahan tinggi badan,
cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.

9).Sistem neurologis

Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya


penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi dan rasa kesemutan pada tangan
atau kaki.

2.1.1.6.harapan keluarga

a. Harapan keluarga yang dimiliki keluarga sehubungan dengan


kondisi kesehatan yang dialami keluarga

b. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan dalam pelayanan


kepada anggota keluarga yang sakit
2.1.1.7.kemandirian keluarga

Data kemandirian keluarga (keluarga mandiri tingkat 1-5) dapat


dilakukan dengan pengkajian data observasi Perubahan perilaku.

2.1.2.diagnosa keperawatan

Diangnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang semua respon


individu, keluarga dan masyarakat tentang masala kesehatan aktual atau
potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.
Diagnosa keperawatan keluarga dengan diabetes mellitus adalah:

1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Kecemasan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah
penyakit diabetes mellitus.

3) Gangguan integritas kulit berhubugan dengan ketidak mampuan


merawat anggota keluarga yang sakit.

Tabel 1.1 skoring penentuan prioritas masalah keluarga

No Kriteria Nilai Bobot

1 Sifat masalah:

a. Aktual 3 1

b. Resiko 2

c. Potensial 1
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah:
2 2
a.Mudah
1
b.Sebagian
0
c.Tidak dapat

3 Petensi masalah untuk


dicegah:
3 1
a.Tinggi
2
b.Cukup
1
c.Rendah

4 Menonjolnya masalah:

a.Segera 2 1

b.Tidak perlu segera 1

c.Tidak dirasakan 0

Sumber: (Mubarak, 2012).

Cara menentukan nilai (skoring) atau bobot suatu Maslah adalah sebagai
berikut:

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

3. Jumblah skor untuk smua kriteria.


4. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa
keperawatan keluarga

Penentuan prioritas dengan kriteria skala:

a. Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau


kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari
oleh keluarga

b. Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan antara lain:

1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan


untuk menangani masalah.

2) Sumber daya keluarga: fisik, keuangan dan tenaga.

3) Sumber daya perawat: pengetahuan, ketrampilan dan


waktu

4) Sumber daya lingkungan: fasilitas, organisasi, dan


dukungan.

c. Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan:

1) Kepelikan dari masalah yang berhubugan dengan penyakit


atau masalah.

2) Lamanya masalah yang berhubugan dengan jangka waktu.

3) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk


memperbaiki masalah

4) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak


aktual dan menjadi parah.
d. Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.

2.1.3.perencanaan.

Rencana perawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang di


tentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi. Rencana tindakan
dari masing-masing diagnosa keperawatan khusus nutrisi dalam pada
klien diabetes mellitus menurut Friedman (2010). Perencanaan yang
dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan diabetes
mellitus ini adalah sebagai berikut (Mubarak,2012).

Tabel 2.2 intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Evaluasi Itervensi

Keperawat Kriteria Standar


an

1 Nutrisi Keluarga Keluarga Keluarga dapat a).Menjelaskan


kurang dari mengenal dapat menjelaskan arti penyakit
kebutuhan masalah menjelask penyakit, diabetes
tubuh penyakit an secara penyebab, melitus.
berhubung diabetes lisan tanda dan
an dengan melitus tengang gejala penyakit b.Diskusikan
ketidakma setelah penyakit DM,serta tanda- tanda
mpuan dua kali diabetes pencegahan dan penyebab
keluarga kunjunga mellitus dan pengobatan penyakit
mengenal n penyakit diabetes
masalah diabetes melitus mellitus.
kesehatan secara lisan c). Tanyakan
kembali apa
yang telah
didiskusikan
2 Kecemasa Keluarga Keluarga Keluarga dapat a).Diskusikan
n dapat dapat menjelaskan tentang akibat
berhubuga mengam menjelask dengan benar penyakit
n dengan bil an secara bagaimana diabetes
ketidakma keputusa lisan dan akibat DM dan mellitus.
mpuan n untuk dapat dapat
keluarga merawat mengambil mengambil b).Tanyakan
mengambil anggota tindakan keputusan yang bagaimana
keputusan keluarga yang depat tepat keputusan
yang tepat dengan dalam keluarga untuk
untuk diabetes merawat merawat
mengatasi mellitus anggota anggota
masalah setelah keluarga keluarga yang
penyakit tiga kali yang sakit. menderita
diabetes kunjunga diabetes
mellitus n rumah. mellitus.

3 Gangguan Keluarga Keluarga Keluarga dapat a).Jelaskan


integritas dapat dapat melakukan pada keluarga
kulit melakuka menjelask perawatan cara-cara
berhubung n an secara anggota pencegahan
an dengan perawata lisan cara keluarga yang penyakit
ketiak n yang pencegaha menderita diabetes
mampuan tepat n dan penyakit mellitus.v
keluarga terhadap perawatan diabetes
merawat anggota penyakit mellitus secara
anggota keluarga diabetes tepat
keluarga yang mellitus.
yang sakit menderit
a.diabete
s mellitus
setelah
tiga kali
kunjunga
n rumah.

2.1.4. pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan kearah
perilaku hitup sehat pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga
didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.

2.1.5. evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan, tahap penilaian


dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai (Mubarak,2012).

Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan keluarga


dengan diabetes mellitus adalah:

a. Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit


diabetes mellitus.

b. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota


keluarga dengan diabetes mellitus.

c. Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap


anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus.

2.1.1. Kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitu.

Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi


penderita diabetes mellitus berdasarkan jumblah, jenis dan jadwal
pemberian makanan (sulistyiawaty,2009)

Merencanakan pola makan adalah hal yang paling untuk di lakukan


pada para penderita diabetes, salah pilih makanan atau penerapan pola
makan, justru bikin kesehatan anda jadi sasarannya. Tidak sulit untuk
menerapkan aturan makan untuk diabetes, hanya harus mengikuti prinsip
3 J (jenis, jumblah, jam). Jenis, jumblah, dan jam makan merupakan tiga
hal pokok yang harus di ingat dan teratur

1. Jenis

Penderita diabetes mellitus harus memili jenis makanan dengan


tepat, hindari makanan yang mengandung gula atau jenis karbohidrat
sederhana, seperti makanan manis, madu, gula, susu kental manis,
bukan berarti anda harus menghindari karbohidrat sama sekali. Tubuh
anda tetap membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama.
Anda memerlukan karbohidrat sebanyak 50% dari total kebutuhan kalori.
Tetapi, pilihla jenis karbohidrat kompleks dengan mengandung banyak
serat, seperti nasi merah atau roti yang terbuat dari gandum utuh.
Sementara, anda juga Masi membutuhkan lemak, Namun hindari
makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans, seperti
gorengan dan fast food. Jangan lupa untuk perbanyak serat dan kurangi
konsumsi nastrium yang ada di dalam garam serta makanan kemasan.
Hal ini akan membuat anda terhindar dari resiko penyakit jantung.

2. Jumlah

Setiap orng sebenarnya harus mengkonsumsi makanan dengan


jumblah yang sesuai kebutuhannya, kebutuhan kalori setiap orng akan
berbeda-beda, tergantung jenis kelamin, kondisi kesehatan, berat badan,
dan tinggi badan. Anda bisa tau berapa kebutuhan kalori Anda per hari
yang lebiendetail dengan berkonsultasi pada ahli gizi.

Berikut adalah rata-rata kebutuhan yang di perlukan pada penderita


diabetes mellitus:

a. Karbohidrat: 50-60% dari kebutuhan kalori / perhari


b. Protein: 20-15% dari kebutuhan kalori / perhari

c. Lemak: 20-25% dari kebutuhan kalori / perhari

d. Serat: 25gram/ hari / perhari

3. Jam

Selain jenis dan jumblah, anda juga harus juga mengatur jam makan
anda setiap hari. Buat jadwal makan, sehingga setiap hari anda memiliki
jam makan yang sama. Misalnya, sarapan jam 6 pagi, cemilan jam 10
pagi, makan siang jam 12 siang, cemilan jam 4 sore, dan makan malam
jam 7 malam. Sebernya hal it bisa di sesuaikan dengan jadwal dan
kegiatan anda masing-masing. Yang terpenting adalah anda makan di
jam yang sama setiap hari. Aturan makan untuk diabetes mellitus ini akan
membuat tubuh anda menjadi ingat dan mempermudah proses
pencernaan, karena selalu terjadi di jam yang sama

Misalnya saja setelah dihitung, kebutuhan kalori Anda dalam sehari


adalah 1900-2000 kalori. Maka berikut adalah contoh menu yang bisa
anda terapkan dalam satu hari, sesuai dengan kebutuhan 1900-2000
kalori:

1. Sarapan (06.00-07.00).

a. Makanan pokok: 1,5 porsi setara dengan nasi 150 gram atau roti
tawar dua potong 180gr.

b. Lauk hewani: satu porsi setara dengan daging sapi (50 gram) atau
satu telur ayam.

c. Lauk nabati: setengah porsi setara dengan satu potong kecil tahu

d. Sayur: satu porsi atau setara dengan 100 gram sayuran.


2. Makan siang (12.00-13.00).

a. Makanan pokok: dua porsi setara dengan nasi 200 gram atau
bihun (100gr).

b. Lauk hewani: satu porsi setara dengan daging sapi ( 50gram) atau
satu telur ayam

c. Lauk nabati: satu porsi setara dengan satu potong tahu atau satu
potong tempe

d. Sayur: satu porsi atau setara dengan 100 gram sayuran

3. Makan malam (18.00-19.00)

a. Makanan pokok: dua porsi setara dengan nasi 200 gram atau
bihun (100 gram)

b. Lauk hewani: satu porsi setara dengan daging sapi (50 gram) atau
say telur ayam negeri

c. Lauk nabati: satu porsi setara dengan satu potong altahu atau satu
potong tempe

d. Sayur: satu porsi atau setara dengan 100 gram sayuran.

4. Cemilan (10.00, 16.00, 21.00)

a. Makanlah cemilan pada jam 10 pagi, 4 sore dan sebelum tidur

b. Pilihlah cemilan yang bersih seperti buah-buahan, anda bisa


mengonsumsi buah sebanyak 50 gram, contohnya 1 buah
pisang.

5.Karakteristik status nutrisi


Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body mass
index (BMI) dan ideal body image weight (IBW).

1) 1). Body mass index (BMI).

Body mass index atau indeks masa tubuh merupakan ikuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubugkan dengan total seseorang dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (
over weight) dan obesitas. Indeks masa tubuh = BB (kg) × TB (m)
kategori IMT kurus kekuragan berat badan tinggi berat < 17
kekuragan berat badan tinggi sedang 17,0-18,5 normal 18,5-25,0.
Gemuk kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0-27,0 kelebihan
berat badan tinggi berat >21,0 ( sumber: Depkes 2002, dalam
Asmadi, 2008).

2) Ideal body weight (IBW) ideal body weight atau berat badan ideal
merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh
yang sehat. Berat badan ideal adalah jumblah tinggi badan dalam
sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [tinggi badan (cm) - 100] - [10% ( tinggi
badan - 100)]

2.1.2.konsep keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orng yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan

2.1.3.konsep diabetes mellitus

2.1.3.1.pengertian diabetes mellitus


Menurut Smeltzer dan Suzanne (2001) ada beberapa pengertian
tentang diabetes melitus Antara lain:

a. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglekimia yang di tandai


oleh ketiadaan absolut insulin atau intensivitas sel terhadap
insulin. Berdasarkan defennisi gluikosa darah puasa harus lebih
besar 140 mg/ 160 ml pada 2, kali pemeriksaan terpisah agar
diagnosa diabetes melitus dapat di tegakakan.

b. Diabetes melitus adalah merupakan suatu penyakit kronik yang


kompleks yang melibatkan " kelainan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak, perkembangan komplikasi makrovaskuler,
mikripaskuler dan neurologis" diabetes melitus di golongkan
sebagai penyakit endokrin atau hormonal karena gambaran
produksi kelainan yang di tandai oleh peningkatan glukosa darah
( heperglekimia)

c. Diabetes mellitus merupakan penyebab hiperglikemi.


Hiperglikemi disebabkan oleh berbagai hal, namun hiperglikemi
paling sering disebabkan oleh diabetes mellitus. Pada diabetes
mellitus gula menumpul dalam darah sehingga gagal masuk ke
dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin
jumblanya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan
hormon yang membantu masuknya gula darah (WHO 2016).

2.1.3.2. klasifikasi diabetes mellitus

Ada dua tipe diabetes mellitus: penyakit ini di bedakan berdasarkan


penyebab, perjalanan klinik dan terapinya yaitu:

a).Tipe I: insulin Dependen diabetes mellitus (IDDM)


b).Tipe II: Non insulin Dependen diabetes melitus (NIDDM)

2.1.3.3.Etiologi

Etiologi diabetes mellitus di bedakan berdasarkan tipenya, sebagai


berikut

a. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel Beta pankreas


kombinasi faktor genetik imunologi dan kemungkinan pula lingkungan
infeksi di perkirakan turut menimbulkan distruksi sel Beta

1. Faktor-faktor genetik.

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri,


tapi mewarisi suatu kecenderungan genetik kearah terjadinya
diabetes tipe 1. Kecenderungan diabetes ini di temukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA (human laucocyute
antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses
imun lainya. 95% pasien yang berkulit putih (caucasion)
dengan diabetes tipe 1 memperhatikan tipe HLA yang spesifik
(DR 3 atau DR 4). Resiko terjadinya diabetes tipe 1
meningkatkan 3-5× lipat pada individu yang memiliki tipe HLA
DR 3 maupun DR 4 (jika dibandingkan dengan populasi
umum).

2. Faktor-faktor imunologi

Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon auto


imun. Respon ini merupakan abnormal di mana anti bodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang di angkap seolah-olah
sebagai jaringan asing. Otoantibodi terhadap sel-sel pulau-
pulau langrehans dan insulin edogen (internal) teratasi di saat
diakrosis di buat dan bahkan beberapa tahun sebelum untuk
mengevaluasi efek prefarak impnosupresf terhadap
perkembangan penyakit pada pasien tipe 1 yang baru
terdiagnosis atau pada pasien prediabetes (penyakit dengan
anti bodi yang terdeteksi tetapi tidak memperlihatkan gejala
klinis diabetes). Reset lainya menyelidiki efek proteksi yang di
timbulkan insulin dengan dosis kecil terhadap fungsi sel Beta.

3. Faktor-faktor lingkungan

Penyelidikan sedang di lakukan terhadap kemungkinan faktor-


faktor eksternal yang dapat memicu dekstruksi sel Beta.
Sebagai conto hasil penyelidikan yang di nayatakan bahwa
firus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan dekstruksi sel Beta. Interaksi terhadap faktor-
faktor genetik, imunologi, dan lingkungan dalam etiologi
diabetes mellitus tipe 1 merupakan pokok perhatian riset yang
terus berlanjut. Meskipun kejadian yang menimbulkan
dekstruksi sel Beta tidak mengerti sepenuhnya, namun
kenyataan bahwa kerentanan genetik merupakan faktor dasar
yang mendasari proses terjadinya diabetes 1 merupakan hal
yang secara umum dapat di terima

b. Diabetes tipe II

Mekanisme yang tepat, yang menyebabkan resistensi insulin


pada diabetes tipe II Masi belum di ketahui. Faktor genetik di
perkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. Selain itu terhadap faktor-faktor resiko tertentu
berkhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II faktor-
faktor itu adalah:

1).Usia (resistensi insulin menigkat pada usia di atas 65 tahaun)

2).Obesitas (kelebihan berat badan)

3).Riwayat keluarga

Kelompok etnik di Amerika serikat golongan Hispanik serta


penduduk asli Amerika tertentu memiliki keyakinan yang lebi besar
untuk terjadinya diabetes mellitus tipe II. (Afri-amerika).

2.1.3.4.manifestasi klinik

a.Manifestasi klinik pada IDDM tahap awal dapat di temukan gejala-


gejala sebagai berikut:

1). Lemah

2). Lelah

3). Polyuri

4). Polydipsi

5). Poliphagi

6). Berat badan menurun

b.Manifestasi klinik pada IDDM lanjutan dapat di temukan gejala-


gejala sebagai berikut:

1).Mual dan tidak ada nafsu makan


2).Sering BAK

3).Bingung

4).Eletrolit terganggu

5).Lesuh dan mengantuk

6).Syok hipovolemik

7).Pernapasan kusmual

8).Nadi cepat lemah

c.Manifestasi klinik pada non IDDM (insulin Dependen diabetes


mellitus) tahap awal dapat di temukan gejala-gejala sebagai
berikut:

1).Lemah

2).Lelah

3).Polydipsi

4).Infeksi kulit

5).Polyphagia

6).Bila ada luka lama baru sembuh

2.1.3.5.tes diagnostik

Untuk menegakkan diagnostik dapat di tujukan dengan pemeriksaan


laboratorium, hasil tes diagnostik pada diabetes mellitus bergantung
pada tipenya yaitu:

a.IDDM (insulin Dependen diabetes mellitus)


1).Kadar glukosa darah puasa diabetes 140 mg/DI

2).Tes toleransi glukosa 2 jam pertama 200 mg/DI

3).Osmolitas serum 300 M Osm/G

4).Reduksi urine

5).Glukosa

6).Keton

7).Saeton

b.Non IDDM (insulin Dependen diabetes mellitus)

1).Gula darah puasa tipe 200 mg/dL

2).Tes toleransi glukosa 2 jam post pransial 200 mg/dL

3).Osmolitas serum 300 mg

2.1.3.6.penatalaksanaan

A.Terapi farmakologi

1.Insulin

Insulin adalah hormon yang di hasilkan dari sel B pankreas dalam


merespon glukosa. Insulin merupakan polipeptida yang terdiri dari 51
asam amino tersusun dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam
amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin mempunyai
peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian
metabolisme, efek kerja insulin adalah membantu transport glukosa
dari darah ke dalam sel.
2.Obat antidiabetes oral

a.Golongan sulfonilurea

b.Golongan biguanida

c.Golongan tiazolidindion

d.Golongan inhibior Alfa glukosidase

B. Terapi non farmakologi

1. Diet

Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan


diabetes, diet yang di anjurkan adalah makanan dengan
komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan
lemak. Tujuan pengobatan diet pada diabetes adalah:

a. Mencapai kemudian mempertahankan kadar glukosa


darah mendekati kadar normal

b. Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadal


yang optimal.

c. Mencega komplikasi akut dan kronik

d. Meningkatkan kualitas hidup.

Terapi nutrisi direkomendasikan untuk smua pasien diabetes


mellitus yang terpenting dari semua terapi nutrisi adalah
mencapai hasil metabolisme yang optimal dan pencegahan serta
perawatan komplikasi. Untuk DM tipe 1 l, perhatian utamanya
pada regulasi administrasi insulin dengan diet seimbang untuk
mencapai dan memelihara berat badan telah dibuktikan dapat
mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respon sel-sel B
terhadap stimulus glukosa.

2. Olahraga

Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar


gula darah normal, prinsipnya tidak perlu olahraga berat, olahraga
ringan asal di lakukan secara teratur akan sangat bagus
pengatunga bagi kesehatan. Beberapa conto olahraga yang di
rasakan antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenag, dan
lain sebagainya olahraga akan memperbanyak jumblah dan juga
meningkatkan penggunaan glukosa (Ditjen farmasi dan alkes,
2005).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.RANCANGAN STUDI KASUS

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang di susun


sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau
macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan peneliti, serta
berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut
(Setiadi, 2013).

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian studi


kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan yaitu peneliti dengan
cara mengumpulkan data yang di mulai dengan pengkajian, menentukan
diagnosa, melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan dan
melakukan asuhan keperawatan pasien diabetes mellitus dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Adapun jenis penelitian ini adalah peneliti
studi kasus dengan pendekatan khususnya asuhan keperawatan dalam
pemberian pendidikan kesehatan tantang diet.

3.2. subjek studi

Subjek penelitian merupakan subjek yang di tunjukan untuk di teliti


oleh peneliti atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
penelitian (arikunto, 2006). Subjek pada studi kasus ini adalah asuhan
keperawatan pasien diabetes mellitus dalam penentuan hebutuhan
nutrisi, pada studi kasus ini subjek penelitian yang akan diteliti berjumlah
dua orng subjek dengan kriteria

a. Kriteria insulin:
1. Peneliti diabetes pada keluarga yang berada di wilayah kerja
Puskesmas watdek

2. Penderita diabetes dan keluarga bersedia menjadi responden

3. Penderita diabetes dan keluarga koperatif dan komunikatif

b.Kriteria eksklusi:

1).Penderita pada keluarga tidak menerima

2).Penderita diabetes pada keluarga tidak menerima

3).Tidak koperatif dan komunikatif

3.3. fokus studi kasus

Fokus studi kasus ini adalah memenuhi kebutuhan nutrisi bagi


pasian diabetes mellitus yang bertujuan untuk memberikan informasi dan
manfaat bagi masyarakat tantang pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien diabetes mellitus.

3.4. defennisi operasional

3.4.1.Asuhan keperawatan adalah suantu tindakan yang di


rencanakan oleh perawat melalui tahap-tahap mulai dri
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi, dan evaluasi

3.4.2.Keluarga adalah sekumpulan unit terkecil dalam masyarakat


yang terdiri dari kepala keluarga dan anggota keluarga.

3.4.3.Diabetes melitus adalah penyakit yang menyerang sistem


endokrin ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah
ditandai dengan gejala seperti polifipsy, poliphagy, poliury
3.4.4.Kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes adalah kebutuhan
makan dan minun pada penderita diabetes

3.5.tempat dan waktu

3.5.1.tempat

Studi kasus ini dilakukan di wilaya kerja Puskesmas watdek


(informed concent terlampir, lampiran 3).

3.5.2.waktu

Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei


2019

3.6. pengumpulan data

3.6.1 wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak, wawancara


dan narasumber untuk memperoleh data tentang suatu hal.
Wawancara bebas terpimpin merupakan kombinasi dari
wawancara terpimpin dan wawancara tidak terpimpin. Mesipun
terdapat unsur kebebasan, tetapi ada pengaru pembicaraan
secara tegas dan jelas, jadi wawancara ini mempunyai ciri
fleksibilitas dan arah yang jelas (notoatmidjo,2010). Metode
pengumpulan data dalam studi kasus ini mengunakan
menggunakan wawancara bebas terpimpin, penggunaan
metode ini bertujuan agar subjek peneliti mampu memberikan
pendapat-pemdapat serta pengalaman-pengalaman
responden secara keseluruhan. Wawancara bebas terpimpin
digunakan untuk memprerole data yang di ambil dari subjek
dengan berpedoman pada lembar wawancara untuk
memperdalam data secara rinci mengenai upaya yang
dilakukan sebelum dan sesudah diberikan asuhan
keperawatan pada sala satu anggota keluarga yang menderita
diabetes mellitus

3.6.2.observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan


melakukan pengamatan secara langsung kepada responden
penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan di
lakukan (Hidayat,2008). Peneliti ini juga mengunakan observasi
daftar check lits dalam penggalian data dan tata cara
melakukan asuhan yang benar tentang upaya yang di lakukan
responden untuk memberikan asuhan keperawatan pada sala
satu anggota yang menderita diabetes mellitus

3.7.penyajian data

Penyajian data penelitian merupakan cara penyajian dan penelitian


di lakukan melalui bebagai bentuk, (notoatmidjo,2010). Dari data yang
suda di kumpul dan diolah akan disajikan dan dibahas dalam bentuk
textular atau verbal. Penyajian cara textular merupakan penyajian data
hasil penelitian dalam bentuk uraian kalimat. Penelitian ini akan di
jabarkan dalam bentuk narasi untuk mengetahui hasil penelitian
(notoatmidjo, 2010).

3.8. etika studi kasus

Penelitian akan mengunakan manusia sebagai subjek tidak boleh


bertentangan dengan etik, tujuan penelitian harus etis dalam arti hak
responden. Harus di lindungi, dalam melaksanakan penelitian ini penulis
menekankan pada prinsip etika yang meliputi
3.8.1. prinsip manfaat (Nursalam,2011)

a. Bebas dri penderita

Penelitian harus di laksanakan tanpa mengakibatkan


penderitaan kepada subjek, khususnya jika menggunakan
tindakan khusu (Nursalam,2011).

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus di hindari dari


keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan
bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang
telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang
dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun
(Nursalam,2011).

c. Resiko (benefits ratio).

Peneliti harus berhati-hati mempertimbangkan resiko dan


keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap
tindakan (Nursalam,2011)

Anda mungkin juga menyukai