GERONTIK
Oleh :
MOHAMMAD ZAKI ARIF
202103108
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process.
Ilmu yang mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan
degenerasi sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia
disebut gerontology (Cunningham & Brookbank, 1988).
Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides, 1994)
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994)
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa
atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut
usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya
tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai
menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda,
baik dalam hal pencapain puncak maupun menurunnya
Gerontology berasal dari kata Geron/Geronto ( bahasa yunani) yang
berarti orangtua dan logos = ilmu. Sedangkan Geriartri merupakan bagian
dari ilmu kedokteran untuk orang lanjut usia. Geriartri berasal dari kata Geros
yang berarti lanjut usia dan eatriea = kesehatan. Yosaputra (1987)
mendefinisikan Geriatri sebagai ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti
proses menua dan segala macam penyakit jasmani dan rohani yang mungkin
mengenai manusia lanjut usia, serta bagaimana cara mencegah dan
mengobatinya. Geriatri juga bisa diartikan sebagai cabang dari ilmu
kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun
terapeutik bagi klien lanjut usia.
Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas
fenomena biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan
promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang optimal bagi
lanjut usia. Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan
menggunakan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa
keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).
I.1.2 Batasan-Batasan Lansia
Batasan-batasan usia lansia menurut WHO mengelompokkan lansia
menjadi 4 kelompok yang meliputi :
1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
2. AElderly, antara 60-74 tahun
3. Old, antara 75-90 tahun
4. Very old, lebih dari 90 tahun
Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian umur
berdasarkan pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah
orang yang telah berumur 65 tahun ke atas.
Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia
dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
1. Usia dewasa muda (elderly adulthood), atau 29 – 25 tahun,
2. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25 – 60 tahun atau 65
tahun,
3. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi
lagi dengan:
a) 70 – 75 tahun (young old), 75 – 80 tahun (old),
b) Lebih dari 80 (very old).
Penggolongan lansia menurut Depkes RI dikutip dari Azis (1994)
menjadi tiga kelompok yakni :
a). Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia.
b). Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c). Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
I.1.3 Perkembangan Lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan.
Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua (tahap penuaan). Masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap
penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup,
termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas
fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan
degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf
dan jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas,
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan
dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan
pada tahap ini, terdapat berbagai perbedaan teori, namun para ahli pada
umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan pada faktor
genetik.
I.1.4 Tujuan Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam
memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan sosial,
kesehatan, perawatan dan meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia.
Tujuan pelayanan kesehatan pada lansia terdiri dari :
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-
tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental.
c. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita suatu
penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kemandirian yang
optimal.
d. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia
yang berada dalam fase terminal sehingga lansia dapat mengadapi
kematian dengan tenang dan bermartabat. Fungsi pelayanan dapat
dilaksanakan pada pusat pelayanan sosial lansia, pusat informasi
pelayanan sosial lansia, dan pusat pengembangan pelayanan sosial lansia
dan pusat pemberdayaan lansia.
I.1.5 Permasalahan Pada Lansia
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga
menimbulkan beberapa masalah. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu :
a. Masalah fisik
Masalah yang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah,
sering terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang
cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran
yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga
sering sakit.
b. Masalah kognitif ( intelektual )
Masalah yang hadapi lansia terkait dengan perkembangan kognitif,
adalah melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun), dan sulit
untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
c. Masalah emosional
Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional,
adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga
tingkat perhatian lansia kepada keluarga menjadi sangat besar. Selain
itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan
kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi yang
kurang terpenuhi.
d. Masalah spiritual
Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual,
adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang
mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota
keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika
menemui permasalahan hidup yang cukup serius.
I.1.6 Perubahan-Perubahan yang tgerjadi pada lansia
1. Perubahan Fisik
Sistem keseluruhan : Berkurangnya tinggi dan berat badan,
bertambahnya fat to lean body, mass ratio, dan berkurangnya
cairan tubuh.
Sistem integument : Kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi
lebih kering dan keriput karena menurunnya cairan, hilangnya
jaringan adiposa, kulit pucat, dan terdapat bitnik-bintik hitam
akibat menurunnya aliran darah ke kulit, menurunnya sel-sel yang
memproduksi pigmen, kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal
serta rapuh. Pada wanita usia lebih dari 60 tahun, rambut wajah
meningkat, rambut menipis, warna rambut kelabu, serta kelenjar
keringat berkurang jumlah dan fungsinya. Fungsi kulit sebagai
proteksi sudah menurun.
Sistem muscular : Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal
berkurang, pengecilan otot akibat menurunnya serabut otot, namun
pada otot polos tidak begitu terpengaruh.
Sistem kardiovaskuler : Massa jantung bertambah, ventrikel kiri
mengalami hipertrofi dan kemampuan peregangan jantung
berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan
lipofusin dan klasifikasi SA note dan jaringan konduksi berubah
menjadi jaringan ikat. Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal
berkurang, sehingga kapasitas paru menurun. Latihan berguna
untuk meningkatkan maksimum, mengurangi tekanan darah, dan
berat badan.
Sistem perkemihan : Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi, aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50%, filtrasi glomelurus menurun
sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang mampu
memekatkan urine, BJ urine menurun, proteinuria, BUN
meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, kapasitas
kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot yang melemah,
frekuensi berkemih meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan
pada pria akibat retensi urine meningkat. Pembesaran prostat (75%
usia di atas 65 tahun), bertambahnya aliran darah renal,
berkurangnya osmolalitas urine clearance, berat ginjal menurun 30-
50%, jumlah neufron menurun, dan kemampuan memekatkan atau
mengencerkan urine oleh ginjal menurun.
Sistem pernafasan : Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, menurunnya aktivitas silia, berkurangnya elastisitas
paru, alveoli ukurannya melebar dari biasanya, jumlah alveoli
berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg, 17 pada
arteri tidak berganti, berkurangnya maximal oxygen uptake, dan
berkurangnya reflex batuk.
Sistem gastrointestinal : Indera pengecap menurun; adanya iritasi
yang kronis, dari selaput lender, atropi indera pengecap (80%),
hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa
tentang rasa asin, asam dan pahit. Pada lambung, rasa lapar
menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun,
waktu mengosongkan menurun. Peristaltik lemah dan biasanya
timbul konstipasi. Fungsi absobsi (daya absobsi terganggu). Liver
(hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan dan
berkurangnya aliran darah.
Sistem penglihatan : Perubahan sistem penglihatan pada lansia erat
kaitannya dengan presbiopi. Lensa kehilangan elasitas dan kaku.
Otot penyangga lensa lemah, ketajaman penglihatan dan daya
akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang, menurunya lapang
pandang (berkurang luas pandang, berkurangnya sensitivitas
terhadap warna: menurunnya kemampuan membedakan warna
hijau atau biru pada skala dan depth perception).
Sistem pendengaran : Presbiakusis (gangguan pada pendengaran)
oleh karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada
telingan 18 dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
Sistem persyarafan : Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%,
berkurangnya sel kortikal, reaksi menjadi lambat, kurang sensitive
terhadap sentuhan, berkurangnya aktifitas sel T, bertambahnya
waktu jawaban motorik, hantaran neuron motorik melemah, dan
kemunduran fungsi saraf otonom.
Sistem endokrin : Produksi hamper semua hormone menurun,
fungsi parathyroid dan sekresinya tidak berubah, berkurangnya
ACTH, TSH, FSH, dan LH. Menurunnya aktifitas tiroid akibatnya
basal metabolism menurun, menurunnya produksi aldosterone,
menurunnya sekresi hormone gonand (progesterone, esterogen dan
aldosteron) bertambahnya insulin, norefinefrin, parathormone,
vasopressin, berkurangnya tridotironin, dan psikomotor menjadi
lambat.
Sistem reproduksi : Selaput lendir vagina menurun atau kering,
menciutnya ovarium dan uterus, atrofi payudara, testis masih dapat
memproduksi sperma meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai diatas 19
umur 70 tahun asalkan kondisi kesehatan baik, penghentian
produksi ovum pada saat menopause.
keluarga adalah :
a. Data Umum
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
kesehatan yang di derita lansia pada saat ini, masa lalu, keluhan tiga
3. Status Fisiologis
a. Kepala
rontok.
Palpasi : kulit kepala; suhu dan tekstur kulit, ukuran lesi,
b. Mata
atau tidak.
c. Hidung
Inspeksi: Kesimetrisan, kebersihan, polip, terdapat
d. Mulut
Inspeksi: Kesimetrisan bibir, warna, tekstur lesi dan
adanya massa.
e. Telinga
Inspeksi: permukaan bagian luar daerah tragus dalam
f. Leher
Inspeksi: pembesaran kelenjar thyroid, gerakan-gerakan
g. Dada Thorax
1) Paru
takipnea, dyspnea.
2) Jantung
h. Abdomen
Inspeksi: bentuk distensi, flat, simetris. Auskultasi: bising
epigatrik.
Palpasi : adanya benjolan, permukaan abdomen,
i. Ekstremitas
Inspeksi: warna kuku, ibu jari dan jari-jari tangan,
patologis.
j. Genetalia
Inspeksi: pada pria; kesimetrisan ukuran skrotum,
kelembapannya.
k. Integumen
Inspeksi: kebersihan, warna kulit, kesimetrisan, kontur
5. Pengkajian Lingkungan
jamban, Jenis jamban, Jarak dengan sumber air, Sarana pembuangan air
limbah (SPAL), dll. Fasilitas : peternakan, sarana olah raga, sarana ibadah,
6. Informasi Penunjang
Diagnosa Medis, Hasil Pemeriksaan Lab, Pengobatan dan Terapi
Medis
1..................................................................................................................................
...
2..................................................................................................................................
...
yang menyangkut tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan