Semester VI
KELOMPOK 9
TAHUN 2020
LEISURE ACTIVITY IN ELDERLY :
PENDAHULUAN
Pada bab ini, kami akan membahas tentang Leisure Pada Elderly. Adapun
pembahasan yang terkait diantaranya definisi lansia, definisi leisure, definisi
leisure pada lansia, aktivitas leisure yang dilakukan pada lansia, faktor – faktor
yang mempengaruhi lansia pada aktivitas leisure, jurnal – jurnal pendukung
tentang leisure pada elderly, contoh soal beserta dengan penyelesaiannya. Setelah
mempelajari bab ini secara umum Anda diharapkan mampu memahami tentang
aktivitas leisure yang biasa dilakukan oleh para lansia.
LANSIA
URAIAN MATERI
A. Pengertian Lansia
LATIHAN
RANGKUMAN
LEISURE
URAIAN MATERI
A. Pengertian
Kata leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti
diizinkan (To be Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure
adalah loisir yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free
Time), George Torkildsen (Januarius Anggoa, 2011).
d. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as an all
embracing)
Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan
pengembangan diri. Dalam ketiga aspek tersebut, mereka akan menemukan
kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan kebebasan dari hal-
hal yang bersifat menghasilkan. Dengan kata lain, waktu luang merupakan
ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari kebahagiaan,
berhubungan dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru, dan kebudayaan
baru.
e. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup (leisure as a way of living)
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The
Evolution Of Leisure: “Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari
tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan
lingkungannya sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang tak
terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah
dasar keyakinan”.
LATIHAN
RANGKUMAN
Kata leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti
diizinkan (To be Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure
adalah loisir yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free
Time), George Torkildsen (Januarius Anggoa, 2011). Bagi Aristoteles (2001a),
tujuan hidup dari kehidupan yang baik adalah pencapaian eudamonia, sering
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai kebahagiaan, kesejahteraan (Deci
& Ryan, 2008; Waterman, 1993), atau berkembang (Dunn & Brody, 2008).
TES FORMATIF 2
1. Kata lain dari leisure adalah loisir yang berasal dari bahasa Perancis yang
artinya …
A. diizinkan (To be Permited)
B. menjadi bebas (To be Free)
C. waktu luang (Free Time)
D. cara untuk hidup (way of living)
E. aktivitas (activity)
2. Berdasarkan teori George definisi berkaitan dengan leisure antara lain,
kecuali …
A. Waktu luang sebagai waktu (leisure as time).
B. Waktu luang sebagai aktivitas (leisure as activity).
C. Waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif (leisure as
an end in itself or a state of being).
D. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as an all
embracing).
E. Waktu luang sebagai dimensi waktu (leisure as time dimention)
KEGIATAN BELAJAR 3
URAIAN MATERI
Pada masa usia lanjut, waktu luang dapat menjadi kesempatan baru
bagi pengembangan diri bila mengalami kesepian dan penurunan karier
pekerjaan. Waktu luang dapat membantu manusia lanjut usia
menyesuaikan diri kembali untuk perhatian baru pada aktivitas yang tidak
dilakukan sebelumnya. Waktu luang bagi lanjut usia diisi dengan kegiatan
yang meliputi kreativitas, kesenangan pribadi, mengembangkan bakat dan
martabat sosial. Penyesuaian diri yang tinggi dikaitkan dengan kegiatan
yang tergolong mandiri, kreatif, menyenangkan, bersifat pertemanan atau
pelayanan pada orang lain. Kegiatan sosial ataupun kegiatan fisik ini
punya banyak efek positif pada kepuasan dan kesehatan.
Pada masa usia lanjut, waktu luang dapat menjadi kesempatan baru bagi
pengembangan diri bila mengalami kesepian dan penurunan karier pekerjaan.
Waktu luang dapat membantu manusia lanjut usia menyesuaikan diri kembali
untuk perhatian baru pada aktivitas yang tidak dilakukan sebelumnya. Waktu
luang bagi lanjut usia diisi dengan kegiatan yang meliputi kreativitas, kesenangan
pribadi, mengembangkan bakat dan martabat sosial. Medley (dalam Hurlock,
2002) menyatakan, secara umum, lansia yang bahagia lebih sadar dan siap untuk
terikat dengan kegiatan baru dibanding lansia yang merasa tidak bahagia. Selain
itu, manfaat leisure bagi lansia diantaranya : Kegiatan leisure sangat bagus untuk
interaksi sosial, memiliki kesempatan untuk aktif, Kegiatan sosial juga
merangsang otak.
TES FORMATIF 3
1. Penyesuaian diri yang tinggi dikaitkan dengan kegiatan yang tergolong, kecuali
a. Menyenangkan
b. Bijaksana
c. Bersifat pertemanan
d. Kreatif
e. Mandiri
a. Menyenangkan
b. Melepaskan penat
c. Bersifat pertemanan
d. Bagus untuk interaksi sosial dan merangsang otak
e. Memandirikan
KEGIATAN BELAJAR 4
1. Duduk santai
Menurut (Ninik, 2009) para lansia biasanya menghabiskan minimal
15 menit hingga berjam-jam untuk sekedar duduk santai. Mereka ada
yang cuma duduk saja, tanpa suatu aktivitas yang jelas, dan ada yang
duduk santai sambil menikmati media elektronik (televisi dan radio),
yang kesemuanya itu tergantung perasaan dan fasilitas yang ada pada
mereka.
a. Sekedar duduk
Bagi lansia yang pasif, biasanya hanya duduk saja, tidak ada
tujuan yang jelas, hanya untuk menghabiskan waktu. Namun
bagi lansia yang masih aktif, aktivitas duduk dilakukan untuk
mendapatkan sesuatu, misalnya untuk menghilangkan rasa
capek setelah bekerja.
b. Duduk menikmati media elektronik (televisi & radio) Aktivitas
duduk santai ada yang dilakukan sambil mendengarkan radio,
menonton televisi (TV), dengan tiduran atau hanya duduk saja.
2. Berbincang-berbincang /ngobrol
Aktivitas ngobrol mereka lakukan di lingkungan rumah, tempat
tetangga dan kadang-kadang di lingkungan kerja mereka (sawah).
Orang yang diajak untuk berbicara antara lain adalah anggota keluarga
(istri, anak, cucu dan sanak saudara), tetangga, teman dari desa lain
dan kadang-kadang orang asing yang baru kenal. Hal yang mereka
bicarakan bermacam-macam. Ada yang membahas tentang pekerjaan,
hobi, dan ada pula yang membicarakan kondisi lingkungan mereka.
Aktivitas ini mereka lakukan karena untuk menjaga keharmonisan
hubungan antar mereka, untuk bertukar informasi dan untuk
mendapatkan ketenangan hati, mengilangkan rasa kesepian (Ninik,
2009).
3. Gerak badan
Sebagian kecil lansia melakukan aktivitas gerak badan. Aktivitas
ini biasa dilakukan saat ada kegiatan di posyandu lansia. Aktivitas ini
dilakukan untuk mendapatkan kesegaran, menjaga kondisi fisik
mereka yang semakin tua agar tidak mudah sakit-sakitan. Aktivitas ini
juga untuk mendapatkan hiburan berupa pemandangan suasana alam.
(Ninik, 2009)
4. Kegiatan kemasyarakatan
Kegiatan kemasyarakatan seperti pengajian, PKK maupun
posyandu adalah salah satu acara yang mereka gunakan untuk hiburan,
ajang tukar informasi dan merekatkan tali persaudaraan di antara
mereka. Mereka mendapatkan rasa senang saat berkumpul bersama
dengan teman maupun tetangga. (Ninik, 2009)
5. Beraktivitas ringan
Aktivitas ini adalah bentuk aktivitas yang pada intinya seseorang
tidak mau untuk hanya berdiam diri saja, dalam artian ingin selalu
beraktivitas, apapun yang penting tubuhnya bergerak dan kalau bisa
menghasilkan sesuatu. Misalnya membersihkan kebun, mencari kayu,
menanam pohon dan sebagainya. (Ninik, 2009)
6. Relaxation activity (kegiatan raekreasi)
Menurtu soetarlinah sukadji (triatmoko, 2007), kegiatan relaksasi
diantaranya kegiatan relaksasi aktif misalnya membetulkan alat rumah
tangga atau berbenah rumah. Kegiatan tersebut sifatnya produktif
cenderung meningkatkan ketramppilan dan harga diri. Selain itu bisa
melakukan relaksasi pasif dengan cara menonton tv, mendengarkan
music dan membaca tulisan
7. Entertaintment activity( kegiatan hiburan)
Fine, Mortiner,& Robert (Broderick & Blewitt, 2013),
menyebutkan bahwa kegiatannya hiburan atau rekreasi dapat dapat
mempromosikan penguasaan ketrampilan, seperti olahraga, partisipasi,
hobi dan kesenian atau mungkin leboh murni rekreasi seperti melamun
atau duduk dengan teman.
8. Aktivitas religious
Aktivitas religious menjadi tema yang juga mempengaruhi
kebahagiaan lansia. Agama atau religius menurut Diener (2009)
meliputi segala bentuk hubungan individu dengan Tuhannya. Lebih
jauh Diener menjelaskan, penyerahan diri terhadap ajaran agama
dalam bentuk pengabdian terhadap Tuhan merupakan jalan untuk
mencapai kebahagiaan (Kesebir & Diener, 2009). Ini memperlihatkan
bahwa nilai-nilai kebajikan merupakan sumber dari kebahagiaan
sebagaimana yang dijelaskan dalam kebahagiaan eudaimonia
LATIHAN
RANGKUMAN
Aktifitas leisure pada lansia sangat penting bagi kehidupan para lansia
untuk menciptakan jehidupan yang nyaman. Contoh aktifitasnya adalah duduk
santai, lansia sangat senang jika diajak berbincang bincang, berolahraga,
mengikuti kegiatan bermasyarakat, serta mengikuti aktifitas religious.
TES FORMATIF 4
LATIHAN
1. Menurut Bovy dan Lawason (1997) ada lima faktor yang mempengaruhi
leisure pada lansia, sebutkan !
RANGKUMAN
Ada tiga hal yang dapat membentuk keputusan seseorang untuk
berpartisipasi dalam aktivitas leisure tertentu. Tiga hal tersebut adalah (Torkildsen.
1992. p. 90) yaitu faktor personal merupakan banyak hal dalam diri individu yang
dapat dikategorikan sebagai faktor personal, misalnya hobby, keahlian yang
dimiliki, kebutuhan, kepribadian, tujuan hidup seseorang dan lain-lain diantaranya
: Jenis Kelamin, Usia dan Tahapan dalam Daur Hidup, dan Tingkat Pendidikan.
Faktor lingkungan sosial yaitu Menurut Torkildsen, G (1992, p.91), yang
termasuk dalam faktor lingkungan sosial ada beberapa macam, yakni: Kelas
Sosial, Iklim Sosial, dan Tingkat Pendapatan. Faktor kesempatan yaitu alam
studinya, Griffiths memberikan kesimpulan mengenai faktor atau kunci yang
menbentuk partisipasi terhadap leisure adalah kemampuan akses dalam berbagai
bentuknya. Griffiths membagi kemampuan akses kedalam empat bagian besar,
yakni sesuai dengan kutipan (Torkildsen, 1992, p.97) diantaranya : Persepsi
terhadap Aktivitas Leisure, Kemudahan dalam Melakukan Aktivitas Leisure,
Pengenalan terhadap Aktivitas Leisure, Pengelolaan Suatu Aktivitas Leisure.
TES FORMATIF 5
A. Essay
B. Pilihan Ganda
1. D. Very Elderly
2. E. 45-59 tahun
3. B. Memberikan kesenangan, kebahagiaan ,dan kenikmatan hidup
4. A. Waktu luang digambarkan sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan
yang mudah telah dilakukan
5. B. Kegiatan rekreasi sangat bagus untuk interaksi sosial
6. C. Keteraturan dalam pencapaian aktivitas
7. B. Dapat menyenangkan kondisi pikiran
8. E. Menyendiri
9. C. Tingkat pendapatan
10. A. Keahlian yang dimiliki
Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif evaluasi yang terdapat
dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan
rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi
kegiatan belajar ini.
Tingkat penugasan =
Jumlah Soal
1. Judul Penelitian
Influences on Leisure and Life Satisfaction of Elderly People
2. Nama Peneliti
Janelle Griffin, BOccThy & Kryss McKenna, PhD
3. Latar Belakang
a. Tempat penelitian
Australia
b. Waktu
Tahun 2009
c. Responden
104 warga lanjut usia
d. Tujuan penelitian
Untuk menentukan pengaruh jumlah dan jenis leisure yang dilakukan
pada lansia terhadap kepuasan hidup lansia tersebut.
4. Metodologi Penelitian
Peserta diminta dengan beberapa kriteria (1) berusia 65 tahun atau
lebih; (2) pensiun dari pekerjaan; (3) yang tinggal di perumahan
independen (yaitu, tidak di hostel, rumah jompo); (4) kognitif baik dan
mampu secara fisik dan berbicara (5) memiliki kemampuan untuk
membaca, memahami dan menyelesaikan kuesioner secara mandiri.
Dilakukan selama tiga bulan berturut-turut, responden terdiri dari 104
orang lanjut usia (75 perempuan) dengan usia rata-rata 74 tahun (kisaran
65-98 tahun) direkrut dari organisasi senior yang resmi sukarela dan pusat
perbelanjaan umum, dan dengan rujukan progresif dari peserta lain.
Persetujuan tertulis Informed Consern diperoleh yang sudah diperoleh
sebelumnya.
Kepuasan hidup diukur menggunakan The Satisfaction with Life
Scale (SWLS) (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985) yang menilai
kepuasan hidup secara global. Contoh dari lima pertanyaan pada skala ini
termasuk, '' Saya puas dengan kehidupan, saya'' dan ''Jika aku bisa
menjalani kehidupan saya, saya tidak akan mengubah hampir yang ada.''
Respon didasarkan pada 7 poin dari skala Likert, dengan penjumlahan dari
tanggapan menghasilkan skor total. Skala ini memiliki tingkat konsistensi
yang tinggi (koefisien alpha = 0,87) dan Realibilitas temporal (dua bulan
tes-tes ulang koefisien korelasi = 0,82). Skor pada skala ini dilaporkan
berkorelasi cukup baik untuk hingga tinggi untuk pengukuran lain dari
subjektivitas kesejahteraan dan dapat memperkirakan dengan baik
spesifikasi karakteristik seseorang (Diener et al., 1985).
5. Hasil Penelitian
Data dianalisis menggunakan The Statistical Packages for the
Social Sciences (SPSS / PC). Data terdiri dari perilaku dalam pemanfaatan
waktuluang dan kepuasan hidup dianalisis secara deskriptif. Sarana dan
standar deviasi yang digunakan untuk menggambarkan tendensi sentral
dan kemampuan variabel berdasarkan jumlah dan berbagai rekreasi. Untuk
variabel kepuasan leisure dan kepuasan hidup, median dan rentang
interkuartil adalah tics statis- deskriptif lebih tepat untuk digunakan. Untuk
menguji hipotesis, analisis regresi berganda standar dilakukan antara
variabel dependen dan independen. Specifi- Cally, untuk menentukan
pengaruh pada variabel dependen dari jumlah partisipasi rekreasi, berbagai
partisipasi rekreasi dan kepuasan rekreasi, variabel independen berikut
mengadakan regresi: usia, jenis kelamin, latar belakang pekerjaan, status
kesehatan dan mengemudi mobil. Untuk menentukan pengaruh pada
kepuasan hidup sebagai variabel dependen, mengikuti ables variabel-
independen yang dimasukkan dalam persamaan regresi: jumlah partisipasi
leisure, berbagai partisipasi leisure dan kepuasan leisure. Sebuah skor
median dari 22 pada skala kepuasan leisure mengungkapkan bahwa
sebagian besar peserta baik sangat puas atau puas dengan item pada skala
kepuasan leisure. Pemeriksaan kisaran interkuartil (antara 25 dan persentil
ke-75) menunjukkan perbedaan hanya 5,75, menyoroti bahwa skor
kepuasan luang untuk ipants partic- dalam penelitian ini cenderung
mengelompok di sekitar median. Untuk kepuasan hidup, skor median dari
30 mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta setidaknya setuju,
beberapa sangat, dengan item bertanya pada LSS tersebut. Berbagai baris
IQR lagi ditunjukkan clustering.
Berjumlah Partisipasi Leisure: Persamaan regresi untuk variabel
independen (umur, jenis kelamin, latar belakang pekerjaan, status
kesehatan dan mengemudi mobil) pada jumlah partisipasi luang itu tidak
bisa signifi-, jumlah partisipasi luang itu tidak bisa signifi-, jumlah
partisipasi luang itu tidak bisa signifi-, jumlah partisipasi luang itu tidak
bisa signifi-, jumlah partisipasi luang itu tidak bisa signifi-, jumlah
partisipasi luang itu tidak bisa signifi-, R = . 52, F ( 5, 95) = 7.09, p
disesuaikan dari varians diperkirakan oleh variabel independen. Tiga
variabel independen, yaitu usia (6%), status kesehatan (4%) dan
mengendarai mobil (5%), bersama-sama membuat kontribusi yang unik
dari 15% ke- prediksi bangsal dari hasil ini, dengan lebih 12% menjadi
shared kontribusi dari semua variabel independen.
Kenyamanan Kepuasan: Hasil persamaan regresi berganda dari
variabel independen (umur, jenis kelamin, latar belakang pekerjaan, status
kesehatan dan mengemudi mobil) pada kepuasan luang tidak tidak bisa
signifi-. Kepuasan hidup: Regresi berganda dari ables variabel-
independen (jumlah partisipasi rekreasi, berbagai partisipasi rekreasi, dan
kepuasan rekreasi) pada kepuasan hidup tidak signifikan.
6. Kesimpulan
Selain mendorong partisipasi lansia, okupasi terapis harus fokus
untuk memfasilitasi kepuasan orang tua melanjutkan tentang kegiatan
leisure tersebut, terutama bagi mereka yang usianya lebih tua, memiliki
masalah dalam kesehatan dan tidak memiliki sarana transportasi yang
memadai. Dengan memperhatikan sifat unik dan pengalaman individual
masing-masing orang, okupasi terapis juga dapat mempromosikan
kepuasan lansia berkelanjutan dengan olahraga dan berkontribusi terhadap
perasaan kepuasan hidup pada orang yang sudah lanjut usia.
Time use for self care, productivity, and leisure among elderly Canadians
(Atika)
1. Judul penelitian
Time use for self care, productivity, and leisure among elderly Canadians
2. Nama Peneliti
Allison L. McKinnon
3. Latar Belakang
a. Tempat Penelitian
Canada
b. Waktu Penelitian
November 1986
c. Responden
1.398 orang yang berumur di atas 65 tahun, terdiri dari pria dan wanita
d. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penggunaan waktu oleh lansia untuk perawaratan diri,
produktivitas dan aktivitas leisure
4. Metodologi Penelitian
Random digit dialing adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan
untuk memilih sampel. Sampel inti terdiri sekitar 12.500 rumah tangga di
sepuluh daerah dan tanggapan diperoleh dari 9.946 rumah tangga, mewakili
tingkat respons 79,6%. Pengambilan sampel regional konsisten dengan
distribusi populasi di sepuluh daerah di Kanada, sehingga 19,7% responden
berusia 65 tahun keatas berasal dari wilayah Atlantik, 18,9% berasal dari
Quebec, 22,7% tinggal di Ontario, 26% tinggal di Praires, dan 12,8% adalah
penduduk British Columbia.
5. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa persentase aktivitas yang
banyak dilakukan responden adalah perawatan diri yaitu mencapai 100% lansia
menceritakan hal tersebut. Menariknya 92,5% responden melaporkan waktu
untuk kegiatan dalam kategori media dan komunikasi. Setidaknya 85% dari
semua lansia yang disurvei mengatakan bahwa mereka Lebih sering menonton
televisi pada hari tertentu. Untuk pekerjaan berada dikegiatan ketiga yang
paling sering dilaporkan lansia yang telah mengikuti survei (82%).
6. Kesimpulan Penelitian
Sementara pola yang terkait dengan usia kinerja dalam pekerjaan memang
ada (Zuzanek & Box, 1988), variasi yang luas dalam penggunaan waktu juga
jelas di antara yang heterogen populasi lansia di Kanada. Sebagai individu,
lansia punya prioritas untuk menggunakan waktu mereka yang menyimpang
dari rata-rata statistik untuk usia mereka. Prioritas semacam itu harus diakui
dalam berpusat pada praktik terapi okupasi, dan preferensi seorang klien untuk
penggunaan waktu harus menjadi dasar untuk mengambil keputusan tentang
apa yang menjadi keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Jika “tujuan
utama terapis adalah untuk membangun sebuah keseimbangan yang tepat
antara waktu yang dihabiskan oleh klien dalam kegiatan perawatan diri,
produktivitas, dan waktu luang" (CAOT, 1991, hlm. 13).
6. Kesimpulan
Berdasarkan data dari sampel orang dewasa yang representatif
secara nasional di Taiwan, penelitian ini menyajikan temuan menarik
tentang partisipasi orang dewasa yang lebih tua dan kesenangan di waktu
luang. Kasus-kasus kegiatan rekreasi termasuk membaca buku, menonton
TV = DVD = video, bersosialisasi dengan teman-teman, dan terlibat dalam
kegiatan fisik. Sementara beberapa temuan dari penelitian ini konsisten
dengan literatur Barat yang ada dan studi tentang orang-orang Cina,
temuan lainnya membutuhkan eksplorasi lebih lanjut :
1) Temuan penelitian ini mengkonfirmasi temuan dari literatur
sebelumnya tentang pola umum orang dewasa yang lebih
tua tentang seberapa sering mereka berpartisipasi dalam
empat jenis kegiatan rekreasi dan tentang seberapa banyak
mereka menikmatinya. Secara umum, ada kesamaan lintas
budaya mengenai kegiatan rekreasi orang dewasa yang
lebih tua.
2) Usia dan kesehatan keduanya merupakan prediktor yang
signifikan untuk partisipasi di waktu senggang dan
kesenangan di waktu senggang. Hasilnya umumnya
konsisten dengan literatur yang ada tentang partisipasi
waktu luang, sambil memberikan informasi baru tentang
kesenangan orang dewasa yang lebih tua untuk
penyelidikan di masa depan.
3) Gender memainkan peran yang sangat terbatas dalam
memprediksi partisipasi dan kesenangan rekreasi orang
dewasa yang lebih tua. Penelitian di masa depan mungkin
perlu memeriksa kembali atau mengkonfirmasi kembali
tidak adanya kesenjangan gender dalam kegiatan rekreasi di
kalangan lansia.
4) Pendidikan tampaknya berfungsi sebagai prediktor yang
sangat kuat dari partisipasi orang dewasa yang lebih tua dan
kesenangan membaca buku, dan itu adalah prediktor
moderat untuk partisipasi waktu luang dan kenikmatan
kegiatan fisik, seperti yang disarankan oleh studi
sebelumnya.
5) Penduduk kota cenderung membaca buku lebih sering
daripada penduduk pedesaan, sementara penduduk desa
lebih sering bersosialisasi dengan teman dan lebih
menikmatinya daripada rekan kota mereka. Temuan pada
kesenjangan desa-kota dalam bersosialisasi dengan teman-
teman menggemakan hasil penelitian yang dilakukan pada
orang dewasa yang lebih tua di Cina daratan. Akan menarik
untuk mengeksplorasi apakah kesenjangan seperti itu juga
ada di antara orang dewasa yang lebih tua di masyarakat
lain.
Preparation to care for confused older patients in general hospitals: a
1. Judul Penelitian
2. Nama Peneliti
3. Latar Belakang
a. Tempat penelitian
b. Waktu
Tahun 2013
c. Responden
Dua pertiga pasien di rumah sakit umum yang berusia lebih dari 70
2. Metodologi Penelitian
banyak pendapat di seluruh analisis data; (iii) pendapat yang tiba pada
berbeda.
dan AK) adalah psikolog kerja akademik tanpa peran klinis atau
manajerial.
3. Hasil Penelitian
Dengan mengambil sampel sejumlah kelompok profesional, hasil
staf yang merawat pasien yang lebih tua yang bingung di rumah sakit.
untuk pekerjaan itu) dan faktor interpersonal (interaksi dengan pasien dan
untuk merawat pasien yang lebih tua yang bingung di rumah sakit umum.
cenderung lebih jujur daripada jika dilakukan oleh karyawan rumah sakit.
mewakili rumah sakit dengan kejahatan tersebut. Lebih lanjut, kami tidak
mengeksplorasi perspektif pasien dan perawat tentang pendidikan dan
pelatihan staf .
geriatricians, dll) dan potensi mereka untuk pendidikan dan pelatihan staf.
Namun, efeknya pada hasil staf dan pasien tetap harus dipahami. Mereka
Hasil kami mendukung ini; MDTs secara luas dipandang sebagai manfaat
lebih tua, merangkul keahlian dari layanan spesialis. Temuan kami juga
berguna bagi para pendidik. Perawatan orang tua dengan delirium dan
demensia harus dimasukkan dalam etika pelatihan, sarjana generik dan
spesialis kesehatan.
4. Kesimpulan
spesialis harus diberikan, sehingga tenaga kerja siap untuk merawat pasien
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, M. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk lanjut usia
memilih untuk bekerja. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(2).
Aristotle. (2001b). Politics (B. Jowett, Trans.). In R. McKeon (Ed.), The basic
works of Aristotle (pp. 1113-1316). New York, NY: The Modern Library.
Griffin, J., & McKenna, K. (1999). Influences on leisure and life satisfaction of
elderly people. Physical & Occupational Therapy in Geriatrics, 15(4), 1-16.
Husnah, W. (2018). Aktivitas mengisi waktu luang untuk lansia di tiongkok: studi
kasus hong kong. Jurnal Kajian Wilayah, 9(2), 124-137.
McKinnon, A. L. (1992). Time use for self care, productivity, and leisure among
elderly Canadians. Canadian Journal of Occupational Therapy, 59(2), 102-
110.
Stanis, S. A. W., Schneider, I. E., & Anderson, D. H. (2009). State Park Visitors'
Leisure Time Physical Activity, Constraints, and Negotiation
Strategies. Journal of Park & Recreation Administration, 27(3).