PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insidens dan prevalens penyakit ini terus meningkat terutama di negara sedang
2013).
menyebabkan 1,5 juta orang meninggal pada tahun 2012. Diabetes melitus
bertanggung jawab dalam 2,2 juta kematian sebagai akibat dari peningkatan
risiko penyakit kardiovaskuler dan lainnya, dengan total 3,7 juta orang
meninggal dimana sebesar 43% meninggal sebelum usia 70 tahun (WHO, 2016).
kasus Diabetes Melitus di dunia dari tahun 2013 sampai tahun 2017 terjadi
peningkatan. Dimana pada tahun 2013 terdapat sekitar 382 juta kasus Diabetes
Melitus. Tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi 415 juta kasus Diabetes
Melitus. Lalu pada tahun 2017 terjadi peningkatan kasus Diabetes Melitus
1
2
prevalensi global penderita diabetes melitus di Asia Tenggara pada tahun 2017
pada tahun 2045 dimana Indonesia menempati urutan ke-6 setelah Cina, India,
Amerika Serikat, Brazil, dan Mexico dengan jumlah penderita diabetes melitus
dengan persentase sebesar 6,7%, setelah penyakit Jantung Koroner (12,9%) dan
terjadi pada rentang usia yang beragam, dimana yang masih berumur <40 tahun
diatas 40 tahun merupakan usia yang beresiko tinggi terjadinya DM tipe 2. Hal
lansia (usia 40-65 tahun), disamping adanya riwayat obesitas dan adanya faktor
diabetes melitus berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada penduduk umur
1,6% (Riskesdas, 2018). Menurut hasil laporan tahunan dari Dinas Kesehatan
Kota (DKK) Padang tahun 2018 jumlah kasus diabetes melitus sebanyak
pada puskesmas Andalas (3892 orang) dan kunjungan terendah ditemukan pada
Diabetes Melitus (DM) tipe 1, yang disebabkan keturunan dan Diabetes Melitus
(DM) tipe 2 disebabkan life style atau gaya hidup. Sekitar 90-95% dari
diabetes tipe 1 ini sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan normal
autoimun (Smeltzer & Bare, 2008). Sedangkan Diabetes Melitus tipe 2 atau
disebut juga sebagai penyakit non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM)
yaitu kegemukan (obesitas) dan gaya hidup tidak sehat yang bisa diatasi dengan
dengan mengatur pola makan (diet) dan aktivitas fisik merupakan bagian dari
terapi penderita Diabetes Melitus tipe 2. Pentingnya memiliki diet yang sehat
menghindari kelebihan berat badan, sehingga dapat menjaga kadar gula darah
(Susanti, Sulistyarini, & Kediri, 2013). Kendala utama pada penanganan diet
program diet (Waspadji, 2007 dalam Feriana & Supratman, 2016). Hal ini
membuat pelaksanaan diet merupakan kebiasaan yang paling sulit diubah dan
Diabetes Melitus (Uchena, Ijeoma, Pauline, & Sylvester, 2010). Kepatuhan diet
merupakan masalah besar yang terjadi pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2
terkontrol. Pengaturan diet yang seumur hidup bagi penderita Diabetes Melitus
menjadi sesuatu yang sangat membosankan dan menjemukan, jika dalam diri
penderita tidak timbul pengertian dan kesadaran yang kuat dalam menjaga
diharapkan adalah mau melakukan perubahan pada pola makannya dari yang
yaitu pada penderita yang didukung oleh keluarga akan memiliki percaya diri
dan motivasi untuk sembuh. Seseorang dengan dukungan sosial keluarga yang
suatu dampak positif terhadap perawatan diri pada pasien dengan Diabetes.
dengan baik. Selain itu juga dapat menimbulkan perasaan nyaman dan aman
(91,7%) penderita Diabetes Melitus tidak patuh dalam melaksanakan diet yang
berjumlah 3982 orang (DKK, 2018). Berdasarkan data dari puskesmas Andalas
Padang, pada tahun 2018 pasien diabetes melitus sebanyak 733 orang, pada
tahun 2019 dari bulan Januari-maret pasien diabetes melitus tipe 2 sebanyak 66
makan atau diet Diabetes Melitus karena penderita merasa melakukan diet
makanan dan jadwal makan. Penderita merasa belum mendapat dukungan dari
sesuai diet yang disebabkan oleh keterbatasan materi dan kebutuhan lain yang
mengatakan mengikuti jadwal dan makan makanan yang sesuai anjuran petugas
B. Rumusan Masalah
masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan dukungan sosial
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Puskesmas
3. Bagi Klien
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi klien yang
kesadaran bagi penderita agar lebih memperhatikan dan menjaga pola makan
4. Bagi Peneliti
peneliti dalam menyajikan data secara jelas dan sistematis. Penelitian ini
selanjutnya