Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

TUBERKULOSIS PARU PADA PENDERITA


DIABETES MELLITUS

Oleh :
dr. Serli Ulfa Novia Dewi

PUSKESMAS KEMBANGBAHU
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. Samiani
• Umur : 52 Tahun
• Alamat : Desa Kalitemu,Kec.Kembangbahu
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• No. RM : 0046877
• Tanggal Perawatan: 23 Mei – 28 Mei 2023
Keluhan utama : Batuk berdahak

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak sejak ± 2
bulan yang lalu, dirasakan terus-menerus dan semakin
bertambah hebat terutama pada pagi & malam hari dalam 2
minggu terakhir, dahak berupa lendir berwarna kuning &
kental.
Batuk darah (-)
Riwayat kontak lama dgn orang dengan batuk-batuk lama (-)
Pengobatan TB 6 bulan(-)
Telah diberikan obat batuk dan antibiotik dari puskesmas,
namun pasien merasa tidak ada perubahan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan lain :
• Demam yang tidak terlalu tinggi dan sifatnya hilang
timbul, keringat malam, nafsu makan berkurang, lemas,
mudah lelah, pusing & berat badan ↓
• Nyeri dada dan sesak disangkal oleh pasien
• BAB dan BAK dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat DM (+)
• HT (-), Asam urat (-), hiperkolesterol (-), asma dan
penyakit jantung tidak diketahui oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada yang sakit seperti ini dalam keluarga
pasien.

Riwayat Alergi
• Disangkal oleh pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tinggi Badan : 157 cm
• Berat Badan : 48 kg
• IMT : 19,51 kg/mm2
• TTV
TD100/70 mmHg, RR20 x/m, N 80 x/m, SB 37,90C
• Kepala
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
+/+, oral candidiasis (-/-),
• Leher
Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
• Thorax
Jantung : BJ I-II regular murni, murmur (-), gallop (-)
• Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi (-),
Palpasi : Vocal fremitus melemah pd
paru S & apex paru D,
Perkusi : Redup pd apex paru S & apex
paru D,
Auskultasi : SN vesikuler ↓ pd seluruh
lapang paru S & apex paru S, rhonki
basah kasar pd seluruh lapang paru S &
apex D, wheezing (-)
• Abdomen :
Datar, bising usus (+) normal, supel, hepar tidak
teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

• Ekstremitas
Akral hangat, anemis (-), nyeri pada sendi
metacarpal manus dekstra, CRT <2”
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah 23 Mei 2023
GDS 230 mg/dl
Hemoglobin 9,4 g/dl
Leukosit 20.400 cmm
Trombosit 407.000 cmm
Eritrosit 4,58 juta/cmm
Hematokrit 34,2 vol%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Urin Rutin 23 Mei 2023
PH 6
Leukosit +
Albumin -
Glukosa +
Bilirubin -
Urobilin -
Keton -
Lecosit 3-4
Erytrosit -
Epitel 1-2
Kristal -
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Dahak
23 Mei 2023
(Pagi, Sewaktu): Hasil TCM (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesimpulan:
Cor : Tak tampak membesar
Pulmo : Tampak adanya fibroinfiltrat di
suprahiler bilateral, tampak perselubungan
dengan airbronkogram (+) di lapang paru kiri
atas dan di paru basal kanan, vaskularisasi
bilateral meningkat, hilus bilateral menebal
Sinus costophrenicus kanan masih tajam, kiri
tampak suram
Tulang dan soft tissue kesan baik
Kesimpulan : Tampak infiltrate Kp disertai
pneumonia, bronchitis, congestive
pulmonum, dan kesan pleural effuse kiri
DIAGNOSA KERJA

• Dx : TB Paru + DM Tipe II
• DD : Pneumonia + DM Tipe II
PPOK + DM Tipe II
Penatalaksanaan

Non Farmakologis Farmakologis

TB • Edukasi ttg penyakit & kepatuhan


pengobatan
• Tidak sembarangan membuang dahak
DM • Jika batuk, sebaiknya ditutup dengan
sapu tangan
• Memberitahu pihak keluarga untuk PMO
• Edukasi ttg penapisan TB pd anggota
keluarga lainnya
Penatalaksanaan

Non Farmakologis Farmakologis

TB

DM • Edukasi pd pasien ttg penyakit ini


• Diet DM dan rendah purin
• Latihan jasmani secara teratur
Penatalaksanaan

Non Farmakologis Farmakologis

OAT : FDC kategori I fase intensif


1x3 tablet TB
OHO : Glibenclamid 1-0-0
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Novalgin 2x1 amp DM

Inj. Cefotaxime 2x1 amp


Antasida 3x1 tab
Ambroxol 3x1 tab
PROGNOSA

Quo ad vitam • Dubia ad bonam

Quo ad
Fungsionam
• Dubia ad bonam

Quo ad
sanactionam
• Dubia ad malam
Follow up
Follow up
Follow up
REKOMENDASI (Follow up)

• Monitor ESO dan respon OAT setiap 2 minggu pada


1 bulan pertama dan selanjutnya tiap 1 bulan
• Cek GDP & 2 jam pp minimal 1 bulan sekali
• Cek HbA1c setiap 3 bulan sekali
TUBERKULOSIS
• Penyakit Tuberkulosis (TB)
– Penyakit infeksi oleh: Mikobakterium tuberkulosis (M. tb)

– Menyebar melalui: Udara


– Sumber penularan: Pasien TB yang belum atau tidak diobati
EPIDEMIOLOGI

Saat ini diketahui bahwa Indonesia menempati peringkat


kedua setelah India terkait penyakit tuberkulosis (TBC),
yaitu dengan jumlah kasus sebanyak 969 ribu dan
kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11
kematian per jam. Dikutip dari Global TB Report tahun
2022, juga diketahui bahwa jumlah kasus TBC terbanyak di
dunia, menyerang kelompok usia produktif terutama pada
usia 45-54 tahun.
KLASIFIKASI
• TB PARU
• TB EKSTRA PARU

LOKASI ANATOMI
• KASUS BARU
• KASUS KAMBUH (RELAPS)
• KASUS DEFAULTED/ DROP OUT
• KASUS GAGAL
RIWAYAT • KASUS KRONIK
PENGOBATAN • KASUS BEKAS TB

HASIL
BAKTERIOLOGIS • TB PARU BTA (+)
& UJI • TB PARU BTA (-)
RESISTENSI OAT

• KASUS TB DGN HIV (+)


STATUS HIV • KASUS TB DGN HIV (-)
• KASUS TB DGN STATUS HIV YG TIDAK
DIKETAHUI
GEJALA KLINIS

PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS PEMERIKSAAN FISIK
RADIOLOGIS

PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIS
Pemeriksaan Bakteriologi
• Pemeriksaan TCM
• Pemeriksaan Biakan
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan foto toraks PA-lateral
• Pada TB, umumnya di apeks paru terdapat gambaran
bercak-bercak awan dengan batas yang tidak jelas atau
bila dengan batas jelas membentuk tuberkuloma.
• Gambaran lain yang dapat menyertai yaitu, kavitas
(bayangan berupa cincin berdinding tipis), pleuritis
(penebalan pleura), efusi pleura (sudut kostrofrenikus
tumpul).
Algoritme Suspek TB
diagnosis TB
paru pada Sputum mikroskopis (BTA) Foto toraks
dewasa
BTA (+) BTA (-)

Kasus definitif TB BTA (+) Lihat klinis dan foto toraks

Tidak sesuai TB sesuai TB

Antibiotik 2 minggu Kasus TB BTA (-)

Perbaikan Tidak perbaikan, klinis


sesuai TB

Bukan TB Obati sesuai kasus TB BTA (-),


serta melakukan pemeriksaan
biakan sputum M. tb
Diabetes Mellitus (DM)
• Diabetes Mellitus (DM) :
– Penyakit gangguan metabolik menahun

– Ditandai :
• kadar gula darah plasma vena puasa > 126 mg/dl
• Kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl
• Kadar HbA1C > 6,5

– Terjadi karena :
• kelainan sekresi insulin
• kelainan kerja insulin
• keduanya
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan keterangan International Diabetes Federation


(IDF) kejadian diabetes melitus didunia mencapai 1,9%.
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa
akan terjadi peningkatan kejadian diabetes melitus minimal
366 juta jiwa pada tahun 2030. Indonesia menempati
urutan ke-4 negara tertinggi dengan penduduk yanng
menderita penyakit diabetes melitus.
39
PERKENI: Kriteria Diagnosis
Diabetes Melitus

40
Hubungan Tuberkulosis dan
Diabetes Melitus
TB DM

HIPERGLIKEMIK Penekanan respon imun

Memperburuk kontrol
risiko TB 2-3 x lipat
glikemik pd DM

reaktivasi TB,
gejala TB tidak khas,
respon pengobatan
lambat, mortalitas ↑
Gangguan fungsi imun dan fisiologi
paru penderita DM
Kelainan fungsi imunologi Disfungsi fisiologis paru
paru pada DM pada DM
Gangguan kemotaksis, perlengketan, Reaktifitas bronkial berkurang →
fagositosis dan mikrobisida Penurunan respons ventilasi
polimorfonuklear terhadap hipoksemia

Penurunan monosit perifer dengan Penurunan elastic recoil dan volume


gangguan fagositosis paru

Buruknya transformasi sel blast Penurunan kapasitas difusi


menjadi limfosit

Cacat fungsi opsonisasi C3 Sumbatan mukus pada saluran


napas
Koziel H, Koziel MJ. Pulmonary complication of diabetes mellitus. Infect Dis Clin
North Am.1995;9:65-96 43
Penapisan DM-TB
Penapisan DM pada pasien TB
• Menentukan kemungkinan terjadinya komorbid DM pada TB
• Anamnesis + fingerstick glucometer assay → metode
penapisan sederhana dan ekonomis
• Tiap pasien TB berusia ≥ 18 tahun sebaiknya dilakukan
penapisan DM

44
45
Penapisan TB pada Pasien DM

Penapisan TB pada DM
• Pemeriksaan medis teratur + foto toraks dua tahun sekali
• Usia > 40 tahun atau BB < 10% BB ideal → pemeriksaan
lebih ketat

46
Algoritme penapisan dan diagnosis TB pada
penyandang DM dewasa

Penyandang Diabetes

Gejala TB + foto toraks*)

Gejala TB (+) Gejala TB (+) Gejala TB (-) Gejala TB (-)


foto toraks (+) foto toraks (-) foto toraks (+) foto toraks (-)

Diagnosis sesuai PNPK Tanyakan ulang gejala


TB TB pada setiap
kunjungan berikutnya.
Foto toraks diulang atas
indikasi

Tatalaksana TB-DM

*)
Jika fasilitas foto toraks tidak tersedia, rujuk pasien ke FKRTL atau 47
lab radiologi jejaring
PENGOBATAN TB PARU

TB PARU KASUS
TB PARU KASUS BARU
PENGOBATAN ULANG

OAT KATEGORI I OAT KATEGORI II

2(HRZE)/4(HR)3 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
DOSIS PENGOBATAN KATEGORI I
Algoritme Pengelolan DM Tipe 2
Konsensus PERKENI (2015)

51
Pengelolaan TB-DM

52
Rekomendasi Pengobatan

dahak tidak konversi sesudah


Regimen pengobatan =
dua bulan  uji resistensi
pasien non-DM
lagi

Prioritaskan DOT Konversi lambat 


perpanjang pengobatan

Tatalaksana diabetes secara


ketat Awasi ESO

53
Prinsip pengobatan TB-DM

DM dgn kontrol
DM ringan
glikemik buruk

Pengobatan
tepat
OHO Insulin

Keseimbangan glikemik

54 Keberhasilan terapi OAT


MENGAPA PENGOBATAN TB-DM
BERMASALAH?

Interaksi obat rifampisin + OHO  hiperglikemi  kadar


OAT & DM rifampisin ↓

Kepatuhan
INH  neuropati perifer  memperburuk/
pasien
menyerupai neuropati diabetik

Waspadai
Toksisitas hepar dengan pemberian OAT
kekambuhan
pada penyandang DM

55
PENCEGAHAN TB PADA
PENYANDANG DM
Pencegahan TB pada pasien DM :
 Melibatkan keluarga/pendamping dalam
proses edukasi.
 Menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi
makanan bergizi seimbang dan olahraga
secara teratur
 Menjaga lingkungan rumah selalu bersih dan
sehat, berventilasi baik agar sinar matahari
dapat masuk ke dalam rumah
 Kendali kadar gula darah 56
Pencegahan penularan TB ke orang lain

• Pasien TB perlu melaksanakan upaya


berikut:

Menutup mulut saat batuk dan bersin


Tidak meludah di sembarang tempat
Penapisan TB pada kontak serumah
dan kontak erat

Vaksinasi BCG pada bayi


• Menyelesaikan pengobatan TB
57
SARAN
• Pentingnya skrining DM pada penderita TB
• Pentingnya skrining TB pada penderita DM
• Pentingnya kontrol gula darah secara rutin terhadap penderita
TB-DM
• Pentingnya mengevaluasi klinis, efek ESO OAT maupun
interaksi obat OAT-OHO.
• Pentingnya edukasi ttg kepatuhan pengobatan untuk mencapai
keberhasilan pengobatan.
• Perlu pengawasan sesudah pengobatan selesai

Anda mungkin juga menyukai