Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN POLA MAKAN DENGAN

PENINGKATAN GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES


MELITUS TIPE II DI RS MARDI WALUYO METRO

Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
atau keduanya. Klasifikasi DM secara umum terdiri atas DM tipe 1 atau Insulin
Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan DM tipe 2 atau Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM). DM tipe 2 terjadi karena sel β pankreas menghasilkan
insulin dalam jumlah sedikit atau mengalami resistensi insulin. Jumlah penderita DM
tipe 1 sebanyak 5-10% dan DM tipe 2 sebanyak 90-95% dari penderita DM di seluruh
dunia (ADA, 2020).

Penyakit diabetes melitus dapat disebabkan oleh banyak faktor,


diantaranya adalah faktor keturunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup, pola
makan yang salah, obat - obatan yang mempengaruhi kadar glukosa darah,
kurangnya aktivitas fisik, proses menua, kehamilan, perokok dan stress
(Mufilihatin, 2015)

Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh
yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-
haridan tidak dapat di hindari, setiap orang mengalaminya. stres dapat berdampak
secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan
spiritual, stres dapat mengancam keseimbangan fisiologis. Hasil penelitian yang
dilakukan Nugroho & Purwanti (2010),

Orang yang menderita diabetes mengalami stres dalam dirinya. Stres dan
diabetes melitus memiliki hubungan yang sangat erat terutama pada penduduk
perkotaan. Tekanan kehidupan dan gaya hidup tidak sehat sangat berpengaruh,
ditambah dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan berbagai penyakit yang
sedang diderita menyebabkan penurunan kondisi seseorang hingga memicu
terjadinya stres (Nugroho &Purwanti, 2010).

Perawat sebagai salah satu dari tenaga kesehatan mempunyai peranan dalam
pengelolaan pasien DM. Diantara tindakan dan intervensi dalam pengontrolan
penyakit DM adalah pengontrolan diet, peningkatan aktivitas fisik, kontrol medik
secara teratur dan regimen terapeutik yang tepat serta melibatkan keluarga dalam
asuhan keperawatan. Terdapatnya pelaksanaan asuhan keperawatan yang
komprehensif terhadap pasein DM diharapkan dapat mengatasi dan menghindari
terjadinya komplikasi serta kualitas hidup yang baik dapat dicapai.

International Diabetes Federation melaporkan 463 juta orang dewasa di dunia


menyandang diabetes dengan prevalensi global mencapai 9,3 persen.  Namun, kondisi
yang membahayakan adalah 50,1 persen penyandang diabetes (diabetesi) tidak
terdiagnosis. Ini menjadikan status diabetes sebagai silent killer masih menghantui
dunia.  Jumlah diabetesi ini diperkirakan meningkat 45 persen atau setara dengan 629
juta pasien per tahun 2045. Bahkan, sebanyak 75 persen pasien diabetes pada tahun
2020 berusia 20-64 tahun. Selain itu Indonesia menjadi berstatus waspada diabetes
karena menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes
tertinggi. Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang
artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020. (IDF, 2020)

Berdasarkan Data yang didapatkan dari Catatan Rekam Medik di Rumah


Sakit Mardi Waluyo Perkembangan kasus Diabetes Melitus tipe II pada Tahun 2018
berjumlah 2567 pasien, Tahun 2019 berjumlah 2186 pada, dan tahun 2020 mencapai
4030 pasien. Untuk tiga bulan terakhir di tahun 2021 berjumlah 877 pasien. Dari data
tersebut terlihat peningkatan grafik jumlah pasien dalam satu tahun terakhir dan
kunjungan perbulan nya. .

Anda mungkin juga menyukai