Dosen : Setianingsih,S.Kep.,Ns.,M.PH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan “TUGAS PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN (KPSP) SERTA MELAKUKAN TERAPI BERMAIN DAN
PENDIDIKAN KESEHATAN.” untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan maupun
informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, saya berterima kasih kepada Ibu
Setianingsih,S.Kep.,Ns.,M.PH atas bimbingannya dalam menulis dan menyusun makalah ini,
sehingga penulis dapat membuat makalah sesuai dengan kaidah dalam membuat karya tulis.
Walaupun makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, saya sangat mengharapkan
kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas kekurangan dalam
makalah ini saya mohon maaf. Terakhir tidak lupa saya mengucapkan terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan,
terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun
merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap
pengaruh negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik,
pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu
anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga
dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya)
dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan
formal. lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan
kemandirian anak berkembang secara optimal.
Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk mendukung
implementasinya, maka pada tahun 2015 dilakukan revisi pada pedoman tersebut
dengan menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrument SDIDTK agar
lebih sederhana dan memudahkan pelayanan. Dengan demikian, diharapkan semua
balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.
B. SASARAN
Sasaran pedoman adalah:
C. TUJUAN
Tujuan Umum:
Semua balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6 tahun mendapatkan
pelayanan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang agar tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya.
Tujuan khusus:
D. LANDASAN HUKUM
1.Undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-
undang no 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-undang no. 23 tahun
2002.
2.Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3.Peraturan Menteri Kesehatan no. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak.
4.Peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.
5.Peraturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
6.Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD.
- Kurus - Gangguan gerak kasar - Ganguan daya dengar - Masalah mental Emosional
- Kurus Sekali - Gangguan gerak halus - Gangguan daya lihat - Autis
- Gemuk - Gangguan bicara dan - Gangguan Pemusatan Perhatian
- Makrosefal bahasa dan Hiperaktivitas
- Mikrosefal - Gangguan sosialisasi dan
- Pendek kemandirian
- Sangat Pendek
F. INDIKATOR KEBERHASILAN
1.Semua balita dan anak pra sekolah mendapatkan pelayanan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai dengan usianya.
G. Manfaat
1. Penambahan dan pengaturan bagian-bagian agar menjadi lebih tepat usia.
2. Menyederhanakan penilaian orang tua.
3. Terapi bermain dapat membantu anak menguasai kecemasan dan konflik karena
ketegangan mengendor dalam permainan, anak dapat menghadapi masalah
kehidupan, memungkinkan anak menyalurkan kelebihan energi fisik dan
melepaskan emosi yang tertahan.
4. Terapi bermain mampu meningkatkan kerjasama anak dengan petugas kesehatan
selama perawatan.
5. Tercapainya perubahan perilaku individu , keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat , serta peran aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal .
6. Untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk
tercapai perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik ,
mental dan sosial sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
7. Terbentuknya perilaku sehat pada individu , keluarga dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik , mental dan sosial , sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
8. Untuk mengubah perilaku seseorang dalam bidang kesehatan .
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Lahir- 3 bulan:
mengikuti obyek dengan matanya
menahan barang yang dipegangnya
3-6 bulan:
menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
menaruh benda di mulut
6-9 bulan:
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
bergembira dengan melempar benda-benda
9- 12 bulan:
ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
12-18 bulan:
menyusun 2-3 balok/kubus
18-24 bulan:
menyusun 6 kubus
menunjuk mata dan hidung
belajar makan sendiri
menggambar garis dikertas atau pasir
2-3 tahun:
menggambar lingkaran
membuat jembatan dengan 3 balok
3-4 tahun:
belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
menggambar orang hanya kepala dan badan
4-5 tahun:
menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
mampu menggambar segiempat dan segitiga
d. Milestone sosial
3-4 bulan:
mampu menatap mata
tersenyum bila diajak bicara/senyum
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
9-12 bulan:
berpartisipasi dalam permainan
18-24 bulan:
memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka
2-3 tahun:
bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
diluar keluarganya
4-5 tahun:
bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan
e. Milestone Emosi
Lahir-3bulan:
bereaksi terhadap suara atau bunyi
3-6 bulan:
tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
9-12 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
12-18 bulan:
memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
18-24 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan orang
dewasa
3-4 tahun :
menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya
B. Terapi Bermain
Menurut Thompson dan Henderson (2007 : 415) Terapi bermain adalah penggunaan
model-model teoritis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal dimana
seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapetik dari kegiatan bermain, untuk
membantu para klien dalam mencegah atau mengatasi masalah-masalah psikososial dan
mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Bermain dapat digunakan sebagai terapi karena selama bermain perilaku anak akan
tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah terberi pada
seorang anak. Untuk melakukan terapi bermain ini diperlukan pendidikan dan pelatihan
khusus dari ahli yang bersangkutan dan tidak boleh dilakukan sembarangan.
Beberapa contoh kasus anak yang beermasalah yang memerlukan terapi adalah:
1. Anak yang agresif, suka menyerang orang lain, agresif muncul karena
gangguan emosional yang dialami anak. Mungkin anak diperlakukan terlalu
keras oleh orang tuanya sehingga merasa marah, memberontak
d. Fase Pelaksanaan
Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi
karena aktifitas fisik yang tinggi (Apa Lagi Anak Yang Tidak Sarapan Pagi). Disamping itu
juga makanan jajanan dapat mengenyangkan perut untuk sementara.
C. Jenis Jajanan
1. Jajanan Sehat : susu, roti, biskuit, buah-buahan, gado-gado, tahu isi, dan lain-lain.
2. Jajanan Tak Sehat
a. Es Mambo
c. Bakso
- Bahan pengenyal
- Memakai MSG sebagai penambah rasa, zat pewarna dan pemanis buatan.
e. Gorengan
- Memakai minyak goreng bekas dipakai berkali-kali sehingga minyak sudah berwarna
sangat keruh.
f. Siomay, Cilok dan Bakso Goreng Yang Dipakai Saus/Sambal Berwarna Merah Cerah
Dan Terbuat Dari Bahan-Bahan Yang Telah Busuk.
- Pewarna makanan.
- tidak higienis.
1. Sarapan pagi
Sarapan pagi adalah makanan yang paling penting dalam aktifitas harian. Sebab
waktu sekolah penuh dengan aktifitas yang membutuhkan energi dan kalori yang
cukup besar misalnya sarapan dengan mengkonsumsi dua potong roti dan telur, satu
porsi bubur ayam, satu gelas susu dan buah.
2. Membawa makanan ringan tau bekal makan siang
Hal ini dilakukan untuk mencegah dan menjamin supaya anak tidak sembarangan
membeli jajanan.
BAB 3
METOLOGI
4.Strategi Kegiatan :
Terapi Bermain
3. Waktu : Selasa, 3 November 2020 selama 35 menit (jam 10.30 s.d 11.05).
4.Strategi Kegiatan :
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
Rencana Pelaksanaan :
a. Membuka proses
terapi bermain
dengan
mengucap kan 2 menit Menjawab salam,
memperkenalkan Memperhatikan
5 menit
diri.
b. Menjelaskan
pada anak dan
keluarga tentang
tujuan dan Bermain bersama dengan
10 menit antusias dan
manfaat
bermain, 3 menit mengungkapkan
menjelaskan perasaannya
cara permainan.
c. Mengajak anak
bermain .
d. Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga.
b. Fungsi jajanan
c. Jenis jajanan
3. Waktu
4. Strategi Kegiatan
Gigi : 20 buah
Lingkar Kepala : 47 cm
Kemampuan Motorik : Pada usia ini, anak balita sudah bisa makan menggunakan jemarinya
sendiri, walaupun belum sempurna dan masih berantakan. Minimal, anak balita sudah dapat
menggenggam makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.
Kemampuan sosial dan emosional : anak balita senang memeluk orang tua, meniru aktivitas
di rumah, dan mulai berbagi mainan dengan anak lain.
Kemampuan Kognitif : sudah bisa diajari untuk memecahkan masalah sangat sederhana.
Misalnya, mencari mainan yang anda sembunyikan di dalam genggaman, merespons instruksi
sederhana, meniru gerakan-gerakan, menunjuk sesuatu yang ia inginkan, atau memintanya
mengeluarkan benda yang ditaruh di dalam wadah.
2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
Jawab : anak dapat melompat sampai 2 kali dengan satu kaki.
3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
Jawab : anak bisa berpakaian sendiri tetapi perlu dibantu oleh orang yang lebih dewasa.
4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah
gambar orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada
bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang
tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki,
setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
Jawab : anak sudah bisa menggambar orang secara sederhana, anak bisa menggambar
tubuh yg berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki.
5. Pada gambar orang yang dibuat pads nomor 4, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6
bagian tubuh?
Jawab : anak bisa menggambar 6 bagian tubuh.
6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan
membantu kecuali mengulang pertanyaan:
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
Jawab : anak dapat menjawab jika es itu dingin dan jika ibu seorang wanita maka ayah pria
dan jika kuda besar tikus kecil.
7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).
Jawab : anak nampak kesusahan ketika menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti
hanya dengan kedua tangan sering terjatuh.
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 11 detik atau lebih?
Jawab : anak mampu berdiri satu kaki tanpa berpegangan dalam waktu 11 detik tetapi hanya
sekali untuk yg kedua kali anak tidak genap 11 detik melakukannya.
9. Jangan membantu anak clan jangan memberitahu nama gambar ini, Suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia- Berikan 3 kali kesempatan.
Jawab : ya
10. lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi
pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya.
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar? Sendok dibuat dari besi,
baja, plastik, kayu.
• Perhatiannya singkat
• Senang musik/irama
1. Apakah ibu puas dengan terapi bermain anak pada hari ini ?
a. sangat puas
b. puas
c. cukup puas
d. tidak puas
a. sangat baik
b. baik
c. cukup baik
d. kurang
3. Bagaimana terapi bermain yang telah dilakukan hari ini untuk anak anda ?
a. sangat menarik
b. menarik
c. cukup menarik
d. tidak menarik
a. sangat jelas
b. jelas
c. cukup jelas
d. tidak jelas
a. sangat sopan
b. sopan
c. cukup sopan
d. tidak sopan
Anak mulai mengurangi jajanan tak sehat seperti mengurangi chici, gorengan, permen
dll.
Anak mulai senang mengkonsumsi susu, roti, buah-buahan.
Mulai menjauh dari tempat sampah, got, debu.
Memilih makanan yang masih segar.
Memilih makanan yang tidak terlalu mencolok warnanya.
Makan yang tidak apek atau tengik.
Mulai membiasakan diri sarapan pagi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari perubahan
psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan kualitatif
tersebut sering disebut dengan perkembangan, seperti perubahan dari tidak
menegtahui menjadi mengetahuinya, dari kekanak-kanakan menjadi dewasa, dst.
Sedangkan perubahan kuantitatif sering disebut dengan pertumbuhan, seperti
perubahan tinggi dan berat badan.
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama
saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit. Bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi.
Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di
rawat di Rumah Sakit.
Pada dasarnya, setiap orang baik itu individu, keluarga, kelompok atau pun
masyarakat, membutuhkan penyuluhan dan pendidikan kesehatan. Oleh karena itu
para pekerja pelayanan kesehatan harus memberikan pendidikan dan penyuluhan
kepada masyarakat. Namun, hal itu baru dapat dikatakan berhasil apabila pendidikan
yang diberikan sudah dapat mengubah sikap dan tingkah laku sasaran pendidikan
tersebut. Terlebih dari itu semua, sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Saya akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggunjawabkan. Maka dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
Daftar Pustaka
Alifiani, H, P,. & Maharani, Y. (2012). Pusat Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Tingkat
Sarjana Bidang Seni Rupa.Vol 1, No 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
http://jurnals1.fsrd.itb.ac.id/index.php /interior/article/ view/42.
Amalia, Nila. 2013. Cara Cerdas Pilih Jajanan Sehat Untuk Ananda.
Ayu Indrawati Dewi P. 2015. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap dalam Memilih Jajanan
pada Anak Sekolah Dasar, Universitas Negeri Surabaya.
Departemen Kesehatan 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
https://www.academia.edu/9
https://www.academia.edu/34080392/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_TERAPI_BERMAIN515887/S
ATUAN_ACARA_PENYULUHAN_SAP_TUMBUH_KEMBANG
https://core.ac.uk/download/pdf/198493978.pdf
https://www.rasio.co/atasi-dampak-hospitalisasi-pada-anak-sakit-dengan-terapi-bermain/
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/105/jtptunimus-gdl-devipuspit-5219-3-bab2.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24484/?sequence=4
http://eprints.umm.ac.id/36861/3/jiptummpp-gdl-nabilahari-50621-3-babii.pdf
Lampiran
Foto :
Rekapitulasi Hasil :
Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan
1.Pokok Bahasan : memberi pemahaman tentang tumbuh kembang anak
Sub Pokok Bahasan : Tumbuh Kembang Anak
2.Sasaran : Orang Tua Anak Balita
3. Waktu : Rabu, 4 November 2020 selama 60 menit (jam 11.00 – 12.00 )
Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten
4.Strategi Kegiatan :
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1 5 menit Pembukaan: Menjawab salam
Memberi salam Mendengarkan dan
memperhatikan
Menjelaskan tujuan
pembelajaran
Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Terapi Bermain
3. Waktu : Selasa, 3 November 2020 selama 35 menit (jam 10.30 s.d 11.05).
4.Strategi Kegiatan :
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
Rencana Pelaksanaan :
b. Menyiapkan alat-alat.
e. Membuka proses
terapi bermain
dengan
2 menit Menjawab salam,
mengucap kan
Memperkenalkan diri,
salam,
Memperhatikan
memperkenalkan 5 menit
diri.
f. Menjelaskan
pada anak dan
keluarga tentang
Bermain bersama dengan
tujuan dan
10 menit antusias dan
manfaat
3 menit mengungkapkan
bermain,
perasaannya
menjelaskan
cara permainan.
g. Mengajak anak
bermain .
h. Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga.
Tujuan :
Tujuan terapi bermain adalah mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah
laku yang diharapkan. Dengan terpi, anak mampu diubah perilakunya melalui cara yang
menyenangkan.
Pendidikan Kesehatan
b. Fungsi jajanan
c. Jenis jajanan
3. Waktu
4. Strategi Kegiatan
3.Menjelaskan tujuan
penyuluhan
2. Pelaksanaan 9 menit. 1. Memberikan materi Mendengarkan dan
memperhatikan.
penyuluhan.
2. Memberikan
kesempatan untuk
2. Menjawab salam
penutup.
Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
e. Peserta dapat mengetahui bagaimana cara mencegah agar tidak jajan sembarangan
Instrumen :
Timbangan, tabel BB/TB, grafik LK, alat pengukur tinggi badan, pita pengukur lingkar
kepala.
Terapi Bermain :
Pendidikan Kesehatan :
Lahir- 3 bulan:
mengikuti obyek dengan matanya
menahan barang yang dipegangnya
3-6 bulan:
menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
menaruh benda di mulut
6-9 bulan:
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
bergembira dengan melempar benda-benda
9- 12 bulan:
ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
12-18 bulan:
menyusun 2-3 balok/kubus
18-24 bulan:
menyusun 6 kubus
menunjuk mata dan hidung
belajar makan sendiri
menggambar garis dikertas atau pasir
2-3 tahun:
menggambar lingkaran
membuat jembatan dengan 3 balok
3-4 tahun:
belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
menggambar orang hanya kepala dan badan
4-5 tahun:
menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
mampu menggambar segiempat dan segitiga
d. Milestone sosial
3-4 bulan:
mampu menatap mata
tersenyum bila diajak bicara/senyum
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
9-12 bulan:
berpartisipasi dalam permainan
18-24 bulan:
memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka
2-3 tahun:
bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
diluar keluarganya
4-5 tahun:
bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan
e. Milestone Emosi
Lahir-3bulan:
bereaksi terhadap suara atau bunyi
3-6 bulan:
tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
9-12 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
12-18 bulan:
memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
18-24 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan orang
dewasa
3-4 tahun :
menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya
Terapi Bermain
1. pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah
2.Sasaran : Anak Balita
3. Waktu : Selasa, 3 November 2020 selama 35 menit (jam 10.30 s.d 11.05).
Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten
4.Strategi Kegiatan :
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
Rencana Pelaksanaan :
No Terapis Waktu Subjek terapi
1 Persiapan 10 menit Ruangan,alat,anak dan
keluarga siap
d. Menyiapkan ruangan.
e. Menyiapkan alat-alat.
f. Menyiapkan anak dan
keluarga
2 Proses :
i. Membuka proses
terapi bermain
dengan
mengucap kan 2 menit Menjawab salam,
salam, Memperkenalkan diri,
memperkenalkan Memperhatikan
diri. 5 menit
j. Menjelaskan
pada anak dan
keluarga tentang
tujuan dan
manfaat Bermain bersama dengan
bermain, 10 menit antusias dan
menjelaskan mengungkapkan
3 menit perasaannya
cara permainan.
k. Mengajak anak
bermain .
l. Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga.
B. Terapi Bermain
Menurut Thompson dan Henderson (2007 : 415) Terapi bermain adalah penggunaan
model-model teoritis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal dimana
seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapetik dari kegiatan bermain, untuk
membantu para klien dalam mencegah atau mengatasi masalah-masalah psikososial dan
mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Bermain dapat digunakan sebagai terapi karena selama bermain perilaku anak akan
tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah terberi pada
seorang anak. Untuk melakukan terapi bermain ini diperlukan pendidikan dan pelatihan
khusus dari ahli yang bersangkutan dan tidak boleh dilakukan sembarangan.
Beberapa contoh kasus anak yang beermasalah yang memerlukan terapi adalah:
4. Anak yang agresif, suka menyerang orang lain, agresif muncul karena
gangguan emosional yang dialami anak. Mungkin anak diperlakukan terlalu
keras oleh orang tuanya sehingga merasa marah, memberontak
6. Anak yang sulit bergaul kurang percaya diri secara berlebihan sehingga
menghambat perkembangannya. Anak yang tidak mau berbicara dengan orang
lain selain anggota keluarga terdekat.
7. Membangun kembali rasa hormat dan penerimaan terhadap orang lain dan diri
sendiri.
8. Mengganti pola-pola sebelumnya dalam bereaksi terhadap orang lain dengan pola-pola yang
bersifat saling menguntungkan dan menyenangkan.
9. Mengembangkan cara-cara baru untuk berlatih pengendalian diri
10. Memperoleh pengalaman dan cara-cara baru dalam mengungkapkan emosi
secara tepat dalam berinteraksi.
11. Belajar untuk lebih empati terhadap jalan pikiran dan perasaan orang lain.
12. Mengembangkan pandangan dan perasaan-perasaan baru sebagai individu yang lebih
baik.
e. Prosedur Dalam Terapi Bermain
Menurut Bradley dan Gould (dalam Thompson & Henderson, 2007 : 435) meliputi 3
tahap yaitu :
h. Fase Pelaksanaan
Pendidikan Kesehatan
1. Pokok Bahasan : Jajanan sehat
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian jajanan sehat
b. Fungsi jajanan
c. Jenis jajanan
d. Cara memilih jajanan sehat
e. Pencegahan agar tidak jajan sembarangan
2. Sasaran : Anak Balita
3. Waktu
Hari/tanggal : Jumat, 30 Oktober
Durasi : 08.30 – selesai (15 menit)
Tempat : Temuwangi, Pedan, Klaten
4. Strategi Kegiatan
No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Anak
1. Pembukaan 2 menit. 1.Mengucapkan salam pembuka. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan
menyapa anak.
3.Menjelaskan tujuan
penyuluhan
2. Pelaksanaan 9 menit. 1. Memberikan materi Mendengarkan dan
penyuluhan. memperhatikan.
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya mengenai hal
yang belum jelas
3. Penutup 4 menit 1. Mengevaluasi 1. Menjawab
anak. pertanyaan pada
2. Salam penutup saat
evaluasi
2. Menjawab salam
penutup.
Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi
karena aktifitas fisik yang tinggi (Apa Lagi Anak Yang Tidak Sarapan Pagi). Disamping itu
juga makanan jajanan dapat mengenyangkan perut untuk sementara.
C. Jenis Jajanan
1. Jajanan Sehat : susu, roti, biskuit, buah-buahan, gado-gado, tahu isi, dan lain-lain.
2. Jajanan Tak Sehat
a. Es Mambo
b. Permen
c. Bakso
- Bahan pengenyal
- Memakai MSG sebagai penambah rasa, zat pewarna dan pemanis buatan.
e. Gorengan
- Memakai minyak goreng bekas dipakai berkali-kali sehingga minyak sudah berwarna
sangat keruh.
f. Siomay, Cilok dan Bakso Goreng Yang Dipakai Saus/Sambal Berwarna Merah Cerah
Dan Terbuat Dari Bahan-Bahan Yang Telah Busuk.
- Pewarna makanan.
- tidak higienis.
3. Sarapan pagi
Sarapan pagi adalah makanan yang paling penting dalam aktifitas harian. Sebab
waktu sekolah penuh dengan aktifitas yang membutuhkan energi dan kalori yang
cukup besar misalnya sarapan dengan mengkonsumsi dua potong roti dan telur, satu
porsi bubur ayam, satu gelas susu dan buah.
4. Membawa makanan ringan tau bekal makan siang
Hal ini dilakukan untuk mencegah dan menjamin supaya anak tidak sembarangan
membeli jajanan.