Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL

OLEH : KELOMPOK A5
DOSEN PEMBIMBING : Ns. Romliyadi, S.Kep., M.Kes., M.Kep
1. Tika Hariani NPM. 21149011401
2. Maria Yuliantina Susanti. S NPM. 21149011402
3. Ardianta Tamrin NPM. 21149011403
4. Umi Nur Astutik NPM. 21149011404
5. Haryati NPM. 21149011405
6. Eka Lusiana NPM. 21149011406
7. Ria Hertati NPM. 21149011407
8. Rosneli NPM. 21149011408
9. Lica Oktiza NPM. 21149011409
10. Pebri Yosanti NPM. 21149011410
11. Nur Ainani NPM. 21149011411
12. Hernita NPM. 21149011412
13. Desa Novita Sari NPM. 21149011413
14. AH Indah Purnama Sari NPM. 21149011414
15. Nuraling NPM. 21149011415
16. Fitri Noveria NPM. 21149011416
17. Rosamalinda NPM. 21149011432
18. Faridil Hidayat NPM. 21149011419
19. Ardiansyah NPM. 21149011418
20. Dina Nisrina NPM. 21149011417
21. Mira Silviana NPM. 21149011420
22. Juliyati NPM. 21149011421
23. Desy Permatasari NPM. 21149011422
24. Elly Yusmania NPM. 21149011423
25. Denna Handayani NPM. 21149011424
26. Nurkomala NPM. 21149011425
27. Meri Hartatik NPM. 21149011426
28. Deni Rafianti NPM. 21149011427
29. Tri Winarni NPM. 21149011428
30. Komaria NPM. 21149011429
31. Mediyana NPM. 21149011430
32. Akhmad Hafizullah NPM. 21149011431
33. Sri Wahyuni NPM. 21149011433
34. Iqbal Arifan NPM. 21149011136
35. Desi Anggreini NPM. 21149011516
36. Vira Felianti NPM. 21149011130
37. Tri Indah Risky NPM. 21149011513
38. Armin Ardiansyah
39. Yudi Candra
40. Renny Aprianti NPM. 21149011308
41. Eni Ernawati
42. Melati
43. Nova Hardianti NPM. 21149011514
44. Fatimah Oktarina. NPM. 21149011517
45. Dina Marlina NPM. 21149011510
46. Ayutike Anggriani NPM. 21149011129
47. Samsul Hartoni

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG 2021

2
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL

A. Konsep Teori Kebutuhan Dasar


1. Definisi
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun
psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam
Teori Hierarki Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan psikologis, keamanan, cinta, harga diri,
dan aktualisasi diri (Potter dan Perry, 1997).
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan
yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain, konsep diri tidak terbentuk waktu lahir,
tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya
sendiri, dengan orang terdekat, dan realitas dunia (Stuart, 2009). Konsep
diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi idividu dalam berhubungan
dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginan, cara
individu memandang dirinya secara utuh fisik, emosional, sosial dan
spiritual (Bech, Wiliam dan Rawlin, 2006).
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu,
baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh
timbal balik. masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai
pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau

1
gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa
(Depkes, 2011).
Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit,
semangat untuk mendapatkan keyakinan, harapan dan makna hidup,
Sedangkan spiritualitas merupakan suatu kecenderungan untuk
membuat makna hidup melalui hubungan intrapersonal, interpersonal dan
intranspersonal dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan
(Ah,Yusuf, dkk, 2016).
Menurut Florence Nightingale, Spiritual adalah proses kesadaran
menanamkan kebaikan secara alami, yang mana meemukan kondisi
terbaik bagi kualitas perkembangan yang lebih tinggi. Spiritualitas
mewakili totalitas keberadaan seseorang dan berfungsi sebagai perspektif
pendorong yang menyatukan berbagai aspek individual. Spiritualitas
dalam keperawatan, adalah konsep yang luas meliputi nilai, makna dan
tujuan, menuju inti manusia seperti kejujuran, cinta, peduli, bijaksana,
penguasaan diri dan rasa kasih;sadar akan adanya kualitas otoritas yang
lebih tinggi, membimbingspirit, atau transenden yang penuh dengan
kebatinan, mengalir dinamis seimbang dan menimbulkan kesehatan tubuh-
pikiran-spirit.

2. Anatomi/ Fisiologi (terkait Kebutuhan Dasar Manusia)


Mekanisme yang ditempuh dapat dijelaskan melalui dua jalur,yaitu dengan
perantara neurotransmitter atau neuromodulator, sinyal ditangkap dan
ditanggapi oleh saraf dan selanjutnya disalurkan lewat:
a. Sistem endokrin dengan melepaskan banyak glukokortikoid. Hormon-
hormon ini dibentuk oleh hipotalamus, selanjutnya ditransportasi melalui
pembuluh darah portal ke hipofisis lobusposterior.
b. Sistem saraf, yaitu lewat nervus simpatis yang merawat kelenjar timus,
sumsum tulang, dan limpa untuk memproduksi sel T dan sub populasinya,
serta sel B (Notosoedirjo, 2005). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
perasaan tidak senang, sedih, atau depresi dapat mengakibatkan supresi

2
terhadap immunoglobulin (Ig) A. Perasaan sedih dapat menurunkan
aktivitas limfosit darah dan penurunan imunoglobulin humoral maupun
selular. Lebih lanjut, sesuatu yang menentukan orang akan mudah sakit,
baik karena infeksi atau bukan, tidak hanya dipengaruhi oleh stresor,
namunjuga dipengaruhi oleh mekanisme koping masing-masing individu.
c. sistem digestif dan hepatik.
Sistem ini melibatkan banyak organ pencernaan mulai dari mulut dan gigi
sampai ke anus. Organ-organ tersebut bekerja secara sinergis dengan
tujuan untuk mencerna /menghaluskan kompleks melekul makanan yang
besar menjadi zat zat nutrisi (nutrien) yang halus. Selanjutnya nutrien
tersebut akan diabsorbsi/diserap untuk masuk ke dalam kardiovaskuler dan
darah.
1) Makan pertama kali masuk dalam mulut,kemudian dikunyah oleh gigi
dan lidah bercampur dengan air liur dan lidah.makanan tersebut
kemudin di telan masuk ke saluran cerna.di dalam saluran cerna,
makanan di uraikan oleh berbagai enzim pencernaan dan mengalami
suasana asam dan suasana basah.dalam usus halus. (duodenum-
jejenum-ileum) dan usus besar (kolon) makanan akan di absorbsi.sisa
sisa makan yang tidak di absospsi dikeluarkan dalam bentuk
feses.organ yang berhubungan erat dengan sistem digestif adalah
hepar/hati.hepar merupakan pusat metabolisme. Seluruh zat yang
dibawah dari usus (misal nutrien dan obat) melalui darah langsung
masuk ke hepar. Sistem ini juga melibatkan jaringan vena porta,
kandung empedu dan saluran empedu.
Fungsi hepar adalah:
a) Mengatur
suplai,pemakaian,degradasi/penghancuran,ekskresi/pengeluaran
zat zat nutrisi.
b) mengubah zat zat tertentu menjadi zat lain sehingga dapat di
pakai oleh jaringan tertentu.misalnya: dalamkeadaan lapar hepar

3
mengubah zat protein menjadi glukosa untuk kebutuhan jaringan
otak.
c) menguraikan zat zat sisa dan zak toksikberacun yang
membahayakan tubuh.
d. Sistem Respirasi
Sistem ini terdiri dari gabungan berbagai organ mulai dari
hidung,mulut,trakea dan paru paru.beberapa organ tersebut membentuk
kesatuan fungsi yaitu mengeluaran dan menghisap udaradari dan ke paru
paru.selanjutkan udara tersebut akan di transfer ke sistem kardiovaskuler
di parenkim paru.tujuan utama dari sitem respirasi ini adlah menghisap O2
dan mengeluakan CO2.
Fase ketika udara masuk kedlam paru-paru disebut dengan fase inspirasi.
Pada saat itu,terjadi kontraksi otot diafragma kebawah dan kotraksi otot –
otot dinding dada sehingga rongga dada mengembang akan menurukan
tekanan di dalam rongga dada/toraks menjadi lebih rendah dibanding
tekanan udara luar.hal ini akan terhisap ke dalam paru paru Fase ketika
udara keluar dari paru paru ke dunia luar disebut denga fase ekspirasi.
Pada saat itu, otot diafragma dan otot otot dinding dada berelaksasi,
sehingga dengan daya elastisitasnya ,diafragrma akan kembali ke atas dan
otot-otot dinding dada kembali ke seperti semula. Hal ini menyebabkan
volume rongga toraks mengecil dan tekanannya meningkat melebihi
tekanan darah luar. Kondisi tersebut menyebabkan udara keluar dari paru –
paru ke alam bebas.
e. sistem kardiovaskuler dan darah
Sistem kardiovaskuler merupakan gabungan dari organ jantung(kardio)
dan pembuluh darah (vaskuler ) yang membentuk kesatuan fungsi yang
sama yaitu fungsi transportasi/sirkulasi. Sistem ini berperan
menghantarkan oksigen (O2) zat zat nutrisi dan zat zat metabolit lain
keseluruh tubuh.disamping itu sitem ini muga berfungsi mengakut sisa sisa
metabolisme yang membahayakan seperti karbondioksida (CO2), urea
dan sistem metabolisme obat ke organ lain untuk di buang. Aktivitas sitem

4
kardiovaskuler akan meningkat bila kebutuhan tubuh terhadap O2 dan zat
nutrisi meningkat misalnya pada saat ber olahraga dan setelah makan.
Di dalam sistem kardiovaskuler mengalir cairan kental merahyang disebut
darah.darah terdiri dari komponen sel dan cairan.kompnen sel terdiri dari
eritrosit(sel darah merah),trobosit sel darah putih. Eritrosit berperan
mengakut O2 dan CO2 dan memberikan kesan warna merah pada darah.
Leukosit berperan penting untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi
dan keganasan dan trombosit berperan untuk pembekuan darah.
Komponen cairan darah disebut dengan cairan plasma.cairan plasma
mengandung bebgai zat nutrisi ,hormon dan mineral.
f. Sistem ekskresi/pengeluaran
Ogan pertama dari sistem ekspesi adalah ginjal,sistem ini jua melibatkan
jaringan pembuluh darah,vesika urinaria (kandung kemih) uretra dan otot
otot pirenum. Ginjal berfungsi mengeksresikan zat zat sisa misalnya urea
dan sisa obat obatan serta zat toksin lainnya ada tiga proses yang terjadi di
ginjal yaitu: filtrasi/penyaringan. reabsopsi penyerapan kembali zat yang
masih bermanfaat untuk tubuh. Organ eksresi yang lain adalah kelenjar
keringat/ekrin. Kelenjar keringat berperan penting untuk pengaturan suhu
tubuh.bila tubuh sedang mengalami peningkatan suhu (hipertermi) makan
kelenjar keringt akan mengeluakan keringat untuk menyerap sushu tubuh
di permukaan kulit.
g. Sistem Muskuloskeletal
Sistem ini melibatkan tulang, komponen persendian dan otot. Sistem ini
berperan untuk fungsi pergerakan tubuh.dalam bergerak, organ yang
berubah posisi adalah tulang .tulang bergerak diseputar persendian.tulang
di gerakan oleh kontraksi otot.
h. Sistem reproduksi.
Beberapa yang terlibat dalam sistem ini adalah gonad ( testis atau
ovarium) organ genitalia internal misalnya uterus dan organ genetalia
eksterna. misal vagina atau penis fungsi utama sistem ini adalah untuk

5
membentuk individu yang baru,dimana terjadi transmisi genetik dari
induk/orang tua ke anak nya.

3. Faktor faktor yang mempengaruhi psikososial spiritual


Faktor yang Mempengaruhi Spiritual Menurut Taylor dan Craven & Hirnle
dalam Wahid, faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang
adalah:
a. Tahap perkembangan Spiritual berhubungan dengan kekuasaan non
material
Seseorang harus memiliki beberapa kemampuan berfikir abstrak sebelum
mulai mengerti spiritual dan menggali suatu hubungan dengan yang Tuhan
Yang Maha Esa mengerti spiritual dan menggali suatu hubungan dengan
yang Maha Kuasa.
b. Peranan keluarga penting dalam perkembangan spiritual individu
Tidak begitu banyak yang diajarkan keluarga tentang Tuhan dan agama,
kehidupan dan diri sendiri dari tapi individu belajar tentang Tuhan,
kehidupan dan diri sendiri dari tingkah laku keluarganya. Oleh karena itu
keluarga merupakan lingkungan terdekat dan dunia pertama dimana
individu mempunyai pandangan,
c. Latar belakang etnik dan budaya
Sikap, keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial
budaya. Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan
spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama,
termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam
berbagai bentuk kegiatan keagamaan.
c. Pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman hidup baik yang positif maupunnegatif dapat mempengaruhi
spiritual seseorang dan sebaliknya juga dipengaruhi oleh bagaimana
seseorang mengartikan secara spiritual pengalaman tersebut. Peristiwa
dalam kehidupan seseorang dianggap sebagai suatu cobaan yang diberikan
Tuhan kepada manusia untuk menguji keimanannya.

6
d. Krisis dan perubahan
Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalam spiritual seseorang.
Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan,
proses penuaan, kehilangan, dan bahkan kematian, khususnya pasien
dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk. Perubahan
dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman
spiritual yang bersifat fiskal dan emosional.
e. Terpisah dari ikatan spiritual
Menderita sakit terutama yang bersifat akut, sering kali membuat individu
merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan
sosial. Kebiasaa hidup sehari-hari juga berubah antara lain tidak dapat
menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan keagamaan atau tidak dapat
berkumpul dengan keluarga atau teman dekat yang bisa memberikan
dukungan setiap saat diinginkan.
f. Isu moral terkait dengan terapi
Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara
Tuhan untuk menunjukkan kebesaran-Nya, walaupun ada juga agama
yang menolak intervensi pengobatan (Hamid, 1997)

4. Gangguan terkait KDM


a. Etiologi
Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian memiliki ciri utama setiap
tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis. Adapun tingkatan dalam
delapan tahap perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia adalah
sebagai berikut:
1) Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
a) Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan.
b) Dari lahir sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling
dasar dalam hidup.
c) Bayi sangat tergantung dari pengasuhan.

7
d) Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa
selamat dan aman dalam dunia.
2) Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi vs malu dan ragu-ragu)
a) Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun
b) Masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar
dari pengendalian diri.
c) Latihan penggunaan toilet adalah bagian yang penting.
d) Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian
lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan
juga pemilihan pakaian.
e) Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan
percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak
cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.
3) Initiative vs Guilt ( inisiatif dan rasa bersalah)
a) Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun.
b) masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya
akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial
lainnya.
c) Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten
dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung
jawab dan prakarsa.
d) Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan
bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif.
e) Rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa berhasil.
4) Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri)
a) Terjadi pada usia 6 s/d pubertas.
b) Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan
bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka.
c) Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru
membangun peasaan kompeten dan percaya dengan ketrampilan
yang dimilikinya.

8
d) Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan
dari orang tua, guru, atau teman sebaya akan merasa ragu akan
kemampuannya untuk berhasil.
e) Prakarsa yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk
terlibat dengan pengalaman baru.
f) Ketika beralih ke masa pertengahan dan akhir kanak-kanak,
mereka mengarahkan energi mereka menuju penguasaan
pengetahuan dan keterampilan intelektual.
g) Permasalahan yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar
adalah berkembangnya rasa rendah diri, perasaan tidak
berkompeten dan tidak produktif.
h) Guru memiliki tanggung jawab khusus bagi perkembangan
ketekunan anak-anak.
5) Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas)
a) Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun
b) Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun
kepakaan dirinya.
c) Anak dihadapkan dengan penemuan siapa, bagaimana, dan kemana
mereka menuju dalam kehidupannya.
d) Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai
orang dewasa, pekerjaan dan romantisme.
e) Jika remaja menjajaki peran dg cara yang sehat dan positif maka
identitas positif akan dicapai.
f) Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak
secara memadai menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan
positif tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas merajalela.
g) bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi
personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan control dirinya akan
muncul dalam tahap ini.

9
h) Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan
hasratnya, akan muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri
dan masa depannya.
6) Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan)
a) Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun)
b) Tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan
yang dekat & siap berkomitmen dg orang lain.
c) Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan
yang komit dan aman.
d) Identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan
hubungan yang intim.
e) Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan
dan jarak dalam interaksi dengan orang.
7) Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan)
a) Terjadi selama masa pertengahan dewasa
b) Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya
berfokus terhadap karir dan keluarga.
c) Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa
mereka berkontribusi terhadap dunia .
d) Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif
dan tidak terlibat di dunia ini.

8) Integrity vs depair (integritas vs putus asa)


a) Terjadi selama masa akhir dewasa.
b) cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu.
c) Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa
hidupnya percuma dan mengalami banyak penyesalan.
d) Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa.
e) Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat
mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami.

10
f) Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat
menghadapi kematian.

Menurut Taylor dan craven (1997) Fakto-faktor yang mempengaruhi


spiritual seseorang adalah :

1. Tahap perkembangan seseorang

Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat negara


berbeda, ditemukan bahwaa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan
dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia,seks, agama dan
kepribadian anak.

2. Keluarga

Peran orang tua sangat menentukan dalam perkembangan spiritual


anak. hal yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orang tua pada
anak tentang Tuhan, tetapi apa yang anak pelajari mengenai
Tuhan,kehidupan,diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. Oleh
karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman
pertama anak dalam mempersepsikan kehidupan di dunia maka
pandangan anak ada umumnya diwarnai oleh pengalaman mereka
dalam berhubungan dengan saudara dan orang tua.

3. Latar belakang etnik dan budaya

Sikap,keyakinan dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan


budaya. Pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan
spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan
agama termasuk nilai moral dari hubungan keluarga. Akan tetapi perlu
diperhatikan apapun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut
individu tetap saja pengalaman spiritual unik bagi setiap individu

4. Pengalaman hidup sebelumnya

11
Pengalaman hidup baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat
mempengaruhi spiritual seseorang. Pengalaman hidup yang
menyenangkan seperti pernikaran,kelulusan,atau kenaikan pangkat
menimbulkan syukur pada Tuhan. Peristiwa buruk dianggap sebagai
suatu cobaan yang diberikan Tuhan pada manusia untuk menguji
imannya.

5. Krisis dan Perubahan

Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual seseorang.


Krisis sering dialami ketika seseorang menghadapi penyakit,
penderitaan, proses penuaan,kehilanga dan bahkan kematian. bila klien
dihadapkan pada kematian, maka keyakinan spiritual dan keinginan
untuk sembah yang atau berdoa lebih meningkat dibandingkan dengan
pasien yang berpenyakit tidak terminal.

6. Terpisah dari ikatan spiritual

Menderita sakit terutama yang bersifat akut, seringkali membuat individu


terpisah atau kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial.
Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah antara lain tidak dapat menghadiri
acara sosial, mengikuti kegiatan agama dan tidak dapat berkumpul dengan
keluarga atau teman yang bisa memberikan dukungan setiap saat diinginkan.
Terpisahnya klien dari ikatan spiritual beresiko terjadinya perubahan fungsi
spiritual.

7. Isu moral terkait dengan terapi

Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara


Tuhan untuk menunjukkan kebesaran-Nya walaupun ada juga agama
yang menolak intervensi pengobatan. Prosedur medis seringkali dapat
dipengaruhi oleh ajaran agama seperti sirkumsisi, transplantasi organ,
sterilisasi. Konflik antara jenis terapi dengankeyakinan agama sering
dialami oleh klien dan tenaga kesehatan.

12
8. Asuhan Keperawatan yang Kurang Sesuai

Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat


diharapkan peka terhadap kebutuhan spiritual klien, tetapi dengan
berbagai alasan ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk
memberi asuhan spiritual. Alasan tersebut antara lain karena perawat
merasa kurang nyaman dengan kehidupan spiritualnya kurang
menganggap penting kebutuhan spiritual, tidak mendapatkan
pendidikan tentang aspek spiritual dalam keperawatan, atau merasa
bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual klien bukan menjadi tugasnya"
tetapi tanggung jawab pemuka agama..

b. Fisiologi
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air,
keamanan dan cinta yang merupakan hal penting untuk bertahan hidup dan
kesehatan. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah
sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan
antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Tingkatan paling dasar dalam Hirarki Maslow adalah kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hirarki
Maslow. Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak
terpenuhi secara umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan
fisiologis. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan fisiologis yakni
oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat, dan
seks.

13
1. Oksigen
Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tubuh
bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup.
Oksigen harus secara adekuat diterima dari lingkungan ke dalam paru-
paru, pembuluh darah, dan jaringan.
2. Cairan
Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran cairan. Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara
parenteral, dan cairan akan berakhir di tubuh dari saluran pencernaan,
paru-paru, kulit, dan ginjal.
3. Dehidrasi dan edema
mengindikasikan tidak terpenuhinya kebutuhan cairan. Dehidrasi
berhubungan dengan demam berlebihan/lama, muntah, diare, trauma
atau beberapa kondisi yang menyebabkan kehilangan cairan dengan
cepat. Edema berhubungan dengan gangguan elektrolit dan bisa
muncul pada gangguan nutrisi, kardiovaskuler, ginjal, kanker,
traumatik atau gangguan lain yang menyebabkan akumulasi cairan
yang cepat.
4. Nutrisi
Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi,
walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada
tanpa cairan. Proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan,
menyimpan zat makanan, dan mengeluarkan produk sampah.
Mencerna dan menyimpan zat makanan adalah hal yang penting
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
5. Temperatur
Tubuh dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang temperatur
yang sempit 370C (98,60F) ± 10C. Temperatur tubuh di luar rentang ini
dapat menimbulkan kerusakan, efek yang permanen seperti kerusakan
otak atau kematian. Tubuh dapat secara sementara mengatur
temperatur melalui mekanisme tertentu. Misalnya seseorang

14
menggigil ketika bergerak dari lingkungan yang hangat kelingkungan
yang suhu 130C. Respon adaptif dapat  secara sementara
meningkatkan temperatur tubuh.
6. Eliminasi
Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolik
tubuh. Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan
pencernaan. Paru-paru secara primer mengeluarkan karbondioksida,
sebuah bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme pada jaringan.
Kulit mengeluarkan air dan natrium yang paling dikenal sebagai
keringat. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk
mengekskresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hidrogen,
dan asam. Usus mengeluarkan produk sampah yang pada dan
beberapa cairan dari tubuh.
7. Tempat Tinggal
Walaupun kebanyakan orang mempunyai beberapa tempat jenis
tempat tinggal, namun terkadang tempat tinggal tersebut dibawah dari
standar dan tidak memberikan perlindungan kepada anggota
keluarga/penghuni. Tempat tinggal berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan keluarga/penghuni. Kondisi lingkungan yang kotor sangat
disukai oleh serangga, tikus, dan hewan lain sebagai vektor penyakit.
8. Istirahat
Setiap manusia harus mengambil kesempatan untuk beristirahat.
Jumlah kebutuhan istirahat bergantung pada kualitas tidur, status
kesehatan, pola aktivitas, gaya hidup dan umur seseorang. Klien yang
memiliki penyakit kronis membutuhkan waktu istirahat yang lebih
lama dibandingkan orang yang sehat diusia yang sama. Istirahat dan
tidur dapat memberikan perasaan terlepas sementara dari tekanan.
9. Seks
Seks dianggap Maslow sebagai kebutuhan dasar fisiologis. Kebutuhan
seksual dan perilaku bagaimana untuk memenuhinya dipengaruhi oleh

15
umur, latar belakang sosial budaya, etika, nilai, harga diri, dan tingkat
kesejahteraan.

c. Manisfestasi klinis
Berbagai perilaku dan ekspresi yang dimanifestasikan klien
seharusnya diwaspadai oleh perawat karena mungkin saja klien sedang
mengalami masalah spiritual.

1. Verbalisasi distress

Individu yang mengalami gangguan fungsi spiritual biasanya


memverbalisasikan distress yang dialaminya atau mengekspresikan
kebutuhan untuk mendapatkan bantuan. Misalnya seorang istri
mengatakan, “Saya merasa bersalah karena saya seharusnya mengetahui
lebih awal bahwa suami saya mengalami serangan jantung.” Biasanya
klien meminta perawat untuk berdoa bagi kesembuhannya atau
memberitahu pemuka agama untuk mengunjunginya. Perawat juga
perlu peka terhadap keluhan klien tentang kematian atau merasa tidak
berharga dan kehilangan arti hidup. Perubahan perilaku juga dapat
merupakan manifestasi gangguan fungsi spiritual.

Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau


menunjukkan kemarahan setelah mendengar hasil pemeriksaan
mungkin saja sedang menderita distress spiritual. Ada yang bereaksi
dengan mengintrospeksi diri dan mencari alasan terjadinya suatu situasi
dan berupaya mencari fakta yang dapat menjelaskan situasi tersebut
,tetapi ada yang bereaksi secra emosional dan mencari informasi serta
dukungan dari keluarga atau teman. Perasaan bersalah, rasa
takut,depresi, dan ansietas mungkin menunjukkan perubahan fungsi
spiritual.

16
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri,
orang lain, lingkungan atau Tuhan. Penyebab:

1) Menjelang ajal

2) Kondisi penyakit kronis

3) Kematian orang terdekat

4) Perubahan pola hidup

5) Kesepian

6) Pengasingan diri

7) Pengasingan sosial

8) Gangguan sosio-kultural

9) Peningkatan ketergantungan pada orang lain

10) Kejadian hidup yang tidak diharapkan

5. Penatalaksanaan medis
Jika klien mengalami distres spiritual atau mempunyai masalah
kesehatan yang menyebabkan keputusasaan, maka akan timbul perasaan
kesepian. Klien akan merasa terisolasi dari orang yang biasanya memberikan
dukungan. Apapun keragaman intervensi yang mungkin dipilih oleh perawat
untuk klien,baik klien dan perawat harus merasa bebas untuk merelakan dan
menemukan bersama makna penyakit yang dialami pasien dan dampaknya
pada makna dan tujuan hidup klien. Pencapaian tingkat pemahaman ini
bersama klien memampukan perawat memberi perawatan dengan cara yang
sensitif,kreatif, dan sesuai.

17
a. Menetapkan Kehadiran
Klien telah melaporkan bahwa kehadiran perawat dan aktvitas
pemberi perawatan menunjang adanya perasaan sejahera dan memberikan
harapan untuk pemulihan (Clark al 1991). Perilaku pemberian perawatan
spesifik yang menunjukan kehadiran perawat meliputi member perhatian,
menjawab pertanyaan, dan mempunyai sikap positif dan memberikan
dorongan & tetapi realistis,. Perawat dapat menunjukan adanya rasa
kehadiran klien untuk dengan lambat dan berhati-hati bergerak dari tepi
tempat tidur ke kursi. memberikan sentuhan yang menyegarkan dan
mendukung, menunjukan rasa percaya diri dan menyediakan waktu bagi
klien ketika terapi diberikan akan mebantu menciptakan kehadiran. Klien
yang sakit mengalami kehilangan Kontrol dan mencari seseorang untuk
memberikan arahan dan perawatan yang kompeten.

b . Mendukung Hubungan yang Menyembuhkan


Benner (1984) yang mendefiniskan tiga langkah yang ternyata
terbukti ketika hubungan yang menyembuhkan terbina antara perawat dan
klien:
1. Mengerahkan harapan bagi perawat, demikian halnya bagi klien.
2. Menemukan interprestasi yang dapat diterima atau memahami
tentang penyakit,nyeri, ketakutan, ansietas, atau emosi yang
mengangkan.
3. Membantu klien menggunakan dukungan sosial, emosional, atau
spiritual.
Untuk mendukung lebih lanjut hu!bungan yang menyembuhkan
perawat harus tetap menyadari tentang kekuatan dan ke!utuhan spiritual
klien. Penting bagi klien untuk mampu mengekspresikan dan menelaah
keyakinannya. Perawat yang menghargai kepercayaan klien dan mengenali
pengaruh spiritualitas yang diberikan terhadap penyembuhannya akan
dirasakan oleh klien sebagai sumber harapan (Clark et al 1991).

18
c. Sistem Dukungan
Dalam studi yang melibatkan klien, yahudi dan Kristen,(Clark et al
1991). Mengetahui bahwa sistem pendukung memberi mereka rasa
sejahera terbesar selama perawatan di rumah sakit. Sistem pendukung
berfungsi sebagai hubungan manusia yang menghubungakan klien,perawat
dan gaya hidup klien sebelum terjadi penyakit. Bagian dari lingkungan
pemberi perawatan klien adalah kehadiran lingkungan pemberi perawatan
klien adalah kehadiran teratur dari keluarga dan teman yang dipandang
oleh klien sebagai pendukung. Perawat merencanakan perawatan bersama
klien dan jaringan pendukung klien untuk meningktakan ikatan
interpersonal yang sangat penting untuk penyembuhan. Sistem pendukung
sering memberi sumber penyembuhan. Sistem pendukung memberi
sumber kepercayaan yang memperbarui jati diri spiritual klien.

e. Terapi Diet
Makanan dan nutrisi adalah aspek penting dari asuhan
keperawatan. makanan juga komponen dari kepatuhan keagamaan. Seperti
halnya kultur atau agama tertentu, makanan dan ritual sekitar persiapan
dan penyajian makanan dapat menjadi bagian penting dari spiritualitas
seseorang. Agama hindu banyak mempunyai pantangan diet. Beberapa
sekte adalah penganut vegetarian, mempercayai bahwa membunuh segala
mahluk hidup adalah suatu tindakan kriminal. Banyak orang beragama
budha juga Vegetarian. Sebagian penganut gama budha mempraktikan
moderasi dan tidah menggunakan alkohol ,tembakau atau berpuasa pada
hari-hari khusus beragama. Memakan daging babi dan mengkonsumsi
alkohol adalah larangan dalam agama islam. Perawat dapat
mengintrogasikan pilihan diet klien ke dalam perawatan sehari-hari. hal ini
membutuhkan konsultasi dengan ahli gizi dari institusi perawatan
kesehatan. Pada situasi ketika dapur rumah sakit atau rumah perawatan
tidak dapat meyiapkan makanan dengan cara yang dipilih,keluarga

19
dizinkan untuk membawa makanan yang sesuai dengan semua pantangan
diet yang diberlakukan oleh kondisi klien.

f. Mendukung Ritual
Bagi banyak klien, kemampuan untuk menelaah ritual keagamaan
adalah suatu sumber koping yang penting. Hal ini terutama benar bagi
seorang lansia. Perawat yang bertugas dilingkungan perawatan akut dan
perawatan jangka panjang .menjadi aktif dalam perawatan spiritual klien.
mereka membekali diri dengan kebijakan rumah sakit mengenai
kunjungan, pelayanan beribadah, dan semua hal-hal yang berkenan dengan
itu.

20
B. Pengkajian Teori Askep Kebutuhan Dasar
1. Pengkajian
a. Pengkajian psikologis
1) Status emosional
a) Apakah emosi sesuai perilaku?
b) Apakah klien dapat mengendalikan emosi?
c) Bagaimana perasaan klien yang tampil seperti biasaanya?
d) Apakah perasaan hati sekarang merupakan cirri khas klien?
e) Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?
2) Konsep Diri
a) Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?
b) Bagaimana orang lain menilai diri klien?
c) Apakah klien suka akan dirinya?
3) Cara Komunikasi
a) Apakah klien mudah merespons?
b) Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?
c) Bagaimana perilaku nonverbal klien dalam berkomunikasi?
d) Apakah klien menolak untuk memberi respons?
4) Pola interaksi
a) Kepada siapa klien mau berinteraksi?
b) Siapa yang penting atau berpengaruh bagi klien?
c) Bagaimana sifat asli klien : mendominasi atau positif?

b. Pengkajian Sosial
1) Pendidikan
a) Pendidikan terakhir
b) Keterampilan yang mampu dilakukan
c) Pekerjaan klien
d) Status keuangan
2) Hubungan social
a) Teman dekat klien

21
b) Bagaimana klien menggunakan waktu luang?
c) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat?
3) Faktor kultural social
a) Apakah agama dan kebudayaan klien?
b) Bagaimana tingkat pemahaman klien tentang agama?
c) Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi dengan
orang lain?
4) Pola Hidup
a) Dimana tempat tinggal klien?
b) Bagaimana tempat tinggal klien?
c) Dengan siapa klien tinggal?
d) Apa yang klien lakukan untuk menyenangkan diri?
5) Keluarga
a) Apakah yang klien sudah menikah?
b) Apakah klien sudah punya anak?
c) Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga?
d) Masalah apa yang terutama dalam keluarga?
e) Bagaimana tingkat kecemasan klien?

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri: citra tubuh negative
Kondisi di mana seseorang mengalami status peru merasakan,
memikirkan, dan memandang dirinya sendiri.
Batasan Karakteristik :
Gangguan konsep diri meliputi perubahan citra tubuh, ideal diri,
performa peran, atau identitas personal.
Berhubungan Dengan :
1) Patofisiologis
2) Berhubungan dengan perubahan penampilan
3) gaya hidup
4) peran

22
5) respons orang lain
6) sekunder akibat:
- Penyakit kronis
- Kehilangan anggota tubuh
- Kehilangan fungsi tubuh
- Trauma yang berat
- Nyeri

b. Situasional (Personal, lingkungan)


Berhubungan dengan :
1) perasaan terlantar atau kegagalan, sekunder akibat:
a) Perceraian, perpisahan diri dari orang terdekat, atau kematian
orang yang disayang.
b) Kehilangan pekerjaan atau ketidakmampuan untuk bekerja.
2) Berhubungan dengan immobilitas atau kehilangan fungsi.
3) Berhubungan dengan hubungan yang tidak memuaskan (orang
tua).
4) Berhubungan dengan pilihan seksual (homoseksual, lesbian,
biseksual, abstein).
5) Berhubungan dengan kehamilan remaja.
6) Berhubungan dengan perbedaan gender dalam cara membesarkan
anak oleh orang tua.
7) Berhubungan dengan pengalaman tindak kekerasan oleh orang
tua.

c. Maturasional
Batasan Karakteristik :
1) Usia pertengahan
2) Kehilangan peran dan tanggung jawab
3) Lansia
4) Kehilangan peran dan tanggung jawab

23
Berhubungan Dengan :
1) Kemungkinan berhubungan data yang ditemukan:
- Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh
- Menolak memandag ke cermin
- Tidak bersedia mendiskusikan keterbatasan, deformitas, atau
gangguan penampilan yang dialami
- Menolak menerima upaya rehabilitasi
- Tanda-tanda berduka: menangis, putus asa, marah
- Perilaku merusak diri: minum alkohol, obat
- Menarik diri dari kontak sosial

d. Distress Spiritual
Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri,
orang lain, lingkungan atau Tuhan.
Penyebab:
1) Menjelang ajal
2) Kondisi penyakit kronis
3) Kematian orang terdekat
4) Perubahan pola hidup
5) Kesepian
6) Pengasingan diri
7) Pengasingan social
8) Gangguan sosio-kultural
9) Peningkatan ketergantungan pada orang lain
10) Kejadian hidup yang tidak diharapkan
Batasan karakteristik
 Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1) Mempertanyakan makna/tujuan hidupnya

24
2) Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang bermakna
3) Merasa menderita/tidak berdaya Objektif
4) Tidak mampu beribadah
5) Marah pada Tuhan
Gejala dan tanda minor Subjektif
1) Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang tenang
2) Mengeluh tidak dapat menerima (kurang pasrah)
3) Merasa bersalah
4) Merasa terasing
5) Menyatakan telah diabaikan
 Objektif
1) Menolak berinteraksi dengan orang terdekat/pemimpin
spiritual
2) Tidak mampu berkreativitas (mis. Menyanyi, mendengarkan
musik, menulis)
3) Koping tidak efektif
4) Tidak berminat pada alam/literatur spiritual.

3. Intervensi
a. Distress Spiritual
Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan pasien
menunjukkan peningkatan spiritual.
kriteria hasil:
a. Klien mampu beristirahat dengan tenang
b. Menyatakan penerimaan moral/etika
c. Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan
d. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka
e. Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa bersalah dan
ansietas
f. Menunjukkan perilaku lebih positif
g. Mengekspresikan arti postitif terhadap situasi dan keberadaannya

25
Intervensi Keperawatan :
1) Dukungan Spiritual Observasi
a) Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan
b) Identifikasi pandangan tentang hubungan antara spiritual dan
kesehatan
c) Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
d) Identifikasi ketaatan dalam beragama Terapeutik
 Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang
penyakit dan kematian
 Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan
marah secara tepat
 Yakinkah bahwa perawat bersedia mendukung selama
masa ketidakberdayaan
 Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas
 Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup,
jika perlu
 Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
2) Edukasi
a) Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/atau orang
lain
b) Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
c) Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan imajinasi terbimbing
3) Kolaborasi
b) Atur kunjungan dengan rohaniawan

26
DAFTAR PUSTAKA

Beck, C.M., Rawlins, R.P., dan William, S.R. (Eds.). (1993). Mental
HealthPsychiatric Nursing: A Holisticlife-Cycleapproach. St. Louis:
The CV. MosbyCompany
Benner P. 1984. From Novice to Expert: Excellence and Power in Nursing
Practice. Menlo Park, Calif: Addison-Wesley. Elstein AS.,
Hamid, Achir Yani S. 1997. Analisa Konsep Koping. Jurnal keperawatan
Indonesia volume I 1-5.
Notosoedirdjo dan Latipun. 2005. Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan.
Malang : UMM Pres
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses, dan
Praktik, Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Stuart, G.W. (2009). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. St Louis:
Mosby.
Taylor, Lilis and LeMone. (1997). Fundamentals of Nursing: The Art and Science
of Nursing Care. Philadelphia: Lipincot.
Yusuf, Ahmad Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

27

Anda mungkin juga menyukai