Anda di halaman 1dari 18

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

MASA LANJUT USIA

DISUSUN OLEH

GABRIEL DAVID ISNAWAN 181114097

NATALIA KATI BOLENG 181114051

MARCELLINUS DAVI A. 181114015

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1. Hakikat Dan Pengertian Masa Tua Atau Lanjut Usia...........................................................3
2.2. Tahap-Tahap Perkembangan Manusia Lanjut Usia.............................................................6
2.3 Ciri-Ciri Manusia Masa Lanjut Usia......................................................................................7
2.4 Karakteristik Masa Tua..........................................................................................................8
2.5 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Lansia.............................................................................8
2.6 Aspek – Aspek Perkembangan Masa Lansia.........................................................................9
2.7 Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendukung Proses Perkembangan....................................12

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

ii
Kata pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan waktu berahmat
kepada kami sehingga kami dapat menyelsesaikan pekerjaan kami pada waktunya. Pada
kesempatan ini kami menulis tentang psikologi orang dewasa akhir atau lanjut usia.

Maka peda kesempatan kami ingin membagi hasil diskusi kami tentang manusia lanjut
usia, semoga hasil diskusi kami ini dapat membantu sesama yang mungkin pada saat ini juga
tengah berhadapan dengan manusia lanjut usia.

Kami sadar bahwa penulisan kami ini masih jauh dari dari kesempurnaan, kritik saran
yang benada positif akan sangat membantu kami dalam proses penulisan selanjutnya.

Yogyakarta, 27 Februari 2019

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam psikologi perkembangan terdapat tahapan dalam rentang kehidupan, yaitu perode
prenatal, masa bayi, awal masa kanak-kanak, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, masa
remaja, masa dewasa awal, dxewasa pertengahan, dan masa tua atau lanjut usia.setiapa rentang
kehidupan memiliki tugas-tugas perkembangan, focus minat, hambatan dan perubahan yang
berbeda disetiap tahapannya. Masa tua ditandai oleh adanya perubahan jasmani, funsi biologis
dan motoris, pengamatan dan berpikir, motif-mtoif dsn kehidupan afeksi, hubungan sosial serta
integrase masyarakat, dan mental.

Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup sesorang, yaitu suatu periode
dimana seseorangh telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau
beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.

Manusia adalah mahluk sosial yang eksploratif dan potensial. Dikatakan makhluk
eksploratif, karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik
maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah
kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan secara nyata.

Selanjutnya  manusia juga disebut  sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya,
karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal manusia memerlukan bantuan dari luar
dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain dalam bentuk bimbingan dan pengarahan dari
lingkungannya.Bimbingan dan pengarahan yang diberikan dalam dalam membantu
perkembangan tersebut pada hakekatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu
sendiri, yang sudah tersimpan seagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan yang tidak
searah dengan potensi yang dimiliki akan berdampak negatif  bagi perkembangan manusia.

Berdasarkan pengertian lanjut usia secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia)
apabila usianya 65 tahun keatas (Effendi dan Makhfudli, 2009). Menurut organisasi kesehatan
dunia, WHO seseorang disebut lanjut usia (elderly) jika berumur 60-74 tahun. Menurut Prof.
DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad, Guru Besar Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran
usia 65 tahun keatas disebut masa lanjut usia atau senium.

1
Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia  (Budi,1999).
Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan
bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (psikologi dari Universitas Indonesia), lanjut usia
merupakan kelanjutan usia dewasa antara usia 65 tahun hingga tutup usia. Menurut Prof. DR.
Koesoemanto Setyonegoro, lanjut usia dikelompokkan menjadi tiga yaitu usia 70-75 tahun
(young old); usia 75-80 tahun (old); usia lebih dari 80 tahun (very old). Kesimpulan dari
pembagiaan umur menurut beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah
berumur 65 tahun keatas (Nugroho, 2008).

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan
adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai
usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup
berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia
lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima
keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkunganya (Darmojo, 2004).

Tema ini kami angkat berdasarkan keprihatinan kami pada manusia lanjut usia yang
akhir-akhir ini mengalami kesepian di masatua karena belum siap menereima realita diri. Masa
tua adalah masa yang indah, masa untuk mengingat kembali sepak terjang hidup sejak masih
kecil hingga menginjak usia lanjut, masa untuk relaksasi, masa untuk menata kembali hubungan
cinta dan perhatian dalam keluarga yang mungkin tyerkikis kearena kesibukan kerja dan masa
untuk mendekatkan diri dengan Tuhan ang pencipta.

Terkadang juga mas tua membawa para lansia pada rasa sepi yang mendalam karena
kehilangan orang yang dicintai, penyakit yang diderita kaena daya tahan tubuh yang semakin
berkurang, lemahnya kemampuan berpikir. Jika para lansia tidak mempersiapkan diri dengan
baik maka akan mengakibat rasa frustasi atau stress melihat realita diri yng tidak setegar hari
kemarin.

Sebgai calon guru BK kita perlu tahu tentang psikologi usia lanjut karena dalam kehidupan
kita sehari-hari yang pastinya kita akan berhadapan dengan anggota keluarga, tetangga atau

2
konseli kita yang berada di usia ini dan alasan lainnya yaitu kita semua pasti akan sampai pada
usia ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapa itu manusia lanjut usia?
2. Bagaimanakah tahap-tahap perkembangan manusia?
3. Bagaimanakah ciri-ciri manusia lanjut usia?
4. Bagaimanakah tugas perkembangan masa lansia
5. Apa sajakah aspek perkembangan masa lansia?
6. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada masa lanjut usia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut:

1. Agar memahami manusia lanjut usia denghan segala persoalan yang ada.
2. Mengetahui tahap-tahap perkebangan manusia.
3. Mengenal manusia lanjut usia.
4. Mengetahui ciri-ciri manusia lanjut usia.
5. Mengetahui tugas perkembangan masa lansia.
6. Mengetahui aspek perkembangan lansia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Dan Pengertian Masa Tua Atau Lanjut Usia
Tahap perkembangan kedelapan sekaligus terakhir dari Erisson-integritas versus
keputusan terjadi dimasa akhir. Pada tahap ini, individu terlibat dalam tinjauan hidup. Menjadi
aktif dikaitkan dengan kepuasaan hidup dimasa akhir. Orang tua dimasa akhir menjadi lebih
selektif terhadap jaringan sosial merekia dan memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu
dalam relasi yang memberi imbalan secara emosional dan jarang menghabiskan waktu dal;am
relasi sekeliling yang tidak pokok(peripheral). Orang dewasa yang lklebih tua juga banyak
mengalailebih banyak emosi positif dan lebih sedikit emosi negative dibandingkan dengan
orerang dewasa muda. Sikap kepribadian bersikap hati-hati(conscientiousness) dan
keramahan(agreeableness) juga meningkat dimasa dewasa akhir. Karena kehilanhgan banyak

3
hal(menurunnya ketrampilan fisik dan kognitif), orang dewasa yang lebih tua sering kali
menggunakan strategi akomodatif untuk mencapai tujun mereka.

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari
umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan
yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.Proses menua (lansia) adalah proses
alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain.Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua.

Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi


usialanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia
lanjutyang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang.
Orangtuamuda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua
akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tualanjut
(85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda(Johnson&Perlin).

Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentangdefinisi


orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orangIndonesia.
Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalahorang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorangmasih dewasa atau sudah
lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalahorang yang berumur lebih dari 60
tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya diIndonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja
dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.

Menurut Bernice Neugarten(1968)James C. Chalhoun(1995) masa tua adalah suatumasa


dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.

Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segeradan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi4 yaitu : usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,lanjut usia tua (old) 75
± 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

4
Menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan
dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan
tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagikehidupannya sehari-hari.

Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakankelompok


umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya
tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengandemikian akan timbul
perubahan-perubahan dalam hidupnya.Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang
berusia 60 tahun ke atas(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8)

Masa lanjut usia Berdasarkan pengertian lanjut usia secara umum, seseorang dikatakan
lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun keatas (Effendi dan Makhfudli, 2009). Menurut
organisasi kesehatan dunia, WHO seseorang disebut lanjut usia (elderly) jika berumur 60-74
tahun. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad, Guru Besar Universitas Gajah Mada
Fakultas Kedokteran usia 65 tahun keatas disebut masa lanjut usia atau senium.

Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup sesorang, yaitu suatu masa dimana
seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau berankjak
dari waktu yang penuh dengan manfaat. Usia 60-an biasannya dipandang sebagai garis pemiah
antara usia madya dan usia lanjut. Tahap akhir dalam rentang kehidupan sering menjadi usia
lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 dan usia lanjut 70-sampai akhir hayat.

Menurut Thomae(1968) Proses menjadi tua merupakan suatu perubahan yang


mengandung berbagai maccam dimensi. (1) proses biokemis dan fisiologis yang oleh burger
disebut “proses penuaan yang primer”, dalam daerah batas psikofisiologis; (2) proses fisiologis
atau imbulnya penyakit-penyakit; (3) perubha fungsional-psikologis; (4) perubahan kepribadian
dalam arti sempit; (5) penstrukturan kembali dalam sosial psikologis yang berhubungan dengan
bertambahnya usia; (6) perubahan yang berhubunga dengan kenyataan bahwa orang tidak hanya
mengalami keadan menjadi tua ini, melainkan bahwa seseorang juga mengambil sikap terhadap
keadaan itu.

Dari penjelasan menurut para ahli diatas maka dapat disimpukan masa lanjut usia adalah
masa akhir dalam hidup seseorang setelah melewati setiap proses dalam hidup sejak awal masa
pembentukan. Masa tua dapat ditandai denhgan menurunnya fungsi fisik dan mental seorang

5
pribadi, kemampuan berpikir yang semakin menurun, fisik yang makin melemah, dayua tahan
tubuh yng semakin rentan terhadap penyakit dan terkadang kembali berpikir dan bertingkah
seperti seorang anak kecil. Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia)
adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang
saling berinteraksi satu sama lain.

2.2. Tahap-Tahap Perkembangan Manusia Lanjut Usia


Beberapa tahapan perkembangan fisik yang terjadi pada masa usia lanjut

1. Rangkaian perklemnangan fisik masa dewasa akhir


a. Otak menjadi tua
Seiring dengan bertambahnya usia, berat dan volume otak mulai menyusut.
b. Menurunnya kekebalan tubuh
c. Penampilan fidik dan pergerakan yang semakin menurun
Tanda-tanda paling jelas dari proses penuan yaitu kulit berkeriput, bercak-bercak
dikulit, semakin pendek(bungkuk), berat tubuh menurun karena jumlah otot menurun.
Aktifiata semakin menurun.
d. Perkembangan sensoris
Menurunnya ketajaman visual, pwnglihatan warna semakin kabur, pendengaran
semakin menurun dan rentan terhadap penyakit.
e. Sistem sirkulasi dan paru-paru
Gangguan kardiovaskuler meningkat, tekanan darah tinggi, resiko stroke,
serangan jantung dan penyakit ginjal, kapasitas paru-paru menurun
f. Seksualitas menurun
2. Kesehatan
Masalah kesehatan, yaitu tubuh rentan terkena penyakit akibat daya tahan tubuh
yang semakin menurun
3. Menurunnya kemampuan kognitif
4. Menurunnya kemampuan berbahasa
5. Masa pension
6. Semakin mendekatkan diri dengan ilmu kepercayaan(agama) yang diimani.

6
7. Relasi yang baik dengan keluarga
8. Bertingkah dan berpikir seperti anak kecil
9. Menyesuaikan diri dengan peri kehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan
bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
10. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya,
11. Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiun dan berkurangnya penghasilan,
12. Menyesuaikan diri dengan kematiian pasangannya,
13. Membina hubungan yang lugas dengan para anggta kelompok seusianya,
14. Membina pengaturan jasmani sedemikian rupa agar memuaskan dan sesuai dengan
kebutuhannya,
15. Menyesuaikn diri terhadap peranan-peranan social dengan cara yang luwes.

2.3 Ciri-Ciri Manusia Masa Lanjut Usia


Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek ini
menentukan, apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri secara baik
atu buruk. Cicri-ciri lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk
daripada yang baikdan kesengsaraan daripada kebahagiaan.

1. Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia,
yaitu: 
Usia lanjut merupakan periode kemunduran. Kemunduran pada lansia sebagian
datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada
psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah,
sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas. Lansia memiliki status
kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek
terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise iu seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendadapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan
karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada

7
lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut
usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
2.4 Karakteristik Masa Tua
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat berbagai karakteristik
lansia yang bersifat positif. Beberapa di antaranya adalah: 

1. keinginan untuk meninggalkan warisan;


2. fungsi sebagai seseorang yangdituakan;
3. kelekatan dengan objek-objek yang dikenal;
4. perasaan tentang siklus kehidupan;
5. kreativitas,
6. rasa ingin tahu dan kejutan (surprise);
7. perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan;
8. konsep diri dan penerimaan diri;
9. kontrol terhadap takdir dan
10. orientasi ke dalam diri;
11. kekakuan dan kelenturan.

Karakteristik yang bersifat negative:

1. menurunnya daya tahan tubuh


2. rentan terhadap penyakit
3. menurunnya semangat, daya tangkap, fisik/motoric
4. fungi psikis dan psikologis menurun
5. bersikap dan bertingakah seperti seorang anak kecil
6. Menurunya fungsi dan kekuatan fisik
7. Sumber-sumber finansial yang tidak memadai
8. Isolasi sosial

8
9. Kesepian

2.5 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Lansia.

1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan


2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka

2.6 Aspek – Aspek Perkembangan Masa Lansia


1. Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik
a. Sistem Saraf
Penuaan sistem saraf pusat memengaruhi banyak sekali aktivitas kompleks.
Sekalipun bobot otak berkurang selama masa dewasa, penelitian pencitraan otak dan
otopsi terhadap mayat mengungkapkan bahwa kemunduran itu menjadi lebih besar
sejak usia enam puluhan dan mencapai 5 hingga 10 persen di usia 80 tahun, karena
kematian neuron dan pembesaran ventrikel (rongga) dalam otak (vintres,2001).
Kehilangan neuron terjadi di seluruh bagian korteks otak, dengan penyusutan lebih
besar pada cuping depan dan korpus kolosum. Otak kecil juga mengalami kehilangan
neuron. Akan tetapi, otak mengimbanginya dengan membentuk sinapsis baru dan
dalam beberapa hal, mengahsilkan neuron baru. Sistem saraf otonom kurang
berfungsi baik di usia lanjut dan lebih banyak melepaskan hormon stres.
b. Sistem sensoris
1) Penglihatan
Di masa dewasa akhir penglihatan semakin menurun . kornea (selaput bening
mata menjadi lebih tembus cahaya, yang mengaburkan gambar dan menambah
kepekaan pada silau. Lensa terus menguning sehingga memicu gangguan lebih
lanjut dalam perbedaan warna.
2) Pendengaran
Berkurangnya suplai darah dan kemampuan sel alami pada telinga bagian
dalam dan korteks pendengaran, bersama dengan mengerasnya membran (seperti
gendang telinga) menyebabkan menurunnya kemampuan mendengar di masa
dewasa akhir. Pressbycusis membuat sulit untuk mendengar apa yng dikatakan
orang lain, terutama apabila ada suara lain dari radio atau televisi atau beberapa
orang berbicara bersamaan. Presbycusis adalah kondisi kehilangan pendengaran
yang terjadi dengan bertambahnya usia. Penyebab lain dari kehilangan

9
pendengaran adalah keterpaparan parah dari suara tinggi, rokok, sejarah infeksi
telinga tengah, dan keterpaparan parah terhadap bahan kimia tertentu dalam
jangka yang lama.
3) Rasa dan Bau
Menurunnya kepekaan terhadap empat rasa utama, manis, asin, asam, dan
pahit terlihat jelas pada banyak orang dewasa yang melewati usia 60 tahun.
Kehilangan indra ini dapat merupakan bagian normal dari penuaan., tetapi dapat
juga disebabkan oleh berbagai jenis penyakit dan obat-obatan, oleh pembedahan,
atau keterpaparan terhadap materi beracun.
4) Sentuhan
Setelah usia 70 tahun, hampir semua lansia mengalami penerunan persepsi
sentuhan pada tangan, khususnya ujung jari, yang diyakini karena hilangnya
reseptor sentuhan dalam daerah-daerah tertentu kulit dan melambatnya sirkulasi
darah pada kaki dan tangan.
c. Sistem kardiovaskuler dan pernafasan
Jantung kurang kuat dalam memompa, aliran darah keseluruh sistem peredaran
darah melambat. Hal ini berarti bahwa tidak cukup oksigen dialirkan pada jaringan
tubuh selama aktifitas fisik tinggi. Oleh karena itu jaringan paru-paru secara perlahan
kehilangan elastisitasnya, kapasitas vital berkurang hingga separuh antara usia 25
dan 80 tahun.
d. Sitem Imun
Sistem imun mengalami mal fungsi dengan beralih menyerang jaringan tubuh
normal dalam sebuah respon autoimun. Sistem imun yang ku rang baik bisa
meningkatkan resiko orang lensia terserang berbagai penyakit. Orang dewasa usia
tua memiliki tingkat imun kekebalan yang berbeda-beda
2. Perubahan Kemampuan Mental pada Usia Lanjut
Hasil studi para psikolog telah memperkuat kepercayaan yang populer dalam
masyarakat, bahwa dengan kecenderungan tentang menurunya berbagai hal, secara
otomaatis akan timbul kemunduran kemampuan mental. Para ilmuan dan penelitian
ilmiah berusaha mengukur apa yang dinamakan kemunduran mental, yang menurut
dugaan kemunduran mental terjadi sejak awal usia lanjut. Penelitian ilmiah tersebut juga
mencoba mencari perbedaan perubahan mental bagi setiap individu yang secara
kronologis mempunyai persamaan usia tetapi mempunyai perbedaan intelektual.
Seperti penurunan pada aspek lainya, penurunan mental stiap individu berbeda.
Tidak ada usia tertentu sebagai awal mula terjadinya penurunan mental dan pola khusus
dalam penurunan mental untuk semua orang lanjut usia.
Secara umum, mereka yang memiliki pengalaman intelektual lebih tinggi secara
relatif mengalami penurunan dalam efisiensi mental lebih rendah dibanding mereka yang
pengalaman intelektualnya rendah. Di samping ada perbedaan dalam tingkat penurunan

10
mental diantara individu dalam usia kronologis yang sama, pada individu yang sama juga
terjadi perbedaan tingkat penurunan kemampuan mental yang berbeda.
3. Perubahan Minat Pada Usia Lanjut
a. Minat pribadi
1) Minat dalam diri sendiri
Orang menjadi semakin dikuasai oleh dirinya sendiri apabila semakin tua.
Orang mungkin menjadi sangat berorientasi pada egonya (egocentric) dan pada
dirinya (self centred) dimana mereka lebih berpikir dirinya dari pada orang lain
dan kurang memperhatikan keinginan dan kehendak orang lain.
2) Minat pada penampilan
Walaupun beberapa orang berusia lanjut menganggap penting penampilan
mereka seperti dulu dilakukan, tetapi banyak juga yang menunjukan sikap tidak
perduli terhadap penampilannya. Mereka mungkin akan berhenti dalam merawat
pakaian, bahakan mereka tidak ambil pusing dengan perawatan diri. Sebagian ada
yang tampak kotor dan jorok dalam penampilan, tetapi umumnya tidak banyak
menggunakan waktu agar penampilanya lebih menarik. Biasanya hal tersebut
dipengaruhi oleh status ekonomi dan lingkungan.
3) Minat terhadap pakaian
Minat terhadap pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut
terlibat dalam kegiatan sosial. Sebagian tergantung pada ststus ekonomi , dan
sebagian lagi tergantung pada kesadaran untuk menerima kenyataan bahwa
mereka telah lanjut usia sehingga harus menyesuaikan diri. Beberap orang berusia
lanjut ada yang masih terus menggunakan gaya dan model yang biasa mereka
pakai pada masa muda dan madya sehingga menolak untuk menggunakan model
masa kini, walaupun mereka harus memesan secara khusus pada penjahit.
4) Minat terhadap uang
Minat terhadap uang selama usia tua semakin berkurang , yang biasanya
kesaran tentang itu semakin besar sejalan dengan bertambahnya usia. Pensiunan
atau pengangguran mungkin akan menjalani masa tuanya dengan pendapatan
yang kurang bahkan mungkin tanpa pendapatan sama sekali, kecuali mereka yang
memenuhi syarat untuk memeperoleh dana sosial atau jaminan kesejahteraan.
Masalah seperti ini menjadikan mereka memfokuskan perhatian pada berbagai
usaha untuk memeperoleh uang dan merangsang minat mereka untuk berusaha
keras dalam mencari uang.
b. Minat untuk rekreasi
Pria dan wanita berusia lanjut cenderung untuk tetap tertarik pada kegiatan
rekreasi yang biasa dinikmati pada masa mudanya, dan mereka hanya akan mengubah

11
minat tersebut kalau betul-betul diperlukan. Perubahan utama yang terjadi adalah secara
bertahap mempersempit minat dibanding perubahan radikal terhadap pola yang sudah
dibentuknya, dan mengubah minat ke bentuk rekreasi yang bersifat permanen. Kegiatan
rekreasi yang biasa dilakukan pada usia lanjut diantaranya: membaca, menulis surat,
mendengar radio, menonton TV, berkunjung ke rumah teman atau saudara, menjahit,
menyulam, berkebun, piknik, jalan-jalan, bermain kartu, pergi ke gedung film, turut serta
dalam kegiatan kewarganegaraan, organisasi , politik atau keagamaan.
c. Minat dalam sosial
Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa menderita
karena jumlah kegiatan sosial yang dilakukanya semakin berkurang. Hal ini lazim
diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan kemasyarakatan (social disengagement) , yaitu
suatu proses pengunduran diri secara timbal balik pada masa lanjut usia dari lingkungan
sosial.
d. Minat terhadap keagamaan
Walaupun terdapat kepercayaan yang populer dalam masyarakat yang
mengatakan bahwa orang tertarik pada kegiatan keagamaan pada saat kehidupanya
hampir selesai, akan tetapi bukti-bukti yang menunjang kepercayaan seperti ini sangat
sedikit. Sementara orang berusia lanjut menjadi lebih tertarik pada kegiatan keagamaan
karena hari kematiannya semakin dekat, atau mereka tidak mampu, tetapi pada umumnya
mereka tidak harus tertarik pada kegiatan keagamaan karena kegiatan tersebut dapat
menciptakan minat baru atau merupakan titik perhatian baru.
e. Minat terhadap mati
Semakin lanjut usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin ku rang tertarik
pada kehidupan akherat dan lebih mementingkan tentang kematian itu sendiriri serta
kematianya. Pendapat semacam ini benar, khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan
mentalnya semakin memburuk. Pada waktu kesehatanya memburuk, mereka cenderung
berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh perasaan seperti itu.
Hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang muda yang menganggap
kematian bagi mereka tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang memikirkan
kematian.
2.7 Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendukung Proses Perkembangan
Faktor faktor tersebut akan dikemas dalam bentuk problematika(Penghambat) dan
solusi(pendukung). Problematika dan solusi bagi manula/lansia, antara lain:
1. Ancaman bagi manula/lanjut usia
a. Sindrom sarang hampa
Masalah kesepian adalah masalah sentral yang dialami orang tua setelah
mereka hidup terpisah dari anak-anaknya. Bukan hanya kehadiran fisik anak-
anaknya di dekeat mereka manjadi berkurang, tetapi perasaan dibutuhkan oleh

12
anak-anaknya pun menjadi berkurang juga, dan hal ini menumbulkan krisis
identitas mereka sebagaiorang tua.
Sementara itu, perasaan kesepian yang dialami oleh orang tua yang
berusia lanjut secara bertahap cenderung memberikan pengaruh negatif terhadap
kondisi kesehatan mereka (Cohen,2000).
b. Kesepian dan penyakit
c. Kesepian dan ketidakberdayaan
d. Kehampaan dan kesehatan yang menurun
e. Depresi
f. Hasrat ingin bunuh diri
2. Solusi
a. Langkah prevensi
Senam kesegaran jasmani merupakan langkah positif untuk membina
kesehatan jasmani sebagai persiapan untuk menghadapi masa lansia. Penring pula
digalakkan kursus kesebatan mental tidak banya untuk ibu-ibu tempi juga untnk
bapak-bapak. Kursus kesehatan mental ini telah lama ada di Yogyakarta yang
diselenggarakan olehkelompok kesehatanjiwa "Perwita Sari If.
Perlu diberikan pula cam-cam untuk mengatasi stress, seperti relaksasi.
meditasi, yoga. ampun strategi kognitif. PengeloIaan stress dapat diberikan da1am
bentuk kursus-kursus dan Iatihanlatihan untuk umum. Dapat pula ditawarkan
pelatihan-pelatihan ini bagi pegawai yang menjelang pensiun di instansi swasta
manpun pemerintab.
Pusat kesehatan mental masyarakat perlu didirikan untuk lebm dapat
memberikan pengabdian pada masyarakal Paraprofesional dapat digunakan di
pusat ini. Untuk ito perlu didirikan kurslis-kursus kesehatan mental masyarakat
yang Iebm menekankan pada prevensi dan pengatasan masalah di saat krisis.
Dapat pula pusat ini bekerja sarna dengan PKK atau Dharma Wanita, ataupun
organisasi sosw lainnya. Nampaknya kerja sarna ini telah dilakukan akhir-akhir
ini dengan adanya posyandu untuk lansia.
Kegiatan spriritual nampaknya perlu digaJakkan untuk manusia lansia.
Keterlibatan mereka di bidang ini akan membuat mereka aktif dan merasa
dibutuhkan. lni akan menyeimbangkan mentalnya dan menambah harga dirinya.
Perpaduan kegiatan sosial dan spiritual akan menyiapkan mereka pada masa
lansia yang bahagia.
b. Keluarga dan masyarakat

13
1) Lansia memerlukan pengertian dan pemahaman keluarga dan
masyarakat atas keberadaan dan ketuaannya.
2) Keluarga dan masyarakat perlu meningkatkan kemampuan praktisnya
dalam melayani lansia, khususnya lansia yang uzur atau mengalami
gangguan emosional.
3) Lansia dan keluarga miskin hendaknya mendapat bantuan sekaligus
dengan keluargannya.
4) Organisasi sosial kemasyarakat perlu memperkuat institusinya guna
memberikan pelayanan maksimal. Sewajarnya pemerintah memberi
kemudahan bagi LSM lansia.
5) Perlindungan terhadap lansia perlu didorong dengan mewajibkan
masyarakat mengasuransikan dirinya sedini mungkin hingga dapat
memetik keuntungan dimasa tua. Perhatian itu perlu juga diarahkan pada
perlindungan terhadap SDM di sektor informal.

BAB III
KESIMPULAN
Usia tua merupakan masa yang paling sulit dalam rentang kehidupan. Masa tua
membangun dan mempertahankan suatu standar hidup yang menyenangkan telah menjadi
semakin sulit. P-eneysuaian terhadap perubahan pola keluarga juga sama sulitnya.untuk berperan
sebagainya, juga tidak gampang menyesuaikan diri. Penyesuaian diri terhadap pekerjaan dan
keluarga bagi usia tua ialah sulit karena hambatan ekonomis yang dewasa ini sangat memainkan
peran penting ketimbang masa sebelumnya.

Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentangdefinisi


orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orangIndonesia.
Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalahorang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorangmasih dewasa atau sudah
lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalahorang yang berumur lebih dari 60
tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya diIndonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja
dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.

Masa lanjut usia ditandai dengan menurunya fungsi fisik dan psikologi. Penurunan
tersebut merupakan akibat dari penuaan ataupun juga bisa karena penyakit. Usia harapan hidup

14
seseorang juga dipengaruhi oleh lingkungan dan genetis dari orang tua. Ancaman syndrom
sarang hampa juga menjadi sebab kematian lansia.

Oleh sebab itu peran keluarga dan masyarakat perlu ditingkatkan untuk menyenangkan
lansia. Tidakkah kita juga ikut sedih bila melihat orang tua kita ataupun kakek/nenek kita merasa
sedih dan kesepian di masa tuanya? Maka dari itu solusi untuk membahagiakan atau bisa juga
dibilang dengan ucapan terima kasih kepada orang-orang tua/lansia bisa dimulai dari diri kita
sendiri, lalu ke keluarga, hingga masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Franz J. Mönks, A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono. 1999. Psikologi Perkembangan: Pengantar
Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gunarsa, Singgih D. 2004. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan dari Anak sampai usia Lanjut.
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Jahja, Yudrik. 2013. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

15

Anda mungkin juga menyukai