BAB I
PENDAHULUAN
1
Inovasi Program Keluarga Berencana
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Iapun masih tetap
membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya.
1.2. Tujuan
a. Untuk mengetahui kondisi fisik pada lansia
b. Untuk mengetahui masalah pada kesehatan lansia.
c. Untuk mengetahui masalah gizi pada lansia
d. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada lansia
e. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapi
lansia
1.3. Manfaat
a. Membantu dan Memudahkan lansia untuk mengetahui status
kesehatan lansia dan kondisi fisik lansia pada saat cek kesehatan
lansia berkala diposbindu
b. Membantu mengatasi masalah kesehatan lansia dan memberikan
pengobatan secara berkala.
c. Pengkajian masalah gizi lansia, mengidentifikasi malnutrisi (kurang
gizi atau kelebihan gizi).
d. Mengupayakan keseimbangan kebutuhan gizi seimbang para
lansia.
e. Diharapkan pemegang program dapat menjadi masukan bagi para
lansia dan dapat membantu dan mengupayakan masalah yang
dihadapi lansia baik di posbindu atau di desa di wilayah Puskesmas
Bayung Lencir.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu
:
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada
lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki
motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat
maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat
dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut
usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek
terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia lebih
senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan
pandapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai
mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada
lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan
atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan
yang buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis
maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan
ketergantungan kepada orang lain.
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya
adalah :
1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi.
Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai
terhadap masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh
hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk
jaringan ikat baru dibawahnya.
2. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini
berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.
3. Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan
bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang
menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan andropause
pada pria.
4. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah
jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut,
fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
5. Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin
pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di
jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat
merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain.
Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosit.
6. Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang
menurun, akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah
patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang
secara linear
Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara
lain :
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Lebih besar ukurannya
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
2. Istabilitas
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang
berkaitan dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit
maupun proses ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat
obatan tertentu dan faktor lingkungan.
Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian
tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera
pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat
mandi. Selain dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat
membatasi pergerakannya. Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak
sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berta, tetapi
kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan.
Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa
hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk
selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya
dari bahaya terjatuh.
3. Beser
Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering
didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah
dan kekerapan yang cukup mengakibtkan masalah kesehatan atau social.
Beser bak merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar dan normal
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh
lansia tersebut maupun keluarganya.
Akibat timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social,
yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut.
Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk
mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia
kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering pula disertai dengan beser
buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser bak
mandi.
4. Gangguan intelektual
5. Infeksi
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena
selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang
menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta
resiko menjadi fatal meningkat pula.
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit
infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun,
berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit
sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat
berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan
kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
7. Depresi
8. Kurang gizi
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi
tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun
tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula
karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita
(menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga
penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi
organ-organ tubuh, dan lain-lain.
10. Impotensi
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih
dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi
sebagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama
tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat
pemakaian obat-obatan yang digunakan.
Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan
menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan
lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut
antara lain:
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
e. Diabetes
Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan
pagi, jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan;
pilihlah makanan-makanan yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan
rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet; konsumsi
sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air
putih; makan makanan dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-
waktu tertentu dalam sehari agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang
terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke dokter.
f. Kanker
Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur
secukupnya yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai
antioksidan), konsumsi teh hijau secangkir sehari secara teratur dapat
mencegah kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara teratur
dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang
mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau
sumber radiasi.
g. Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal,
menjaga berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup,
kurangi minum kopi, hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau
menggunakan produk tembakau.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
h. Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan
makanan yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat,
kacang-kacangan, labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan
sehat, tidak merokok, tidak begadang, kurangi makanan pedas yang
berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala.
i. TBC
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk
pencegahannya yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah
berada di sekitar orang yang mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi
makanan yang kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat, hindari
berada cukup dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di
tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita
batuk agak lama.
j. Penyakit mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang
lansia. Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya
vitamin A, C dan E seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan.
Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu mencegah terjadinya
katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang
membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu,
bernapas dalam dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan
kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
3. Diabetes mellitus
Adalah suatu keadaan/kelainan di mana terdapat gangguan metabolism
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan karena kekurangan insulin
atau tidak berfungsinya insulin. Hal ini dapat menyebabkan gula darah
tertimbun dalam darah (hiperglikemia) dengan berbagai akibat yang mungkin
terjadi. Pada orang gemuk atau obesitas, hiperglikemia terjadi karena insulin
yang dihasilkan tidak memenuhi kecukupan.
4. Sirosis hepatitis
Pada usia lanjut sirosis menunjukkan perjalanan penyakit dan gejala
penyakit seperti yang terdapat pada dewasa lain.
Lemak yang berlebihan akan ditimbun dalam hati yang akan menyebabkan
terjadinya perlemakan hati, dan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis.
Disamping itu, sirosis hepatitis juga disebabkan karena radang hati
(hepatitis) akibat kebiasaan minum alcohol yang berlebih. Sirosis ini dapat
berkembang menjadi kanker hati.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
d. Gout
Gout dapat timbul sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia
lanjut. Gout ini lebih sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein
yang menyebabkan asam urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat
akan menumpuk di persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan bengkak
di sendi. Daerah sasaran gout yaitu ibu jari kaki, telapak kaki, pergelangan
dan lutut. Pada kulit sekitar permukaan sendi yang terserang membengkak
dan hangat dengan warna kemerahan → tua → ungu.
Pada penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam
urat dalam darah menurun. Selain itu, asam urat yang berlebih dapat
menjadi pencetus terjadinya batu ginjal.
1. Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis
kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh,iklim atau suhu
udara,kondisi fisik tertentu (sakit) serta unsure lingkungan. Kecukupan atau
konsumsi gizi manula berbeda dengan kecukupan gizi pada usia muda.
Namun kebutuhan nutrisi manusia sama pada usia 40, 50, 60, dan
sesudahnya seperti ketika masih berusia sedikit muda dengan sedikit variasi.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
a. Energi
Pada manusia , kebutuhan energi menurun sehubungan dengan
meningkatnya usia. Hal ini disebabkan banyak sel,yang sudah kurang aktif
yang mengakibatkan kegiatan fisik juga menurun. Dalam “Widya Karya
Pangan Dan Gizi Tahun 1988” disebut kecukupan gizi yang dianjurkan untuk
pria manula adalah sebesar 2.100 kalori dan wanita 1.700 kalori. Kebutuhan
kalori akan mulai menurun pada usia 40-49 tahun sekitar 5%,pada usia 50-
59 tahun dan usia 60-69 tahun menurun 10%.
b. Protein
Fungsi protein pada manula tidak lagi untuk pertumbuhan, tetapi untuk
pemeliharaan dan pengganti sel-sel yang rusak,serta pengaturan fungsi
fisiologis tubuh. Pada usia tua tubuh lebih tergantung pada asam-asam
amino esensial. Dianjurkan kecukupan protein usia lanjut dipenuhi dari
protein yang berkualitas baik seperti susu, telur, daging karena kecukupan
asam amino yang pentingnya pada usia lanjut meningkat. Jumlah protein
pada usia lanjut meningkat. Jumlah protein yang diperlukan bagi laki-laki
lanjut adalah 49 g per hari dan perempuan sebesar 41 g perhari. Pada usia
lanjut tidak diperlukan jumlah konsumsi protein yang berlebih karena akan
memberikan fungsi ginjal dan hati,sebaiknya konsumsi protein asal hewani
atau nabati adalah 10 % dari total kebutuhan total kalori perhari.
c. Hidrat Arang
Penggunaan hidrat arang relatif menurun pada manula karena kecukupan
kalori juga menurun. Dianjurkan 50% dari total energy berasal dari hidrat
arang.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
d. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak yang
berlebih dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga, dan bila
sangat berlebih akan disimpan sebagai lemak tubuh. Konsumsi yang
berlebih pada manula dihindari karena dapat meningkatkan kadar lemak
tubuh,khususnya kadar kolesterol darah. Dianjurkan konsumsi lemak hewani
dikurangi dan banyak menggunakan lemak nabati. Jumlah lemak yang
dianjurkan diatur tidak melebihi 25 % dari total
kecukupan energy sehari , karena kebutuhan lemak pada lansia hanya
berkisar antara 20-25% dari total kalori/hari.
e. Vitamin
Kebutuhan vitamin pada manula tidak jauh berbeda dengan kebutuhan
pada waktu muda,kecuali niasin,riboflavin,dan tiamina. Kecukupan ketiga
vitamin itu tergantung dari jumlah yang diperlukan. Pada manula, konsumsi
vitamin seperti riboflavin ,tiamina,vitamin B6 asam folat, Vitamin C dan D,
dan vitamin E dari makanan perlu mendapat perhatian yang khusus terutama
bagi mereka yang menginjak usia menopause (50 tahun ke atas)
memerlukan vitamin-vitamin antioksidan seperti Vitamin A dan Vitamin E
(400-600 unit/hari).
f. Mineral
Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit,tetapi pada manula
sering dijumpai masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral
seperti zat besi, kalsium. Kalsium yang dibutuhkan pada usia 19-50 tahun
1.000 mg, sedangkan untuk usia lebih dari 51 tahun,kebutuhan kalsium
sebesar 1.200 mg. Organisasi kesehatan menyarankan bagi manusia yang
sudah pasca menopause untuk mengonsumsi harian, kalsium sebesar 1.500
mg, lebih tinggi dari kebutuhan biasa sebesar 1.200 mg. suplemen kalsium
hingga 1.000 mg/hari juga disarankan bagi mereka yang tidak mendapatkan
mineral yang lebih cukup dari makanan. Adapun kecukupan yodium yang
dianjurkan untuk orang Indonesia untuk usia 10-59 tahun dan lebih dari 60
tahun baik pria maupun wanita adalah sebanyak 150 mg.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
a. Kalori
Kebutuhan energy pada usia lanjut menurun sehubungan dengan
penurunan metabolism basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan kegitan fisik
cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia
40 – 49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun. Menurut
widya karya pangan dan gizi 1993,kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia
lanjut(
2. Protein
Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel jaringan-
jaringan yang rusak serta mengatur fungsi fisiologi tubuh. Dianjurkan
memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein hewani dan nabati
dengan perbandingan 1:3,.Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki
usia lanjut (60 tahun)adalah 55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per
hari. Hindarkan konsumsi protein yang berlebih karena akan memberatkan
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
fungsi ginjal dan hati. Protein diperlukan lebih pada usia lanjut yang
menderita penyakit infeksi serta mengalami setres berat.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak berlebih
disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebih akan
ditimbun sebagai lemak tubuh. Konsumsi lemak yang berlebih tidak
dianjurkan pada usia lanjut karena dapat meningkat kadar lemak dalam
tubuh khususnya kadar kolesterol darah.Kebutuhan lemak usia lanjut lebih
sedikit. Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan
energi. Pada usia lanjut di anjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak
jenuh(berasal dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak untuk usia
lanjut karena meningkat:
Berkurangnya aktivitas tubuh.
Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak
sempurna akan membebani lambung dan usus.
Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak
jenuh yang tinggi.
4. Vitamin
Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan
kaya vitamin A,D,E untuk mencegah penyakit degeneratif(sebagai
antioksida).Selain itu,mengonsumsi mkanan yang banyak mengandung
vitamin B12,asam folat dan B1 juga dianjurkan,untuk menanggulangi resiko
penyakit jantung.
o Adapun kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang per hari
Adalah:
Vitamin wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
Vitamin B1 1,0 ug.
Vitamin B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
Vitamin B12 1,0 ug.
Asam Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
Vitamin C60 ug.
Vitamin D5 ug.
Vitamin E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
5. Mineral
Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl
sejumlah 3 g per orang per hari karena dapat membantu menurunkan
tekanan darah.
Peranan Energi
Energi untuk diukut dengan kalori dan menghasilkan dari karbohidrat,protein,
dan lemak.
Kelebihan energi dapat memengaruhi terjadinya penyakit
degeneratif,karena energy ini disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya lebih banyak
terdapat pada orang-orang dengan energi yang berlebihan.
Kekurangan energi mengakibatkan berat badan rendah yang dapat
mengakibatkan fungsi umum menurun,seperti menurunnya daya
tahan dan kesanggupan kerja.
Peranan Protein
Pada usia lanjut fungsi protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi untuk
pertumbuhan. Peranan protein yang utama adalah memelihara dan
mengganti sel-sel jaringan yang rusak,pengatur fungsi fisiologi organ tubuh.
Kebutuhan protein pada usia lanjut didasarkan kepada kebutuhan
orang dewasa muda pada umur 25 tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg
berat badan/hari sedangkan pada wanita 0,87 g/kg berat badan/hari.
Kecukupan protein yang dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50
g/hari untuk pria dengan umur 60 tahun ke atas dan 44g/hari untuk
wanita dengan umur 60 tahun ke atas.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Peranan lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dapat disimpan di dalam
tubuh sebagai cadangan energy.
Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia lanjut tidak dianjurkan
karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, khususnya
kadar kolesterol darah.
Masukan lemak melalui makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari
jumlah total energi yang dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia
konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 25% dari energi yang di
butuhkan.
Peranan Mineral
Mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun peranannya sangat penting
dalam berbagai proses metabolik dalam tubuh,sehingga bila mengonsumsi
mineral kurang dari kebutuhan akan dapat mengganggu kelangsungan
proses tersebut.
Kalsium
Pada proses menua terjadi gangguan absorpsi kalsium,karena itu sangat
dianjurkan untuk mengonsumsi susu 1 gelas/hari.Kebutuhan kalsium yang di
anjurkan adalah 500 mg/orang/hari.Untuk yang menderita osteoporosis
dianjurkan pemberian kalsium sejumlah 800 mg/orang/hari.Namun kalsium
yang di butuhkan pada usia 19-20 tahun 1.000 mg,sedangkan untuk usia
lebih 51 tahun,kebutuhan kalsium sebesar 1.200 mg.
Fe/Zat besi
Kebutuhan Fe yang dianjurkan sebesar 9 mg/orang/hari untuk
pria,sedangkan 8 mg/orang/hari untuk wanita.Anemia gizi sering terjadi pada
usia lanjut,diakibatkan rendahnya jumlah Fe dalam makanan yang di
konsumsi ataupun adanya penyakit pada lambung yang dapat mengganggu
penyerapan Fe di dalam saluran pencernaan.Oleh karena itu,sebaiknya
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
dipilih zat besi yang berasal dari hewani.Konsumsi protein asal hewan antara
lain daging perlu di konsumsi dalam jumlah yang cukup tetapi tidak boleh
berlebihan,karena zat besi asal protein hewani lebih mudah diserap.
Natrium
Kebutuhan NaCl adalah 2,8-7,8 g/orang/hari.Dianjurkan lansia dengan
tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 mg/orang /hari karena
dapat membantu menurunkan tekanan darah.Pada keadaan ini
menyebabkan nafsu makan usia lanjut menurun,karena makanannya kurang
garam.
Air
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia seseorang.Dengan
berkurangnya kemampuan ginjal,,maka air mempunyai peranan penting
sebagai pengangkut sisa metabolism dalam tubuh.Dianjurkan meminum air
sebanyak 6-8 gelas atau lebih dalam sehar.Air juga mempunyai peranan
mendorong peristaltik usus sehingga dapat mencegah kontipasi.
Peranan Serat
Pada manula serat diperlukan memungkinkan proses buang air besar
menjadi teratur dan menghindari berbagai penyakit.
Fungsi serat dalam usaha pencegahan penyakit yaitu mencegah
penyakit jantung koroner,kanker usus besar,penyakit diabetes
melitus,penyakit divertikular (penonjolan bagian luar usus), dan mencegah
kegemukan.
Peranan Vitamin
Secara umum vitamin mempunyai fungsi yaitu mengatur berbagai
proses metabolisme dalam tubuh,mempertahankan fungsi berbagai
jaringan,memengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru dan
membentuk pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh.
Vitamin A
Penghasilan yang baik,ketahanan jaringan,daya tahan tubuh terhadap
infeksi sangat tergantung kepada kecukupan Vitamin A.Pada pria maupun
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Vitamin B6
Kecukupan Vitamin B6 yang dianjurkan pria lansia adalah 2,2
mikrogram/hari dan 2,0 mikrogram untuk wanita lanjut.
Folat
Di dalam tubuh asam folat berfungsi memproduksi sel darah merah dan di
butuhkan untuk sintesis asam amino.
Asam folat berfungsi sebagai kafaktor yang sangat penting dan juga
merupakan koenzim yang berfungsi mengatur proses remetilasi dan
transulfurasi metabolisme homosistein.Asam folat juga merupakan koenzim
yang sangat besar peranannya dalam reaksi di dalam tubuh,seperti sintesis
DNA,pembelahan sel normal,sintetis purin,interkonversi asam amino,dan
berbagai reaksi seluler lainnya.konsumsi asam folat tidak hanya berperan
besar pada pembentukan jaringan otak janin saja,tetapi juga berpotensi
mengatasi kepikunan pada kelompok lanjut usia.Hasil penelitian
membuktikan,mengonsumsi makanan yang lunak yang banyak mengandung
asam folat akan menurunkan risiko terserang kanker usus besar.
Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan unsur penting untuk meningkatkan kemampuan
daya ingat,bahkan bisa mengatasi persoalan kelainan saraf di samping itu
Vitamin B12 bekerja sama dengan asam folat memproduksi sel darah merah.
Vitamin B12 juga berfungsi sebagai kofaktor yang sangat penting dan
juga merupakan koenzim yang berfungsi mengatur proses remetilasi dan
transulfurasi metabolisme homosistem kecukupan yang dianjurkan untuk
B12 adalah 0,3 mikrogram/hari bagi usia lanjut.
Vitamin C
Vitamin C sangat bermangfaat untuk menghambat berbagai penyakit
pada usia tua,berfungsi antara lain meningkatkan kekebalan
tubuh,melindungi dari serangan kanker,melindungi arteri,meremajakan dan
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Angka Kecukupan Energi Dan Zat Gizi Yang Dianjurkan Untuk Lansian
Dalam Sehari
Komposisi
Laki-Laki Perempuan
Energy (Kal) 1960 1700
Protein (gram) 50 44
Vitamin A (RE) 600 500
Thiamin (B1) (mg) 0.8 0.7
Riboflavin (B2)(mg) 1.0 0.9
Niasin (B3) (mg) 8.6 7.5
Vitamin B12 (mg) 1.0 1.0
Asam folat
170 150
(mikrogram)
Vitamin C (mg) 40 30
Kalsium (mg) 500 500
Fosfor (mg) 500 450
Besi (mg) 13 16
Seng (mg) 15 15
Iodium (mikrogram) 150 150
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 2.8.
Presentasi Puskesmas Yang Memiliki Kecukupan Asupan
Sumber Daya Untuk Program KB
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 2.10.
Pelayanan Keluarga Berencana Sepanjang
Siklus Usia Reproduksi
Gambar 2.11.
Pentahapan Fokus Provinsi Dalam Percepatan
Penurunan AKI&TFR
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 2.12.
Alur Keberlangsungan Hidup Ibu dan BBL
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Puskesmas
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Tabel 1
Perbandingan Tingkat Ekspulsi pada Insersi AKDR berdasarkan
Health Technology Assesment (HTA) Indonesia, KB pada Periode
Menyusui (Hasil kajian HTA pada tahun 2009)
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
5) Kontrasepsi Mantap
Gambar 2.15. Tubektomi dan Vasektomi
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Waktu mengggunakan
a. Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan
b. Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi
sesar
c. Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu setelah persalinan,
ditunda 4 sampai 6 minggu
Keuntungan Tubektomi
Kontrasepsi
a. Efektivitas tinggi 99,5% (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama penggunan)
b. Tidak mempengaruhi proses menyusui
c. Tidak bergantung pada faktor senggama
d. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan
yang serius
e. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
f. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Non Kontrasepsi
Berkurangnya risiko kanker ovarium
Keterbatasan Tubektomi
a. Harus dipertimbangkan sifat permanen kontrasepsi ini (tidak dapat
dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi)
b. Rasa sakit/ ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
c. Dilakukan oleh dokter yang terlatih
d. Tidak melindungi diri dari IMS, hepatitis dan HIV/AIDS
Keuntungan Vasektomi
a. Efektivitas tinggi 99,6 – 99,8%
b. Sangat aman, tidak ditemukan efek samping jangka panjang
c. Morbiditas dan mortalitas jarang
d. Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang
e. Tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan lamanya penggunaan
kontrasepsi
Keterbatasan Vasektomi
a. Tidak efektif segera. WHO menyarankan kontrasepsi tambahan
selama 3 bulan setelah prosedur (kurang lebih 20 kali ejakulasi)
b. Komplikasi minor 5– 10% seperti infeksi, perdarahan dan nyeri
pasca operasi
c. Teknik tanpa pisau merupakan pilihan mengurangi perdarahan dan
nyeri dibandingkan teknik insisi
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Komplikasi
a. 5- 10% mengalami infeksi, perdarahan dan nyeri pasca operasi
b. Teknik tanpa pisau merupakan pilihan mengurangi perdarahan dan
nyeri dibandingkan teknik insisi.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
BAB III
METODE
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
3.5.2. Waktu
Dilakukan secara bergilir setiap bulannya yangdisesuaikan dengan
jadwal pelaksanaan posyandu di masing-masing desa yang telah ditentukan.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
BABIV
HASIL
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Desa Mendis Jaya, Bayung Lencir, Simpang Bayat, Bayat Ilir, Telang,
Sindang Marga, Kaliberau, dan Tampang Baru merupakan 7desa+1
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Tabel 4.1
Demografi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bayung Lencir (2016)
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Tabel 4.2
Sumber Daya Ketenagaan di Puskesmas Bayung Lencir tahun 2017
Status
No Jenis Ketenagaan Jumlah PN Total
PTT Kontrak TKS
1 Dokter 1 S
1 0 0 0 1
2 Dokter Gigi 1 0 1 0 0 1
3 Kesehatan 2 1 0 1 0 2
4 D III Non 0 0 0 0 0 0
5 Bidan
- D III Kebidanan 8 3 4 0 1 8
6 Perawat
- S1 Keperawatan 0 0 0 0 0 0
- D III 5 0 2 0 3 0
- SPK 3 2 1 0 0 3
7 Perawat Gigi 2 1 0 0 1 2
8 Gizi 1 0 1 0 0 1
9 Sanitarian 2 1 1 0 0 2
10 Apoteker 1 0 0 0 0 1
11 DIII Farmasi 1 0 1 0 0 1
12 Analis 2 1 1 0 0 2
13 Juru Obat /SMF 1 1 0 0 0 1
14 Pelaksana TU 1 1 0 0 0 1
15 SMEA/ SMA 4 1 2 0 1 4
16 Pekarya 1 1 0 0 0 1
PUSKESMAS PEMBANTU
Bidan 2 2 0 0 0 2
Perawat 3 1 1 0 1 3
Tenaga lain 0 0 0 0 0 0
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
POSKESDES
Bidan 29 16 4 11 31
BP Desa
Ket: Jml Standar Tenaga berdasarkan Kepmenkes No : 75
Gambar 4.2.
Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Bayung Lencir 2017
Di 10 desa yang menjadi target pemasangan MKJP jenis Implant
terdapat 1 buah Poskesdes di masing-masing desa kecuali 1 kelurahan
Bayung Lencir yang belum memiliki Poskeslur . Di masing-masing
Poskesdes tersebut ditempati oleh seorang Bidan desa dengan sarana dan
prasarana Poskesdes sesuai dengan standar dari Dinas Kesehatan Musi
Banyuasin.,Petugas Kesehatan yang tersedia di Desa Mendis Jaya yaitu
Bidan Dina Mariana,Am.Keb, Desa Simpang Bayat yaitu Bidan Nurul
Faidah,Am.Keb, Desa Telang yaitu Bidan Yuliani,Am.Keb, Desa Sindang
Marga yaitu Bidan Anita Nurfalah,Am.Keb, Desa Kaliberau yaitu Bidan
Debiyanti,Am.Keb, Desa Tampang Baru yaitu Bidan Ismalia Yuni
Hartati,Am.Keb, Desa Muara Merang yaitu Bidan Nariani Yulia,Am.Keb,
Desa Pulai Gading yaitu Bidan Neneng Nurhayatin, Am.Keb, Desa Bayat Ilir
yaitu Bidan Oriana Palasi, Am.Keb dan Kelurahan Bayung Lencir mempunyai
Bidan Penanggung Jawab Kelurahan yaitu Bidan Fitri Apriani, Am.Keb.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Jml Abs.K
Jml Abs.
No Desa Pend B Kum.% Kum.%
PUS MKJP
d Baru
Bayung
1 2140 1894 194 14,7 26 2%
Lencir
Bayung
3,4
2 Lencir 1263 976 107 24,0 15
Indah
Simpang 0,2
3 635 531 14 2,1 1
Bayat
4 Telang 725 520 43 8,2 4 0,8
Sindang
5 650 480 56 22,5 3 1,2
Marga
6 Kaliberau 885 668 63 9,2 4 0,6
Tampang
7 428 379 24 4,4 2 0,4
Baru
8 Bayat Ilir 400 368 47 7,4 4 0,6
Pangkalan
9 435 389 122 28,5 17 4,0
Bayat
Pagar
10 510 437 161 42,3 48 12,0
Desa
Muara
11 3156 2967 11 4,2 0 0
Medak
Muara
12 1250 781 40 14,7 0 0
Merang
Muara
13 860 778 27 5,4 6 1,2
Bahar
14 Kepayang 781 661 79 18,5 1 0,2
Pulau
15 912 723 90 17,7 8 1,2
Gading
16 Mendis 816 784 129 12,1 59 5,2
Mendis
17 669 472 7 0,3 1 0,2
Jaya
18 Mangsang 3740 3567 289 6,9 0 0
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Lubuk
19 654 620 90 10,5 15 1,7
Harjo
Jumlah 20909 17995 1584 12,4 205 1,8
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambaran KB
Gambaran KB Baru MKJP
Baru Non
MKJPdi
Puskesmas;205
;1,6%
Gambaran KB Baru
MKJP di Puskesmas
MKJP ;1379 ;10,8
%
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 4.5
Pemaparan tentang KB dengan MKJP bagi bidan desa di wilayah
kerja Puskesmas Bayung Lencir.
Bayun
Gambar 4.6
Pemaparan tentang KB dengan MKJP bagi bidan desa di wilayah
kerja Puskesmas Bayung Lencir.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 4.7
Pemaparan tentang KB dengan MKJP bagi bidan desa di di
wilayah kerja Puskesmas Bayung Lencir.
Gambar 4.8
Pemaparan tentang KB dengan MKJP bagi bidan desa di wilayah
kerja Puskesmas Bayung Lencir
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 4.9
Sosialisasi MKJP dan Stiker Perencanaan KB Baru Pasca
Persalinan bagi kader dan bidan desa di wilayah kerja
Puskesmas Bayung Lencir.
Gambar 4.10
Sosialisasi Stiker Perencanaan KB Baru Pasca Persalinan bagi
kader dan bidan desa di wilayah kerja Puskesmas
Bayung Lencir
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 4.11
Sosialisasi Stiker Perencanaan KB Baru Pasca Persalinan bagi bidan
desa di wilayah kerja Puskesmas Bayung Lencir
Gambar 4.12
Sosialisasi Stiker Perencanaan KB Baru Pasca Persalinan bagi kader
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bayung Lencir
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 4.13
Tentang Stiker Perencanaan KB Baru Pasca Persalinan bagi kader dan
bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Bayung Lencir
Gambar 4.14
Sosialisasi tentang MKJP dan Stiker Perencanaan KB Baru Pasca
Persalinan pada kelas ibu hamil di desa Pangkalan Bayat.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 4.15
Sosialisasi tentang MKJP dan Stiker Perencanaan KB Baru Pasca
Persaninan pada kelas ibu hamil di desa Simpang Bayat.
Gambar 4.16
Sosialisasi MKJP dan Stiker Perencanaan KB Baru Pasca Persaninan
pada kelas ibu hamil di desa Sindang Marga.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 4.17
Sosialisasi MKJP dan Stiker Perencanaan KB Baru Pasca Persaninan
pada kelas ibu hamil di desa Lubuk Harjo.
Gambar 4.18
Sosialisasi MKJP dan Stiker Perencanaan KB Baru Pasca Persaninan
pada kelas ibu hamil di desa Kaliberau.
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
Gambar 4.19
Sosialisasi MKJP dan Stiker Perencanaan KB Baru Pasca Persaninan
pada kelas ibu hamil di desa Mendis
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
BAB V
DISKUSI
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Jumlah akseptor KB Baru dengan pemakaian MKJP di Desa Mendis
Jaya,Bayung Lencir, Simpang Bayat, Bayat Ilir, Telang, Sindang Marga,
Kaliberau, Tampang Baru, Muara Merang dan Pulai Gadingpada tahun 2017
masih rendah yakni hanya dari total KK. Sehingga diperlukan upaya
pembenahan untuk menaikan jumlah kepesertaan akseptor KB Baru dengan
penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Salah satu
penyebab masalah utama adalah kurangnya informasi tentang MKJP pada
klien pasca persalinan, pasca keguguran dan pasca drop out KB selain itu
belum maksimalnya kerjasama lintas sektoral di desa –desa tersebut. Untuk
menyelasaikan masalah tersebut diperlukan suatu inovasi, yang dalam hal ini
dipilih “Pemasangan MKJP Implant Pada Peserta KB Baru Di Desa-Desa”
sebagai bentuk kerjasama lintas sektoral antara petugas kesehatan, aparatur
desa dan warga di desa.
Dari survei yang telah dilakukan di 10 desa tersebut didapatkan
bahwa latar belakang masyarakat yang sebagian besar masih memiliki
tingkat pendidikan rendah dan penghasilan yang juga rendah mempengaruhi
pola pikir masyarakat setempat mengenai pemakaian MKJP yang dianggap
suatu barang yang mahal dan menempatkan KB non-MKJP bukan sebagai
prioritas untuk digunakan. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat dapat
menggunakan KB MKJP Implant secara Cuma-Cuma, sehingga masyarakat
juga dapat mempengaruhi yang lainnya untuk menggunakan alat kontrasepsi
jangka panjang yang telah secara nyata mempunyai banyak keuntungan-
keuntungan. Kegiatan ini juga sangat membantu dalam rangka mendongkrak
pencapaian target sasaran KB Baru dengan penggunaan MKJP Implant
hingga 10%.
6.2. Saran
Perlunya apresiasi atau “reward” untuk pihak-pihak yang sudah
berpartisipasi dalam kegiatan ini, sehingga tetap semangat dalam
menjalankan Pemasangan MKJP Implant Pada Peserta KB Baru Di Desa-
Desaini, serta termotivasi untuk terus mengembangkannya ke arah yang
lebih baik di masa yang akan datang.Desa yang belum dilaksanakani
Pemasangan MKJP Implant Pada Peserta KB Baru agar dapat dicari
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
DAFTAR PUSTAKA
Pelayanan Kontrasepsi.
Lencir;
Lencir
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
LAMPIRAN
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
HALAMAN JUDUL
Oleh:
1.Tri Wahyuni, Am.Keb
2. Mulya Sari, Am.Keb
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui
Ka.UPTD Puskesmas Bayung Lencir
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
KATA PENGANTAR
Penulis
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Tujuan..............................................................................................4
1.3. Manfaat............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................6
2.1. Definisi Sanitasi...............................................................................6
2.2. Sanitasi Total Berbasis MasyarakatError! Bookmark not defined.
2.3. Program Stops..............................................................................10
2.4. Puskesmas....................................................................................19
2.4.1. Batasan Puskesmas................................................................19
2.4.2. Prinsip Penyelenggaraan........................................................19
2.4.3. Fungsi dan Peran Puskesmas Dalam Sistem Kesehatan
Masyarakat.........................................................................................21
2.4.4. Organisasi Puskesmas............................................................24
2.5. Jamban Sehat.................................Error! Bookmark not defined.
2.4.1. Jenis Jamban...........................................................................24
2.4.2. Cara Memilih Jamban...............Error! Bookmark not defined.
2.4.3. Manfaat dan Fungsi Jamban....Error! Bookmark not defined.
2.4.4. Kriteria Jamban Sehat...............Error! Bookmark not defined.
2.4.5. Septic Tank...............................Error! Bookmark not defined.
2.4.6. Cara Pemeliharaan Jamban.....Error! Bookmark not defined.
2.4.7. Persyaratan Pembuangan TinjaError! Bookmark not defined.
2.6. Bagian Bangunan Jamban Sehat...Error! Bookmark not defined.
2.7. Arisan Jamban................................Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE......................................................................................33
3.1. Identifikasi Masalah.......................................................................33
3.2. Inventarisasi Penyebab Masalah..................................................33
3.3. Dasar Pemilihan Inovasi Arisan Jamban dalam upaya Peningkatan
Capaian Jamban Sehat..........................................................................33
3.4. Langkah-Langkah dalam Melakukan Inovasi................................34
3.5. Pelaksanaan Inovasi.....................................................................35
3.5.1. Tempat dan Lokasi..................................................................35
3.5.2. Waktu.......................................................................................35
3.5.3. Sasaran Kegiatan....................................................................35
BAB IV HASIL MINI PROJECT................................................................36
4.1. Profil Komunitas Umum.................................................................36
4.2. Data Geografis................................Error! Bookmark not defined.
4.3. Data Demografik.............................Error! Bookmark not defined.
4.4. Sarana Pelayanan Kesehatan......................................................39
4.5. Gambaran Cakupan Jamban Sehat di Puskesmas Bayung Lencir
tahun 2017 dan Desa Mendis Jaya tahun 2017....................................41
4.6. Survei Jamban Milik Warga Mendis Jaya.....................................42
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
DAFTAR GAMBAR
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
DAFTAR TABEL
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN.................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................... 4
1.3 Manfaat............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
2.1 Definisi Pelayanan Keluarga Berencana.......................... 5
A. Peserta KB Baru...................................................... 5
B. Peserta KB Aktif....................................................... 6
2.2 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.............................. 8
2.3 Program Keluarga Berencana......................................... 9
2.4 Pemilihan Penggunaan Kontrasepsi Rasiona.................17
2.4.1 Batasan Puskesmas...............................................18
2.4.2 Prinsip Penyelenggaraan....................................... 18
2.4.3 Fungsi dan Puskesmas Dalam Sistem Kesehatan
Masyarakat............................................................. 20
2.4.4 Organisasi Puskesmas...........................................23
2.4.5 Jenis Kontrasepsi Jangka Panjang........................ 23
2.4.6 Cara-Cara Memperoleh Pelayanan KB .................30
30
Inovasi Program Keluarga Berencana
BAB IV HASIL....................................................................................... 35
4.1 Profil Komunitas Umum....................................................35
4.2 Data Geografis................................................................. 35
4.3 Data Demografi................................................................ 37
4.4 Sarana Pelayanan Kesehatan......................................... 38
4.5 Gambaran Cakupan KB Baru.......................................... 40
4.6 Survei KB Baru dengan MKJP.........................................41
4.7 Pemaparan Tentang MKJP..............................................42
BAB V DISKUSI..................................................................................... 51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 53
6.1 Kesimpulan ........................................................................ 53
6.2 Saran ..................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
30