Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Mutiara Ners E.

ISSN: 2620-4061
Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA (LANSIA)


1
Andria Pragholapati, 2Firna Ardiana, 3Lia Nurlianawati
1,2,3
Nursing Department, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
Email: andria.pragholapati@upi.edu

ABSTRACT

Indonesia is among the countries that entered the aging structured population because there were 7.18%
of 60 years over the Elderly population. The increase in the Elderly population caused some problems. The
biggest problem in the Elderly was degenerative diseases, physical changes appeared when people grow
old. One of those changes was in anatomy and atrophy neurological system which progressively decreases
the cognitive function. Cognitive function was an ability to think, to remembered, to learn, communicated,
and solved problems. The purpose of this research was to describe the cognitive function and used
descriptive design research. This study design was descriptive quantitative. Engineering sampling using
purposive sampling. The population of this research was 56 people (34 in Panti Jompo Muhammadiyah
and 22 in Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih) and almost 36 people participated. The data collecting
technique used the MoCA Ina questionnaire with univariate frequency using distribution analysis. The
result showed that almost half of them (47.2%) suffered from dementia Alzheimer of severed cognitive
disorder. Based on this research suggested to Panti manager to make efforts to increases the cognitive
function of the Elderly such as a brain gym and a relaxing way.

Keywords : Elderly, Cognitive function, MoCA-Ina

1. PENDAHULUAN Kelompok lanjut usia adalah kelompok


Indonesia termasuk negara yang penduduk berusia 60 tahun keatas. Jumlah
memasuki penduduk berstruktur lanjut usia penduduk lanjut usia yang ada di jawa barat
(aging structured population) karena jumlah yang tercatat oleh dinas sosial jawa baratyaitu
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas 3,4 juta orang atau setara dengan 8% dari
sekitar 7,18%. Jumlah penduduk lansia di jumlah penduduk jawa barat (Dinas Sosial,
Indonesia pada tahun 2006 sebesar 19 juta, 2013).
dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Meningkatnya populasi lanjut usia ini
Sementara pada tahun 2011 jumlah lansia membuat pemerintah perlu merumuskan
sebesar 20 juta jiwa (9,51%) dengan usia kebijakan dan program yang ditujukan
harapan hidup 67,4 tahun (Departemen kepada kelompok penduduk lanjut usia
Kesehatan, 2012). sehingga dapat berperan dalam
Badan pusat statistik memperkirakan pembangunan dan tidak menjadi beban bagi
tahun 2020 lanjut usia di Indonesia akan masyarakat. Pertumbuhan lanjut usia pada
berjumlah 28,8 juta atau 11,34% dari jumlah negara berkembang lebih tinggi dari negara
penduduk Indonesia, pertumbuhan jumlah yang sudah berkembang masalah terbesar
lanjut usia di Indonesia tercatat paling pesat lanjut usia adalah penyakit degeneratif,
di dunia dalam kurun waktu tahun 1990- diperkirakan pada tahun 2020 sekitar 75%
2025 (Departemen Kesehatan, 2012). lanjut usia penderita penyakit degeneratif

14
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

tidak dapat beraktifitas (Pusdatin Kemenkes 2000; Rizzo et al, 2004, dalam
RI, 2013). Tambunan, 2013).

Lanjut usia adalah bagian dari proses Kemunduran fungsi kognitif dapat
tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba- berupa mudah lupa (Forgetfulness) yaitu
tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, bentuk gangguan kognitif yang paling ringan
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. di perkirakan di keluhkan oleh 39% lansia
Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan yang berusia 50-59 tahun, meningkatmenjadi
tingkah laku yang dapat diramalkan yang 85% pada usia lebih dari 80 tahun. Di fase ini
terjadi pada semua orang pada saat mereka seseorang masih bisa berfungsinormal yaitu
mencapai usia tahap perkembangan mulai sulit mengingat kembali informasi
kronologis tertentu (Azizah, 2011). yang telah di pelajari, tidak jarang di
temukan oleh orang setengah baya. Jika
Semakin bertambahnya umur manusia, penduduk berusia lebih dari 60 tahun di
terjadi proses penuaan secara degeneratif indonesia berjumlah 7% dari seluluh
yang akan berdampak pada perubahan- penduduk, maka keluhan mudah lupa
perubahan pada manusia, tidak hanya tersebut di derita oleh sekitar 3% populasi di
perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan indonesia. Mudah lupa inidapat berlanjut
sosial dan seksual. Perubahan fisik meliputi menjadi Gangguan Kognitif Ringan (Mild
sistem indra, sistem muskuloskeletal, sistem Cognitive Imprairment MCI) sampai ke
kardiovaskuler dan respirasi, pencernaan dan demensia sebagai bentuk klinis yang paling
metabolisme, sistem perkemihan, sistem berat (Wreksoatmodjo, 2010 dalam Yeni,
saraf, dan sistem reproduksi (Azizah, 2011). 2010).
Sistem susunan saraf mengalami Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
perubahan anatomi dan atrofi yang progresif kognitif yaitu usia, jenis kelamin, status
pada serabut saraf lanjut usia. Lanjut usia mental dan emosional., aktivitas fisik dan
mengalami penurunan koordinasi dan olahraga, pendidikan, kondisi lingkungan.
kemampuan dalam melakukan aktivitas (Wade & Travis 2007; Wang & Dong 2005
sehari-hari. Penuaan menyebabkan dalam Yao et al 2009; Susanto 2009; Asih
penurunan persepsi sensori dan respon 2013).
motorik pada susunan saraf pusat, hal ini
terjadi karena susunan saraf pusat pada lanjut Dampak penurunan fungsi kognitif pada
usia mengalami perubahan yang lansia yaitu lansia dapat melupakan
mengakibatkan penurunan fungsi kognitif identitasnya, melupakan nama anggota
(Azizah, 2011). keluarganya, lansia tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari seperti makan, minum,
Fungsi kognitif merupakan kemampuan mandi, mempengaruhi produktifitas, dan
berpikir, mengingat, belajar, menggunakan mempengaruhi tingkat kemandirian (Zulsita,
bahasa, memori, pertimbangan, pemecahan 2010). Selain itu penurunan fungsi kognitif
masalah, serta kemampuan eksekutif seperti pada lanjut usia berasosiasi secara signifikan
merencanakan, menilai, mengawasi, dan dengan peningkatan depresi dan memiliki
melakukan evaluasi (Strub & Black, dampak terhadap kualitas hidup yang buruk
pada lansia (Aartsen, Van Tilburg, Smits, &

15
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

Knipscheer, 2004 dalam Surprenant & Neath, Mental State Exam (MMSE) dari hasil
2007). penelitian didapatkan data hampir
setengahnya 46,7% lansia mengalami
Penanganan pada gangguan fungsi perubahan fungsi kognitif berat.
kognitif normal dengan cara peningkatan
memori (daya ingat) dapat dilakukan dengan Menurut data Rekam Medis di salah satu
cara seperti mencatat sesuatu pada daftar, Puskesmas di Surabaya (Puskesmas
kalender atau buku catatan (Tamher dan Sidosermo) terdapat 218 lansia dengan umur
Noorkasiani, 2009). Penanganan pada MCI bervariasi dan rata-rata (60%) mengalami
(Mild Cognitive Impairment)/gangguan penurunan fungsi kognitif seperti penurunan
fungsi kognitif ringan dengan cara orientasi lupa tanggal berapa sekarang,
mengembangkan hobbi yang ada seperti penurunan kemampuan berhitung atau
melukis, memasak, main musik, berkebun, mengeja kata dari belakang, dan penurunan
mengikuti aktivitas keagamaan, olah raga dan kemampuan recall atau menyebutkankembali
hindari stres (Azizah, 2011). Penanganan nama benda (Sya’diyah, 2010).
pada Demensia Menurut penelitian di Inggris, dari
Alzheimer/gangguan fungsi kognitif berat 10.255 orang lansia, 45% mengalami
dengan cara hindari situasi yang gangguan fungsi kognitif pada susunan saraf
memprovokasi, hindari argumentasi, pusat (Nugroho, 2008). Suatu penelitian
psikoterapi individual, psiko terapi yang dilakukan di Negara Inggris dengan
kelompok, dukungan mental, pengembangan jumlah responden 10.255 orang lansiadiatas
kemampuan adaptasi dan peningkatan 75 tahun, menunjukkan bahwa 55% lansia
kemandirian, kemampuan menerima mengalami gangguan fisik berupa arthritis
kenyataan, yakinkan dimana keberadaan atau gangguan sendi 50% dari responden
pasien, terapi obat dengan pengawasan mengalami keseimbangan berdiri, 45% dari
dokter (Azizah, 2011). responden mengalami gangguan fungsi
Populasi lanjut usia 10% sampai 15% kognitif pada susunan saraf pusat, 35% pada
yang berusia lebih dari 65 tahun dan hampir penglihatan, 35% pada pendengaran, 20%
50% populasi berusia lebih dari 85 tahun mengalami kelainanjantung, 20% ditemukan
mengalami perubahan kognitif seperti sesak napas, serta gangguan miksi atau
demensia, kelainan ini merupakan masalah ngompol sebesar 10%, dari beberapa
yang terjadi dan serius. Kelainan status gangguan yang terjadi pada lansia dapat
kognitif cepat meluas pada usia lanjut dan mengakibatkan terganggunya atau
diperkirakan pada tahun 2050 akan menurunnya kualitas hidup pada lansia.
mengalami peningkatan kurang lebih 14 juta Kemunduran yang paling banyak ditemukan
penderita gangguan kognitif (Muttaqin, adalah menurunnya kemampuan memori
2008). daya ingat (Foster, 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Untuk meningkatkan harapan hidup


Heni Maryati tanggal 9 Mei 2013 di UPT lansia maka pemerintah merumuskan
Panti Werdha Mojopahit Mojokerto kebijakan membuat panti agar lansia bisa
mengenai gambaran fungsi kognitif pada terawat dan terperhatikan baik yang dikelola
lansia metode pengumpulan data dengan dalam pemerintah ataupun swasta. Panti
wawancara terbimbing menggunakan Mini Jompo Muhammadiyah adalah panti yang

16
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

ada di daerah bandung tepatnya di orang lansia yang selalu nanya-nanya ke


rancabolang jumlah lansianya ada 34 orang, temannya dimana kamarnya dan berdasarkan
sebagian lansia yang ada di panti tersebut observasi di Yayasan Pondok Lansia Tulus
tinggal dirumahnya sendiri, ketika ada suatu Kasih ada 2 orang lansia yang mandinya
acara mereka berkumpul dirumah ketuapanti dimandikan, 2 orang lansia yang makannya
pada saat selesai acara mereka pulang ada disuapin untuk mengetahui fungsi kognitif
beberapa lansia yang lupa jalan pulang. Dan maka perlu pemerikasaan dengan
di daerah bandung juga ada panti yang menggunakan MoCA Ina.
bernama Yayasan pondok lansia tulus kasih Montreal Cognitive Assesment (MoCA
yang lebih tepatnya ada di jalan sarijadi Ina) adalah alat skrining kognitif baru yang
bandung jumlah lansianya ada 22 orang dirancang untuk mengatasi keterbatasan
selain panti Muhammadiyah, panti ini juga MMSE. Kelebihan tes MoCA Ina adalah
memiliki lansia yang mengalami tanda-tanda prosedur yang cepat dan mudah, penilaian
penurunan fungsi kognitif, panti ini belum domain kognitif yang luas dan lebih sensitif
pernah diukur fungsi kognitif oleh MoCAIna terhadap defisit kognitif ringan. Montreal
dan belum ada penellitian. Jumlah lansia yang Cognitive Assesment-Versi Indonesia
ada di dua panti tersebut yaitu 56 orang. (MoCA-Ina) yang mengukur fungsi kognitif
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada lansia. Skala ini dikembangkan oleh Z.
yang dilakukan di Panti Jompo Nasreddine dan telah divalidasi di Indonesia.
Muhammadiyah menurut pengurus panti ada MoCA-Ina memiliki keunggulan
1 orang lansia salah terus masuk kamar dibandingkan Mini Mental State
temannya. Studi pendahuluan di yayasan Examination (MMSE) dalam mendeteksi
pondok lansia tulus kasih ada 1 orang lansia adanya MCI dalam populasi (Chou et al.,
tidak ingat kejadian yang baru saja terjadi 2010).
tetapi ketika ditanya masa lalunya dia Berdasarkan latar belakang diataspeneliti
menceritakannya dengan lancar. tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Berdasarkan wawancara peneliti gambaran fungsi kognitif pada Lanjut Usia
didapatkan dari Panti Jompo (Lansia) di Panti Jompo Muhammadiyah dan
Muhammadiyah dari 2 orang lansia, 1 orang Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih.
tidak ingat tanggal, 1 orang ketika diajak
berkomunikasi pertanyaan dan jawaban
2. METODE PENELITIAN
tidak sinkron dan dari yayasan pondoklansia
tulus kasih dari 2 orang, 1 orang mengulang- Rancangan Penelitian ini bersifat
ngulang pertanyaan dan 1 orang sulit deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
berkonsentrasi pada saat diajak menggambarkan terhadap objek yang diteliti
berkomunikasi. melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya “Gambaran fungsi
Berdasarkan hasil observasi di Panti kognitif pada lanjut usia (lansia) di Panti
Jompo Muhammadiyah ada 1 orang lansia Jompo Muhammadiyah dan YayasanPondok
yang kadang-kadang mau berkomunikasi Lansia Kasih”
kadang-kadang tidak, 1 orang lansia yang
diam terus tidak mau ikut kegiatan panti, 1

17
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

Populasi dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Fungsi kognitif pada
lansia yang ada di Panti Jompo lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Jompo
Muhammadiyah dan Yayasan Pondok Muhammadiyah dan Yayasan Pondok
Lansia Tulus Kasih. Jumlah lansia di Panti Lansia Tulus Kasih dengan menggunakan
Jompo Muhammadiyah 34 orang dan Kuesioner MoCA Ina (Montreal Cognitive
Yayasan Pondok Lansia Tulus kasih jumlah Assesment-Versi Indonesia) (Nasreddine,
lansianya ada 22 orang jadi jumlah lansia 1996 dalam Panentu dan Irfan, 2013).
yang ada di dua panti tersebut adalah 56
orang. Penelitian ini menggunakan tehnik Pada penelitian ini tidak melakukan uji
purposive sampling. Agar karakteriktik validitas dan peneliti tidak melakukan
sampel tidak menyimpang dari populasinya, modifikasi karena kuesioner MoCA Inasudah
maka sebelum dilakukan pengambilan baku (p = 0,000) (Panentu dan Irfan, 2013).
sampel perlu ditentukan kriteria inklusi Pada penelitian ini tidak melakukan uji
maupun kriteria eklusi. Sampel dalam reliabilitas dan peneliti tidak melakukan
penelitian ini sebanyak 36 orang. Kriteria modifikasi karena kuesioner MoCA Inasudah
inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai baku (r = 0,963) (Panentu dan Irfan, 2013).
berikut:
a. Bersedia menjadi responden Kode etik penelitian adalah satu
b. Lanjut usia yang mencapai usia 60 (enam
pedoman yang berlaku untuk setiap kegiatan
puluh) tahun ke atas
penelitian yang melibatkan pihak penelti,
c. Dapat diajak berkomunikasi secara
verbal pihak yang diteliti, dan masyarakat yang
d. Lanjut usia bisa baca tulis memperoleh dampak penelitian tersebut
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini (Notoatmodjo, 2012).
adalah sebagai berikut:
a. Lanjut usia yang tidak bersedia menjadi
responden
b. Lanjut usia yang mengalami gangguan
psikologis
c. Lanjut usia yang sedang sakit

3. HASIL

Tabel 1. Gambaran fungsi kognitif pada lansia di Panti Jompo Muhammadiyah

Fungsi kognitif f %
MCI 5 27.8
Demensia Alzheimer 13 72.2
Total 18 100.0

Tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar lansia (72.2%) mengalami Demensia
Alzheimer.

18
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

Tabel 2. Gambaran fungsi kognitif pada lansia di Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih

Fungsi kognitif f %
Normal 5 27.8
MCI 9 50.0
Demensia Alzheimer 4 22.2
Total 18 100.0

Tabel 2 diatas menunjukan bahwa setengahnya lansia (50.0%) mengalami MCI (Mild Cognitive
Impairment) atau gangguan fungsi kognitif ringan.

Tabel 3. Gambaran fungsi kognitif pada lansia di Panti Jompo Muhammadiyah dan Yayasan
Pondok Lansia Tulus Kasih

Fungsi Kognitif f %
Normal 5 13.9
MCI 14 38.9
Demensia Alzheimer 17 47.2
Total 36 100

Tabel 3 diatas menunjukan bahwa hampir setengahnya lansia (47.25) mengalami Demensia
Alzheimer atau gangguan kognitif berat.

4. PEMBAHASAN b. Gambaran fungsi kognitif pada lansia


di Yayasan Pondok Lansia Tulus
a. Gambaran fungsi kognitif pada lansia Kasih
di Panti Jompo Muhammadiyah Hasil penelitian yang di dapatkan di
Hasil penelitian yang di dapatkan di Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih yaitu
Panti Jompo Muhammadiyah yaitu hampir hampir setengahnya Normal 5 lansia
setengahnya MCI atau gangguan kognitif (27,8%), hampir setengahnya lansia MCI
ringan 5 lansia (27,8%) dan sebagian besar atau gangguan kognitif ringan 9 lansia
Demensia Alzheimer yaitu 13 lansia (72,2%). (50.0%) dan sebagian kecil Demensia
Lansia yang MCI adalah lansia yang Alzheimer yaitu 4 lansia (22,2%). Lansia
mempunyai aktifitas yang bagus, yang aktif yang fungsi kognitifnya normal adalah lansia
melakukan kegiatan sehari-hari baik kegiatan yang berpendidikan tinggi serta yang
dipanti maupun lansia yang ada dirumahnya, aktivitasnya bagus, Lansia yang MCI adalah
dan lansia yang mengalami demensia lansia yang mempunyai pendidikan tinggi
berpendidikan rendah, pada saat melakukan tetapi karena umurnya sudah lebih dari
penelitian karena dilakukan disatu ruangan delapan puluh maka tidak dapat dipungkiri
saat satu lansia dibimbing untuk mengisi terjadi penurunan fungsi kognitif dan lansia
kuesioner lansia yang lainnyamengobrol dan yang demensia adalah lansia yang pendidikan
saling bercanda sehingga lingkungannya rendah, pada saat penelitian lansia yang
bising dan tidak kondusif. sedang berkumpuln dihalaman

19
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

panti tetapi ketika mengisi kuesioner satu sulit untuk berkonsentrasi, sulit mempelajari
persatu lansia masuk ke sebuah ruangan informasi baru, mudah lupa nama benda atau
sehingga diruangan itu tidak terlalu bising orang, lebih sering menjabarkan bentukatau
dan lansia bisa konsentrasi menjawab atau fungsi ketimbang menyebutkan namanya.
mengikuti apa yang diperintahkan. Gangguan fungsi kognitif ringan (mild
cognitive impairment = MCI) Gangguan
c. Gambaran fungsi kognitif pada lansia fungsi kognitif terlihat lebih nyata, dengan
di Panti Jompo Muhammadiyah dan gejala utamanya adalah gangguan pada
Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih ingatan jangka pendek. Akibatnya penderita
Hasil analisa univariat pada variabel sering lupa terhadap kegiatan yang baru saja
fungsi kognitif diketahui bahwa sebagian terjadi atau mengulang-ulang pertanyaan.
kecil lansia fungsi kognitifnya normal yaitu Hal ini yang menyebabkan kasus MCI sering
5 lansia (13.9%), hampir setengahnya lansia luput dari pengamatan, padahal MCI
MCI atau gangguan kognitif ringan yaitu 14 merupakan petanda dini dari demensia. Lebih
lansia (38.9%) hampir setengahnya lansia dari 50% penderita MCI berkembang
mengalami demensia alzheimer atau menjadi demensia dalam 3 – 5 tahun
gangguan kognitif berat yaitu 17 lansia (Dharmono dkk, 2008).
(47.2%). Kemunduran fungsi kognitif dapat
Lansia yang fungsi kognitifnya normal berupa mudah lupa (Forgetfulness) yaitu
adalah lansia yang memiliki pendidikanyang bentuk gangguan kognitif yang paling ringan
tinggi seperti S1, Diploma, adapun yang smp di perkirakan di keluhkan oleh 39% lansia
memiliki fungsi kognitif normal karena yang berusia 50-59 tahun, meningkatmenjadi
lansia ini aktif dalam mengikuti kegiatan- 85% pada usia lebih dari 80 tahun. Di fase ini
kegiatan yang diadakan di panti, lansia yang seseorang masih bisa berfungsi normal yaitu
gangguan kognitif ringan atau MCI ini mulai sulit mengingat kembali informasi
kebanyakan berpendidikan tinggi tetapi yang telah di pelajari, tidak jarang di
mungkin karna dilihat dari usia juga delapan temukan oleh orang setengah baya. Jika
puluh keatas yang mengakibatkanpenurunan penduduk berusia lebih dari 60 tahun di
fungsi kognitif dan untuk lansia yang indonesia berjumlah 7% dari seluluh
demensia atau gangguan kognitif berat 99% penduduk, maka keluhan mudah lupa
berpendidikan SD (sekolah dasar) ketika tersebut di derita oleh sekitar 3% populasi di
dikaji menggunakan kuesioner lansia yang indonesia. Mudah lupa inidapat berlanjut
mengalami demensia dalam berhitungnya menjadi Gangguan Kognitif Ringan (Mild
sangat lemah bahkan ada pula yang tidak bisa Cognitive Imprairment MCI) sampai ke
jawab pada saat disuruh berhitung, begitupun demensia sebagai bentuk klinis yang paling
dalam hal mengingat kata-kata lansia susah berat (Wreksoatmodjo, 2010 dalam Yeni ,
menjawab dan menyerah karna dia tidak 2010).
mampu lagi untuk mengingat apa yang harus Populasi lanjut usia 10% sampai 15%
dihapalkan. yang berusia lebih dari 65 tahun dan hampir
Fungsi kognitif merupakan kemampuan 50% populasi berusia lebih dari 85 tahun
berpikir, mengingat, belajar, menggunakan mengalami perubahan kognitif seperti
bahasa, memori, pertimbangan, pemecahan demensia, kelainan ini merupakan masalah
masalah, serta kemampuan eksekutif seperti yang terjadi dan serius. Kelainan status
merencanakan, menilai, mengawasi, dan kognitif cepat meluas pada usia lanjut dan
melakukan evaluasi. Fungsi kognitif normal diperkirakan pada tahun 2050 akan
gejalanya adalah proses berpikir lamban dan

20
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

mengalami peningkatan kurang lebih 14 juta kuesioner jawaban dalam berhitungnyabenar


penderita gangguan kognitif semua, begitupun kemampuan dalam
Hal ini juga sependapat denga hasil mengingat cukup bagus, saat ditanya cepat
penelitian Heni Maryati, (2013) sebagian tanggap ketika tidak mengerti langsung
besar (70%) berjenis kelamin perempuan, bertanya.
sebagian besar (56,7%) berusia antara 60-74
tahun, hampir setengahnya (36,7%) tidak 5. KESIMPULAN
bersekolah. Hampir setengahnya (46,7%) Berdasarkan hasil penelitian mengenai
mengalami perubahan fungsi kognitif berat. Gambaran Fungsi Kognitif pada Lanjut Usia
Secara umum faktor yang mempengaruhi (Lansia) di Panti Jompo Muhammadiyah dan
fungsi kognitif pada seseorang adalah Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih, maka
penurunan fungsi sistem saraf. Jika sistem disimpulkan hampir setengahnya lansia
saraf pada seseorang terganggu maka secara mengalami Demensia Alzheimer atau
otomatis ataupun secara tidak langsung gangguan kognitif berat.
fungsi kognitifnya pasti akan menurun. Maka
dari itu pada lansia pasti mengalami proses
penuaan yang berakibat pada penurunan 6. REFERENSI
kemampuan fungsi tubuh salah satunya Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
adalah sistem saraf yang dapat berakibat Penelitian Suatu pendekatan praktik.
pada kemampuan fungsi kognitif pada lansia Jakarta: Rineka Cipta
mengalami penurunan fungsi kognitif ringan
ataupun berat. Asih, Y. 2013. Buku Ajar Keperawatan
Dilihat dari hasil peneliti menyimpulkan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
bahwa usia dapat mempengaruhi fungsi
kognitif lansia yang usianya lebih dari Azizah, L. M. 2011. Kepeawatan lanjut
delapan puluh tahun kemampuan untuk usia.Yogyakarta: Graha Ilmu
berpikir dan untuk menjawab pertanyaan
lambat apa lagi ketika lansianya hanya Bhinnety, M. 2008. Struktur dan Proses
berpendidikan sekolah dasar dan usianya Memori. Yogyakarta: Buletin Psikologi.
lebih dari delapan puluh maka hasilnya UGM. Vol.16, No.2, 74-88.
sangat sedikit, wanita lebih banyak
mengalami fungsi kognitif karna di dua panti Buntting, C.Chou KL, Amick MM, Brand J,
tersebut didominasi oleh lansia yang berjenis et al. 2010. A Recommended Scale for
kelamin perempuan, dan pendidikan Cognitive Screening in Clinical Trials of
mempengaruhi fungsi kognitif sesuai dengan Parkinson’s Disease. Mov Disord;
yang peneliti dapatkan lansia yang 25(15): 2501-7
berpendidikan sekolah dasar dalam
kemampuan berhitungnya sangat lambat, Departemen kesehatan RI, 2012. Profil
kemampuan mengingatnya sangat kurang, Kesehatan Indonesia.
dalam mengulangi kalimat yang peneliti http://wwwdepkes.go.id
sebutkan itu tidak sesuai dengan apa yang
disuruh, dalam mengingat hari, tanggal, Dharmono, dkk. 2008. Buku Ajar Penyakit
bulan, tahun tidak ingat sedangkan lansia Dalam. Universitas Diponegoro
yang berpendidikan tinggi mereka mampu Semarang.
berhitung. Ada salah satu dari lansia yang
pendidikannya tinggi pada saat ngisi

21
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

Dinsos. 2013. Dinas Sosial jabar provinsi Muttaqin. A. 2008. Asuhan Keperawatan
http://wwwdinsos-jabarprov.com. Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Doerflinger, D. M. C. 2012. Mental status
assesment in older adults: montreal Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik.
cognitive assesment: moca version 7.1 Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC.
(original version).
Noorkasiani dan Tamher. 2009. Kesehatan
The Hartford Institute for Geriatric Nursing. Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Diambil dari Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
http://consultgerirn.org/uploads/File/tryt
his/try_this_3_2.pdf pada tanggal 06Juni Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode
2014. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Foster, M.D. Norman L. 2011. Alzaimer,s &
Dementiac. The Journal of the Pusdatin. 2013. Buletin Jendel Pusat Datadan
Alzaimer’s Association: Volume 10. Informasi Kesehatan. Pusdatin
Kemenkes RI. Jakarta. 2013
Freitas, S., Simoes, M. R., Alves, L., et al.
2012. Montreal Cognitive Assessment: Panentu D, Irfan M. Uji validitas dan
Influence of reliabilitas butir pemeriksaan dengan
Sociodemographic and Health Montreal cognitive assessment versi
Variables. Archives of Clinical Indonesia (MoCA-Ina) pada insane
Neuropsychology. 27; 165–175. pasca stroke recovery. Palembang:
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa
Hidayat. 2009. Metodologi penelitian Unggul; 2013.
Kesehatan. Jakarta: Bineka Cipta.
Ramdhani, N. 2012. Gambaran Fungsi
Hussain. H. 2008. Proses Keperawatan dan Kognitif dan Keseimbangan pada
Pemeriksaan Fisik.Jakarta: EGC. Lansia di Kota Manado.

Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
Lanjut dan perawatannya. Jakarta: Kualitatif dalam Kesehatan.
Salemba Medik Yogyakarta: Nuha Medika

Maryati H, dkk, 2013, Gambaran fungsi Sastroasmoro. 2010. Dasar-DasarMetodologi


Kognitif pada Lansia di UPT Panti Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Werdha Mojopahit Kabupaten
Mojokerto. Journal Mentanbolisme Saladin. 2007. Anatomy and physiology the
Vol.2 No 2. unity of from and function. 4th ed. New
York: McGraw-Hill Companies inc:513-
Mauk, K. L. 2010. Gerontological nursing 516.
competencies for care (2 ed). Sudbury:
Janes and Barlett Publisher.

22
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index
Pragholapati, Ardiana, Nurlianawati/Jurnal Mutiara Ners, Vol. 4 No. 1 Januari 2021 (P 14-23)

Saxon, S. V., Etten, J. M, & Perkins, E.A. Turana, Y. 2013. Prinsip penting Cognitive
(2010). Physical Change and Aging: A Stimulation Therapy: Buletin Jendela
Guide for The Helping Professions. Data & Informasi Kesehatan, Semester
United States: Springer Publishing I, I, pp 19-24
Company.
Wade. C., Travis, C. 2007. Psikologi, jilid 2
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian (terjemahan) edisi ke 9. Jakarta:
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Erlangga.
Bandung: CV. Alfabeta Wu, M.S., Lan, T.H., Chen, C.M., Chiu,
H.C., Lan, T. Y. (2011). Socio
Surprenant, A.M & Neath, I. 2007. Cognitive demographic and healt-related factors
Aging. Dalam J.M. Wilmoth & K.F. associated with cognitive impairmemt in
Ferraro (Eds.). Gerontology: the elderly in Taiwan.BMC Public
perspectives and issues (pp.89-110).New Health, 11(22). doi:
York : Springer Publishing Company, 10.1186/1471/2458-11-22
LLC.
Yao, S., Zeng, H., Sun, S. 2009.
Susanto. 2009. Buku Ajar KeperawatanJiwa. Investigation on status and influential
Jakarta Salemba Medika factors of cognitive function of the
community-dwelling elderly in
Spar et al,. 2006: Kramer et al, 2006. Changsha City. Archives of
Perubahan Kognitif.Universitas: Gerontology and Geriatrics, 49(3), 329-
Hasanudin. 334. Doi:
10.1016/j.archger.2008.11.007.
Sya’diyah, H. 2010. Efektivitas Brain Gym
dan Terapi Keperawatan Memori Yeni, Kustanti. 2010. Kualitas Hidup Lansia
Games Terhadap Kemampuan Kognitif dengan Terapi Komplementer Secara
Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Mandiri.
Sidosermo Surabaya. Tesis untuk Gelar
Magister Keperawatan Fakultas Zainudin. Sri. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Keperawatan Universitas Airlangga, Komunitas Teori dan Praktek. Jakarta:
Surabaya. EGC

Tambunan, R.M., edisi 2. 2013, Standar Zulsita, 2010. Gambaran Fungsi Kognitif
Operating proseure (SOP), Jakarta: Pada Lanjut Usia,
Maiestus Publishing (K)

23
DOI : https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269
© 2021 Jurnal Mutiara Ners. This is an open accessarticleunder the CC BY-SA license
Website : http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/NERS/index

Anda mungkin juga menyukai