Anda di halaman 1dari 12

EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK
MENULAR

DIABETES MELLITUS
Kelompok 1
Agnes Novita Veronika Lumbantoruan ​(2002021001)
Khairunnisa Sinaga ​(2002021012)
Rahma Bunga Sakinah​​(2002021019)
Ravi Hardian ​​(2002021021)
PENGERTIAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu
penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan
kadar gula darah (hiperglikemia) kronik.
Diabetes Mellitus ditandai oleh hiperglikemia
serta gangguan-gangguan metabolism
karbohidrat, lemak dan protein yang bertalian
dengan defisiensi absolut atau relativ aktivitas
dan atau sekresi insulin.
PENYEBAB
Diabetes Mellitus sering disebabkan oleh factor genetik dan
perilaku atau gaya hidup seseorang. Selain itu faktor
lingkungan sosial dan pemanfaatan pelayanan kesehatan juga
menimbulkan penyakit diabetes dan komplikasinya. Diabetes
dapat memengaruhi berbagai sistem organ tubuh manusia
dalam jangka waktu tertentu, yang disebut komplikasi.
Komplikasi diabetes dapat dibagi menjadi pembuluh darah
mikrovaskular dan makrovaskuler.
Poliuri (sering buang
air kecil)

GELAJA DIBETES
MELLITUS Polifagi (cepat
merasa lapar)

Berat badan menurun


KLASIFIKASI 1. Diabetes Mellitus tipe 1
DM tipe ini sering disebut juga Juvenile Diabetes atau Insulin
DIABETES Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
2. Diabetes Mellitus tipe 2
MELLITUS DM tipe 2 atau yang sering disebut dengan Non Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) adalah jenis DM yang
paling sering terjadi, mencakup sekitar 90% pasien DM didunia.
3. Diabetes melitus gestational
DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi
glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada
trimester kedua dan ketiga. DM gestasional berhubungan dengan
meningkatnya komplikasi perinatal.
4. Diabetes melitus tipe lain
DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik
fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin, penyakit eksokrin
pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi
virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik lain yang berkaitan
dengan penyakit DM
FAKTOR PENYEBAB
1. Pola Makan
2.Obesitas kegemukan
3.Faktor genetis
4.Penyakit dan infeksi pada pancreas
5. Pola makan
6.Strees
1. Olahraga
Kegiatan jasmani sehari–hari dan latihan secara teratur 3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit.

2. Diet
Makanan sehari- hari hendaknya cukup karbohidrat, serat, protein,rendah
lemak jenuh, kolesterol, sedangkan natrium dan gula secukupnya.
Kebutuhan karbohidrat pada penyandang diabetes antara 45- 65%
kebutuhan kalori dengan asupan karbohidrat tersebar dalam sehari,
hindari makan karbohidrat dalam jumlah besar dalam satu kali makan. PENATALAKSANAAN
3. Penggunaan Insulin AWAL BAGI PENDERITA
Insulin diperlukan pada keadaan seperti penurunan berat badan yang DIABETES MELLITUS
cepat, komplikasi akut DM (hiperglikemia berat yang disertai ketosis,
ketoasidosis diabetik, hiperglikemia hiperosmolar nonketotik,
hiperglikemia dengan asidosis laktat), gagal dengan pengobatan obat
diabetes oral dosis optimal, kehamilan dengan DM, stress berat (infeksi
sistemik, operasi besar, stroke, dll), gangguan fungsi ginjal dan hati yang
berat, dan adanya kontra indikasi/alergi terhadap obat diabetes oral
pengobatan yang ampuh mengendalikan kadar

CARA MENGOBATI gula darah dan mencegah komplikasi untuk


penderita diabetes yaitu :
DIABTES MELLITUS • Terapi insulin
• Obat Diabetes
Epidemiologi Penyakit Diabetes
Melitus tipe 1

Studi epidemiologi diabetes mellitus tipe 1 memperkirakan peningkatan insidensi 2-5% setiap
tahunnya di seluruh dunia.
Secara Global, data dari studi epidemiologi besar di seluruh dunia menunjukkan bahwa kejadian
diabetes mellitus tipe 1 meningkat sekitar 2-5% di seluruh dunia setiap tahun. Prevalensi diabetes
mellitus tipe 1 di Amerika Serikat telah meningkat menjadi sekitar 1 dari 300 orang pada populasi
usia ≤18 tahun. Hal ini setara dengan 2,28 dari 1000 anak-anak.
DiIndonesia, Data khusus terkait epidemiologi diabetes mellitus tipe 1 di Indonesia masih belum
tersedia. Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi diabetes mellitus secara umum
dilaporkan sebesar 2%, yang mana meningkat dari 1,5% pada tahun 2013
Epidemiologi Penyakit Diabetes
Melitus tipe 2
Data epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) secara global mengalami
peningkatan yang signifikan karena adanya peningkatan kejadian obesitas dan angka harapan hidup.
Secara Global, data epidemiologi global dari International Federation Diabetes (IDF) memperkirakan bahwa,
415 juta orang dewasa menderita diabetes mellitus tipe 2 pada tahun 2015. Jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 642 juta pada tahun 2040. Dalam analisis data National Health Interview Survey pada tahun
2016 dan 2017, prevalensi DM tipe 2 yang terdiagnosis pada orang dewasa di Amerika Serikat adalah 8,5%. Pada
tahun 2017, sekitar 462 juta orang terkena diabetes tipe 2, yaitu 6,28% dari populasi dunia. Dari jumlah ini,
sebanyak 4,4% berada pada kelompok usia 15-49 tahun, 15% dari kelompok usia 50 sampai 69, dan 22% berusia
lebih dari 70 tahun. Tingkat prevalensinya adalah 6059 kasus per 100.000 populasi.
DiIndonesia, Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa, prevalensi diabetes
melitus (DM) secara keseluruhan pada penduduk dewasa di Indonesia sebesar 6,9% pada tahun 2013 dan
meningkat menjadi 8,5% pada tahun 2018.[10]
International Federation Diabetes (IDF) pada tahun 2019 melaporkan Indonesia sebagai negara ketujuh dengan
penderita DM terbanyak, yaitu sebesar 10,7 juta kasus DM dengan prevalensi terbanyak di Provinsi DKI Jakarta
sebanyak 3,4%. Akan tetapi, data mengenai sebaran tipe DM di Indonesia masih belum ada.
KESIMPULAN
Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
di atas nilai normal. Diabetes melitus disebabkan oleh gangguan metabolisme
glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif.
Banyak sekali gejala yang ditimbulkan oleh Dabtes Melitus ini, yaitu seringnya
buang air kecil, seringnya merasa lapar dan berat badan menurun. Selain itu, faktor
yang menyebabkan penyakit ini adalah pola makan yang tidak teratur, obesitas,
stres dan lain sebagainya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai