Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DIAGNOSA HIPERTERMI PADA ANAK DI BANGSAL MADINAH RSIY PDHI

Disusun oleh :

Widya Kusumaningrum (1902114)

2C/DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DENGAN JUDUL :

HIPERTERMI

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN DARI PEMBIMBING AKADEMIK DAN


LAHAN

Telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

DISUSUN OLEH :

WIDYA KUSUMANINGRUM

Pembimbing Akademik Pembimbing Praktik

(Setianingsih,S.Kep.,Ns.,M.Kep ) ( )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN
A. PENGERTIAN
Temperatur adalah suatu substansi panas atau dingin. Suhu badan adalah
perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses badan dan jumlah
panas yang hilang ke lingkungan eksternal (Hidayat, 2014).
Ketidakseimbangan suhu tubuh merupakan kegagalan mempertahankan suhu
tubuh dalam parameter normal yang dapat mengganggu kesehatan (NANDA,
2015). Ketidakseimbangan suhu tubuh dibagi menjadi dua yaitu Hipertermia
dan Hipotermia. Hipertermia adalah suhu inti tubuh di atas kisaran normal
diurnal karena kegagalan regulasi (NANDA, 2015).
Hipertermi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami  atau
berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menerus lebih
tinggi dari 37oC (peroral) atau 38.80C (perrektal) karena peningkatan
kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal. Sedangkan Hipotermia adalah
suhu inti tubuh di bawah kisaran normal diurnal karena kegagalan
termoregulasi (NANDA, 2015). Terdapat juga ketidakfektifan termolegulasi
yaitu fluktuasi suhu di antara hipotermia dan hipertermia.
B. ETIOLOGI
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik
yangmempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan
demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan
protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepasoleh bakteri
toksi/ pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit (Hidayat & Uliyah, 2016).
Faktor penyebabnya :
 Dehidrasi Penyakit atau trauma.
 Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat.
 Kecepatan metabolisme meningkat.
 Pengobatan/ anesthesiaTerpajan pada lingkungan yang panas (jangka
panjang).
 Aktivitas yang berlebihan (Hidayat, 2012).
C. MANIFIESTASI KLINIS
a) Suhu tinggi diatas 37,8oC
b) Akral teraba hangat pada sentuhan
c) Menggigil
d) Dehidrasi
e) Kehilangan nafsu makan
f) Apnea
Apnea atau henti napas merupakan suatu kondisi berhentinya proses
pernafasan dalam waktu singkat (beberapa detik hingga satu atau dua
menit) tetapi dapat juga terjadi dalam jangka panjang.
g) Gelisah
h) Hipotensi
Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih
rendah dibandingkan normal dan biasa disebut dengan tekanan darah
rendah.
i) Kulit kemerahan
j) Kulit terasa hangat
Takikardia adalah kondisi di mana detak jantung seseorang di atas
normal dalam kondisi beristirahat. Detak jantung orang dewasa sehat
adalah 60 sampai 100 kali per menit saat istirahat.
k) Takipnea
Takipnea (tachypnea) adalah pernapasan abnormal cepat dan dangkal,
biasanya didefinisikan lebih dari 60 hembusan per menit.
l) Vasodilatasi (NANDA, 2015).
D. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS
PATOFISIOLOGI
Trauma ataupun pengobatan akan dapat menimbulkan kuman masuk ke
pembuluh darah sehingga pengeluaran endotoksin akan berlebih dan dapat
merangsang hipotalamus dimana proses inflamasi ini akan memberikan respon
tubuh berupa suhu tubuh yang tinggi lebih dari batas normal (hipertermi),
dehidrasi sampai koma. Hipertermi merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami  atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh
secara terus-menerus lebih tinggi dari 37oC (peroral) atau 38.80C (perrektal)
karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal.
PATHWAYS

Dehidrasi trauma pengobatan/ansietas aktivitas berlebih

Kuman masuk ke pembuluh darah

Pengeluaran indoktoksin

Merangsang hipotalamus

Proses inflamasi

Respon tubuh

Hipertermi
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) Pemeriksaan Laboratorium
b) Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya
resiko infeksi
c) Pemeriksaan urine
d) Uji widal: suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasienthypoid. Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody.
Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum
klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasi.
Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam
serum klien yang disangka menderita typhoid.
e) Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl5
f) Uji tourniquet (Siswantara, 2013)
F. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Penatalaksanaan Medis
Berikan Obat penurun panas seperti Paracetamol (Siswantara, 2013).
2. Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu :
a. Observasi keadaan umum pasien
b. Observasi tanda-tanda vital
c. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
d. Anjurkan pasien minum air putih
e. Anjurkan pasien banyak istirahat
f. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan
paha, leher bagian belakang
G. PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dalam proses
keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi tentang
klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan
diagnosa keperawatan.
1) Biodata
Terdiri dari Nama, Tempat tanggal lahir, Umur, Jenis kelamin, Tanggal
Mrs, Tanggal dikaji, No. Cm, No. Reg., penanggung jawab.
2) Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama yang dirasakan, riwayat
keluhan utama, keluhan lain yang menyertai, diagnosa medik.
 Riwayat kesehatan masalalu
Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit sebelumnya,
kebiasaan.
 Riwayat kesehatan keluarga yang terdiri dari genogram 3 generasi
dan mengidentifikasi berbagai penyakit turunan
3) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Antenatal (Pre Natal)
Keadaan kesehatan selama hamil, terdapat tanda-tanda pre eklamsia
ataupun eklamsia, penyakit yang pernah diderita selama masa hamil.

b. Natal
Usia kehamilan, berat badan waktu lahir, jenis persalinan, keadaan anak
setelah lahir.

c. Neonatal (post natal)


Nilai apgar score, warna kulit, suhu tubuih, kejang memiliki kelainan
kongenital, Setelah lahir bayi mengalami kesakitan menelan dan
menghisap.

4) Riwayat Tumbuh Kembang


(a) Cross motor (motorik kasar)
(b) Fire Motor (motorik halus)
(c) Languange (bahasa)
(d) komunikasi
5) Imunisasi
BCG, Polio 1,2,3,4 , DPT1,2,3, Campak , Hepatitis
6) Pola kegiatan sehari-hari
Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni : pola nutrisi,
pola eliminasi, pola istirahat dan tidur, personal hygiene, aktivitas dan olah
raga.
7) Aspek sosial
Hubungan dengan keluarga, hubungan dengan perawat, keadaan ekonomi
keluarga.
8) Pemerikasan fisik
a) Keadaan umum : nampak sakit berat, sedang atau ringan.
b) Kepala : bentuk, nyeri, pusing
c) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, nadi dan pernafasan
d) Sistem Penginderaan
 Mata
Konjungtiva, pupil, lapang pandang, hematom, adanya nyeri

 Hidung

Fungsi penciuman, simetris kiri dan kanan, keadaan septum, nyeri,


peradangan.

 Telinga
Fungsi pendengaran simetris kiri dan kanan, nyeri, peradangan.
 Lidah

Fungsi pengecapan, kebersihan.

 Kulit

Respon terhadap panas dan dingin, nyeri dan sentuhan, turgor,


kelembaban, warna, suhu.

e) Sistem Pernafasan
Apakah ada pernafasan cuping hidung, frekuensi pernafasan, bunyi nafas,
nyeri dada, dispnoe, takipneu, cyanosis, adanya ronchi danwheezing.
f) Sistem Kardiovaskuler
Apakah ada hipertensi, hipotensi, tekanan darah, frekuensi nadi, ictus
cordis, riwayat penyakit jantung, tekanan vena jugularis.
g) Sistem Pencernaan
Adanya massa, peristaltik usus baik atau tidak, mual, muntah, nafsu
makan, gangguan fungsi pengecapan, perut kembung.
h) Sistem Neurologi
Kesadaran, nyeri kepala, fungsi sensorik dan motorik, kesemutan, pusing,
koordinasi gerakan
i) Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot, gangguan pergerakan ekstremitas, adanya spasme otot,
nyeri, tonus otot normal atau tidak.
j) Sistem Perkemihan
Apakah ada nyeri, warna urine, bau, anuria, tidak ada bising usus,
inkontinensia urine, frekuensi BAK.
k) Sistem Integumen
Turgor kulit, perubahan warna pada daerah sekitar luka operasi, suhu pada
area luka operasi, keadaan kulit.
l) Sistem Endokrin
Apakah ada riwayat penyakit DM.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Hipertermia berhubungan dengan penyakit
b) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan hipertermia
c) Hipertermi b.d Dehidrasi
I. PERENCANAAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Hipertermi b.d Penyakit Setelah diberikan asuhan 1)      Pantau TTV dan warna kulit
keperawatan diharapkan Rasional : untuk mengetahui
hipertermi atau kenaikan suhu perkembangan TTV pasien dan
tubuh pasien klien dapat warna kulit
dalam kisaran normal dengan 2)      Beri pasien selimut hangat
kriteria hasil: dan gunakan baju tipis
a. Suhu tubuh dalam rentang menyerap keringat
normal Rasional : untuk menjaga suhu
b. Nadi dan RR dalam tubuh pasien
rentang normal 3)      Edukasi pasien untuk
c. Tidak ada perubahan warna kompres hangat
kulit dan tidak ada pusing Rasional : Untuk mengurangi
panas pada pasien
4)      Kolaborasi dengan dokter
untuk memberikan obat
atipiretik
Rasional : untuk menurunkan
panas pada pasien

Resiko ketidakseimbangan Tujuan dan Kriteria Hasil 1)      Observasi tanda dan gejala
suhu tubuh berhubungan Setelah diberikan asuhan hipertermi
dengan hipertermia keperawatan diharapkan Rasional : untuk mengetahui
hipertermi atau kenaikan suhu tanda dan gejala hipertermi
tubuh pasien klien dapat 2)      Ukur suhu tubuh pasien
dalam kisaran normal dengan Rasional : untuk mengetahui
kriteria hasil: suhu tubhuh pasien
- Suhu tubuh dalam rentang 3)      Instruksikan pasien minum
normal air putih yang banyak
- Nadi dan RR dalam rentang Rasional : untuk memenuhi
normal kebutuhan cairan yang
- Tidak ada perubahan warna dibutuhkan untuk tubuh
kulit dan tidak ada pusing 4)      Kolaborasi dengan dokter
untuk memberikan obat
antipiretik
Rasional : untuk mengurangi
panas pasien

Hipertermi b.d dehisrasi Tujuan dan Kriteria Hasil 1. monitor suhu tubuh
Setelah diberikan asuhan Rasional : untuk mengatahui
keperawatan diharapkan tanda tanda vital
hipertermi atau kenaikan suhu 2. pasien sesering mungkin
tubuh pasien klien dapat mengonsumsi air putih
dalam kisaran normal dengan Rasionalisasi : mengonsumsi air
kriteria hasil: putih
- Suhu tubuh dalam rentang 3.monitor warna kulit, tekanan
normal darah, nadi dan RR
- Nadi dan RR dalam rentang Rasionalisasi : untuk
normal mengetahui tugor kulit baik
- menambah cairan dalam tidak
tubuh 4. monitor WBC, HB, dan HCT
Rasionalisasi : untuk
mengetahui cairan
5. monitor intake dan output
Rasionalisasi : untuk
menghitung cairan
5. anjurkan pasien lebih banyak
minum agar tidak terjadi
dehidrasi
Rasionalisasi : menganjurkan
pasien mengonsumsi air
6. berikan antipiretik,
Rasionalisasi : memberikan obat
penurun panas
7. berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
Rasionalisasi : memberikan obat
demam
8. berikan kompres pada pasien
Rasionalisasi : mengopres
pasien supaya turun demam
9. kolaborasi pemberian cairan
intravena
Rasionalisasi : memberikan obat
lewat iv
10. kolaborasi pemberian obat
penurun demam
Rasionalisasi: mengkolaborasi
dengan dokter obat penurun
demam

J. EVALUASI
Setelah dilakukan implementasi maka diharapkan klien dengan gangguan pola
tidur klien dengan kriteria hasil:
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A., 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A.A.A., 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A.A.A. & Uliyah, M., 2016. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2. Jakarta:
Salemba Mecika.

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2013.

Nanda International (2015). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2015-2017.


Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai