Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LANJUT USIA (LANSIA)


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Hasnawati, S. Pd. I., M.M.

Disusun oleh: Kelompok 11

1. HATNI
2. HASNAWATI
3. LISA APRIANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AULIAURRASYIDIN

TEMBILAHAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan khadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan sesuai
dengan rencana. Makalah yang berjudul “Lanjut Usia (Lansia)” ini diajukan untuk
pemenuhan tugas dari dosen Psikologi Perkembangan.

Pembuatan makalah ini banyak kendala yang di hadapi, namun berkat


bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat
teratasi. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada pihak yang telah berkonstribusi.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan,


tetapi masih memerlukan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi panutan bagi para
pembaca, khususnya bagi para penulis sehingga tujuan yang di harapkan dapat
tercapai, amiin.

Tembilahan, 30 Maret 2019.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3

A. Konsep Dasar Masa Lanjut Usia...............................................................3


B. Tugas Usia Lanjut......................................................................................8
C. Permasalahan yang Dihadapi Kaum Usia Lanjut......................................9
D. Bahaya Penyesuaian Pribadi dan Sosial Usia Lanjut................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam studi psikologi perkembangan kontemporer atau yang lebih
dikenal dengan istilah perkembangan rentang hidup, wilayah pembahasanya
tidak hanya perubahan perkembangan masa anak-anak dan remaja saja tetapi
juga menjangkau perkembangan masa dewasa, menjadi tua hingga meninggal
dunia. Hal ini disebabkan karena perkembangan itu tidak berakhir dengan
kematangan fisik saja tetapi perkembangan merupakan proses kesinambungan
dari masa konsepsi hingga menjadi tua. Perubahan-perubahan badaniyah yang
terjadi sepanjang hidup mempengaruhi sikap, proses kognitif, dan perilaku
individu. Hal ini berarti masalah yang harus diatasi juga mengalami
perubahan dari waktu ke waktu sepanjang rentang kehidupan.
Seperti halnya dengan remaja, untuk merumuskan sebuah definisi tentang
kedewasaan tidaklah mudah. Hal ini karena setiap kebudayaan berbeda-beda
dalam menentukan kapan seseorang mencapai status dewasa secara formal.
Namun pada umumnya para psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun
sebagai awal masa dewasa dan berlangsung hingga usia 40-45 tahun, dan
pertengahan masa dewasa sekitar usia 40-45 tahun dan berahkhir sekitar 65
tahun, hingga masa dewasa akhir atau masa tua dari 65 sampai meninggal
dunia.

B. Rumusan Masalah
Berdasaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apa saja konsep dasar dari Usia Lanjut?
2. Apa saja tugas dari Usia lanjut?
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi kaum Usia lanjut?
4. Apa saja bahaya penyesuaian Pribadi dan Sosial Usia Lanjut?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja konsep dari Usia Lanjut.
2. Untuk mengetahui apa saja tugas dari Usia Lanjut.
3. Untuk mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi kaum Usia
Lanjut.
4. Untuk mengetahui apa saja bahaya penyesuaian Pribadi dan Sosial Usia
Lanjut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Masa Usia Lanjut


1. Pengertian Usia Lanjut
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai meninggal, yang ditandai
dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang semaki menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis, ataupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain.
Menurut Hurlock 2002, tahap terakhir dalam perkembangan ini
dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan
usia lanjut yang dimulai pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan
seseorang. Dengan kata lain, orang tua muda atau usia tua (usia 65
hingga 74 tahun) dan orang tua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun
atau lebih) .1
Menurut Hurlock, secara umum orang lanjut usia dalam meniti
kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama,
masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam.
Kedua, manusia usia lanjut cendrung menolak datangnya masa tua, tidak
menerima realitas yang ada.
Perubahan fisiologis ini berpengaruh secara langsung atau tidak
langsung pada fungsi sosial yang juga perubahan peran dalam statusnya
di masyarakat. Misalnya, orang harus mengundurkan diri dari jabatannya
(pensiun), tidak lagi dipaksa, tidak bisa lagi menjadi olahragawan dan
sebagainya, perubahan yang terjadi pada manusia lanjut sangat bervariasi
dan individu. Individu yang satu berbeda dari yang lain, baik dalam
irama maupun intensitas gejalanya.

1
Elizabhet B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 2.

3
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua. Menurut
J.W. Santrock, ada dua pandangan tentang definisi prang lanjut usia atau
lansia, yaitu menurut pandangan orang Barat dan orang Indonesia.
Pandangan orang Barat, orang yang tergolong lanjut usia atau lansia
adalah orang yang sudah berumur 65 tahun ke atas dan usia ini akan
membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Adapun
pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang berumur lebih dari 60
tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umumnya di Indonesia digunakan
sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Menurut Bernice Neugarten (1968) dan James C. Chalhoun (1995),
masa tua adalah suatu masa ketika orang dapat merasa puas dengan
keberhasilan.
Menurut Prayitno dalam Aryo (2002), setiap orang yang
berhubungan dengan usia lanjut adalah orang yang berusia 56 tahun ke
atas, tidak mempunyai penghasilan, dan tidak berdaya mencari nafkah
untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari.
Penggolongan Lansia menurut Depkes (Azis, 1994), menjadi tiga
kelompok, yakni:
a. Kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang
baru memasuki lansia;
b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas);
c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih
dari 70 tahun.2
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia
merupakan periode ketika seorang individu telah mencapai kemasakan
dalam proses kehidupan serta telah menunjukkan kemunduran fungsi
organ tubuh.

2
Aziz H. Manajemen Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas, Bandung: AKPER
Dr. Otten, 1994, h, 33.

4
2. Karakteristik Usia Lanjut
Menurut Hurlock, beberapa ciri orang lanjut usia, yaitu sebagai
berikut:

a. Periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada
lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki
motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat
maka kemunduran itu akan lama terjadi.
b. Memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat
dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut
usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap
lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang
mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat
orang lain.
c. Membutuhkan perubahan pelan
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia
sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar
tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang
buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.3

3
Rosleny Marliani, Psikologi Perkembangan, Bandung: CV PUSTAKA SETIA,
2015, h, 243.

5
3. Perubahan Pada Usia Lanjut
Menurut Hernawati Ina (2006), perubahan pada lansia ada tiga, yaitu
perubahan biologis, psikologis, dan sosiologis.
a. Perubahan Biologis
Perubahan biologis meliputi sebagai berikut:
1) Masa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah
mengakibatkan jumlah cairan tubuh juga berkurang sehingga
kulit tempak mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul
garis-garis yang menatap.
2) Penurunan indra penglihatan akibat katarak pada usia lanjut
sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C,
da asam folat, sedangkan gangguan indra pengecap yang
dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn dapat menurunkan
nafsu makan, penurunan indra pendengaran yang terjadi karena
adanya kemunduran fungsi sel saraf pendengaran.
3) Dengan banyaknya gigi geligih yang sudah tanggal
mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang berdampak
pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
4) Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti perut kembung nyeri yang menurunkan nafsu
makan usia lanjut. Penurunan mobilitas usus dapat juga
menyebabkan susah buang air besar yang dapat menyebabakan
wasir.
5) Kemampuan motorik yang menurun selain menyebabkan usia
lanjut menjadi lambat, kurang aktif, dan sulit untuk menyuap
makanan dapat mengganggu aktivitas/kegiatan sehari-hari.
6) Terjadi penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan penurunan
daya ingat jangka pendek, melambatkan proses informal,
kesulitan berbahasa, kesulitan mngenal benda-benda, kegagalan
melakukan aktivitas bertujuan apraksia dan gangguan dalam
menyusun rencana, mengetur suatu, mengurutkan daya abstraksi

6
yang mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari yang disebut dimensia atau pikun.
7) Akibat penurunan kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam
jumlah besar juga berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengeceran
nutrisi hingga dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa
lelah.
8) Incotenensia urine di luar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada
kelompok usia lanjut yang mengalami IU sering mengurangi
minum yang mengakibatkan dehidrasi.
b. Kemunduran Psikologis
Pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk
mengadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap situasi yang
dihadapkannya, antara lain sindroma lepas jabatan sedih
berkepanjangan.
c. Kemunduran Sosiologis
Usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
pemahaman usia lanjut itu atas dirinya sendiri. Status sosial
seseorang sangat penting bagi kepribadiannya dalam pekerjaan.
Perubahan status sosial usia lanjut akan membawa akibat bagi yang
bersangkutan sehingga perlu dihadapi dengan persiapan yang baik
dalam menghadapi perubahan tersebut. Aspek sosial ini sebaiknya
diketahui oleh usia lanjut sedini mungkin sehingga dapat
mempersiapkan diri sebaik mungkin.4

4. Penyesuaian Diri Pekerjaan dan Keluarga bagi Orang Usia Lanjut


Penyesuain diri terhadap pekerjaan dan keluarga bagi orang usia
lanjut sulit dilakukan karena hambatan ekonomis yang memainkan peran
penting dari pada masa sebelumnya.

4
Ibid, h, 247.

7
Walaupun ada bantuan keuangan dari pemerintah dalam bentuk
jaminan kesehatan, jaminan sosial, dan pembagian keuntungan secara
bertahap yang diperoleh dari dana pensiun dan dari perusahaan, mereka
kadang-kadang tidak sanggup mengatasi berbagai masalah yang mereka
hadapi. Untuk itu, perlu adanya aktivitas pekerjaan sebagai berikut:
a. Bekerja merupakan salah satu aktivitas manusia walaupun bekerja
tidak hanya menghasilkan uang, tetapi bekerja juga dapat
memberikan status individu dapat berinteraksi sosial dengan
lingkungan sekitarnya.
b. Bekerja merupakan bentuk dari aktivitas yang mendapat dukungan
sosial yang berupa penghargaan lingkungan masyarakat terhadap
aktivitas kerja ataupun dukungan individu yang melatarbelakangi
untuk berproduksi, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, serta
kebutuhan lainnya sehingga pada hakikatnya bekerja merupakan
kebutuhan manusia.5

B. Tugas Usia Lanjut


Perubahan Minat pada Usia Lanjut
Mengenai perubahan minat pada usia lanjut, Hurlock membaginya pada
beberapa hal berikut.
1. Minat Pribadi
a. Minat dalam diri sendiri
b. Minat pada penampilan
c. Minat terhadap pakaian
d. Minat terhadap uang
e. Minat untuk rekreasi
2. Minat dalam Sosial
Bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa
menderita karena jumlah kegiatan sosial yang dilakukannya semakin
berkurang. Hal ini lazinm diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan

5
Ibid, h, 247.

8
kemasyarakatan (social disengagement), yaitu proses pengunduran diri
secara timbal balik pada masa lanjut usia dari lingkungan sosial.
3. Minat terhadap Keagamaan
Walaupun terdapat kepercayaan yang populer dalam masyarakat yang
menyatakan bahwa orang tertarik pada saat kehidupannya hampir selesai,
bukti-bukti yang menunjang kepercayaan seperti ini sangat sedikit.
4. Minat terhadap Kematian
Semakin lanjut usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin
kurang tertarik pada kehidupan akhirat dan lebih mementingkan tentang
kematiannya. Pendapat tersebut memang benar, khususnya bagi orang
yang kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk.
Pada waktu kesehatannya memburuk, mereka cendrung
berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh
perasaan seperti itu. Hal ini secara langsung bertentangan dengan
pendapat orang muda yang menganggap kematian bagi mereka
tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang memikirkan
kematian.6

C. Permasalahan yang Dihadapi Kaum Usia Lanjut


Secara umum permasalahan yang dihadapi kaum lanjut usia adalah
sebagai berikut.
1. Masalah Ekonomi
Manula, sebagaimana manusia lainnya, memerlukan kebutuhan, baik
berupa kebutuhan fisiologi dasar, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan
dihargai, maupun kebutuhan mengaktualisasikan diri, yang semuanya,
mendukung untuk melanjutkan kehidupannya. Dengan datangnya masa
pensiun, penghasilan juga berkurang, penghargaan dan status juga mulai
berkurang.

6
Ibid, h, 251.

9
2. Masalah Sosial Budaya
Perubahan aspek sosial budaya yang menonjol dalam kehidupan kaum
lanjut usia adalah kurangnya kontak sosial dengan anggota masyarakat.
Berhentinya kelompok ini dari pekerjaan formalnya sering menjadi
penyebab utama.
3. Masalah Kesehatan
Permasalahan yang kemudian muncul adalah bagaimana melakukan
perawatan dan pelayanan kesehatan maksimal dan permasalahan biaya
kesehatan. Pelayanan kesehatan bagi para manula di Indonesia dinilai
masih kurang.
4. Masalah Psikologis
Aspek psikologis dapat menjadi faktor penyebab sekaligus menjadi
faktor akibat. Sebagai faktor penyebab, aspek psikologis yang muncul
memengaruhi aspek-aspek lain secara langsung. Misalnya, rasa kesepian,
kecemasan terhadap kematian dan lain sebagainya akan menyebabkan
munculnya sakit fisik. Adapun sebagai faktor akibat, aspek psikologis
yang sering muncul pada manula, antara lain kesepian, keterasingan dari
lingkungan, ketidakberdayaan dan ketelantaran, sebagai akibat kurangnya
perhatian dari keluarga muda, sikap yang tidak memperhitungkan kaum
lansia, dan kurang tersedianya dana dan pelayanan kesehatan. 7

D. Bahaya Penyesuaian Pribadi dan Sosial Usia Lanjut


1. Bahaya Fisik
Tanda-tanda fisik yang umumn pada usia lanjut adalah sebagai
berikut:
a. Penyakit dan hambatan fisik
b. Kurang gizi
c. Gangguan gigi
d. Kecelakaan

7
Ibid, h, 253.

10
2. Bahaya Psikologis
a. Orang usia lanjut menerima pendapat klise tentang kebudayaan
b. Pengaruh perubahan fisik pada usia lanjut
c. Perubahan dalam pola kehidupan
d. Kecendrungan untuk tidur secara mental
e. Merasa bersalah karena menganggur
f. Berkurangnya pendapatan
g. Pelepasan kegiatan sosial
3. Bahaya yang menanti pada masa Usia Lanjut
a. Post Power Syndrome
Post Power Syndrome adalah gejala sindrom yang cukup populer
di kalangan orang lanjut usia, khsuusnya sering menjangkiti individu
yang telah usia lanjut dan telah pensiun atau tidak memiliki jabatan
lagi ditempat kerja. Post Power syndrome merupakan salah satu
gangguan keseimbangan mental ringan akibat dari reaksi somatisasi
dalam bentuk dan kerusakan fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah
yang bersifat progresif karena individu telah pensiun dan tidak
memiliki jabatan ataupun kekuasaan lagi.8
b. Penilaian Hidup yang Suram
Berdasarkan teori psikososial Erik Erickson, masa usia lanjut
disebut sebagai masa integritas versus kekecewaan. Pada masa ini
orang akan membuat penilaian terhadap apa yang telah dilakukan
sepanjang hidupnya dan menghubungkan dengan kematian yang
segera akan dihadapi. Apabila orang melihat apa yang dilakukan
selama ini kurang baik, ia akan merasa kecewa dan tidak puas. Oleh
karena itu, ia juga akan menghadapi masa depan dengan suram.
Sebaliknya, jika ia mampu mengintegrasikan semua yang
dilakukan dan melihat apa yang dilakukan secara keseluruhan dan
baik, ia akan puas dengan hidupnya. Selanjutnya, ia akan merasa
tenang menjalani kehidupannya.

8
Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali, 2000, h, 231.

11
c. Kesepian
Bahaya berikutnya adalah adanya perasaan kesepian. Setelah
memasuki masa pensiun, orang tua tidak lagi memiliki komunitas
yang teratur bertemu. Sementara itu, teman-teman yang berusia lanjut
satu demi satu meninggal atau sakit sehingga tidak lagi bisa
berinteraksi. Keadaan ini tentu menyebabkan ksepian di hati orang
tua. Kesepian ini semakin bertambah karena anak-anak telah memiliki
rumah sendiri dan telah memiliki kesibukan sendiri. Hal tersebut
mencapai puncaknya jika pasangan hidupnya juga mendahului
dipanggil Tahun.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lansia merupakan fase kemasakan fungsi sekaligus kemunduran pada
manusia. Berbagai macam permasalahan mulai berdatangan terutama dalam
aspek psikologis. Setiap lansia memiliki permasalahan yang berbeda sehingga
penanggulangannya juga berbeda. Perhatian yang lebih dibutuhkan oleh lansia
sebagai motivasi untuk tetap aktif dan memiliki gairah hidup.

B. Saran
Berdasarkan dari uraian materi di atas maka penulis menyarankan,
berlaku baiklah kepada orang tua yang sudah Usia Lanjut karena dimasa inilah
mereka membutuhkan kasih sayang dari anak-anak dan keluarganya untuk
menhindari gangguan-gannguan psikologi lainnya. Biasanya dimasa ini sangat
rentan dengan masalah hidup kesepian dan kurangnya ekonomi sehingga
mereka bisa saja depresi dan terkena gangguan psikologis. Maka dari itu
jagalah mereka selagi mereka ada.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aziz H. Manajemen Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas, Bandung: AKPER Dr.
Otten, 1994.

Elizabhet B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980.

Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali, 2000.

Rosleny Marliani, Psikologi Perkembangan, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2015.

14

Anda mungkin juga menyukai