Anda di halaman 1dari 32

FUNGSI KOGNITIF

PENURUNAN PADA USIA


LANJUT

DEWI DOLIFAH
TUJUAN PEMBELAJARAN

• Mahasiswa mampu menjelaskan


Latihan kognitif pada lansia:
Perubahan kognitif pada lanjut
usia
Demensia
Pengenalan dini demensia
Latihan kognitif pada lansia
“Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa.” QS 30 (Ar Rum) : 54

“ Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu


ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” QS. 16 (An Nahl) : 70
DATA DEMOGRAFI
• Jumlah populasi Usia 60 tahun keatas (dalam juta orang)

Tahun Juta Persen


1961 4,5 -
1971 5,3 4,3
1980 8,0 5,5
1990 11,6 6,3
2000 16,2 7,6
2010 17,2 7,4
2020 29,0 11,1
Diambil dari :BPS Profile Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan RI
PERUBAHAN KOGNITIF PADA
LANSIA
Proses penuaan menyebabkan kemunduran
kemampuan otak. Diantara kemampuan yang menurun
secara linier atau seiring dengan proses penuaan
adalah:
• Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan
penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali
informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori
(speed of information retrieval from memory).
• Intelegensia Dasar (fluid intelligence) yang berarti
penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain
berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal,
pemecahan masalah, mengenal wajah orang,
kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi
PENDAHULUAN

• Kognitif berasal dari kata Co dan Gnosis


• Gnosis = tahu -------- > Cognitive = tahu dan
mengetahui
• Fungsi Kognitif adalah proses dasar yang
membangun kemampuan intelektual tingkat
tinggi, yang meliputi:
- Perhatian
- Bahasa
- Memori
- Kalkulasi
- Fungsi Eksekusi
TAHAPAN PROSES MENGINGAT

1. Belajar : Untuk memperoleh


informasi, encoding, penyandian
atau mencatat informasi
2. Retensi : Untuk menyimpan
informasi yang telah di peroleh
3. Retrival : Untuk mencari kembali
informasi yang telah disimpan
PROSES MENGINGAT TAHAP I

Ada 2 cara memperoleh informasi:


1. Dengan sengaja (intentional
learning) dengan menggunakan
strategi memori ttt
2. Secara kebetulan (incidental
learning). tidak menggunakan
strategi memori ttt
PROSES MENGINGAT TAHAP II

• Menyimpan informasi yang telah


dipelajari ke dalam model penyimpanan
memori
• Ada 2 jenis model penyimpanan memori
(Elbert W. Russel)
1. Secara neurologi klinis, terbagi atas :
a. Immediate memory (memori segera)
b. Recent memory (memori baru)
c. Remote memory (memori jarak jauh)
• Secara Psikologis (berkaitan dengan rentang
waktu memori), terbagi atas :
.

a. Sensory memory (memori sensorik)


b. Short term memory (memori jangka
pendek)
c. Long term memory (memori jangka
panjang)
PROSES MENGINGAT TAHAP III
 Pada tahap ini memori dapat diingat dan
diambil kembali.
 Memori yang disimpan dalam simpanan
memori jangka panjang diambil dan
dimasukkan kedalam memori jangka
pendek.
 Kadang kadang memori tsb bisa utuh dan
kadang hanya inti/garis besarnya saja
yang dapat diingat kembali(mengalami
transformasi)
TIGA TAHAP PROSES
MENGINGAT

1. Menyerap Informasi Baru


2. Menyimpan Informasi
3. Mengingat Kembali Informasi
RANGKAIAN LUPA
WAJAR
Rangkaian Mudah Lupa Wajar -- > Demensia

• LUPA WAJAR (FORGETFULLNES)

• GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF RINGAN

• DEMENSIA ( PIKUN )
KEMUNDURAN MEMORI
FISIOLOGIS
Mudah lupa (forgetfulness) bisa terjadi pada :
 Proses otak menua (fisiologis)
 Proses penyakit otak a.l.alzheimer (patologis)

Mudah lupa
 Banyak pada lansia
 Gangguan mengingat informasi kembali (recall)
 Gangguan mengeluarkan apa yang tersimpan
dalam memori (retrieval)
 Dapat dibantu dengan memberikan isyarat (cue)
MUDAH LUPA RINGAN

• Terkait usia tua


• Gangguan mengingat
kembali (recall) masih
fisiologis, umpama lupa nama
teman, nama presiden
pertama RI
• MUDAH LUPA
Wajar pada usia lanjut, Usia > 50 tahun
• Ditemukan sekitar 30 % dari usia lanjut,
• Keluhan dapat berupa:
􀃎 LUPA MENARUH BENDA
􀃎 LUPA JANJI
􀃎 LUPA NAMA ORANG, WAJAH
􀃎 LUPA NAMA BENDA
􀃎 LUPA NAMA PERISTIWA, DLL

• AKTIVITAS SEHARI-HARI NORMAL, FUNGSI KOGNISI


LAINNYA NORMAL
GANGGUAN KOGNITIF RINGAN

 Gangguan memori lebih berat, mudah lupa


lebih parah dan agak lama untuk bisa ingat
kembali.
 Fungsi kognitif lain secara umum masih baik.
 Dapat melakukan aktivitas dasar sehari hari
• Aktivitas yang kompleks mulai terganggu
• 10 – 12 %/tahun  Penyakit Alzheimer
 Test fungsi kognitif dan memori dibawah rata
rata
MCI (MILD COGNITIVE IMPAIRMENT)
 Ada gangguan memori
 Kognitif baik
 Sebagai risiko tinggi untuk menjadi
alzheimer
(setelah ± 4 tahun 50% menjadi demensia)
 Patologis : sudah ada gangguan di
hipokampus, bagian otak yang mengurus
memori
 Di korteks ada bercak-bercak amiloid difus
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Pasien melapor sendiri atau orang lain yg
menyaksikan kemunduran memori/kognitif, dibanding
keadaan sebelumnya
2. a. Aktivitas hidup sehari-hari (Activity Daily Living =
ADL) masih baik
b. ADL yg kompleks (Instrumental Activity Daily Living
= IADL) mulai terbatas
3. Mini Mental Status Examination (MMSE) tidak
terganggu, sesuai pendidikan dan umur
4. Adanya gangguan memori atau kognitif lainnya
harus dibuktikan dengan skor yang sudah baku
5. Belum ada gangguan untuk didiagnosis sebagai
demensia
ADL MENCAKUP :

• Aktivitas Dasar (basic ADL) :


berpakaian, perawatan diri, makan
minum, toilet, berpakaian, jalan,
mandi, mobilitas, dll
• Aktivitas Instrumental (IADL) :
mengurus keuangan pribadi,
memasak, menelepon, berbelanja
ke pasar, bepergian, berobat, dll
KRITERIANYA : MINIMAL ADA 2 DARI GEJALA
SEBAGAI BERIKUT :

1. Tersesat bepergian
2. Kemunduran pekerjaan yg disaksikan teman
sekerja
3. Kesulitan menyebut nama atau kata, sedangkan
temannya tidak kesulitan
4. Sedikit materi yg diingat setelah membaca satu
bab buku
5. Sulit mengingat nama orang yg baru
diperkenalkan
6. Kehilangan atau salah menaruh barang
berharga
7. Gangguan konsentrasi yang nyata pada tes klinis
DIMENSIA
PADA LANSIA
DEFINISI DEMENSIA

Suatu kondisi klinis yang ditandai oleh


kemerosotan daya ingat, intelektualitas dan
emosional. Sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-
hari secara normal.
KLASIFIKASI DEMENSIA

1. Berdasarkan umur : senilis, presenilis


2. Berdasarkan gejala klinis : global, afasik, visuo
perseptif
3. Berdasarkan anatomi ; kortikal, subkortikal
4. Berdasarkan perjalanan penyakit :
demensia “reversibel” + 10-12% disebabkan
alkohol, obat-obat, kelainan psikiatri, penyakit
meningitis, trauma kepala, hidrosefalus komunikan
demensia “non reversibel”: proses degeneratif
tergolong kedalamnya demensia yang paling
banyak ditemui : demensia alzheimer dan vaskuler
KONDISI DIMENSIA
Gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai
jenis gangguan
- Mudah lupa yang konsisten,
- Disorientasi terutama dalam hal waktu,
- Gangguan pada kemampuan pendapat dan
pemecahan masalah,
- Gangguan dalam hubungan dengan masyarakat,
- Gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat
intelektual
- Gangguan dalam pemeliharaan diri.
TANDA DAN GEJALA DIMENSIA
• Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
• Pelupa
• Sering mengulang kata-kata
• Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang
makan
• Cepat marah dan sulit di atur.
• Kehilangan daya ingat
• Kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
• Kurang konsentrasi
• Kurang kebersihan diri
• Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
• Mudah terangsang
• Tremor
• Kurang koordinasi gerakan.
DIMENSIA PADA LANSIA

• Kondisi normal : kondisi kognitif pada lanjut usia yang


terjadi dengan adanya penambahan usia dan bersifat
wajar.
Contoh: keluhan mudah-lupa secara subyektif,
tidak ada gangguan kognitif ataupun demensia.
• Kondisi pre-demensia : kondisi gangguan kognitif
pada lanjut usia dengan ciri mudah lupa yang makin
nyata dan dikenali (diketahui dan diakui) oleh orang
dekatnya. Mudah lupa subyektif dan obyektif serta
ditemukan performa kognitif yang rendah tetapi
belum ada tanda-tanda demensia.
• Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada
lanjut usia dengan berbagai jenis gangguan :
- Mudah lupa yang konsisten,
- Disorientasi terutama dalam hal waktu,
- Gangguan pada kemampuan pendapat dan
pemecahan masalah,
- Gangguan dalam hubungan dengan masyarakat,
- Gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat
intelektual serta gangguan dalam
pemeliharaan diri.
STRATEGI LATIHAN KOGNITIF
• Menurunkan cemas
• Tehnik relaksasi
• Biofeedback, menggunakan alat untuk
menurunkan cemas dan memodifikasi respon
perilaku.
• Systematic desenzatization. Dirancang untuk
menurunkan perilaku yang berhubungan dengan
stimulus spesifik misalnya karena ketinggian atau
perjalanan melalui pesawat. Tehnik ini meliputi
relaksasi otot dengan membayangkan situasi yang
menyebabkan cemas.
• Flooding. Klien segera diekspose pada
stimuli yang paling memicu cemas (tidak
dilakukan secara berangsur – angsur)
dengan menggunakan bayangan/imajinasi
• Pencegahan respon klien. Klien didukung
untuk menghadapi situasi tanpa melakukan
respon yang biasanya dilakukan.
TERAPI KOGNITIF
Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan
pertanyaan, memberikan salam, berbicara dengan suara
jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan
perilaku yang tidak diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi
ini memberikan stimulasi yang membuat cemas atau
penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan
klien.
Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien
dan terapis tentang apa definisi perilaku yang akan
dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika
dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang
diinginkan dan konsekuensi negative untuk perilaku yang
tidak diinginkan

Anda mungkin juga menyukai