Anda di halaman 1dari 64

TUGAS PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

(KPSP) SERTA MELAKUKAN TERAPI BERMAIN DAN PENDIDIKAN


KESEHATAN.
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Keperawatan Anak

Dosen : Setianingsih,S.Kep.,Ns.,M.PH

Nama : Verlanova Joviani


NIM : 1902112
Kelas : 2C D3 Keperawatan

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN


TAHUN AJARAN 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan “TUGAS PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN (KPSP) SERTA MELAKUKAN TERAPI BERMAIN DAN
PENDIDIKAN KESEHATAN.” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan maupun
informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, saya berterima kasih kepada Ibu
Setianingsih,S.Kep.,Ns.,M.PH atas bimbingannya dalam menulis dan menyusun makalah ini,
sehingga penulis dapat membuat makalah sesuai dengan kaidah dalam membuat karya tulis.

Walaupun makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, saya sangat mengharapkan
kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas kekurangan dalam
makalah ini saya mohon maaf. Terakhir tidak lupa saya mengucapkan terima kasih.

Klaten, 25 Oktober 2020

Penulis
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan,
terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun
merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap
pengaruh negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik,
pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu
anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga
dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap
masalah tumbuh kembang anaknya. Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka
dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai tindakan
koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali
normal atau penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka
rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya)
dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan
formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan
kemandirian anak berkembang secara optimal.
Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk mendukung
implementasinya, maka pada tahun 2015 dilakukan revisi pada pedoman tersebut
dengan menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrument SDIDTK agar
lebih sederhana dan memudahkan pelayanan. Dengan demikian, diharapkan semua
balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.

B. SASARAN
Sasaran pedoman adalah:

1. Tenaga kesehatan pelaksana Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh


Kembang Anak (dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan)

2. Kepala Puskesmas pelaksana SDIDTK.

3. Pengelola program kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi.

C. TUJUAN

Tujuan Umum:
Semua balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6 tahun mendapatkan
pelayanan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang agar tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.

Tujuan khusus:

D. LANDASAN HUKUM
1.Undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-
undang no 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-undang no. 23 tahun
2002.
2.Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3.Peraturan Menteri Kesehatan no. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak.
4.Peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.
5.Peraturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
6.Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD.

E. KERANGKA KONSEP PEMBINAAN TUMBUH KEMBANG BALITA


DAN ANAK PRA SEKOLAH
Stimulasi dan pemantauan tumbuh
kembang di keluarga dan masyarakat
dengan menggunakan buku KIA

Deteksi dini penyimpangan tumbuh


kembang di tingkat petugas
(tenaga kesehatan, pendidik terlatih
)

Tidak ada penyimpangan Ada penyimpangan

Penyimpangan Penyimpangan Gangguan Gangguan mental emosional


pertumbuhan perkembangan pendengaran
dan penglihatan

- Kurus - Gangguan gerak kasar - Ganguan daya dengar - Masalah mental Emosional
- Kurus Sekali - Gangguan gerak halus - Gangguan daya lihat - Autis
- Gemuk - Gangguan bicara dan - Gangguan Pemusatan Perhatian
- Makrosefal bahasa dan Hiperaktivitas
- Mikrosefal - Gangguan sosialisasi dan
- Pendek kemandirian
- Sangat Pendek

Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang

Ada Perbaikan Tidak ada Perbaikan

Dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi

F. INDIKATOR KEBERHASILAN
1.Semua balita dan anak pra sekolah mendapatkan pelayanan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai dengan usianya.

G. Manfaat
1. Penambahan dan pengaturan bagian-bagian agar menjadi lebih tepat usia.
2. Menyederhanakan penilaian orang tua.
3. Terapi bermain dapat membantu anak menguasai kecemasan dan konflik karena
ketegangan mengendor dalam permainan, anak dapat menghadapi masalah
kehidupan, memungkinkan anak menyalurkan kelebihan energi fisik dan
melepaskan emosi yang tertahan.
4. Terapi bermain mampu meningkatkan kerjasama anak dengan petugas kesehatan
selama perawatan.
5. Tercapainya perubahan perilaku individu , keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat , serta peran aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal .
6. Untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk
tercapai perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik ,
mental dan sosial sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
7. Terbentuknya perilaku sehat pada individu , keluarga dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik , mental dan sosial , sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
8. Untuk mengubah perilaku seseorang dalam bidang kesehatan .
BAB 2
TINJAUAN TEORI

Tinjauan Teori Pertumbuhan dan Perkembangan


A. Pengertian Tumbuh Kembang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel organ maupun individu (Kuantitatif).
2. Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari
proses pematangan (Kualitatif).
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda,
namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara bersamaan. Pertambahan
ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak

B. Kebutuhan Dasar Anak


Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar:
1. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh)
Meliputi:
a. Pangan /gizi
b. Perawatan kesehatan dasar
c. Tempat tinggal yang layak
d. Sanitasi
e. Sandang
f. Kesegaran jasmani / rekreasi
2. Kebutuhan emosi / kasih sayang (Asih)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras
antara ibu / pengganti ibu dengan anak meruakan syarat mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun
psikososial. Berperannya dan kehadiran orang tua terutama ibu sedini dan
selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan
dengan kontak fisik (kulit / mata) dan psikis sedini mungkin. Kasih saying dari
orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar
(basic trust).
3. Kebutuhan anak akan stimuli mental ( Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan
mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak
faktor. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
1. Faktor Genetik
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan
tulang, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang. Faktor genetik ini meliputi :
a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa atau bangsa
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Pranatal
 Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas, anoksia embrio
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.
 Toksin/zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
 Kelainan imunologi
 Psikologis ibu
b. Faktor Postnatal
 Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan hormone.
 Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
 Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, hukuman yang
wajar, cinta dan kasih sayang.
 Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.

D. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak


1. Ciri-ciri pertumbuhan, antara lain :
a.    Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan,tinggi badan,
lingkar kepala , dll.
b. Perubahan proporsi
Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan 
perubahan proporsi. Tubuh anak  memperlihatkan  perbedaan proporsi bila
dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Pada bayi baru lahir titik pusat
terdapat kurang lebih setinggi umbilikus, sedangkan pada orang dewasa titik
pusat tubuh terdapat  kurang lebih setinggi simpisis pubis. Perubahan proporsi
tubuh mulai usia kehamilan dua bulan sampai dewasa.
c. Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan  terdapat hal-hal yang terjadi perlahan–lahan,
seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dengan hilangnya
refleks  primitif.
d. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-fungsi organ.
Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap
dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti rambut pubis dan aksila,
tumbuhnya buah dada pada wanita dll.

2. Ciri-ciri perkembangan, antara lain :


a. Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan  disertai dengan
perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi misalnya, disertai dengan
perubahan pada organ kelamin. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan
ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri
lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda pematangan.
b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seseorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia berdiri. Karena itu perkembangan awal ini merupakan
masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut  dua hukum yang
tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar)
lalu berkembang di daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini disebut proksimoldistal.
d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur berurutan,
tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri
sebelum berjalan dll.
e. Perkembangan mempunyai kacepatan yang berbeda
Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda –beda.
Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja. Sedangkan bagian
tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
f. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat perkembanganpun
demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-
lain.

E. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak


Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam mengetahui taraf
perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone” perkembangan
adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu).
1. Milestone perkembangan
Adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu.
Milestone ini terdiri dari :
a. Milestone motorik kasar
 Lahir- 3bulan :
 Belajar mengangkat kepala
 Kepala bergerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya tergantung
stimulasi
 3-4 bulan :
 Menegakkan kepala 900 dan mengangkat dada
 Menoleh ke arah suara
 6-9 bulan :
 Duduk tanpa dibantu
 Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
 Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
 9-12 bulan :
 Merangkak
 Berdiri sendiri tanpa dibantu
 Dapat berjalan dengan dituntun
 12-13 bulan :
 Berjalan tanpa bantuan
 12-18 bulan :
 Berjalan mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya
 18-24 bulan:
 Naik turun tangga
 2-3 tahun :
 belajar melompat, memanjat, dan melompat dengan satu kaki
 mengayuh sepeda roda tiga
 3-4 tahun:
 berjalan dengan jari-jari kaki
 4-5 tahun:
 melompat dan menari

b. Milstone motorik halus

 Lahir- 3 bulan:
 mengikuti obyek dengan matanya
 menahan barang yang dipegangnya
 3-6 bulan:
 menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
 belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
 menaruh benda di mulut
 6-9 bulan:
 memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
 memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 bergembira dengan melempar benda-benda
 9- 12 bulan:
 ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
 12-18 bulan:
 menyusun 2-3 balok/kubus
 18-24 bulan:
 menyusun 6 kubus
 menunjuk mata dan hidung
 belajar makan sendiri
 menggambar garis dikertas atau pasir
 2-3 tahun:
 menggambar lingkaran
 membuat jembatan dengan 3 balok
 3-4 tahun:
 belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
 menggambar orang hanya kepala dan badan
 4-5 tahun:
 menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
 mampu menggambar segiempat dan segitiga

c. Milestone bahasa atau kognitif


 Lahir-3bulan:
 mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh(cooing)
 3-6 bulan:
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mengeluarkan kata-kata tanpa arti (bubbling), da-da, ta-ta
 9- 12 bulan:
 menirukan suara
 dapat mengulang bunyi yang didengarnya
 belajar menyatakan satu atau dua kata
 12-18 bulan:
 mengatakan 5-10 kata
 18-24 bulan:
 menyusun dua kata mebentuk kalimat
 menguasai sekitar 50-200 kata
 2-3 tahun:
 mampu menyusun kalimat lengkap
 menggunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang
ditujukan kepadanya
 3-4 tahun:
 mampu berbicara dengan baik
 mampu menyebut namanya,jenis kelamin, dan umur
 banyak bertanya
 4-5 tahun:
 pandai bicara
 mampu menyebut hari-hari dalam seminggu
 berminat/ tertarik pada kata baru dan artinya
 mampu menghitung jari
 memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
 mendengar dan mengulang hal penting dan cerita

d. Milestone sosial
 3-4 bulan:
 mampu menatap mata
 tersenyum bila diajak bicara/senyum
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
 9-12 bulan:
 berpartisipasi dalam permainan
 18-24 bulan:
 memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka

 2-3 tahun:
 bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
diluar keluarganya
 4-5 tahun:
 bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan

e. Milestone Emosi
 Lahir-3bulan:
 bereaksi terhadap suara atau bunyi
 3-6 bulan:
 tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
 9-12 bulan:
 memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
 12-18 bulan:
 memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
 18-24 bulan:
 memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan orang
dewasa
 3-4 tahun :
 menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya

F. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

1. Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya


Menurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang sering
digunakan dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita adalah :
f. Ukuran antropometri
1) Berat badan
2) Panjang badan
3) Lingkar kepala
4) Lingkar lengan atas
5) Lingkar dada
b.    Keseluruhan fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari
pemeriksaan fisik adalah :
1) Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak,
ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
2) Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha
untuk mengetahui lemak subcutan.
3) Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan
subskapular.
4) Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah
akar rambut mudah dicabut atau tidak.
5) Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi
permanen.
2. Deteksi Perkembangan dan Standar Normalnya
Terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
a. Kepribadian/tingkah laku social (personal social)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
b. Motorik halus (fine motor adaptive)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta
tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke
dalam botol, menempel dan menggunting.
c. Motorik kasar (gross motor)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih
besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
d. Bahasa (language)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada
masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan
perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin
bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan
berbicara.

Tinjauan Teori Terapi Bermain


A. Definisi Bermain
Bermain merupakan bagian penting dari masa balita dan punya nilai pendidikan yang
tinggi (June, 2003). “Bermain” (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas
sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Bermain dilakukan secara suka rela, dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban (Hurlock, 1978).
Piaget menjelaskan bahwa bermain “terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk
kesenangan fungsional”. Menurut Bettelheim kegiatan bermain adalah kegiatan yang
“tidak mempuyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil
akhir yang dimaksudkan dalam realita luar”. Bermain secara garis besar dapat dibagi ke
dalam dua kategori, aktif dan pasif (“hiburan”). Pada semua usia, anak melakukan
permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis
bermain itu tidak bergantung pada usia, tetapi pada kesehatan dan kesenangan yang
diperoleh dari masing-masing kategori. Meskipun umumnya permainan aktif lebih
menonjol pada awal usia prasekolah dan permainan hiburan ketika anak mendekati masa
puber, namun hal itu tidak selalu benar.

B. Terapi Bermain

Menurut Thompson dan Henderson (2007 : 415) Terapi bermain adalah penggunaan
model-model teoritis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal dimana
seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapetik dari kegiatan bermain, untuk
membantu para klien dalam mencegah atau mengatasi masalah-masalah psikososial dan
mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Bermain dapat digunakan sebagai terapi karena selama bermain perilaku anak akan
tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah terberi pada
seorang anak. Untuk melakukan terapi bermain ini diperlukan pendidikan dan pelatihan
khusus dari ahli yang bersangkutan dan tidak boleh dilakukan sembarangan.

Beberapa contoh kasus anak yang beermasalah yang memerlukan terapi adalah:

1. Anak yang agresif, suka menyerang orang lain, agresif muncul karena
gangguan emosional yang dialami anak. Mungkin anak diperlakukan terlalu
keras oleh orang tuanya sehingga merasa marah, memberontak

2. Anak yang mempunyai kebiasaan mencabut rambutnya sampai botak sebagian


atau seluruhan. Menggigit kuku sampai luka-luka, menahan buang air besar,
mengompol walaupun usianya sudah tiga tahun ke atas, cemas atau phobia
sekolah yang bisa ditandai dengan munculnya gangguan ke tubuh seperti mual,
sakit perut, muntah-muntah menjelang pergi sekolah.
3. Anak yang sulit bergaul kurang percaya diri secara berlebihan sehingga
menghambat perkembangannya. Anak yang tidak mau berbicara dengan orang
lain selain anggota keluarga terdekat.

C. Empat Hal Utama Dalam Mengatasi Hal Anak

Menurut Hutchison (2003 : 190-192) :


1. Melakukan advokasi terhadap anak-anak dari keluarga miskin untuk memperoleh
pelayanan yang dibutuhkan.
2. Mengatasi masalah-masalah prilaku anak.
3. Meningkatkan efektifitas pengasuhan perawatan orang tua terhadap anak.
4. Meningkatkan keyakinan diri dan harga diri anak.
A. Manfaat Terapi Bermain
1. Membangun kembali rasa hormat dan penerimaan terhadap orang lain dan diri
sendiri.
2. Mengganti pola-pola sebelumnya dalam bereaksi terhadap orang lain dengan pola-pola yang
bersifat saling menguntungkan dan menyenangkan.
3. Mengembangkan cara-cara baru untuk berlatih pengendalian diri
4. Memperoleh pengalaman dan cara-cara baru dalam mengungkapkan emosi
secara tepat dalam berinteraksi.
5. Belajar untuk lebih empati terhadap jalan pikiran dan perasaan orang lain.
6. Mengembangkan pandangan dan perasaan-perasaan baru sebagai individu yang lebih
baik.
a. Prosedur Dalam Terapi Bermain
Menurut Bradley dan Gould (dalam Thompson & Henderson, 2007 : 435) meliputi 3
tahap yaitu :

1. Membangun relasi, dimana terapis memusatkan perhatian pada bentuk-bentuk


emosi yang muncul saat anak bermain dan harus memberikan respon yang
tepat dalam hal tersebut.

2. Menentukan bentuk permainan secara spesifik, dimana hubungan semakin


terbentuk dengan baik dan terapis secara asertif mengarahkan permainan bagi
anak
3. Konfrontasi untuk mengatasi masalah dimana terapis secara aktif lebih
mendekatkan diri dalam struktur kegiatan bermain untuk membantu
mendorong dan membesarkan hati anak dalam menghhadapi dan
menyelesaikan masalah

b. Kategori Media Bermain

Rasmussen dan Cunningham (dalam Thompson dan Henderson, 2007 : 437-438)


menyatakan dalam strategi penggunaan media bermain harus pulamempertimbangkan
karakteristik anak, masalah dan kebutuhan anak, serta tahapan dalam proses terapi atau
konseling.
Menurut Bradley dan Gould (dalam Thompson & Henderson, 2007 : 473) yaitu :
1. Real Life Toys ; rumah boneka, boneka-boneka, baju-baju boneka, kereta-
keretaan, keluarga boneka, mainan alat-alat rumah tangga, mobil-mobilan, dll.
2. Acting Out and Agressive Release Toys ; borgol, bola, pistol-pistolan, pisau
karet, topeng, mainan yang dapat dipukul dengan aman, dll.
3. Creative Expression and Emotional Release Toys ; kapur warna, penghapus,
box pasir, lem, gunting, kain atau handuk bekas, boneka tangan, kertas
perekat, dll.

c. Model Terapi Bermain

Parent-Child Interaction Therapy(PCIT); terapi yang berorientasi terhadap perubahan


perilaku anak dan orang tua secara bersamaan, dimana orang tua akan belajar menjadi model
perilaku positif sehingga dapat dipelajari anak. PCIT melatih orang tua untuk bertindak
sebagai agen perubahan bagi masalah-masalah perilaku dan emosional anaknya.
Menurut Herschell & McNeil pelaksanaan PCIT membutuhkan waktu satu kali
seminggu selama 1  jam, dengan durasi treatment antara 10 sampai 14 sesi.
Menurut Child Welfare Information Gateway, U.S Department of Health and Human
Servicespelaksanaan PCIT dilakukan selama 1 jam sebanyak 14 sampai 20 sesi sesuai
kebutuhan. Sedangkan Kot & Tyndall-Lind secara intensif menyatakan bahwa anak dapat
memperoleh 12 sesi dalam 2 atau 3 minggu

d. Fase Pelaksanaan

1. Child Directed Interaction (CDI)


Tujuan : memperbaiki dan meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dengan
anak.
 Fase ini dibentuk sedemikian rupa sehingga anak bebas memilih berbagai
mainan, permainan dan aktivitas yang akan dilakukan bersama orang tua.
 Fase ini menekankan pada pembentukan hubungan pengasuhan yang penuh
kasih sayang dan ikatan yang aman.
 Selama fase CDI orang tua dan terapis diinstruksikan tidak memberikan
hukuman dan mengabaikan perilaku negatif anak yang tidak membahayakan
orang lain maupun dirinya.
 Pusat perhatian adalah perilaku positif anak yang akan diberikan penguatan-
penguatan positif.
 Orang tua diarahkan dan dibimbing oleh terapis untuk tidak menggunakan
kata-kata negatif (“tidak”, “jangan” dan “tidak boleh”),serta tidak bertanya
secara negatif.
 Kata-kata atau kalimat negatif yang mengandung ancaman hanya akan
memperburuk perilaku anak, apalagi jika disertai dengan hukuman fisik.
 Tindakan-tindakan negatif orang tua akan menjadi model perilaku negatif
(fisil maupun verbal) bagi anak.
 Fase CDI diarahkan untuk memberikan pekerjaan rumah bagi orang tua
melatih setiap keterampilan baru yang diperolehnya selama 5 sampai 10 menit
(setiap hari) bersama anaknya.
Keterampilan dalam pelaksanaan CDI yaitu :
 Praise (penghargaan), orang tua menyediakan berbagai hadiah atau
ganjaran baik dalam bentuk pujian maupun sistem token
 Reflection(refleksi), orang tua mengulangi atau merangkai kembali kata-
kata yang telah disampaikan anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa orang
tua telah mendengarkan dan memberikan perhatian, sehingga dapat
mendorong komunikasi yang baik dengan anak.
 Description(penjelasan), orang tua menjelaskan aktivitas bermain apa yang
sedang dilakukan anak. Tujuannya untuk menunjukkan perhatian orang tua
terhadap anak dan mengembangkan perbendaharaan kata pada anak.
 Entusiasm(ketertarikan), orang tua menunjukkan ketertarikan dan rasa
senang terhadap kegiatan bermain yang sedang dilakukan anak.
2. Parent Directed Interaction
Tujuan : memusatkan perhatian orang tua terhadap pembentukan struktur dan
konsistensi penerapan disiplin.
 Orang tua memberikan instruksi secara jelas dan langsung pada anak, serta
memberikan konsekuensinya yang konsisten.
 Selain pemberian pujian atau token pada perilaku positif anak, senyuman dan
sentuhan di kepala /bahu anak juga akan memberikan dampak yang lebih baik.
 Jika perilaku negatif ditampilkan maka anak diberikan tanda berupa bulatan
hitam/lingkaran, sedangkan jika perilaku positif yang ditampilkan maka anak
diberikan tanda bintang atau token (pada buku hariannya).
 Pada saat anak tidak mematuhi perintah orang tua maka dapat diberlakukan
“setrap‟yaitu dengan memindahkan anak untuk duduk pada tempat atau area
hukuman, yang mudah diawasi orang tua.

Materi Terkait Topik Pendidikan Kesehatan

Materi Jajanan Sehat

A. Pengertian Jajanan Sehat


Menurut FAO makanan Jajanan didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang
dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat keramaian
yang langsung dimakan atau konsumsi tanpa pengelolaan atau persiapan lebih lanjut.
B. Fungsi Jajanan

Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi
karena aktifitas fisik yang tinggi (Apa Lagi Anak Yang Tidak Sarapan Pagi). Disamping itu
juga makanan jajanan dapat mengenyangkan perut untuk sementara.

C. Jenis Jajanan
1. Jajanan Sehat : susu, roti, biskuit, buah-buahan, gado-gado, tahu isi, dan lain-lain.
2. Jajanan Tak Sehat

a. Es Mambo

- Pewarna mencolok dan terlalu manis

- Mengandung pemanis buatan dan pewarna pakaian


b. Permen

- Mengandung pemanis buatan dan pewarna pakaian

c. Bakso

- Bahan pengenyal

d. Chici makanan ringan

- Memakai MSG sebagai penambah rasa, zat pewarna dan pemanis buatan.

e. Gorengan

- Memakai minyak goreng bekas dipakai berkali-kali sehingga minyak sudah berwarna
sangat keruh.

f. Siomay, Cilok dan Bakso Goreng Yang Dipakai Saus/Sambal Berwarna Merah Cerah
Dan Terbuat Dari Bahan-Bahan Yang Telah Busuk.

g. Kue Berwarna Mencolok

- Pewarna makanan.

h. Es Sirup/Minuman Berwarna Mencolok

- tidak higienis.

- memakai air mentah.

- terdapat zat pewarna pakaian.

D. Cara Memilih Jajanan Sehat

1. Bersih dan tertutup


2. Jauh dari tempat sampah, debu, got dan asap kendaraan bermotor.
3. Tidak bekas di pegang orang.
4. Tidak terlalu manis dan berwarna mencolok.
5. Masih segar.
6. Tidak digoreng dengan minyak goreng yang sudah keruh.
7. Tidak mengandung zat pemanis, zat pengawet, zat penyedap dan zat pewarna buatan.
8. Bau tidak apek atau tengik.
9. Tidak dibungkus dengan kertas bekas atau koran.
10. Dikemas dengan plastik atau kemasan lain yang bersih dan aman.
11. Lihat tanggal kadaluarsa

E. Pencegahan Agar Tidak Jajan Sembarangan

1. Sarapan pagi
Sarapan pagi adalah makanan yang paling penting dalam aktifitas harian. Sebab
waktu sekolah penuh dengan aktifitas yang membutuhkan energi dan kalori yang
cukup besar misalnya sarapan dengan mengkonsumsi dua potong roti dan telur, satu
porsi bubur ayam, satu gelas susu dan buah.
2. Membawa makanan ringan tau bekal makan siang
Hal ini dilakukan untuk mencegah dan menjamin supaya anak tidak sembarangan
membeli jajanan.
BAB 3

METOLOGI

Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan

1.Pokok Bahasan : memberi pemahaman tentang tumbuh kembang anak

Sub Pokok Bahasan : Tumbuh Kembang Anak

2.Sasaran : Orang Tua Anak Balita

3. Waktu : Rabu, 4 November 2020 selama 60 menit (jam 11.00 – 12.00 )

Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten

4.Strategi Kegiatan :

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


.
1 5 menit Pembukaan:          Menjawab salam
         Memberi salam          Mendengarkan dan
         Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
         Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan memperhatikan


penyuluhan secara berurutan: penjelasan materi.
      Pengertian Tumbuh Kembang  
   Kebutuhan Dasar Anak
   Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Anak
 Ciri-ciri Tumbuh Kembang
Anak
 Tahap-tahap Tumbuh
Kembang Anak
 Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak
3 5 menit Evaluasi:          Bertanya kepada pemateri.
         Tanya jawab tentang materi          Menjawab pertanyaan yang
penyuluhan diberikan oleh pemateri
         Memberi pujian atau dukungan          Menyimpulkan semua dari
kepada peserta. materi penyuluhan yang telah
diberikan.
4 5 menit Penutup: Menjawab salam
         Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.

Terapi Bermain

1. pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak

Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah

2.Sasaran : Anak Balita

3. Waktu : Selasa, 3 November 2020 selama 35 menit (jam 10.30 s.d 11.05).

Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten

4.Strategi Kegiatan :

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :

1. Bisa merasa tenang selama dirawat.

2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat

3. mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

Rencana Pelaksanaan :

No Terapis Waktu Subjek terapi


1 Persiapan 10 menit Ruangan,alat,anak dan
keluarga siap
a. Menyiapkan ruangan.
b. Menyiapkan alat-alat.

c. Menyiapkan anak dan


keluarga
2 Proses :

a. Membuka proses
terapi bermain
dengan
mengucap kan 2 menit Menjawab salam,

salam, Memperkenalkan diri,

memperkenalkan Memperhatikan
5 menit
diri.

b. Menjelaskan
pada anak dan
keluarga tentang
tujuan dan Bermain bersama dengan
10 menit antusias dan
manfaat
bermain, 3 menit mengungkapkan
menjelaskan perasaannya
cara permainan.

c. Mengajak anak
bermain .

d. Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga.

3 Penutup (1 menit). 5 menit Memperhatikan dan


menawab salam
Menyimpulkan, mengucapkan salam
Pendidikan Kesehatan

1. Pokok Bahasan : Jajanan sehat

Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian jajanan sehat

b. Fungsi jajanan

c. Jenis jajanan

d. Cara memilih jajanan sehat

e. Pencegahan agar tidak jajan sembarangan

2. Sasaran : Anak Balita

3. Waktu

Hari/tanggal : Jumat, 30 Oktober

Durasi : 08.30 – selesai (15 menit)

Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten

4. Strategi Kegiatan

No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Anak


1. Pembukaan 2 menit. 1.Mengucapkan salam pembuka. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan
menyapa anak.
3.Menjelaskan tujuan
penyuluhan
2. Pelaksanaan 9 menit. 1. Memberikan materi Mendengarkan dan
penyuluhan. memperhatikan.
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya mengenai hal
yang belum jelas
3. Penutup 4 menit 1. Mengevaluasi 1. Menjawab
anak. pertanyaan pada
2. Salam penutup saat
evaluasi
2. Menjawab salam
penutup.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Berat Badan (BB) : 15 kg

Tinggi Badan (TB) : 90 cm

Gigi : 20 buah

Lingkar Kepala : 47 cm

Kemampuan Motorik : Pada usia ini, anak balita sudah bisa makan menggunakan jemarinya
sendiri, walaupun belum sempurna dan masih berantakan. Minimal, anak balita sudah dapat
menggenggam makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.

Kemampuan sosial dan emosional : anak balita senang memeluk orang tua, meniru aktivitas
di rumah, dan mulai berbagi mainan dengan anak lain.

Kemampuan Berbahasa : sudah dapat memproduksi dan memahami kata-kata tunggal,


mampu menunjuk bagian-bagian tubuh, perbendaharaan kata meningkat pesat, dan mampu
mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata atau lebih.

Kemampuan Kognitif : sudah bisa diajari untuk memecahkan masalah sangat sederhana.
Misalnya, mencari mainan yang anda sembunyikan di dalam genggaman, merespons instruksi
sederhana, meniru gerakan-gerakan, menunjuk sesuatu yang ia inginkan, atau memintanya
mengeluarkan benda yang ditaruh di dalam wadah.

Pertanyaan untuk anak :

1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

“Tunjukkan segi empat merah”


“Tunjukkan segi empat kuning”

“Tunjukkan segi empat biru”

“Tunjukkan segi empat hijau”

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

Jawab : anak dapat menjawab keempat warna dengan benar.

2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
Jawab : anak dapat melompat sampai 2 kali dengan satu kaki.
3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
Jawab : anak bisa berpakaian sendiri tetapi perlu dibantu oleh orang yang lebih dewasa.
4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah
gambar orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada
bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang
tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki,
setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
Jawab : anak sudah bisa menggambar orang secara sederhana, anak bisa menggambar
tubuh yg berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki.
5. Pada gambar orang yang dibuat pads nomor 4, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6
bagian tubuh?
Jawab : anak bisa menggambar 6 bagian tubuh.
6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan
membantu kecuali mengulang pertanyaan:

"Jika kuda besar maka tikus

"Jika api panas maka es

"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang

Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?

Jawab : anak dapat menjawab jika es itu dingin dan jika ibu seorang wanita maka ayah pria
dan jika kuda besar tikus kecil.
7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).
Jawab : anak nampak kesusahan ketika menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti
hanya dengan kedua tangan sering terjatuh.
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 11 detik atau lebih?
Jawab : anak mampu berdiri satu kaki tanpa berpegangan dalam waktu 11 detik tetapi hanya
sekali untuk yg kedua kali anak tidak genap 11 detik melakukannya.
9. Jangan membantu anak clan jangan memberitahu nama gambar ini, Suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia- Berikan 3 kali kesempatan.

Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

Jawab : ya

10. lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi
pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya.

"Sendok dibuat dari apa?"

"Sepatu dibuat dari apa?"

"Pintu dibuat dari apa?"

Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar? Sendok dibuat dari besi,
baja, plastik, kayu.

Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.

Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.


Jawab : anak mampu menjawab ke 3 pertanyaan dengan benar walaupun masih ada
kekurangan dalam penyebutan varian bahannya.

Nilai menurut pribadi : 85

Hasil Terapi Bermain

• Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya

• Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu

• Perhatiannya singkat

• Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”

• Karakteristik bermain “Paralel Play”

• Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu

• Senang musik/irama

Pertanyaan untuk orang tua :

1. Apakah ibu puas dengan terapi bermain anak pada hari ini ?

a. sangat puas

b. puas

c. cukup puas

d. tidak puas

2. Bagaimana penyampaian aturan terapi bermain anak yang telah disampaikan ?

a. sangat baik

b. baik

c. cukup baik

d. kurang

3. Bagaimana terapi bermain yang telah dilakukan hari ini untuk anak anda ?

a. sangat menarik
b. menarik

c. cukup menarik

d. tidak menarik

4. Apakah saat bertanya, jawaban yang diberikan petugas sudah jelas ?

a. sangat jelas

b. jelas

c. cukup jelas

d. tidak jelas

5. Bagaimana sikap dari petugas selama acara terapi bermain berlangsung ?

a. sangat sopan

b. sopan

c. cukup sopan

d. tidak sopan

nilai menurut pribadi : 88

Hasil Pendidikan Kesehatan

 Anak mulai mengurangi jajanan tak sehat seperti mengurangi chici, gorengan, permen
dll.
 Anak mulai senang mengkonsumsi susu, roti, buah-buahan.
 Mulai menjauh dari tempat sampah, got, debu.
 Memilih makanan yang masih segar.
 Memilih makanan yang tidak terlalu mencolok warnanya.
 Makan yang tidak apek atau tengik.
 Mulai membiasakan diri sarapan pagi.

Nilai menurut pribadi : 90


Diagram :
BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari perubahan
psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan kualitatif
tersebut sering disebut dengan perkembangan, seperti perubahan dari tidak
menegtahui menjadi mengetahuinya, dari kekanak-kanakan menjadi dewasa, dst.
Sedangkan perubahan kuantitatif sering disebut dengan pertumbuhan, seperti
perubahan tinggi dan berat badan.
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama
saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit. Bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi.
Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di
rawat di Rumah Sakit.
Pada dasarnya, setiap orang baik itu individu, keluarga, kelompok atau pun
masyarakat, membutuhkan penyuluhan dan pendidikan kesehatan. Oleh karena itu
para pekerja pelayanan kesehatan harus memberikan pendidikan dan penyuluhan
kepada masyarakat. Namun, hal itu baru dapat dikatakan berhasil apabila pendidikan
yang diberikan sudah dapat mengubah sikap dan tingkah laku sasaran pendidikan
tersebut. Terlebih dari itu semua, sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.

B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Saya akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggunjawabkan. Maka dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
Daftar Pustaka

Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta:Selemba


Medika.

Alifiani, H, P,. & Maharani, Y. (2012). Pusat Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Tingkat
Sarjana Bidang Seni Rupa.Vol 1, No 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
http://jurnals1.fsrd.itb.ac.id/index.php /interior/article/ view/42.

Amalia, Nila. 2013. Cara Cerdas Pilih Jajanan Sehat Untuk Ananda.

Ayu Indrawati Dewi P. 2015. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap dalam Memilih Jajanan
pada Anak Sekolah Dasar, Universitas Negeri Surabaya.

Ciptosantoso, Agus. 2011. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan.

Candra Puspanigrum. 2015. Jajanan Sehat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Departemen Kesehatan 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

https://www.academia.edu/9
https://www.academia.edu/34080392/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_TERAPI_BERMAIN515887/S
ATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SAP_TUMBUH_KEMBANG

https://core.ac.uk/download/pdf/198493978.pdf

https://www.rasio.co/atasi-dampak-hospitalisasi-pada-anak-sakit-dengan-terapi-bermain/

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/105/jtptunimus-gdl-devipuspit-5219-3-bab2.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24484/?sequence=4

http://eprints.umm.ac.id/36861/3/jiptummpp-gdl-nabilahari-50621-3-babii.pdf
Lampiran

Foto :

Rekapitulasi Hasil :
Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan
1.Pokok Bahasan : memberi pemahaman tentang tumbuh kembang anak
Sub Pokok Bahasan : Tumbuh Kembang Anak
2.Sasaran : Orang Tua Anak Balita
3. Waktu : Rabu, 4 November 2020 selama 60 menit (jam 11.00 – 12.00 )
Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten
4.Strategi Kegiatan :
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1 5 menit Pembukaan:          Menjawab salam
         Memberi salam          Mendengarkan dan
memperhatikan
         Menjelaskan tujuan
pembelajaran
         Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan memperhatikan


penyuluhan secara berurutan: penjelasan materi.
 Pengertian Tumbuh
Kembang  
 Kebutuhan Dasar Anak
 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tumbuh
Kembang Anak
 Ciri-ciri Tumbuh Kembang
Anak
 Tahap-tahap Tumbuh
Kembang Anak
 Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak
3 5 menit Evaluasi:          Bertanya kepada
pemateri.
         Tanya jawab tentang materi
penyuluhan          Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh pemateri
         Memberi pujian atau
dukungan kepada peserta.          Menyimpulkan semua
dari materi penyuluhan yang
telah diberikan.
4 5 menit Penutup: Menjawab salam
         Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.

a. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang “Tumbuh Kembang” , diharapkan


peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya Perkembangan Tumbuh Kembang
anak.

b. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu menjelaskan


kembali:

 Pengertian Tumbuh Kembang  

 Kebutuhan Dasar Anak


 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

 Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

 Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak

 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Terapi Bermain

1. pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak

Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah

2.Sasaran : Anak Balita

3. Waktu : Selasa, 3 November 2020 selama 35 menit (jam 10.30 s.d 11.05).

Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten

4.Strategi Kegiatan :

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :

1. Bisa merasa tenang selama dirawat.

2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat

3. mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

Rencana Pelaksanaan :

No Terapis Waktu Subjek terapi


1 Persiapan 10 menit Ruangan,alat,anak dan
keluarga siap
a. Menyiapkan ruangan.

b. Menyiapkan alat-alat.

c. Menyiapkan anak dan


keluarga
2 Proses :

e. Membuka proses
terapi bermain
dengan
2 menit Menjawab salam,
mengucap kan
Memperkenalkan diri,
salam,
Memperhatikan
memperkenalkan 5 menit
diri.

f. Menjelaskan
pada anak dan
keluarga tentang
Bermain bersama dengan
tujuan dan
10 menit antusias dan
manfaat
3 menit mengungkapkan
bermain,
perasaannya
menjelaskan
cara permainan.

g. Mengajak anak
bermain .

h. Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga.

3 Penutup (1 menit). 5 menit Memperhatikan dan


menawab salam
Menyimpulkan, mengucapkan salam

Tujuan :

Tujuan terapi bermain adalah mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah
laku yang diharapkan. Dengan terpi, anak mampu diubah perilakunya melalui cara yang
menyenangkan.

Pendidikan Kesehatan

1. Pokok Bahasan : Jajanan sehat


Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian jajanan sehat

b. Fungsi jajanan

c. Jenis jajanan

d. Cara memilih jajanan sehat

e. Pencegahan agar tidak jajan sembarangan

2. Sasaran : Anak Balita

3. Waktu

Hari/tanggal : Jumat, 30 Oktober

Durasi : 08.30 – selesai (15 menit)

Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten

4. Strategi Kegiatan

No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Anak


1. Pembukaan 2 menit. 1.Mengucapkan salam pembuka. 1. Menjawab salam.

2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan


menyapa anak.

3.Menjelaskan tujuan

penyuluhan
2. Pelaksanaan 9 menit. 1. Memberikan materi Mendengarkan dan
memperhatikan.
penyuluhan.

2. Memberikan

kesempatan untuk

bertanya mengenai hal

yang belum jelas


3. Penutup 4 menit 1. Mengevaluasi 1. Menjawab
anak. pertanyaan pada
saat
2. Salam penutup
evaluasi

2. Menjawab salam

penutup.
Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat meningkatkan pengetahuan tentang jajanan


sehat

b. Tujuan Khusus

a. Peserta dapat mengetahui pengertian jajanan sehat.

b. Peserta dapat mengetahui fungsi jajanan

c. Peserta dapat mengetahui jenis jajanan

d. Peserta dapat mengetahui cara memilih jajanan sehat

e. Peserta dapat mengetahui bagaimana cara mencegah agar tidak jajan sembarangan

Instrumen :

Pemeriksaaan Pertumbuhan dan Perkembangan :

Timbangan, tabel BB/TB, grafik LK, alat pengukur tinggi badan, pita pengukur lingkar
kepala.

Terapi Bermain :

boneka jari, masak-masakan, mobil-mobilan, main bola, terowongan, puzzle, musik.

Pendidikan Kesehatan :

susu, roti, biskuit, buah-buahan, lemper,tahu isi, klepon, nagasari, putu.

SAP dan Materi


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan
1.Pokok Bahasan : memberi pemahaman tentang tumbuh kembang anak
Sub Pokok Bahasan : Tumbuh Kembang Anak
2.Sasaran : Orang Tua Anak Balita
3. Waktu : Rabu, 4 November 2020 selama 60 menit (jam 11.00 – 12.00 )
Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten
4.Strategi Kegiatan :
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1 5 menit Pembukaan:          Menjawab salam
         Memberi salam          Mendengarkan dan
memperhatikan
         Menjelaskan tujuan
pembelajaran
         Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan memperhatikan


penyuluhan secara berurutan: penjelasan materi.
      Pengertian Tumbuh Kembang  
   Kebutuhan Dasar Anak
   Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Anak
 Ciri-ciri Tumbuh Kembang
Anak
 Tahap-tahap Tumbuh
Kembang Anak
 Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak
3 5 menit Evaluasi:          Bertanya kepada
pemateri.
         Tanya jawab tentang materi
penyuluhan          Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh pemateri
         Memberi pujian atau          Menyimpulkan semua
dukungan kepada peserta. dari materi penyuluhan yang
telah diberikan.
4 5 menit Penutup: Menjawab salam
         Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.

MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


A. Pengertian Tumbuh Kembang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut :
3. Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel organ maupun individu (Kuantitatif).
4. Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari
proses pematangan (Kualitatif).
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda,
namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara bersamaan. Pertambahan
ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak

B. Kebutuhan Dasar Anak


Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan
menjadi 3 kebutuhan dasar:
4. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh)
Meliputi:
g. Pangan /gizi
h. Perawatan kesehatan dasar
i. Tempat tinggal yang layak
j. Sanitasi
k. Sandang
l. Kesegaran jasmani / rekreasi
5. Kebutuhan emosi / kasih sayang (Asih)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras
antara ibu / pengganti ibu dengan anak meruakan syarat mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun
psikososial. Berperannya dan kehadiran orang tua terutama ibu sedini dan
selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan
dengan kontak fisik (kulit / mata) dan psikis sedini mungkin. Kasih saying dari
orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar
(basic trust).
6. Kebutuhan anak akan stimuli mental ( Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan
mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak
faktor. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
3. Faktor Genetik
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan
tulang, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang. Faktor genetik ini meliputi :
d. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
e. Jenis kelamin
f. Suku bangsa atau bangsa
4. Faktor Lingkungan
c. Faktor Pranatal
 Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas, anoksia embrio
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.
 Toksin/zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
 Kelainan imunologi
 Psikologis ibu
d. Faktor Postnatal
 Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan hormone.
 Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
 Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, hukuman yang
wajar, cinta dan kasih sayang.
 Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.

D. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak


3. Ciri-ciri pertumbuhan, antara lain :
a.    Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan,tinggi badan,
lingkar kepala , dll.
e. Perubahan proporsi
Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan 
perubahan proporsi. Tubuh anak  memperlihatkan  perbedaan proporsi bila
dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Pada bayi baru lahir titik pusat
terdapat kurang lebih setinggi umbilikus, sedangkan pada orang dewasa titik
pusat tubuh terdapat  kurang lebih setinggi simpisis pubis. Perubahan proporsi
tubuh mulai usia kehamilan dua bulan sampai dewasa.
f. Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan  terdapat hal-hal yang terjadi perlahan–lahan,
seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dengan hilangnya
refleks  primitif.
g. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-fungsi organ.
Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap
dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti rambut pubis dan aksila,
tumbuhnya buah dada pada wanita dll.

4. Ciri-ciri perkembangan, antara lain :


g. Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan  disertai dengan
perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi misalnya, disertai dengan
perubahan pada organ kelamin. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan
ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri
lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda pematangan.
h. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seseorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia berdiri. Karena itu perkembangan awal ini merupakan
masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
i. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut  dua hukum yang
tetap, yaitu:
3) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
4) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar)
lalu berkembang di daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini disebut proksimoldistal.
j. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur berurutan,
tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri
sebelum berjalan dll.
k. Perkembangan mempunyai kacepatan yang berbeda
Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda –beda.
Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja. Sedangkan bagian
tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
l. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat perkembanganpun
demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-
lain.

E. Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak


Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam mengetahui taraf
perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone” perkembangan
adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu).
2. Milestone perkembangan
Adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu.
Milestone ini terdiri dari :
a. Milestone motorik kasar
 Lahir- 3bulan :
 Belajar mengangkat kepala
 Kepala bergerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya tergantung
stimulasi
 3-4 bulan :
 Menegakkan kepala 900 dan mengangkat dada
 Menoleh ke arah suara
 6-9 bulan :
 Duduk tanpa dibantu
 Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
 Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
 9-12 bulan :
 Merangkak
 Berdiri sendiri tanpa dibantu
 Dapat berjalan dengan dituntun
 12-13 bulan :
 Berjalan tanpa bantuan
 12-18 bulan :
 Berjalan mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya
 18-24 bulan:
 Naik turun tangga
 2-3 tahun :
 belajar melompat, memanjat, dan melompat dengan satu kaki
 mengayuh sepeda roda tiga
 3-4 tahun:
 berjalan dengan jari-jari kaki
 4-5 tahun:
 melompat dan menari

b. Milstone motorik halus

 Lahir- 3 bulan:
 mengikuti obyek dengan matanya
 menahan barang yang dipegangnya
 3-6 bulan:
 menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
 belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
 menaruh benda di mulut
 6-9 bulan:
 memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
 memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 bergembira dengan melempar benda-benda
 9- 12 bulan:
 ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
 12-18 bulan:
 menyusun 2-3 balok/kubus
 18-24 bulan:
 menyusun 6 kubus
 menunjuk mata dan hidung
 belajar makan sendiri
 menggambar garis dikertas atau pasir
 2-3 tahun:
 menggambar lingkaran
 membuat jembatan dengan 3 balok
 3-4 tahun:
 belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
 menggambar orang hanya kepala dan badan
 4-5 tahun:
 menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
 mampu menggambar segiempat dan segitiga

c. Milestone bahasa atau kognitif


 Lahir-3bulan:
 mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh(cooing)
 3-6 bulan:
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mengeluarkan kata-kata tanpa arti (bubbling), da-da, ta-ta
 9- 12 bulan:
 menirukan suara
 dapat mengulang bunyi yang didengarnya
 belajar menyatakan satu atau dua kata
 12-18 bulan:
 mengatakan 5-10 kata
 18-24 bulan:
 menyusun dua kata mebentuk kalimat
 menguasai sekitar 50-200 kata
 2-3 tahun:
 mampu menyusun kalimat lengkap
 menggunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang
ditujukan kepadanya
 3-4 tahun:
 mampu berbicara dengan baik
 mampu menyebut namanya,jenis kelamin, dan umur
 banyak bertanya
 4-5 tahun:
 pandai bicara
 mampu menyebut hari-hari dalam seminggu
 berminat/ tertarik pada kata baru dan artinya
 mampu menghitung jari
 memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
 mendengar dan mengulang hal penting dan cerita

d. Milestone sosial
 3-4 bulan:
 mampu menatap mata
 tersenyum bila diajak bicara/senyum
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
 9-12 bulan:
 berpartisipasi dalam permainan
 18-24 bulan:
 memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka

 2-3 tahun:
 bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
diluar keluarganya
 4-5 tahun:
 bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan

e. Milestone Emosi
 Lahir-3bulan:
 bereaksi terhadap suara atau bunyi
 3-6 bulan:
 tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
 9-12 bulan:
 memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
 12-18 bulan:
 memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
 18-24 bulan:
 memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan orang
dewasa
 3-4 tahun :
 menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya

F. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

3. Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya


Menurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang sering
digunakan dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita adalah :
f. Ukuran antropometri
6) Berat badan
7) Panjang badan
8) Lingkar kepala
9) Lingkar lengan atas
10) Lingkar dada
b.    Keseluruhan fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari
pemeriksaan fisik adalah :
6) Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak,
ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
7) Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha
untuk mengetahui lemak subcutan.
8) Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan
subskapular.
9) Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah
akar rambut mudah dicabut atau tidak.
10) Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi
permanen.

4. Deteksi Perkembangan dan Standar Normalnya


Terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
e. Kepribadian/tingkah laku social (personal social)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
f. Motorik halus (fine motor adaptive)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta
tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke
dalam botol, menempel dan menggunting.
g. Motorik kasar (gross motor)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih
besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
h. Bahasa (language)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada
masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan
perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin
bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan
berbicara.

Terapi Bermain
1. pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah
2.Sasaran : Anak Balita
3. Waktu : Selasa, 3 November 2020 selama 35 menit (jam 10.30 s.d 11.05).
Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten
4.Strategi Kegiatan :
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
Rencana Pelaksanaan :
No Terapis Waktu Subjek terapi
1 Persiapan 10 menit Ruangan,alat,anak dan
keluarga siap
d. Menyiapkan ruangan.
e. Menyiapkan alat-alat.
f. Menyiapkan anak dan
keluarga
2 Proses :
i. Membuka proses
terapi bermain
dengan
mengucap kan 2 menit Menjawab salam,
salam, Memperkenalkan diri,
memperkenalkan Memperhatikan
diri. 5 menit
j. Menjelaskan
pada anak dan
keluarga tentang
tujuan dan
manfaat Bermain bersama dengan
bermain, 10 menit antusias dan
menjelaskan mengungkapkan
3 menit perasaannya
cara permainan.
k. Mengajak anak
bermain .
l. Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga.

3 Penutup (1 menit). 5 menit Memperhatikan dan


menawab salam
Menyimpulkan, mengucapkan salam
MATERI TERAPI BERMAIN
A. Definisi Bermain
Bermain merupakan bagian penting dari masa balita dan punya nilai pendidikan yang
tinggi (June, 2003). “Bermain” (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas
sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Bermain dilakukan secara suka rela, dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban (Hurlock, 1978).
Piaget menjelaskan bahwa bermain “terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk
kesenangan fungsional”. Menurut Bettelheim kegiatan bermain adalah kegiatan yang
“tidak mempuyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil
akhir yang dimaksudkan dalam realita luar”. Bermain secara garis besar dapat dibagi ke
dalam dua kategori, aktif dan pasif (“hiburan”). Pada semua usia, anak melakukan
permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke masing-masing jenis
bermain itu tidak bergantung pada usia, tetapi pada kesehatan dan kesenangan yang
diperoleh dari masing-masing kategori. Meskipun umumnya permainan aktif lebih
menonjol pada awal usia prasekolah dan permainan hiburan ketika anak mendekati masa
puber, namun hal itu tidak selalu benar.

B. Terapi Bermain

Menurut Thompson dan Henderson (2007 : 415) Terapi bermain adalah penggunaan
model-model teoritis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal dimana
seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapetik dari kegiatan bermain, untuk
membantu para klien dalam mencegah atau mengatasi masalah-masalah psikososial dan
mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Bermain dapat digunakan sebagai terapi karena selama bermain perilaku anak akan
tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah terberi pada
seorang anak. Untuk melakukan terapi bermain ini diperlukan pendidikan dan pelatihan
khusus dari ahli yang bersangkutan dan tidak boleh dilakukan sembarangan.

Beberapa contoh kasus anak yang beermasalah yang memerlukan terapi adalah:
4. Anak yang agresif, suka menyerang orang lain, agresif muncul karena
gangguan emosional yang dialami anak. Mungkin anak diperlakukan terlalu
keras oleh orang tuanya sehingga merasa marah, memberontak

5. Anak yang mempunyai kebiasaan mencabut rambutnya sampai botak sebagian


atau seluruhan. Menggigit kuku sampai luka-luka, menahan buang air besar,
mengompol walaupun usianya sudah tiga tahun ke atas, cemas atau phobia
sekolah yang bisa ditandai dengan munculnya gangguan ke tubuh seperti mual,
sakit perut, muntah-muntah menjelang pergi sekolah.

6. Anak yang sulit bergaul kurang percaya diri secara berlebihan sehingga
menghambat perkembangannya. Anak yang tidak mau berbicara dengan orang
lain selain anggota keluarga terdekat.

C. Empat Hal Utama Dalam Mengatasi Hal Anak

Menurut Hutchison (2003 : 190-192) :


5. Melakukan advokasi terhadap anak-anak dari keluarga miskin untuk memperoleh
pelayanan yang dibutuhkan.
6. Mengatasi masalah-masalah prilaku anak.
7. Meningkatkan efektifitas pengasuhan perawatan orang tua terhadap anak.
8. Meningkatkan keyakinan diri dan harga diri anak.

D. Manfaat Terapi Bermain

7. Membangun kembali rasa hormat dan penerimaan terhadap orang lain dan diri
sendiri.
8. Mengganti pola-pola sebelumnya dalam bereaksi terhadap orang lain dengan pola-pola yang
bersifat saling menguntungkan dan menyenangkan.
9. Mengembangkan cara-cara baru untuk berlatih pengendalian diri
10. Memperoleh pengalaman dan cara-cara baru dalam mengungkapkan emosi
secara tepat dalam berinteraksi.
11. Belajar untuk lebih empati terhadap jalan pikiran dan perasaan orang lain.
12. Mengembangkan pandangan dan perasaan-perasaan baru sebagai individu yang lebih
baik.
e. Prosedur Dalam Terapi Bermain
Menurut Bradley dan Gould (dalam Thompson & Henderson, 2007 : 435) meliputi 3
tahap yaitu :

4. Membangun relasi, dimana terapis memusatkan perhatian pada bentuk-bentuk


emosi yang muncul saat anak bermain dan harus memberikan respon yang
tepat dalam hal tersebut.

5. Menentukan bentuk permainan secara spesifik, dimana hubungan semakin


terbentuk dengan baik dan terapis secara asertif mengarahkan permainan bagi
anak

6. Konfrontasi untuk mengatasi masalah dimana terapis secara aktif lebih


mendekatkan diri dalam struktur kegiatan bermain untuk membantu
mendorong dan membesarkan hati anak dalam menghhadapi dan
menyelesaikan masalah

f. Kategori Media Bermain

Rasmussen dan Cunningham (dalam Thompson dan Henderson, 2007 : 437-438)


menyatakan dalam strategi penggunaan media bermain harus pulamempertimbangkan
karakteristik anak, masalah dan kebutuhan anak, serta tahapan dalam proses terapi atau
konseling.
Menurut Bradley dan Gould (dalam Thompson & Henderson, 2007 : 473) yaitu :
4. Real Life Toys ; rumah boneka, boneka-boneka, baju-baju boneka, kereta-
keretaan, keluarga boneka, mainan alat-alat rumah tangga, mobil-mobilan, dll.
5. Acting Out and Agressive Release Toys ; borgol, bola, pistol-pistolan, pisau
karet, topeng, mainan yang dapat dipukul dengan aman, dll.
6. Creative Expression and Emotional Release Toys ; kapur warna, penghapus,
box pasir, lem, gunting, kain atau handuk bekas, boneka tangan, kertas
perekat, dll.

g. Model Terapi Bermain

Parent-Child Interaction Therapy(PCIT); terapi yang berorientasi terhadap perubahan


perilaku anak dan orang tua secara bersamaan, dimana orang tua akan belajar menjadi model
perilaku positif sehingga dapat dipelajari anak. PCIT melatih orang tua untuk bertindak
sebagai agen perubahan bagi masalah-masalah perilaku dan emosional anaknya.
Menurut Herschell & McNeil pelaksanaan PCIT membutuhkan waktu satu kali
seminggu selama 1  jam, dengan durasi treatment antara 10 sampai 14 sesi.
Menurut Child Welfare Information Gateway, U.S Department of Health and Human
Servicespelaksanaan PCIT dilakukan selama 1 jam sebanyak 14 sampai 20 sesi sesuai
kebutuhan. Sedangkan Kot & Tyndall-Lind secara intensif menyatakan bahwa anak dapat
memperoleh 12 sesi dalam 2 atau 3 minggu

h. Fase Pelaksanaan

11. Child Directed Interaction (CDI)


Tujuan : memperbaiki dan meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dengan
anak.
 Fase ini dibentuk sedemikian rupa sehingga anak bebas memilih berbagai
mainan, permainan dan aktivitas yang akan dilakukan bersama orang tua.
 Fase ini menekankan pada pembentukan hubungan pengasuhan yang penuh
kasih sayang dan ikatan yang aman.
 Selama fase CDI orang tua dan terapis diinstruksikan tidak memberikan
hukuman dan mengabaikan perilaku negatif anak yang tidak membahayakan
orang lain maupun dirinya.
 Pusat perhatian adalah perilaku positif anak yang akan diberikan penguatan-
penguatan positif.
 Orang tua diarahkan dan dibimbing oleh terapis untuk tidak menggunakan
kata-kata negatif (“tidak”, “jangan” dan “tidak boleh”),serta tidak bertanya
secara negatif.
 Kata-kata atau kalimat negatif yang mengandung ancaman hanya akan
memperburuk perilaku anak, apalagi jika disertai dengan hukuman fisik.
 Tindakan-tindakan negatif orang tua akan menjadi model perilaku negatif
(fisil maupun verbal) bagi anak.
 Fase CDI diarahkan untuk memberikan pekerjaan rumah bagi orang tua
melatih setiap keterampilan baru yang diperolehnya selama 5 sampai 10 menit
(setiap hari) bersama anaknya.
Keterampilan dalam pelaksanaan CDI yaitu :
 Praise (penghargaan), orang tua menyediakan berbagai hadiah atau
ganjaran baik dalam bentuk pujian maupun sistem token
 Reflection(refleksi), orang tua mengulangi atau merangkai kembali kata-
kata yang telah disampaikan anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa orang
tua telah mendengarkan dan memberikan perhatian, sehingga dapat
mendorong komunikasi yang baik dengan anak.
 Description(penjelasan), orang tua menjelaskan aktivitas bermain apa yang
sedang dilakukan anak. Tujuannya untuk menunjukkan perhatian orang tua
terhadap anak dan mengembangkan perbendaharaan kata pada anak.
 Entusiasm(ketertarikan), orang tua menunjukkan ketertarikan dan rasa
senang terhadap kegiatan bermain yang sedang dilakukan anak.
12. Parent Directed Interaction
Tujuan : memusatkan perhatian orang tua terhadap pembentukan struktur dan
konsistensi penerapan disiplin.
 Orang tua memberikan instruksi secara jelas dan langsung pada anak, serta
memberikan konsekuensinya yang konsisten.
 Selain pemberian pujian atau token pada perilaku positif anak, senyuman dan
sentuhan di kepala /bahu anak juga akan memberikan dampak yang lebih baik.
 Jika perilaku negatif ditampilkan maka anak diberikan tanda berupa bulatan
hitam/lingkaran, sedangkan jika perilaku positif yang ditampilkan maka anak
diberikan tanda bintang atau token (pada buku hariannya).
 Pada saat anak tidak mematuhi perintah orang tua maka dapat diberlakukan
“setrap‟yaitu dengan memindahkan anak untuk duduk pada tempat atau area
hukuman, yang mudah diawasi orang tua.

Pendidikan Kesehatan
1. Pokok Bahasan : Jajanan sehat
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian jajanan sehat
b. Fungsi jajanan
c. Jenis jajanan
d. Cara memilih jajanan sehat
e. Pencegahan agar tidak jajan sembarangan
2. Sasaran : Anak Balita
3. Waktu
Hari/tanggal : Jumat, 30 Oktober
Durasi : 08.30 – selesai (15 menit)
Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten
4. Strategi Kegiatan
No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Anak
1. Pembukaan 2 menit. 1.Mengucapkan salam pembuka. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan
menyapa anak.
3.Menjelaskan tujuan
penyuluhan
2. Pelaksanaan 9 menit. 1. Memberikan materi Mendengarkan dan
penyuluhan. memperhatikan.
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya mengenai hal
yang belum jelas
3. Penutup 4 menit 1. Mengevaluasi 1. Menjawab
anak. pertanyaan pada
2. Salam penutup saat
evaluasi
2. Menjawab salam
penutup.

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN


Materi Jajanan Sehat

A. Pengertian Jajanan Sehat


Menurut FAO makanan Jajanan didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang
dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat keramaian
yang langsung dimakan atau konsumsi tanpa pengelolaan atau persiapan lebih lanjut.
B. Fungsi Jajanan

Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi
karena aktifitas fisik yang tinggi (Apa Lagi Anak Yang Tidak Sarapan Pagi). Disamping itu
juga makanan jajanan dapat mengenyangkan perut untuk sementara.

C. Jenis Jajanan
1. Jajanan Sehat : susu, roti, biskuit, buah-buahan, gado-gado, tahu isi, dan lain-lain.
2. Jajanan Tak Sehat

a. Es Mambo

- Pewarna mencolok dan terlalu manis

- Mengandung pemanis buatan dan pewarna pakaian

b. Permen

- Mengandung pemanis buatan dan pewarna pakaian

c. Bakso

- Bahan pengenyal

d. Chici makanan ringan

- Memakai MSG sebagai penambah rasa, zat pewarna dan pemanis buatan.

e. Gorengan

- Memakai minyak goreng bekas dipakai berkali-kali sehingga minyak sudah berwarna
sangat keruh.

f. Siomay, Cilok dan Bakso Goreng Yang Dipakai Saus/Sambal Berwarna Merah Cerah
Dan Terbuat Dari Bahan-Bahan Yang Telah Busuk.

g. Kue Berwarna Mencolok

- Pewarna makanan.

h. Es Sirup/Minuman Berwarna Mencolok

- tidak higienis.

- memakai air mentah.

- terdapat zat pewarna pakaian.

D. Cara Memilih Jajanan Sehat

12. Bersih dan tertutup


13. Jauh dari tempat sampah, debu, got dan asap kendaraan bermotor.
14. Tidak bekas di pegang orang.
15. Tidak terlalu manis dan berwarna mencolok.
16. Masih segar.
17. Tidak digoreng dengan minyak goreng yang sudah keruh.
18. Tidak mengandung zat pemanis, zat pengawet, zat penyedap dan zat pewarna buatan.
19. Bau tidak apek atau tengik.
20. Tidak dibungkus dengan kertas bekas atau koran.
21. Dikemas dengan plastik atau kemasan lain yang bersih dan aman.
22. Lihat tanggal kadaluarsa

E. Pencegahan Agar Tidak Jajan Sembarangan

3. Sarapan pagi
Sarapan pagi adalah makanan yang paling penting dalam aktifitas harian. Sebab
waktu sekolah penuh dengan aktifitas yang membutuhkan energi dan kalori yang
cukup besar misalnya sarapan dengan mengkonsumsi dua potong roti dan telur, satu
porsi bubur ayam, satu gelas susu dan buah.
4. Membawa makanan ringan tau bekal makan siang
Hal ini dilakukan untuk mencegah dan menjamin supaya anak tidak sembarangan
membeli jajanan.

Anda mungkin juga menyukai