BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah harapan setiap orang
tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,
mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak
dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada
orang dewasa atau orang tua. ( Nia, 2001)
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter),
sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya.
(International paediatrics association, 1999)
Pertumbuhan anak yang sehat adalah memiliki berat badan yang ideal dan tinggi
badan yang ideal mengikut umurnya. Seringkali didapati bahawa anak anak yang
berada dalam umur yang sama tetapi terdapat variasi dalam tinggi badan mereka.
Terlintas dalam fikiran kenapa terdapat perbedaan dalam tinggi badan anak-anak
sedangkan mereka dalam lingkungan umur yang sama.
Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
saling terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan , lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial
dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir
yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak.
1.2 Rumusan Masalah
· Mahasiswa dapat memahami tentang konsep tumbuh kembang anak
· Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak
· Mahasiswa mengerti tentang pengkajian konsep perawatan anak
1.3 Tujuan
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
konsep keperawatan pada anak . Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan kita tentang konsep tumbuh kembang anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak, yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan
anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.
2. Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal
ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik
akan menghambat tumbuh kembangnya.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi
3 yaitu:
a. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)
Meliputi:
- pangan/gizi
- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan yang teratur, pengobatan
- pemukiman yang layak
- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
- pakaian
- rekreasi, kesegaran jasmani
GENETIK
TUMBUH KEMBANG ANAK
ASUH ASIH ASAH
LINGKUNGAN
MIKRO MINI MESO MAKRO
IBU KELUARGA DILUAR RUMAH KEBIJAKAN
J. PERKEMBANGAN ANAK
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.
Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akan
senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya. Motif ini
dapat
diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya melalui sejumlah rekasi yang
diberikan
terhapap perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui
perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku
mana
yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang
responsif
akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga
dibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan bahasa, anak akan
2. mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya
akan
mempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan).
Pada masa sekolah, perhatian anak mulai keluar dari lingkungan keluarganya,
perhatian mulai teralih ke teman sebayanya. Akan sangat menguntungkan apabila
anak
mempunyai banyak kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Melalui
sosialisasi anak akan memperoleh lebih banyak stimulasi sosial yang bermanfaat
bagi
perkembangan sosial anak.
Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anak
prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin,
dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan
yang
dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik (kegiatan-
kegiatan
yang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa (dengan
melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek kecerdasan (dengan
pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.), dan aspek sosial (khususnya dalam
hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat).
Bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang adalah ’makanan’ yang
penting untuk perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk
pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang saja,
tetapi
melalui bermain anak belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-ototnya,
melibatkan persaan, emosi, dan pikirannya. Sehingga dengan bermain anak
mendapat
berbagai pengalaman hidup, selain itu bila dikakukan bersama orang tuanya
hubungan
orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan orang tua juga akan segera
mengetahui kalau terdapat gangguan perkembangan anak secara dini.
Buku bacaan anak juga penting karena akan menambah kemampuan
berbahasa, berkomunikasi, serta menambah wawasan terhadap lingkungannya.
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan
stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak perlu
diperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin, misalnya melempar/menangkap
bola,
melompat, main tali, naik sepeda dll).
Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan
yang distimuli:
1. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar:
Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong
2. Motorik halus:
Gunting, pensil, bola, balok, lilin.
3. Kecerdasan/kognitif:
Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio.
4. Bahasa:
Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
5. Menolong diri sendiri:
Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki
6. Tingkah laku social:
Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak pasir,
bola, tali.
a. Identitas Data
a. Inisial nama : an/ by ……………alamat: …………….…………
b. TTL : ……………………..agama: …………………..…..
c. Usia : ………th/ bl/ hr suku bangsa: ……………….
d. Nama ayah/ ibu : tn/ ny ……….. pendidikan ayah/ ibu: ………….
e. Pekerjaan ayah/ ibu: …………………….…………………………..…….
b. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama: …………………………………………………………..
2. Intranatal : …………………….………………………………………
3. Postnatal : ……………………………………………….…………….
e. Riwayat sosial
1. Yang mengasuh : ……………………………………….……
2. Hubungan dg anggota keluarga: ………………………………
3. Hubungan dg teman sebaya: ……………………………………
4. Pembawaan secara umum: ………………………………………
5. Lingkungan rumah : …………………………..…………………
c. Kebutuhan Dasar
a. Makanan yang disukai/ tidak disukai: ………………….……………..
Selera : ………………………………………………………………………
Alat makan yang dipakai: ……………………………………..……………
Pola makan/ jam: …………………………………………………..………….
b. Pola tidur : ………………………………………………………………………
Kebiasaan sebelum tidur: ……………………………………….………….
Tidur siang: …………………………………………………………………..…..
c. Mandi : ………………………………………………………….…………..
d. Aktivitas bermain: …………………………………………………………….
e. Eliminasi : …………………………………………………………..………….
e. PENGKAJIAN FISIK
Data Klinis: TB.…cm BB (aktual/perkiraan)…..kg,
kesadaran: ÿ CM ÿ apatis ÿ somnolens ÿ sopor ÿ soporo coma ÿ coma, GCS…..
M:…… V: …… E:……, suhu……0C, nadi……x/min ÿ Kuat ÿ lemah ÿ teratur ÿ tidak
teratur, Tekanan darah: lengan kanan…..….mmgh, lengan kiri…
….mmgh,duduk……mmgh, tidur……..mmgh
a. Kesan Umum
Tampak sakit: ÿ ringan ÿ sedang ÿ berat ÿ tidak
sakit ÿ pucat ÿ sesak ÿ kejang ÿ Lain – lain……………….
b. Kulit
Warna: ÿ DBN ÿ pucat ÿ sianosis ÿ kelabu ÿ kuning ÿ lain- lain ………
Suhu: ÿ DBN ÿ hangat ÿ dingin, Turgor: ÿ DBN ÿ buruk, ÿ lesi ÿ petechie ÿ lain –
lain ………..
c. Kepala
Bentuk: …………. ÿ Haematoma ÿ luka
Rambut: warna: ÿ hitam, ÿ lain – lain ………
ÿ Mudah dicabut ÿ ketombe ÿ lain – lain ………..
d. Mata
Mata: ÿ jernih ÿ mengalir ÿ kemerahan ÿ lain – lain………..
Visus: ÿ 6/6 ÿ 6/60 ÿ 6/300 ÿ 6/ tak terhingga ÿ anopsia
Pupil: ÿ isokor ÿ unisokor ÿ miosis ÿ midriasis, reaksi terhadap cahaya:
ka ÿ positip ÿ negatif, ki ÿ positip ÿ negatif ÿ Ptosis
ÿ exopthalmus ÿ glaukoma ÿ katarak, conjunctiva: ÿ merah jambu ÿ anemis ÿ sklera
putih ÿ ikterik, ÿ lain-lain……..
e. Telinga
ÿ Simetris ÿ lain – lain …………. ÿ peradangan ÿ gemrebeg ÿ keluar
cairan/darah ÿ rinne test ÿ weber test ÿ schwabach
tes Pendengaran: ÿ DBN ÿ berkurang ÿ lain-lain……………
f. Hidung
ÿ Simetris ÿ lain-lain………. Concha: ÿ membesar ÿ tidak ÿ septum nasi
sentral ÿ pilek ÿ epistaksis ÿ lain-lain……..
g. Mulut
Bibir: ÿ pucat ÿ sianosis ÿ labio/ palatoschizis ÿ stomatitis
Gusi: ÿ DBN ÿ plak putih ÿ lesi ÿ lain-lain…………..
Gigi: ÿ DBN ÿ caries ÿ lain-lain…….
h. Tenggorok
Tonsil/ pharinx: ÿ DBN ÿ meradang ÿ lain-lain…….
i. Leher
ÿ Simetris ÿ nodul ÿ desakan vena ÿ trakea
disentral ÿ struma ÿ JVP………….. ÿ Lain-lain……..
j. Dada
Bentuk: ÿ simetris ÿ barrel chest ÿ funnel chest ÿ pigeone chest ÿ kifoskoliosis
torakik ÿ flail chest, ÿ benjolan ÿ lain-lain………………..
Paru – paru :
Inspeksi: ÿ stridor ÿ RR: ……..x/min, irama
pernapasan: ÿ normal ÿ takipnea ÿ hiperventilasi ÿ cheyne
stoke ÿ biot’s ÿ dyspnea ÿ retraksi intercostal/ supra sternal ÿ d’effort inspirasi/
ekspirasi ÿ orthopnoe
Palpasi: ÿ NT ÿ ekspansi pernapasan ÿ taktil fremitus
Perkusi: ÿ sonor ÿ redup ÿ pekak ÿ timpani
Auskultasi: irama: ÿ teratur ÿsuara napas: ÿ vesicular ÿ bronkho-
vesikular ÿ bronkhial ÿ trakeal, vokal
resonans: ÿ normal ÿ bronchophony ÿ pectoriloquy ÿ egophony, suara
tambahan: ÿ rales halus/ sedang/ kasar ÿ ronchi kering/ basah ÿ pleural friction rub
Jantung:
Inspeksi: ictus cordis: ÿ normal ÿ melebar
Palpasi: perabaan ictus cordias: ÿ normal ÿ melebar, HR:……. x/ min, ÿ thrill
Perkusi: ÿ redup ÿ pekak, batas jantung…………
Auskultasi: irama ÿ teratur ÿ tidak, S I: ÿ normal ÿ abnormal…………., S
II: ÿ normal ÿ abnormal………………, ÿ murmur grade 1 2 3 4 5 6 ÿ gallops
Lain – lain ……………
k. Abdomen
Bentuk: ÿ simetris ÿ tidak ÿ defence muskuler ÿ kembung ÿ acties ÿ H/L teraba
……….. peristaltik: ÿ ada……….x/min ÿ tidak ada ÿ borborygmi ÿ NT ÿ strie ÿ spider
nevi ÿ lain-lain…
l. Genitalia dan anus
Penis: ÿ normal ÿ fimosis ÿ hipospadia ÿ discharge ……………..
Scrotum dan
testis: ÿ normal ÿ hernia ÿ hidrokel ÿ orkitis ÿ epidedemitis ÿ varikokel ÿ lain-lain…….
Vagina: ÿ sekret, warna…….., ÿ Lain – lain ……………...
Anus: ÿ pelebaran vena ani ÿ prolap recti ÿ fissura ÿ fistula ÿ atresia ani ÿ lain-
lain………….
m. Ekstremitas
Superior inferior
Warna / /
Edema - / - - / -
luka - / - - / -
Tremor - / - - / -
Clubing - / - - / -
Sensibilitas - / - - / -
Spastik - / - - / -
Flacids - / - - / -
Parese - / - - / -
ROM / /
Lain – lain / /
f. Pemeriksaan tingkat perkembangan (DDST)
a. Kemandirian dan bergaul:
b. Motorik halus:
c. Kognitif dan bahasa:
d. Motorik kasar:
g. Informasi lain:
h. Ringkasan riwayat keperawatan
i. Analisa data
DO:
j. Prioritas Masalah
2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DBD
3.1 Latar Belakang
Masalah Kesehatan adalah suatu masalah yang saling berkaitan dengan
masalah - masalah diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan individu dan kesehatan individu dan kesehatan masyarakat. Hendrik L.
Blum menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan,
yaitu : Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik / keturunan, yang
selain berpengaruh langsung kepada kesehatan juga saling berpengaruh satu sama
lainnya ( Notoadmodjo, 2003 ).
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia
seutuhnya. Upaya membangun manusia seutuhnya harus dimulai sejak dini yakni
sejak manusia masih berada dalam kandungan hingga usia balita, yang di tujukan
untuk melindungi anak dari ancaman kesakitan dan kematian sehingga pada
hakikatnya dapat meningkatkan derajat kesehatan ( Departemen Kesehatan RI,
2008 ).
World Health Organization ( WHO ) memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50
juta kasus Demam Berdarah Dengue memerlukan perawatan di Rumah Sakit, lebih
dari 40% penduduk dunia di daerah endemis Demam Berdarah Dengue. WHO juga
menambahkan pada musim penghujan selain banjir penyakit Demam Berdarah
Dengue juga menjadi ancaman terjadinya kepanikan pada masyarakat ( Kantor
Regional Kesehatan Dunia ). Di Asia Tenggara memperkirakan bahwa setiap tahun
terdapat sekitar 59 – 100 juta kasus Dengue dan tidak kurang dari 500.000 kasus
Demam Berdarah Dengue yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit dalam
kurun waktu 10 – 25 tahun ini. Demam Berdarah Dengue merupakan penyebab
utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara ( Rampengan, 2006 ).
Di Indonesia jumlah penderita Demam Berdarah Dengue pada tahun 2006
tercatat 11.730 orang penderita dengan jumlah kematian 1.152 orang (9, 82 %).
Sedangkan pada tahun 2007 tercatat 8.019 orang dengan jumlah kematian 144
orang (1, 80 %). ( Departemen Kesehatan RI, 2008 ).
Menurut catatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan kasus DBD di
Sumatera Selatan sebanyak 286 kasus (0, 01 %) pada bulan Januari dan 156 ( %)
kasus pada awal pertengahan bulan Februari 2006.
Menurut Subdin P2P Dinkes Kota Palembang pada tahun 2006 angka
penderita DBD sebanyak 1.477 dan yang meninggal sebanyak 2 orang (0,13 %).
Sedangkan pada tahun 2007 jumlah penderita mencapai 1.971 orang dan yang
meninggal sebanyak 14 orang (0,71 %).
Berdasarkan Medical Record di Puskesmas Dempo Palembang penderita
Demam Berdarah Dengue pada wilayah kerja Puskesmas Dempo pada tahun 2007
tercatat sebanyak 75 kasus, tahun 2008 sebanyak 99 kasus dan tahun 2009 tercatat
sebanyak 51 kasus.
Dari data diatas terlihat masih banyaknya kasus DBD berikut akibat-akibatnya
yang harus segera ditangani maka penulis tertarik mengangkat Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Demam Berdarah Dengue.
3.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka batasan masalah yang di temukan
adalah Asuhan Keperawatan Keluarga yang diberikan kepada Keluarga Tn “H“
dengan Demam Berdarah Dengue pada klien ”K” di RT.06 Kelurahan 3 Ilir dalam
wilayah kerja Puskesmas Sabokingking Palembang tahun 2013.
3.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan Demam Berdarah
Dengue
- Mahasiswa dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
Demam Berdarah Dengue
- Mahasiswa dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Demam
Berdarah Dengue
- Mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Demam
Berdarah Dengue.
- Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan Demam
Berdarah Dengue.
3.4 Manfaat Penulisan
a. Bagi Mahasiswa
Untuk mendapatkan pengalaman dalam menerapkan teori – teori tentang
Asuhan Keperawatan Keluarga Demam Berdarah Dengue pada kasus nyata.
b. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan gambaran sebagai informasi dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Keluarga Demam Berdarah Dengue.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan evaluasi pada rangkaian kegiatan proses pembelajaran dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan.
3.5 Landasan Teori
A. Definisi
DHF (Dongue Haemorrhagic Fever) adalah Penyakit demem akut yang terutama
menyerang anak-anak disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi
menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian
B. Etiologi
· Virus dengue
· Arthpod borne virus (Arbo virus)
C. Penularan
· Gigitan nyamuk : Aedes aegypty
: Aedes Albopictus
· Terdapat hampir seluruh pelosok indonesia kecuali tempat-tempat dengan
ketinggian kurang dari 1000 diatas permukaan laut
D. Patofisiologi
· Kerusakan umum sistem vaskuler
- Peningian permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma
Sehingga protein plasma menurun
- Terjadinya hipotensi ,trombositopenia, dan hemorhagia
- Pada kasus berat terjadi renjatan secara akut nilai hematokrit
meningkat bersamaan dengan hilang nya plasma melalui nendotel dinding pembuluh
darah
- Pada klien dengan renjatan berat volume plasma dapat menurun sampai 30%
bila tidak segera di atasi dapat mengakibatkan anoxia jaringan,asidosis metabolik
dan kematian
- Penyebab lain dari kematian pada klien DHF adalah pendarahan
· Inkubasi 5-8 hari
Virus aliran dasrah orang terinfeksi lima hari setelah
msuk nya virus menularkan ke orang lain melalui aedes aegepty (8-11 hari)
DHF dapat mengakibatkan ketidak normalan permeabilitas
vaskuler,hipovolemik & dan ketidak normalan mekanisme pembekuan darah
Dengue virusinfection
Dehidrasi Blood Circulation Thirsty
Urine
Cold extremitas
Shoock
F. Data penunjang
· Laboratorium
a) Trombositopenia mencapai < 100.000/m³
b) Hemokonsentrasi
BAB IV
Tinjauan kasus
4.1 Pengkajian
A. Identitas klien dan penanggung jawab
1. Identitas Klien
Nama : An ”A”
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Jln R.E Martadinata No. 7 D
Palembang
Tanggal MRS : 13 AGUSTUS 2010
Tanggal Pengkajian : 13 AGUSTUS 2010
No. Med Rec : 120689
No. Registrasi : 24029189
Diagnosa Medis : DBD
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny “B”
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
4. Pola Aktivitas
Pergerakan Aktif Terbatas karena
terpasang IVFD
Keadaan Klien dapat Aktivitas dibantu
melakukan oleh perawat dan
aktivitas sendiri keluarga
5. Personal Hygene
a. Mandi 2 x sehari Dilap 2 x sehari
b. Ganti pakaian 2 x sehari 2 x sehari
c. Gosok gigi 2 x sehari 1 x sehari
C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tinggi Badan : 100 cm
d. Berat Badan : 30 kg
e. Tanda Vital
- Tekanan Darah : 100/70 mmHg
- Suhu : 38,2˚C
- Nadi : 80 x/ m
- Pernapasan : 28 x/ m
2. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
- Bentuk : Simetris
- Warna rambut : Hitam
- Kebersihan : Cukup
b. Mata
- Bentuk : Simetris
- Konjungtiva : Tidak anemis
- Sklera : Tidak ikterik
- Pupil : Isokor
- Palpebra : Tidak Edema
c. Hidung
- Bentuk : Simetris
- Fungsi penciuman : Baik
- Sekret : Tidak ada
- Kebersihan : Cukup
d. Mulut
- Bentuk : Simetris
- Mukosa : Kering
- Lidah : Putih
- Gigi : Tidak ada karies
- Kebersihan : Cukup
- Masalah : Tidak ada masalah
e. Telinga
- Bentuk : Simetris
- Fungsi Pendengaran : Baik
- Sekret : Tidak ada
- Kebersihan : Cukup
- Masalah : Tidak ada masalah
f. Leher
- Bentuk : Simetris
- Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran
- Masalah : Tidak ada masalah
g. Kulit
- Turgor : Elastis
- Warna : Kuning Langsat
- Edema : Tidak ada
- Kabersihan : Cukup
- Masalah : Tidak ada masalah
h. Dada
- Bentuk : Simetris
- Kelainan : Tidak ada kelainan
- Masalah : Tidak ada masalah
i. Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : Adanya nyeri epigastrium
- Perkusi : Normal
- Auskultasi : Bising Usus (+)
j. Genetalia
- Bentuk : Normal
- Edema : Tidak ada
- Kateter : (-)
- Kebersihan : Cukup
k. Ekstrimitas Atas
- Kanan : Baik
- Kiri : Terpasang IVFD
- Masalah : Aktivitas terbatas
l. Ekstrimitas Bawah
- Kanan : Simetris
- Kiri : Simetris
- Edema : (-)
D. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
- Hb : 14,5 gr/dl N = lk:14-18 pr :12-16 gr/dl
- Ht : 41 vol % N = lk : 40-48 pr : 37-43 vol %
- Leukosit : 5200 mm³ N = 5000- 10000 mm³
- Trombosit : 253.000/ mm³ N = 200.000-500.000/ mm³
E. Prioritas Masalah
1. Ketidakmampuan keluaraga dalam merawat anggota keluarga yang sakit b/d
ketidaktahuan tentang penyakit demam berdarah dengue
2. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang dapat mempengaruhi
nkesehatan b/d ketidaktahuan tentag usaha pencegahan penyakit DBD
3. Ketidaksanggupan dalam memelihara lingkungan yang baik b/d kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik
n
1 Tang Ketidakm Setela Agar Setela Keluar Tanggal 18 Tanggal
. gal ampuan h keluar h ga Januari 18
18 keluarga dilaku ga penyu mamp 2013 Pkl.14. Januari
Janu dalam kan meng luhan u 00 WIB 2013
ari merawat tindak erti selam menje Jelaskan Pkl.16.00
2013 anggota an tentan a 120 laskan pada Menjelaskan WIB
Pkl keluarga keper g menit penge keluarga kepada keluarga
14.00 yang sakit awata penge : rtian tentang bahwa demam S :
WIB berhubun n rtian, Keluar dema pengertian, berdarah dengue Keluarga
gan keluar penye ga m penyebab, adalah suatu mengatak
Peny dengan ga bab, dapat berdar dan gejala penyakit yang an sudah
akit ketidakta dapat gejala menje ah demam disebabkan oleh mengerti
Dem huan mema dema laskan dengu berdarah virus dengue tentang
am keluarga hami m penge e, dengue. (arbovirus) yang pengertia
Berd tentang tentan berda rtian penye masuk kedalam n,
arah penyakit g rah dari bab, tubuh melalui penyebab
Deng Demam penge dengu dema gejala gigitan nyamuk , gejala
ue Berdarah rtian, e dan m dan aedes aegypti, demam
Dengue penye tindak berdar tindak yang ditandai berdarah
bab, an ah an dengan : Demam dengue
gejala yang dengu dalam tinggi yang dan cara
Dema dapat e, mera berlangsung merawat
m dilaku penye wat dalam waktu klien
Berdar kan bab, klien singkat, yakni demam
ah dalam gejala Dema antara 2-7 hari, berdarah
Dengu mera dan m yang dapat dengue.
e dan wat tindak Berda mencapai 40 c. O :
tindak klien an rah Demam sering Keluarga
an denga dalam Deng disertai gejala dapat
yang n mera ue. seperti tidak menyebut
dapat Dema wat nafsu kan
dilaku m klien makan(anoreksia pengertia
kan Berda Dema ), badan terasa n,
dalam rah m lemah (malaise), penyebab
meraw Deng Berda dan wajah , gejala
at ue. rah kemerah demam
klien Deng -merahan. berdarah
Dema ue. dengue
m Menjelaskan dan
Berdar Jelaskan pada keluarga tindakan
ah pada bahwa DBD yang
Dengu keluarga dapat dicegah dapat
e. tentang dengan usaha dilakukan
pencegaha memberantas dalam
n dan nyamuk AEDES merawat
tindakan AEGYPTI, yaitu klien
yang dapat dengan cara : dengan
dilakukan a. PSN DBD demam
dalam PSN DBD berdarah
merawat dilakukan dengue.
klien dengan cara 3 M A :
Demam yaitu : Masalah
Berdarah teratasi
Dengue di- Menguras P:
rumah penampungan Intervensi
air sekurang- keperawa
kurangnya tan
seminggu sekali dihentika
- Menutup rapat – n.
rapat tempat
penampungan
air
- Mengubur,
mengumpulkan,
memanfaatkan
atau
menyingkirkan
barang- barang
yang dapat
menampung air
hujan seperti
kaleng bekas,
plastik bekas dan
lain- lain.
b. Larvasida
Larvasida adalah
menaburkan
bubuk pembasmi
jentik nyamuk ke
dalam tempat –
tempat
penampungan
air ( bubuk abate
)
Menjelaskan
cara merawat
klien dengan
gejala DBD di
rumah seperti :
- Berikan kompres
pada klien
- Anjurkan klien
banyak minum
air putih
- Berikan obat
penurun panas
(paracetmol)
dengan dosis 3 x
1
- Segera bawa
klien ke
Puskesmas
terdekat atau
Rumah Sakit
untuk
pemeriksaan dan
penanganan
lebih lanjut
2 Tang Ketidakm Setela Kelua Setela Keluar Berikan Tanggal 19 Tanggal
. gal ampuan h rga h ga penyuluha Januari 2013 19
19 memeliha diberik meng diberi mamp n kepada Pkl 14.00 WIB Januari
Janu ra an etahui kan u keluarga Memberikan 2013
ari lingkunga penyul dan penyu menje tentang penyuluhan Pkl 15.00
2013 n rumah uhan, mema luhan laskan cara kepada Tn “H “ WIB
Pkl yang keluar hami selam tentan pencegaha tentang S:
14.00 dapat ga cara a 60 g cara n bagaimana cara - Keluarga
WIB mempeng dapat pence menit pence penularan pencegahan Tn” H”
Poten aruhi mema gahan : gahan penyakit penularan mengatak
sial kesehata hami penul Keluar penul DBD pada penyakit DBD an sudah
terjad n dan dan aran ga Tn aran anggota pada anggota mengerti
inya perkemba meng penya “H” penya keluarga keluarga yang dan
penul ngan etahui kit dihara kit yang lain. lain. Dengan memaha
aran pribadi tentan DBD pkan DBD cara : mi
peny anggota g cara denga akan kepad - Membasmi bagaiman
akit keluarga pence n mamp a vektor penyebab a cara
DBD berhubun gahan anggo u anggo DBD ( nyamuk pencegah
deng gan penula ta menje ta aedes aegepty) an
an dengan ran keluar laskan keluar - Melakukan PSN penyakit
angg ketidakta peyaki ga dan ga DBD dilakukan DBD
ota huan t DBD yang mema yang dengan cara 3 M kepada
kelua keluarga denga lain. hami lain. yaitu : anggota
rga tentag n tentan - Menguras keluarga
yang usaha anggo g penampungan yang lain
lain pencegah ta pence air sekurang- - Keluarga
an keluar gahan kurangnya Tn “H”
penyakit ga penul seminggu sekali mengatak
DBD yang aran an bak-
lain penya - Menutup rapat – bak
kit rapat tempat penampu
DBD penampungan ngan di
denga air kuras
n - Mengubur, minimal 1
anggo mengumpulkan, x dalam 1
ta atau minggu
keluar menyingkirkan O:
ga barang- barang - Tampak
yang yang dapat tidak ada
lain. menampung air lagi
hujan seperti pakaian
kaleng bekas, yang
plastik bekas dan bergantu
lain- lain ngan
- Menjaga daya - Tampak
tahan tubuh bak – bak
dengan penampu
konsumsi ngan air
makanan bergizi di kuras
dan olah raga dan
secara teratur dibersihk
- Menerapkan an
pola hidup sehat A:
Masalah
teratasi
P:
Intervensi
Keperaw
atan
dihentika
n.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Menurut UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah
Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak yang
sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak
adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang
belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak,anak
diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam
masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis,
sosial dan spritual. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/ todler (1-2,5 tahun), pra sekolah
(2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11 tahun), remaja (11-18 tahun).
V.2 Saran
1. . Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan DBD diperlukan
pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk, (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 2. Penerbit
Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Bayley, T.J. dan Leinster, S.J. (1995) Ilmu Penyakit Dalam Untuk Profesi
Kedokteran Gigi, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.