Oleh :
Ferli Zerlika Npm 17.14201.30.30
Dina Marlina Npm 17.14201.30.05
Trianit Wibawa Npm 17.14201.30.08
Dosen Pengampu :
Isrizal, M. Kes., M. Kep
Abu Bakar Sidik, SKp, M.Kes
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Intervensi dan Implementasi Keperawatan Pada Lansia”
kami membuat dengan tujuan melengkapi nilai tugas dalam mata kuliah
Keperawatan Gerontik pada tahun ajaran 2020/2021. Kami berharap makalah
yang kami buat ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah
yang biasa dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh
menurun dan mengalami menopause.Status kesehatan lansia tidak boleh
terlupakan karena berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi Ada
lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di
samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri sendiri,sementara
sebagian lansia sangat bergantung pada “belas kasihan” orang lain.
Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda
dengan orang dewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan jika asupan gizi tidak dijaga. Oleh karena itu asuhan
keperawatanpada lansia sangat di perlukan agar perawat yang member asuhan
keperawatan pada lansia dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin.
Perawat professional akan memberikan asuhan keperawatan terbaik kepada
setiap kliennya, memberikan pelayanan dengan penuh kasih sayang, perhatian,
dan rasa hormat terhadap harga diri klien.
Pelayanan yang diberikan juga sesuai dengan kriteria dalam standar
praktik dan mengikuti kode etik. Didalam teori keperawatan yang di tearapkan
juga menyertakan nilai social, kewenangan professional, komitmen
masyarakat, dan sesuai dengan prosedur yang selama ini di dapatdalam ilmu
pengetahunnya. Untuk itu pada pembahasan ini akan dibahas mengenai
intervensi dan implementasi keperawatan pada lansia. Karena pada usia
lansia,ingin meningkatkan keperawatan terlebih dalam proses keperawatannya.
mempermudah kita dalam mengambil sebuah keputusan dalam melakukan
sebuah tindakan di dalam proses keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu lansia dan perekembangan pada lansia?
2. Apa saja intervensi keperawatan pada lansia?
3. Apa saja implementasi keperawatan pada lansia?
BAB II
PEMBAHASAN
4. Sistem Penglihatan
5. Sistem Kardiovaskuler
8. Sistem Pencernaan
9. Sistem Perkemihan
Contoh : gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada lansia teratasi
dengan kriteria hasil berat badan seimbang, porsi makan habis; setelah
dilaksanakan asuhan keperawatan selama 7 hari.
D. Rencana Tindakan
Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya adalah menyusun
rencana tindakan. Berikut ini dijelaskan rencana tindakan beberapa masalah
keperawatan yang lazim terjadi pada lansia.
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah penurunan alat penciuman
dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap, rasa
penuh pada perut dan susah buang air besar, otot-otot lambung dan usus
melemah.
Rencana makanan untuk lansia :
a) Berikan makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan,
b) Kurangnya motivasi,
D. Implementasi
Tindakan keperawatan gerontik adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi mempertahankan kebutuhan
aktifitas pada lansia meliputi :
1. Exercise/olahraga bagi lansia sebagai individu/ kelompok
Aktifitas fisik adalah gerakan tubuh yang membutuhkan energi; seperti
berjalan, mencuci, menyapu dan sebagainya.
Olah raga adalah aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur, melibatkan
gerakan tubuh berulang yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Manfaat olah raga :
a) Meningkatkan kekuatan jantung sehingga sirkulasi darah meningkat,
l) Mengurangi konstipasi,
m) Meningkatkan kekuatan tulang, otot dan fleksibilitas.
2. Terapi Aktifitas Kelompok
Terapi aktivitas pada lansia sebagai individu/kelompok dengan
indikasi tertentu. Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang
dilakukan atas kelompok penderita bersama-sama dengan berdiskusi satu
sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis.Tujuan dari
terapi aktivitas kelompok :
a) Mengembangkan stimulasi persepsi,
d) Mengembangkan sosialisasi.
Jenis Terapi Aktivitas Kelompok pada Lansia
a) Stimulasi Sensori (Musik)
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, kualitas dari musik
yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi dalam pengungkapan
perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang dimiliki.
Lansia dilatih dengan mendengarkan musik terutama musik yang
disenangi.
b) Stimulasi Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus
yang pernah dialami. Proses ini diharapkan mengembangkan respon
lansia terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan dan menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan: seperti
membaca majalah, menonton acara televisie. Stimulus dari pengalaman
masa lalu yang menghasilkan proses persepsi lansia yang mal adaptif
atau destruktif, misalnya kemarahan dan kebencian.
c) Orientasi Realitas
Lansia diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat
dengan klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan
dengan klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang
lalu, dan rencana ke depan. Aktifitasnya dapat berupa : orientasi orang,
waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
d) Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu per satu), kelompok, dan massa. Aktifitas dapat
berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
3. Latihan Kognitif
a) Latihan kemampuan sosial meliputi : melontarkan pertanyaan,
memberikan salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri
atau orang lain
b) Aversion therapy : terapi ini menolong menurunkan frekuensi perilaku
yang tidak diinginkan tetapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan
stimulasi yang membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku
maladaptif dilakukan klien.
c) Contingency therapy : Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis
tentang definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap
perilaku jika dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang
diinginkan dan konsekuensi negatif untuk perilaku yang tidak diinginkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia yang dimaksud dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas. Lebih lanjut Maryam (2008) juga mendefinisikan lansia
sebagai seseorang yang telah berusia lanjut dan telah terjadi perubahan-
perubahan dalam sistem tubuhnya.
Implementasi atau perencanaan keperawatan gerontik adalah suatu proses
penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk
mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah lansia.
Implementasi atau tindakan keperawatan gerontik adalah realisasi
rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Saran
Dalam penulisan dan pembahasan makalah ini,tentunya belum sempurna
dan masih banyak kekurangan,Oleh sebab itu Kami sebagai penulis sangat
mengharapkan kritik atau saran dari pihak dapat memperbaiki atau
menyempurnakan makalah kami.
Daftar Isi
Sarif La Ode. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC,
Dilengkapi dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika
https://www.academia.edu/12301516/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_LA
NSIA
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=10476