Anda di halaman 1dari 48

konsep dasar keperawatan anak

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah harapan setiap orang
tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,
mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak
dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada
orang dewasa atau orang tua. ( Nia, 2001)
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter),
sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya.
(International paediatrics association, 1999)
Pertumbuhan anak yang sehat adalah memiliki berat badan yang ideal dan tinggi
badan yang ideal mengikut umurnya. Seringkali didapati bahawa anak anak yang
berada dalam umur yang sama tetapi terdapat variasi dalam tinggi badan mereka.
Terlintas dalam fikiran kenapa terdapat perbedaan dalam tinggi badan anak-anak
sedangkan mereka dalam lingkungan umur yang sama.
Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
saling terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan , lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial
dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir
yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak.
1.2   Rumusan Masalah
·         Mahasiswa dapat memahami tentang konsep tumbuh kembang anak
·         Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak
·         Mahasiswa mengerti tentang pengkajian konsep perawatan anak
1.3    Tujuan
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
konsep keperawatan pada anak .  Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan kita tentang konsep tumbuh kembang anak.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    KONSEP KEPERAWATAN ANAK


A.    PENGERTIAN ANAK
Menurut  UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah
Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak  yang
sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak
adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang
belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak,anak
diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam
masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis,
sosial dan spritual. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/ todler (1-2,5 tahun), pra sekolah
(2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11 tahun), remaja (11-18 tahun).
B.     KEDUDUKAN ANAK DI INDONESIA
Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus
keluarga yang kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta  dianggap
sebagai seseorang yang bisa memberikan perawatan dan perlindungan ketika
kedua orang tua sudah berada pada tahap lanjut usia ( jaminan hari tua  ) . Anak
masih dianggap sebagai  sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi
keluarga. Keberadaan anak  dididik menjadi pribadi yang mandiri
C.     FILOSOFI  KEPERAWATAN ANAK
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus
memahami bahwa semua asuhan Keperawatan anak  harus berpusat pada keluarga
( family center care ) dan mencegah terjadinya trauma ( atraumatik care )
a.       Family center care  ( perawatan berfokus  pada keluarga )
 merupakan  unsur penting dalam perawatan anak karena  anak merupakan
bagian dari anggota keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh
lingkungan keluarga., Untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai
tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat
mempengaruhi status kesehatan anak
b.      atraumatic care
adalah semua tindakan keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak
menimbulkan trauma pada anak dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari
setiap tindakan yg diberikan. Prinsip dari  atraumatic care adalah menurunkan dan
mencegah dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua
dalam mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi
cedera      ( injury ) dan nyeri ( dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan
pada anak dan modifikasi lingkungan fisik

D.    PRINSIP KEPERAWATAN ANAK


Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip keperawatan
anak
a.       Anak bukan miniatur orang dewasa
b.         Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangan
c.       Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan
derajat kesh, bukan mengobati anak sakit
d.      Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan askep anak
e.       Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik ) & aspek
hukum ( legal )
f.       Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /
kematangan
g.      Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan
E.     PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK
a.       Manusia ( Anak )
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah satu
sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang tepat sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, anak di
kelompokkan berdasarkan masa tumbuh kembangnya yaitu
1.      Bayi                                : 0 – 1 th
2.      Toddler                          : 1 – 2,5 th
3.      Pra Sekolah                    : 2,5 – 5 th
4.      Sekolah                          : 5 – 11 th
5.      Remaja                           : 11 – 18 th
 Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara
orang dewasa dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari
struktur fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang belum matur
sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih banyak
berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa sudah berupa tulang keras.
Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam
membentuk zat penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya tahan
tubuhnya masih rentan dan mudah terserang penyakit. Pada aspek
kognitif,  kemampuan berfikir anak  serta tanggapan terhadap pengalaman masa lalu
sangat berbeda dari orang dewasa, pengalaman yang tidak menyenangkan selama
di rawat akan di rekam sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan keperawatan
harus meminimalisasi dampak traumatis anak.
b.      Konsep Sehat Sakit
      Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik,
mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacad.
Konsep sehat & sakit merupakan suatu spektrum yang lebar & setiap waktu
kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum sesuai dengan hasil interaksi yang
terjadi dengan kekuatan yang mengganggunya
c.       Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun
sakit serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external . Lingkungan Internal
yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap perkembangan, latar belakang
intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor Emosional, dan spiritual.
SEdangkan lingkungan external yang mempengaruhi status kesehatan antara lain
keluarga, sosial ekonomi, budaya 
d.      Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif
meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu,
keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat
maupun sakit.
Anak sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran
dalam pelayanan keperawatan Sehingga perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan harus memandang anak sebagai individu yang unik yang memiliki
kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

F.      PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK


a.       Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan  masalah yang
terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Contoh
peran perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi
kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi
dini
b.      Sebagai Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan
daninfo rmasi  yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.

Peran perawat sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan


penjelasan tentang prosedur operasi yang akan di lakukan sebelum  pasien
melakukan operasi.
c.       Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan
tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai
pendidik ( health educator )
d.      Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan
dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada
individu,  keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah
keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
e.       Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian
dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai
contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat
pada anak dengan nefrotik syndrome.
Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat
untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi
f.       Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkunganya.

Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada


hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan
mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan.  Dengan
hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti
perkembangan memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai
sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka
mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.

G.    LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK


Menurut, Gartinah, dkk ( 1999), Lingkup praktek keperawatan anak
merupakan batasan asuhan keperawatan  yang diberikan pada klien anak usia 28
hari sampai usia  18 th atau BBL ( Bayi Baru Lahir )  sampai usia 12 th. Sedangkan
Sularso ( 1993 ) memberikan penjelaskan bahwa asuhan keperawatan anak
meliputi   tumbang anak yang mencakup  ASAH ( stimulasi mental ),  ASIH ( Kasih
sayang ), ASUH ( pemenuhan kebutuhan fisik )

H.    TUMBUH KEMBANG ANAK SEHAT


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan
ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh
bagian
tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan
lingkungannya.

Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak, yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan
anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.
2. Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal
ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik
akan menghambat tumbuh kembangnya.

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi
3 yaitu:
a.       Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)
Meliputi:
- pangan/gizi
- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan yang teratur, pengobatan
- pemukiman yang layak
- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
- pakaian
- rekreasi, kesegaran jasmani

b.      Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)


Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik
fisik, mental, atau psikososial.
c.       Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas
dan sebagainya.
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami
tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.

I.       DIAGRAM PROSES TUMBUH KEMBANG ANA

GENETIK

 
TUMBUH KEMBANG ANAK
 

 ASUH    ASIH  ASAH
 

LINGKUNGAN
 

MIKRO      MINI      MESO            MAKRO

IBU       KELUARGA          DILUAR    RUMAH KEBIJAKAN

J.       PERKEMBANGAN ANAK
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.

 Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga


dibentuk pada masa ini.
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan
perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi
penyimpangan dari perkembangan normal.
 Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah:
1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara (spontan).
4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

K.    Tumbuh kembang pada anak usia 6 – 12 tahun


Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik
berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi
tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah
mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.
Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi
termasuk perubahan sosial dan emosi.
a. Motorik kasar
1) Loncat tali
2) Badminton
3) Memukul
4) motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap
meningkatkan irama dan keleluasaan.
b. Motorik halus
1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
2) Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.
c. Kognitif
1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
2) Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
3) Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal
4) Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
d. Bahasa
1) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
2) Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata
penghubung dan kata depan
3) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
4) Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan
L.     STIMULASI DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua
agar
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi
adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang
dari
lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat
berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangan
anak.
Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal
(bicara),
auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat mengoptimalkan perkembangan
anak.
1.      Pemberian stimulasi akan lebih efektif
apabila memperhatikan kebutuhankebutuhan
anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap
perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi
visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap
lingkungannya,
bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh
tubuhnya.
Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat seba;liknya yaitu perhatian
anak akan berkurang dan anak akan menangis.
Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan. Stimulus verbal pada
periode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama
kehidupannya. Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan
stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya.
Tetapi
bila simulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami
kesukaran
dalam membedakan berbagai macam suara.
Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan
stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif
misalnya
mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan, dll. Selain
itu
anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan
penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak,
misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain dll.. Stimulasi ini
akan
menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih
responsif terhadap lingkungannya dan lebih berkembang.

Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akan
senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya. Motif ini
dapat
diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya melalui sejumlah rekasi yang
diberikan
terhapap perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui
perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku
mana
yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang
responsif
akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga
dibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan bahasa, anak akan
2.      mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya
akan
mempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan).
Pada masa sekolah, perhatian anak mulai keluar dari lingkungan keluarganya,
perhatian mulai teralih ke teman sebayanya. Akan sangat menguntungkan apabila
anak
mempunyai banyak kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Melalui
sosialisasi anak akan memperoleh lebih banyak stimulasi sosial yang bermanfaat
bagi
perkembangan sosial anak.
Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anak
prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin,
dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan
yang
dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik (kegiatan-
kegiatan
yang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa (dengan
melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek kecerdasan (dengan
pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.), dan aspek sosial (khususnya dalam
hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat).
Bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang adalah ’makanan’ yang
penting untuk perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk
pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang saja,
tetapi
melalui bermain anak belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-ototnya,
melibatkan persaan, emosi, dan pikirannya. Sehingga dengan bermain anak
mendapat
berbagai pengalaman hidup, selain itu bila dikakukan bersama orang tuanya
hubungan
orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan orang tua juga akan segera
mengetahui kalau terdapat gangguan perkembangan anak secara dini.
Buku bacaan anak juga penting karena akan menambah kemampuan
berbahasa, berkomunikasi, serta menambah wawasan terhadap lingkungannya.
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan
stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak perlu
diperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin, misalnya melempar/menangkap
bola,
melompat, main tali, naik sepeda dll).

3.      Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah makanan,


perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang
adekuat,
dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan intelektual
juga
diperlukan. Bermain merupakan ”sekolah” yang berharga bagi anak sehingga
perkembangan intelektualnya optimal.

Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan
yang distimuli:
1. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar:
Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong
2. Motorik halus:
Gunting, pensil, bola, balok, lilin.
3. Kecerdasan/kognitif:
Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio.
4. Bahasa:
Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
5. Menolong diri sendiri:
Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki
6. Tingkah laku social:
Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak pasir,
bola, tali.

M.   CIRI ALAT PERMAINAN UNTUK ANAK DIBAWAH USIA 5 TAHUN


§  0 – 12 bulan
Tujuan:
- Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,
   menggenggam.
- Melatih kerja sama mata dengan tangan
- Melatih kerja sama mata dengan telinga
- Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
- Melatih mengenal sumber asal suara
- Melatih kepekaan perabaan
- Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang
  Alat permainan yang dianjurkan:
- Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
- Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
- Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
- Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
- Alat permainan berupa selimut dan boneka
- Giring-giring
§  12 – 24 bulan
Tujuan:
- Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
- Memperkenalkan sumber suara
- Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
- Melatih imajinasinya
- Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan
  yang menarik
  Alat permainan yang dianjurkan:
- Genderang, bola denga giring-giring didalamnya
- Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
- Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring, sendok,
  botol plastik, ember dll.), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku
  bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna
§  25 – 36 bulan
Tujuan:
- Menyalurkan emosi/perasaan anak
- Mengembangkan ketrampilan berbahasa
- Melatih motorik halus dan kasar
- Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna)
- Melatih kerja sama mata dan tangan
- Melatih daya imajinasi
- Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda
   Alat permainan yang dianjurkan:
- Lilin yang dapat dibentuk
- Alat-alat untuk menggambar
- Puzzle sederhana
- Manik-manik ukuran besar
- Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
- Bola
§  36 – 72 bulan
Tujuan:
- Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
- Mengembangkan kemampuan berbahasa
- Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
- Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara)
- Membedakan benda dengan perabaan
- Menumbuhkan sportivitas
- Mengembangkan kepercayaan diri
- Mengembang kreativitas
- Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dll)
10
- Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
- Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya
- Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misalnya
pengertian terapung dan tenggelam
- Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong
Alat permainan yang dianjurkan:
- Berbagai benda dari sekitar rumah, bulu bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air

N.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak

a.      Faktor dalam (internal)


                                           Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
                                           Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk
atau kurus.
                                           Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
                                           Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan
lebih cepat.
                                           Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada
tumbuh kembang anak seperti kerdil.
                                           Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti
pada sindroma Down dan sindroma Turner
b.      Faktor luar (eksternal)
Ø    FAKTOR PRENATAL
·    Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
·         Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club
foot.
·         Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan
kelainan kongenital seperti palatoskisis.
·         Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia
adrenal.
·         Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak,
kelainan kongential mata, kelainan jantung.
·         Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH ( Toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo virus, Herpes simpleks ) dapat menyebabkan à kelainan pada janin:
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.
·         Kelainan imunologi
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin
dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian
melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan
hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan à hiperbilirubinemia dan Kern icterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
·         Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh àgangguan fungsi plasenta
menyebabkan à pertumbuhan terganggu.
·         Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu
hamil dan lain-lain.
Ø  FAKTOR NATAL
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Ø  FAKTOR POSTNATAL
·         Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
·         Penyakit kronis/kelainan congenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
·         Lingkungan fisis dan kimia
§  Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).
§  Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang
negatif terhadap pertumbuhan anak.
·         Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
·         Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.
·         Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan
yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
·         Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak.
·         Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak
·         Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan. 

O.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK


·         Bayi dengan berat badan lahir yang rendah (kurang dari 1.500 gram).
·         Bayi kurang bulan (premature) dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu.
·         Bayi dengan gangguan kesehatan dalam masa perinatal (mulai dari usia
kehamilan 28 minggu sd usia 7 hari), seperti : sindroma gawat napas,
hiperbilirubinemi (kuning) atau keadaan lain yang memerlukan transfusi tukar,
kejang pada bayi baru lahir dan radang selaput otak.
·         Bayi dengan infeksi bawaan (congenital): cytomegalovirus, toxoplasma, rubella
and syphilis.
Pada bayi – anak yang memiliki gangguan tumbuh kembang, seperti :
·         Bayi dengan kelainan bawaan seperti sindroma Down atau Trisomi 21.
·         Anak dengan keterlambatan kemampuan berbicara atau gangguan
berkomunikasi, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan.
·         Bayi dan Anak dengan keterlambatan sistem motorik, seperti: terlambat duduk,
terlambat berjalan.
·         Anak dengan kesulitan belajar.
·         Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.
 
2.2 FORMAT PENGKAJIAN ANAK
Nama Mahasiswa              : …..……………………………
NPM                                 : …………………………………
Tempat Praktek                 : ……………..………………….
Tanggal Praktek                : …………………………………

Pengkajian dilakukan tgl …………………… jam …………………. bbwi

a.             Identitas Data
a.       Inisial nama                    : an/ by ……………alamat: …………….…………
b.      TTL                                : ……………………..agama: …………………..…..
c.       Usia                                : ………th/ bl/ hr    suku bangsa: ……………….
d.      Nama ayah/ ibu              : tn/ ny ……….. pendidikan ayah/ ibu: ………….
e.       Pekerjaan ayah/ ibu: …………………….…………………………..…….

b.            Riwayat keperawatan
a.       Keluhan utama: …………………………………………………………..

b.      Riwayat kehamilan dan kelahiran


1.      Prenatal              : …………………………………………………………….

2.      Intranatal            : …………………….………………………………………

3.      Postnatal            : ……………………………………………….…………….

c.       Riwayat masa lampau


1.      Penyakit waktu kecil                  : …………………………………………..……
2.      Pernah dirawat di RS                 : ………………………………………………..
3.      Obat-obatan yg digunakan: …………………………………………..
4.      Tindakan (operasi)                     : ………………………………………………..
5.      Alergi                                         : ………………………………………………..
6.      Kecelakaan                                 : ………………………………………………..
7.      Imunisasi                                    : ………………………………………………..

d.      Riwayat keluarga (disertai genogram)

e.       Riwayat sosial
1.            Yang mengasuh                      : ……………………………………….……
2.            Hubungan dg anggota keluarga: ………………………………
3.            Hubungan dg teman sebaya: ……………………………………
4.            Pembawaan secara umum: ………………………………………
5.            Lingkungan rumah      : …………………………..…………………

c.             Kebutuhan Dasar
a.       Makanan yang disukai/ tidak disukai: ………………….……………..
Selera              : ………………………………………………………………………
Alat makan yang dipakai: ……………………………………..……………
Pola makan/ jam: …………………………………………………..………….
b.      Pola tidur        : ………………………………………………………………………
Kebiasaan sebelum tidur: ……………………………………….………….
Tidur siang: …………………………………………………………………..…..
c.       Mandi              : ………………………………………………………….…………..
d.      Aktivitas bermain: …………………………………………………………….
e.       Eliminasi         : …………………………………………………………..………….

d.            Keadaan kesehatan saat ini


a.       Diagnosa medis                    : …………………………………………………………
b.      No RM                                 : …………………………………………………………
c.       Tgl MRS                              : ………………………………………………………..
d.      Tindakan operasi                  : …………………………………………….…………..
e.       Status nutrisi                        : …………………………………………………………
f.       Status cairan                         : ………………………………………..……………….
g.      Obat-obatan                         : ……………………………………………..………….
h.      Aktivitas                              : ………………………………………….……………..
i.        Tindakan keperawatan        : …………………………………………………….
j.        Hasil laboratorium                : ………………………………………………………..
k.      Hasil rontgen                        : ………………………………………………………..
l.        Data tambahan                     : ………………………………..……………………..

e.             PENGKAJIAN FISIK
Data Klinis: TB.…cm BB (aktual/perkiraan)…..kg,
kesadaran: ÿ CM ÿ apatis ÿ somnolens ÿ sopor ÿ soporo coma ÿ coma, GCS…..
M:…… V: …… E:……, suhu……0C, nadi……x/min ÿ Kuat ÿ lemah ÿ teratur ÿ tidak
teratur, Tekanan darah: lengan kanan…..….mmgh, lengan kiri…
….mmgh,duduk……mmgh, tidur……..mmgh
a.             Kesan Umum
Tampak sakit: ÿ ringan ÿ sedang ÿ berat ÿ tidak
sakit ÿ    pucat ÿ sesak ÿ kejang ÿ Lain – lain……………….
b.            Kulit
Warna: ÿ DBN ÿ pucat ÿ sianosis ÿ kelabu ÿ kuning ÿ lain- lain ………
Suhu: ÿ DBN ÿ hangat ÿ dingin, Turgor: ÿ DBN     ÿ buruk, ÿ lesi ÿ petechie ÿ lain –
lain ………..
c.             Kepala
Bentuk: ………….   ÿ Haematoma ÿ luka
Rambut: warna: ÿ hitam, ÿ lain – lain ………
     ÿ Mudah dicabut ÿ ketombe ÿ lain – lain ………..
d.            Mata
Mata: ÿ jernih ÿ mengalir ÿ kemerahan ÿ lain – lain………..
Visus: ÿ 6/6 ÿ 6/60 ÿ 6/300 ÿ 6/ tak terhingga ÿ anopsia
Pupil: ÿ isokor ÿ unisokor ÿ miosis ÿ midriasis, reaksi terhadap cahaya:
ka ÿ positip ÿ negatif, ki ÿ positip ÿ negatif ÿ Ptosis
ÿ exopthalmus ÿ glaukoma ÿ katarak, conjunctiva:  ÿ merah jambu ÿ anemis ÿ sklera
putih ÿ ikterik, ÿ lain-lain……..
e.             Telinga
ÿ Simetris ÿ lain – lain ………….  ÿ peradangan ÿ gemrebeg    ÿ keluar
cairan/darah ÿ rinne test ÿ weber test ÿ schwabach
tes  Pendengaran: ÿ DBN ÿ berkurang ÿ lain-lain……………
f.             Hidung
ÿ Simetris ÿ lain-lain………. Concha: ÿ membesar ÿ tidak ÿ septum nasi
sentral ÿ pilek  ÿ epistaksis ÿ lain-lain……..
g.            Mulut
Bibir: ÿ pucat ÿ sianosis ÿ labio/ palatoschizis ÿ stomatitis
Gusi: ÿ DBN ÿ plak putih ÿ lesi ÿ lain-lain…………..
Gigi: ÿ DBN ÿ caries ÿ lain-lain…….
h.            Tenggorok
Tonsil/ pharinx: ÿ DBN ÿ meradang ÿ lain-lain…….
i.              Leher
 ÿ Simetris ÿ nodul ÿ desakan vena ÿ trakea
disentral ÿ  struma ÿ JVP………….. ÿ Lain-lain……..
j.              Dada
Bentuk: ÿ simetris ÿ barrel chest ÿ funnel chest ÿ pigeone chest ÿ kifoskoliosis
torakik ÿ flail chest, ÿ benjolan ÿ lain-lain………………..

Paru – paru :
Inspeksi: ÿ stridor ÿ RR: ……..x/min, irama
pernapasan: ÿ normal ÿ takipnea ÿ hiperventilasi ÿ cheyne
stoke ÿ biot’s ÿ dyspnea ÿ retraksi intercostal/ supra sternal ÿ d’effort inspirasi/
ekspirasi ÿ orthopnoe
Palpasi: ÿ NT ÿ ekspansi pernapasan ÿ taktil fremitus
Perkusi: ÿ sonor ÿ redup ÿ pekak ÿ timpani
Auskultasi: irama: ÿ teratur ÿsuara napas: ÿ vesicular ÿ bronkho-
vesikular ÿ bronkhial ÿ trakeal, vokal
resonans: ÿ normal ÿ bronchophony ÿ pectoriloquy ÿ egophony, suara
tambahan: ÿ rales halus/ sedang/ kasar ÿ ronchi kering/ basah ÿ pleural friction rub
Jantung:
Inspeksi: ictus cordis: ÿ normal ÿ melebar
Palpasi: perabaan ictus cordias: ÿ normal ÿ melebar, HR:……. x/ min, ÿ thrill
Perkusi: ÿ redup ÿ pekak, batas jantung…………
Auskultasi: irama ÿ teratur ÿ tidak, S I: ÿ normal ÿ abnormal…………., S
II: ÿ normal ÿ abnormal………………, ÿ murmur grade 1 2 3 4 5 6 ÿ gallops 
Lain – lain ……………
k.            Abdomen
Bentuk: ÿ simetris ÿ tidak ÿ defence muskuler ÿ kembung ÿ  acties ÿ H/L teraba
………..  peristaltik: ÿ ada……….x/min ÿ tidak ada ÿ borborygmi ÿ NT ÿ strie ÿ spider
nevi ÿ lain-lain… 
l.              Genitalia dan anus
Penis: ÿ normal ÿ fimosis ÿ hipospadia ÿ discharge ……………..
Scrotum dan
testis: ÿ normal ÿ hernia ÿ hidrokel ÿ orkitis ÿ  epidedemitis ÿ varikokel ÿ lain-lain…….
Vagina: ÿ sekret, warna…….., ÿ Lain – lain ……………...
Anus: ÿ pelebaran vena ani ÿ prolap recti ÿ fissura ÿ fistula ÿ atresia ani  ÿ lain-
lain………….
m.          Ekstremitas
                                                   Superior         inferior
         Warna                                     /                    / 
Edema                                -   /   -             -   /   -
luka                                     -   /   -             -   /   - 
Tremor                                -   /   -             -   /   -   
Clubing                                -   /   -             -   /   -
Sensibilitas                          -   /   -             -   /   -
Spastik                                -   /   -             -   /   -  
Flacids                                -   /   -             -    /   -
Parese                                 -   /   -             -   /    -
ROM                                         /                     /  
Lain – lain                                /                     /
f.             Pemeriksaan tingkat perkembangan (DDST)
a.       Kemandirian dan bergaul:
b.      Motorik halus:
c.       Kognitif dan bahasa:
d.      Motorik kasar:
g.            Informasi lain:
h.            Ringkasan riwayat keperawatan
i.              Analisa data

No Tgl/ Jam Data Fokus Masalah Keperawatan Penyebab TT


DS:

DO:

j.              Prioritas Masalah
2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN  PADA ANAK DENGAN DBD

1.      Peningkatan suhu tubuh b/d Proses penyakit


2.      Nyeri b/d proses patologis penyakit
3.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
mual,muntah,anoreksia
4.      Gangguan aktivitas sehari-hari b/d kondisi tubuh yang lemah
5.      Gangguan rasa aman dan nyaman b/d keterbatasan gerak
6.      Cemas b/d kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang di alami
7.      Gangguan pola eliminasi b/d konstipasi
8.      Gangguan pola tidur b/d  sakit kepala dan pegal-pegal seluruh tubuh
9.      Kurang nya volume cairan tubuh b/d peningkatan permeabilitas dinding plasma
10.  Gangguan integritas jarinagn b/d perdarahan akibat trombositopenia
11.  Resiko terjadi perdarahan intra abdominal b/d trombositopenia
12.  Reiko terjadi syok hipovolemik b/d kurang nya volume cairan tubuh
13.  Komplikasi b/d terjadinya metabolik asidosis
14.  Resiko terjadi pkebitis b/d pemasangan infuse
15.  Infeksi b/d tindakan invasif (pemasangan infus NGT)
16.  Resiko terjadi kelebihan cairan b/d pemberian cairan intravena
17.  Resiko terjadi transfusi b/d pemberian transfusi terhadap pasien
18.  Gangguan proses keluarga b/d anggota keluarga di rawat di rumah sakit
19.   Kurang nya pengetahuan tentang proses penyakit,diet dan perawatan pasien DHF
b/d kurang nya informasi
20.  Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan b/d ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit DBD
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DBD

3.1  Latar Belakang
Masalah Kesehatan adalah suatu masalah yang saling berkaitan dengan
masalah - masalah diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan individu dan kesehatan individu dan kesehatan masyarakat. Hendrik L.
Blum menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan,
yaitu : Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik / keturunan, yang
selain berpengaruh langsung kepada kesehatan juga saling berpengaruh satu sama
lainnya ( Notoadmodjo, 2003 ).
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia
seutuhnya. Upaya membangun manusia seutuhnya harus dimulai sejak dini yakni
sejak manusia masih berada dalam kandungan hingga usia balita, yang di tujukan
untuk melindungi anak dari ancaman kesakitan dan kematian sehingga pada
hakikatnya dapat meningkatkan derajat kesehatan ( Departemen Kesehatan  RI,
2008 ).
World Health Organization ( WHO ) memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50
juta kasus Demam Berdarah Dengue memerlukan perawatan di Rumah Sakit, lebih
dari 40% penduduk dunia di daerah endemis Demam Berdarah Dengue. WHO juga
menambahkan pada musim penghujan selain banjir penyakit Demam Berdarah
Dengue juga menjadi ancaman terjadinya kepanikan pada masyarakat ( Kantor
Regional Kesehatan Dunia ). Di Asia Tenggara memperkirakan bahwa setiap tahun
terdapat sekitar 59 – 100 juta kasus Dengue dan tidak kurang dari 500.000 kasus
Demam Berdarah Dengue yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit dalam
kurun waktu 10 – 25 tahun ini. Demam Berdarah Dengue merupakan penyebab
utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara ( Rampengan, 2006 ).
Di Indonesia jumlah penderita Demam Berdarah Dengue pada tahun 2006
tercatat 11.730 orang penderita dengan jumlah kematian 1.152 orang (9, 82 %).
Sedangkan pada tahun 2007 tercatat 8.019 orang dengan jumlah kematian 144
orang (1, 80 %). ( Departemen Kesehatan RI, 2008 ).
Menurut catatan Dinas Kesehatan  Provinsi Sumatera Selatan kasus DBD di
Sumatera Selatan sebanyak 286 kasus (0, 01 %) pada bulan Januari dan 156 ( %)
kasus pada awal pertengahan bulan Februari 2006.
Menurut Subdin P2P Dinkes Kota Palembang pada tahun 2006 angka
penderita DBD sebanyak 1.477 dan yang meninggal sebanyak 2 orang (0,13 %).
Sedangkan pada tahun 2007 jumlah penderita mencapai 1.971 orang dan yang
meninggal sebanyak 14 orang (0,71 %).
Berdasarkan Medical Record di Puskesmas Dempo Palembang penderita
Demam Berdarah Dengue pada wilayah kerja Puskesmas Dempo pada tahun 2007
tercatat sebanyak 75 kasus, tahun 2008 sebanyak 99 kasus dan tahun 2009 tercatat
sebanyak 51 kasus.
Dari data diatas terlihat masih banyaknya kasus DBD berikut akibat-akibatnya
yang harus segera ditangani maka penulis tertarik mengangkat Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Demam Berdarah Dengue.

3.2  Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka batasan masalah yang di temukan
adalah Asuhan Keperawatan Keluarga yang diberikan kepada Keluarga Tn “H“
dengan Demam Berdarah Dengue pada klien ”K” di RT.06 Kelurahan 3 Ilir dalam
wilayah kerja Puskesmas Sabokingking Palembang tahun 2013.
3.3   Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue.
1.3.2  Tujuan Khusus
-          Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan Demam Berdarah
Dengue
-          Mahasiswa dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
Demam Berdarah Dengue
-          Mahasiswa dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Demam
Berdarah Dengue
-          Mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Demam
Berdarah Dengue.
-          Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan Demam
Berdarah Dengue.

3.4  Manfaat Penulisan
a.       Bagi Mahasiswa
Untuk mendapatkan pengalaman dalam menerapkan teori – teori tentang
Asuhan Keperawatan Keluarga Demam Berdarah Dengue pada kasus nyata.
b.      Bagi Puskesmas
Dapat memberikan gambaran sebagai informasi dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Keluarga Demam Berdarah Dengue.
c.       Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan evaluasi pada rangkaian kegiatan proses pembelajaran dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan.
3.5  Landasan Teori
A.    Definisi
DHF (Dongue Haemorrhagic Fever) adalah Penyakit demem akut yang terutama
menyerang anak-anak disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi
menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian
B.     Etiologi
·         Virus dengue
·         Arthpod borne virus (Arbo virus)
C.     Penularan
·         Gigitan nyamuk    : Aedes aegypty
 : Aedes Albopictus
·         Terdapat hampir seluruh pelosok indonesia kecuali tempat-tempat dengan
ketinggian kurang dari 1000 diatas permukaan laut
D.    Patofisiologi
·  Kerusakan umum sistem vaskuler
-           Peningian permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma
Sehingga protein plasma menurun
-          Terjadinya hipotensi ,trombositopenia, dan hemorhagia
-           Pada kasus berat terjadi renjatan secara akut             nilai hematokrit
meningkat bersamaan dengan hilang nya plasma melalui nendotel dinding pembuluh
darah
-          Pada klien dengan renjatan berat volume plasma dapat menurun sampai 30%
bila tidak segera di atasi dapat mengakibatkan anoxia jaringan,asidosis metabolik
dan kematian
-          Penyebab lain dari kematian pada klien DHF adalah pendarahan
·      Inkubasi 5-8 hari
Virus             aliran dasrah orang  terinfeksi           lima hari setelah
msuk nya virus           menularkan ke orang lain melalui aedes aegepty (8-11 hari)
            DHF dapat mengakibatkan ketidak normalan permeabilitas
vaskuler,hipovolemik & dan ketidak normalan mekanisme pembekuan darah
Dengue virusinfection

Imfair liver furction

Imfair blood clothing              Change vaskuler permeability

Mechanism (trombositopenia) low plasma protein

Hemorrhage gj tract                            blood volume


Hemoptemisis melena
Bleeding epistaxis petechiae

Feber nausea vomiting                                                            Restless

Dehidrasi        Blood                           Circulation         Thirsty

                                                                                                Urine
                                                                                                Cold extremitas

                                                                        Shoock

                                                               Hypoxia (asidosis/kurang O2)


         Death
E.     Manifestasi klimis
1.      Demam
·          Tinggi (37-40 c)                Kejang demam
·         Tiba-tiba,Terus-menerus 2-7 hari jatuh ke normal / sub normal
·         Anoreksia,Muntah,Headache,Nyeri stomach,Malaise (Lemas,nyeri sendi/otot,sore
throot,tidak ada batuk,tidak ada sekresi)
2.      Fenomena Herrhagie
·         Toniquet test
·          Mudah pendarahan pada tempat tusukan                          karena factor
pembekuan terganggu
·         Pada hari ke 2 dan ke 3 demam                petechiae pada extremitas bagian
muka,timbul purpura,Echimosis,dan pendarahan konjungtiva,epistaksis,pendarahan
gusi,hematemisis melena
3.      Pembesaran liver
4.      Syok
·         Kegagalan sirkulasi
Kulit terasa lembab dan dingin pada ujung hidung dan jari,sianosis di sekitar
mulut,syok di tandai dengan nado lemah dan cepat,kecil hamper tidak
teraba,tekanan darah menurun atau hipotensi,kulit dingin dan lembab,kelelahan
biasa nya terjadfi pada saat demam menurun.

F.      Data penunjang
·         Laboratorium
a)      Trombositopenia mencapai < 100.000/m³

b)       Hemokonsentrasi

-           Hematokrit       > 20% dari normal


-          WBC     /   normal
-           Peningkatan limfosit dan demam menurun         Syok
·         Klinis WHO
-          Pnas 2-7 hari
-          Manipestasi perdarahan
-          Hepatomegali
-          Tanda-tanda syok
-          Nyeri epigastrium

BAB IV
Tinjauan kasus
         4.1  Pengkajian
            A. Identitas klien dan penanggung jawab
            1. Identitas Klien
            Nama                                       : An ”A”
            Umur                                       : 2 tahun
            Jenis Kelamin                          : Laki - laki
            Agama                                     : Islam 
            Alamat                                                : Jln R.E Martadinata No. 7 D
Palembang
            Tanggal MRS                                      : 13 AGUSTUS 2010
            Tanggal Pengkajian                 : 13 AGUSTUS 2010
            No. Med Rec                          : 120689
            No. Registrasi                         : 24029189     
            Diagnosa Medis                      : DBD
         2. Identitas Penanggung Jawab
            Nama                                       : Ny “B”
            Umur                                       : 30 tahun
            Jenis Kelamin                          : Perempuan
            Agama                                     : Islam
            Pendidikan                              : SMA
Pekerjaan                                 : Wiraswasta
                

            Hubungan dengan klien          : Ibu Kandung


            Alamat                                                : Jln R.E Martadinata No 7 D
Palembang
B. Riwayat Kesehatan
   1) Keluhan Utama
Klien mengeluh badannya panas dan keluarga klien mengatakan badan
anaknya sering panas pada sore dan malam hari.
   2) Riwayat Kesehatan Sekarang
± 5 hari SMRS klien mengatakan badannya panas kepalanya pusing, perut
terasa mual dan tidak nafsu makan, suhu tubuh kadang – kadang panas dan kadang
– kadang dingin.        
   3) Riwayat Penyakit Dahulu
                 Klien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
   4) Riwayat Penyakit Keluarga
                   Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit seperti yang
diderita klien.
   5) Riwayat Kesehatan pada Masa Antenatal, Natal, Neonatal
         - Riwayat Antenatal
            Pada masa kehamilan ibu klien memeriksakan kehamilan secara rutin ke
bidan, ibu klien mendapat injeksi TT tiga kali. Tidak ada gangguan dalam kehamilan
Anak ”A”.
         - Riwayat Natal
            Klien lahir dengan umur kehamilan 9 bulan 11 hari, lahir ditolong bidan,
spontan, presentasi kepala, berat badan lahir 3900 gr.
      - Riwayat Neonatal
                                    Klien tidak menderita cacat konginetal atau masalah lainnya. ASI
diberikan selama 6 bulan.
  6) Riwayat Tumbuh Kembang
      - Pertumbuhan
                   BB sekarang : 30 kg, TB sekarang : 100 cm.
•   Perkembangan
Tengkurap : 4 bulan, Duduk tanpa bantuan : 7 bulan, Berdiri : 9 bulan,
Berjalan : 1 tahun.      
7) Riwayat Psikososial Spiritual
            Keluarga klien mengatakan klien dapat bersosialisasi di lingkungan sekitar
dengan baik.

C. Aktivitas Sehari – hari


N Aktivitas SMRS Saat MRS
o
1 Pola Nutrisi
a. Makan
    - Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
    - Porsi ½ porsi ½  porsi
    - Bentuk Nasi, lauk pauk Bubur saring
    - Masalah Mual Anorexia, Mual
b. Minum
   - Frekuensi 6-7 gelas/ hari 5-4 gelas/ hari
   - Jenis Air putih Air putih
   - Masalah Tidak ada Tidak ada
2. Pola Eliminasi
a. BAB
   - Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari
   - Konsistensi Lunak Lunak
   - Masalah Tidak ada Tidak ada
b. BAK
   - Frekuensi 5 - 6 x sehari 5 - 7 x sehari
   - Warna Kuning jernih Kuning jernih
   - Bau Khas Khas
   - Masalah Tidak ada Tidak ada
3. Pola Istirahat
         Tidur Malam 7 – 8 jam sehari 5 - 6 jam sehari
         Tidur Siang 1 – 2 jam sehari 1 – 2 jam sehari
         Masalah Tidak ada Tidak ada

4. Pola Aktivitas
         Pergerakan Aktif Terbatas karena
terpasang IVFD
         Keadaan Klien dapat Aktivitas dibantu
melakukan oleh perawat dan
aktivitas sendiri keluarga
5. Personal Hygene
a. Mandi 2 x sehari Dilap 2 x sehari
b. Ganti pakaian 2 x sehari 2 x sehari
c. Gosok gigi 2 x sehari 1 x sehari

C. Pemeriksaan Fisik
      1. Pemeriksaan Umum
         a. Keadaan Umum                                 : Lemah
         b. Kesadaran                                          : Compos Mentis
         c. Tinggi Badan                                      : 100 cm
         d. Berat Badan                                       : 30 kg
         e. Tanda Vital                                       
            - Tekanan Darah                                  : 100/70 mmHg
            - Suhu                                                  : 38,2˚C
            - Nadi                                                  : 80 x/ m
            - Pernapasan                                        : 28 x/ m
     2. Pemeriksaan Khusus
        a. Kepala
            - Bentuk                                              : Simetris
            - Warna rambut                                   : Hitam
            - Kebersihan                                        : Cukup
        b. Mata
            - Bentuk                                              : Simetris
            - Konjungtiva                                      : Tidak anemis
            - Sklera                                                : Tidak ikterik
            - Pupil                                                  : Isokor
            - Palpebra                                            : Tidak Edema
         c. Hidung
            - Bentuk                                              : Simetris
            - Fungsi penciuman                             : Baik
            - Sekret                                                : Tidak ada
            - Kebersihan                                        : Cukup
          d. Mulut
            - Bentuk                                              : Simetris                                
            - Mukosa                                             : Kering
            - Lidah                                                            : Putih
            - Gigi                                                   : Tidak ada karies
            - Kebersihan                                        : Cukup
            - Masalah                                             : Tidak ada masalah
          e. Telinga
            - Bentuk                                              : Simetris
            - Fungsi Pendengaran                         : Baik                          
            - Sekret                                                : Tidak ada
            - Kebersihan                                        : Cukup
            - Masalah                                             : Tidak ada masalah
          f. Leher
            - Bentuk                                              : Simetris
            - Kelenjar Tyroid                                 : Tidak ada pembesaran
            - Kelenjar Limfe                                  : Tidak ada pembesaran
            - Masalah                                             : Tidak ada masalah
          g. Kulit
            - Turgor                                               : Elastis
            - Warna                                               : Kuning Langsat
            - Edema                                               : Tidak ada
            - Kabersihan                                        : Cukup
            - Masalah                                             : Tidak ada masalah
          h. Dada
            - Bentuk                                              : Simetris
            - Kelainan                                            : Tidak ada kelainan
            - Masalah                                             : Tidak ada masalah
          i. Abdomen
            - Inspeksi                                             : Simetris
            - Palpasi                                               : Adanya nyeri epigastrium
            - Perkusi                                              : Normal
            - Auskultasi                                         : Bising Usus (+)

          j. Genetalia
            - Bentuk                                              : Normal
            - Edema                                               : Tidak ada
            - Kateter                                              : (-)
            - Kebersihan                                        : Cukup
          k. Ekstrimitas Atas
            - Kanan                                               : Baik
            - Kiri                                                    : Terpasang IVFD
            - Masalah                                             : Aktivitas terbatas
          l. Ekstrimitas Bawah
            - Kanan                                               : Simetris
            - Kiri                                                    : Simetris
            - Edema                                               : (-)
D. Data Penunjang
      Pemeriksaan Laboratorium
      - Hb                       : 14,5 gr/dl                   N = lk:14-18 pr :12-16 gr/dl
      - Ht                        : 41 vol %                    N = lk : 40-48 pr : 37-43 vol %
      - Leukosit              : 5200 mm³                  N = 5000- 10000 mm³
      - Trombosit            : 253.000/ mm³            N = 200.000-500.000/ mm³

E.   Prioritas Masalah
1.      Ketidakmampuan keluaraga dalam merawat anggota keluarga yang sakit b/d
ketidaktahuan tentang penyakit demam berdarah dengue
2.      Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang dapat mempengaruhi
nkesehatan b/d ketidaktahuan tentag usaha pencegahan penyakit DBD
3.      Ketidaksanggupan dalam memelihara lingkungan yang baik b/d kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik

4.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN ”A” DENGAN DBD


Nama         : Klien  An”A”                              Tanggal pengkajian     : 18 Januari 2013
Umur         : 2 tahun                                        Diagnosa Medis          : Demam
Berdarah Dengue
N Masa Rencana Keperawatan Implementasi Evaluasi
o lah Diagnosa Sasar Tujua Kriteri Stand Rencana

Kese Keperaw an n a ar Keperawa

hata atan tan

n
1 Tang Ketidakm Setela Agar Setela Keluar Tanggal   18 Tanggal
. gal ampuan h keluar h ga Januari 18
18 keluarga dilaku ga penyu mamp 2013       Pkl.14. Januari
Janu dalam kan meng luhan u 00 WIB 2013      
ari merawat tindak erti selam menje Jelaskan Pkl.16.00
2013 anggota an tentan a 120 laskan pada Menjelaskan WIB
Pkl keluarga keper g menit penge keluarga kepada keluarga
14.00 yang sakit awata penge : rtian tentang bahwa demam S :
WIB berhubun n rtian, Keluar dema pengertian, berdarah dengue Keluarga
gan keluar penye ga m penyebab, adalah suatu mengatak
Peny dengan ga bab, dapat berdar dan gejala penyakit yang an sudah
akit ketidakta dapat gejala menje ah demam disebabkan oleh mengerti
Dem huan mema dema laskan dengu berdarah virus dengue tentang
am keluarga hami m penge e, dengue. (arbovirus) yang pengertia
Berd tentang tentan berda rtian penye masuk kedalam n,
arah penyakit g rah dari bab, tubuh melalui penyebab
Deng Demam penge dengu dema gejala gigitan nyamuk , gejala
ue Berdarah rtian, e dan m dan aedes aegypti, demam
Dengue penye tindak berdar tindak yang ditandai berdarah
bab, an ah an dengan : Demam dengue
gejala yang dengu dalam tinggi yang dan cara
Dema dapat e, mera berlangsung merawat
m dilaku penye wat dalam waktu klien
Berdar kan bab, klien singkat, yakni demam
ah dalam gejala Dema antara 2-7 hari, berdarah
Dengu mera dan m yang dapat dengue.
e dan wat tindak Berda mencapai 40 c. O :
tindak klien an rah Demam sering Keluarga
an denga dalam Deng disertai gejala dapat
yang n mera ue. seperti tidak menyebut
dapat Dema wat nafsu kan
dilaku m klien makan(anoreksia pengertia
kan Berda Dema ), badan terasa n,
dalam rah m lemah (malaise), penyebab
meraw Deng Berda dan wajah , gejala
at ue. rah kemerah demam
klien Deng -merahan. berdarah
Dema ue. dengue
m Menjelaskan dan
Berdar Jelaskan pada keluarga tindakan
ah pada bahwa DBD yang
Dengu keluarga dapat dicegah dapat
e. tentang dengan usaha dilakukan
pencegaha memberantas dalam
n dan nyamuk AEDES merawat
tindakan AEGYPTI, yaitu klien
yang dapat dengan cara : dengan
dilakukan a.  PSN DBD demam
dalam PSN DBD berdarah
merawat dilakukan dengue.
klien dengan cara 3 M A :
Demam yaitu : Masalah
Berdarah teratasi
Dengue di-   Menguras P:
rumah penampungan Intervensi
air sekurang- keperawa
kurangnya tan
seminggu sekali dihentika
-  Menutup rapat – n.
rapat tempat
penampungan
air
-  Mengubur,
mengumpulkan,
memanfaatkan
atau
menyingkirkan
barang- barang
yang dapat
menampung air
hujan seperti
kaleng bekas,
plastik bekas dan
lain- lain.
b. Larvasida
Larvasida adalah
menaburkan
bubuk pembasmi
jentik nyamuk ke
dalam tempat –
tempat
penampungan
air ( bubuk abate
)
Menjelaskan
cara merawat
klien dengan
gejala DBD di
rumah seperti :
- Berikan kompres
pada klien
- Anjurkan klien
banyak minum
air putih
- Berikan obat
penurun panas
(paracetmol)
dengan dosis 3 x
1
- Segera bawa
klien ke
Puskesmas
terdekat atau
Rumah Sakit
untuk
pemeriksaan dan
penanganan
lebih lanjut
2 Tang Ketidakm Setela Kelua Setela Keluar Berikan Tanggal 19 Tanggal
. gal ampuan h rga h ga penyuluha Januari  2013 19
19 memeliha diberik meng diberi mamp n kepada Pkl 14.00 WIB Januari
Janu ra an etahui kan u keluarga Memberikan 2013
ari lingkunga penyul dan penyu menje tentang penyuluhan Pkl 15.00
2013 n rumah uhan, mema luhan laskan cara kepada Tn “H “ WIB
Pkl yang keluar hami selam tentan pencegaha tentang S:
14.00 dapat ga cara a 60 g cara n bagaimana cara - Keluarga
WIB mempeng dapat pence menit pence penularan pencegahan Tn” H”
Poten aruhi mema gahan : gahan penyakit penularan mengatak
sial kesehata hami penul Keluar penul DBD pada penyakit DBD an sudah
terjad n dan dan aran ga Tn aran anggota pada anggota mengerti
inya perkemba meng penya “H” penya keluarga keluarga yang dan
penul ngan etahui kit dihara kit yang lain. lain. Dengan memaha
aran pribadi tentan DBD pkan DBD cara : mi
peny anggota g cara denga akan kepad -  Membasmi bagaiman
akit keluarga pence n mamp a vektor penyebab a cara
DBD berhubun gahan anggo u anggo DBD ( nyamuk pencegah
deng gan penula ta menje ta aedes aegepty) an
an dengan ran keluar laskan keluar -   Melakukan PSN penyakit
angg ketidakta peyaki ga dan ga DBD dilakukan DBD
ota huan t DBD yang mema yang dengan cara 3 M kepada
kelua keluarga denga lain. hami lain. yaitu : anggota
rga tentag n tentan -   Menguras keluarga
yang usaha anggo g penampungan yang lain
lain pencegah ta pence air sekurang- - Keluarga
an keluar gahan kurangnya Tn “H”
penyakit ga penul seminggu sekali mengatak
DBD yang aran    an bak-
lain penya -  Menutup rapat – bak
kit rapat tempat penampu
DBD penampungan ngan di
denga air kuras
n -  Mengubur, minimal 1
anggo mengumpulkan, x dalam 1
ta atau minggu
keluar menyingkirkan O:
ga barang- barang - Tampak
yang yang dapat tidak ada
lain. menampung air lagi
hujan seperti pakaian
kaleng bekas, yang
plastik bekas dan bergantu
lain- lain ngan
-   Menjaga daya - Tampak
tahan tubuh bak – bak
dengan penampu
konsumsi ngan air
makanan bergizi di kuras
dan olah raga dan
secara teratur dibersihk
-   Menerapkan an
pola hidup sehat A:
Masalah
teratasi
P:
Intervensi
Keperaw
atan
dihentika
n.

3 Tang Ketidaksa Setela Kelua Setela Keluar Berikan  p Tanggal 20 Tanggal


. gal nggupan h rga h di ga Tn enyuluhan Januari 2013 20 Janua
20 keluarga dilaku meng berika “H“da kepada Pkl 14.00 WIB ri 2013
Janu dalam kan etahui n pat keluarga Memberikan Pkl 14.45
ari memeliha penyul dan penyu menje Tn “H” penyuluhan WIB
2013 ra uhan mema luhan laskan tentang keluarga Tn “H” ” S:
Pkl lingkunga tentan hami selam pentin pentingnya tentang - Keluarga
14.00 n yang g tentan a 45 gnya sanitasi pentingnya Tn”H”
WIB baik sanita g menit sanita lingkungan sanitasi mengatak
Poten behubung si pentin : di si yang baik lingkungan an telah
sial an lingku gnya harap lingku bagi sehingga mengerti
terjad dengan ngan sanita kan ngan kesehatan keluarga dapat dan
inya kurangny keluar si keluar yang mengambil memaha
peny a ga lingku ga Tn baik tindakan yang mi
akit pengetah akan ngan “H“da bagi lebih baik, yaitu : tentang
Diare uan mema yang pat keseh -   Membersihkan pentingny
keluarga hami baik menje atan sampah yang a sanitasi
tentang tentan bagi laskan ada di sekitar lingkunga
pentingny g keseh pentin rumah n yang
a sanitasi pentin atan gnya -   Membersihkan baik bagi
lingkunga gnya sanita sampah yang kesehata
n yang sanita si dapat n
baik si lingku menyumbat O:
lingku ngan Saluran - Tampak
ngan yang Pembungan air saluran
yang baik limbah air limbah
baik bagi lancar
bagi keseh - Rumah
keseh atan tampak
atan bersih
A :
Masalah
teratasi
P :
Intervensi
Keperaw
atan
Selesai

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Menurut  UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah
Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak  yang
sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak
adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang
belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak,anak
diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam
masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis,
sosial dan spritual. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/ todler (1-2,5 tahun), pra sekolah
(2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11 tahun), remaja (11-18 tahun).

V.2 Saran
1.      . Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan DBD diperlukan
pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.

2.       Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan Konsep


keperawatan anak.
3.       Dukungan psikologik sangat berguna untuk klien.

DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk, (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 2. Penerbit
Media Aesculapius FKUI, Jakarta.

Bayley, T.J. dan Leinster, S.J. (1995) Ilmu Penyakit Dalam Untuk Profesi
Kedokteran Gigi, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Betz, Cecily, L.,Sowden, Linda A.(2000) Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Alih


Bahasa Jan Tomboyang, Edisi ke-3, Jakarta, EGC.

Brunner dan Suddarth, S. (2002) Medical Sugical Nursing, Edisi ke-8.

Budiman Nurdin, (2002), www.compas.com


Depkes RI. (1992) Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas, Jakarta, Depkes
RI.

Doenges, Marlyn E, (1999) Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan Dan Pendokumentasian Keperawatan, Alih Bahasa, I Made Kariasa
Ni Made Sumarwati, Edisi ke-3, Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai