Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Aspek-Aspek Tumbuh Kembang Remaja


Mata Kuliah: Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Dewi Yuliati M,Pd.

Kelompok 7 / 4G
1. Hidayatul Amni
2. Laela Husnaini
3. Lalu Ahmad Tirmizi

UNIVERSITAS HAMZANWADI
FAKULTAS ILMU PENDIDKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan kita nikmat kesehatan lahir dan batin, nikmat kesempatan sehingga dapat

menyusun makalah ini. Kedua kalinya tak lupa pula kita haturkan sholawat serta salam

kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Aspek-Aspek

Tumbuh Kembang Remaja” yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai

sumber. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi penulis, dan

mudah-mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk

itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya

makalah ini.

Selong, 17 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................................

C. Tujuan dan Manfaat.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................

B. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa
remaja juga dapat dikatakan sebagai masa emas dimana segala aspek pertumbuhan dan
perkembangan mulai terbentuk dengan sempurna baik secara fisik, kemampuan berpikir
maupun psikisnya. Akan tetapi, masa remaja juga bisa menjadi sebuah ancaman hal ini dapat
terjadi karena ketidakmampuan remaja mengontrol apa yang ada dalam dirinya.
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting,
yang diawali matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Menurut Yusuf (2007:184) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun;
(b) remaja madya: 15-18 tahun, dan (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Remaja
merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua
kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan
perhatian dan nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Keberadaan remaja menjadi salah satu hal yang penting bagi siklus kehidupan. Masa
remaja identic dengan pencarian jati diri. Segala sesuatu yang terjadi dalam kesehariannya
akan dicerna dan selalu ingin mencoba melakukan suatu hal yang baru yang terjadi dalam
kehidupannya. Jika remaja dapat menemukan jati dirinya dengan memahami dirinya, peran
dirinya, makna hidup beragama maka remaja tersebut memilki kepribadian yang sehat. Akan
tetapi sebaliknya jika ia gagal mengenal dirinya, memahami dirinya, peran dirinya maka ia
akan merasakan kebingungan dan tidak bisa mengambil keputusan untuk menjadikan
hidupnya lebih bermakna. Oleh karena itulah, pentingnya peran keluarga, lingkungan untuk
membimbing dan mengarahkan remaja agar tidak salah arah dalam menjalankan
kehidupannya. Karena hal ini juga akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
remaja tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari remaja?
2. Apa makna tumbuh kembang pada remaja?
3. Apa saja aspek-aspek tumbuh kembang pada remaja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian remaja
2. Untuk mengetahui makna tumbuh kembang pada remaja
3. Untuk mengetahui aspek-aspek tumbuh kembang pada remaja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Remaja
Istilah remaja adolesence berasal dari kata yang berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi
dewasa" (Hurlock 1994). Masa remaja dimulai pada saat anak perempuan mengalami
menstruasi yang pertama atau menarche, sedangakan pada anak laki-laki yaitu pada saat
keluarnya cairan semen. Waktu terjadi proses kematangan seksual pada laki-laki dan
perempuan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh asupan zat gizi pada saat anak-anak. Menurut
WHO remaja, adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun. Banyak hal yang
menarik bila kita membahas tentang kelompok ini antara lain: jumlah populasi yang cukup
besar, keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik,
psikologis maupun sosial di mana mereka memasuki masa yang penuh dengan storm and
stress, yaitu masa Pubertas.
Pertumbuhan dan perkembangan selama masa remaja dibagi dalam tiga tahap, yaitu remaja
awal (usia 11-14 tahun), remaja pertengahan (usia14-17 tahun) dan remaja akhir (usia 17-20
tahun). Mereka ada yang berada di dalam sekolah (berbasis sekolah) dan di dalam kelompok
masyarakat (berbasis masyarakat). banyak hal yang menarik bila kita membahas tentang
kelompok ini antara lain: jumlah populasi yang cukup besar yaitu 18,3% dari total penduduk
(> 43 juta).
Menurut Depkes RI (2005), mesa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang
berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dan kanak-kanak ke dewasa . Beberapa
ahli memberikan batasan usia remaja yang berbeda-beda. Monks et al. (1982)
mengemukakan suatu analisa yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa
remaja yang secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagiannya: 1)
12-15 tahun termasuk masa remaja awal, 2) 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan,
dan 3)18-21 tahun termasuk remaja akhir. Banyak para ahli mengemukakan berbagai
pendapat mengenai batasan usia remaja. Dan berbagai pendapat mengenai batasan usia
remaja, disimpulkan bahwa secara teoritis dan empiris, rentang usia remaja berada dalam
usia 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria. Jika dibedakan atas remaja awal dan
akhir, maka remaja awal berada pada usia 12 atau 13 tahun sampai 17 atau 18 tahun dan
remaja akhir pada rentang usia 17 atau 18 tahun hingga usia 21 atau 22 tahun (Panuju &
Umami 1999).
Kelompok remaja di Indonesia sebagaimana disebagian besar negara di dunia, memiliki
3
proporsi kurang lebih 1/5 dan jumlah seluruh penduduk. Menurut UndangU ndang No. 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang disebut anak adalah seseorang yang berusia 0
(dalam kandungan) sampai usia 18 tahun. Di dalam kategori anak menurut undang-undang
tersebut, remaja termasuk di dalamnya, karena Deparetemen Kesehatan menganut batasan
umur remaja sesual dengan batasan WHO yaltu antara 10— 19 tahun (Depkes, 2005).
Pertumbuhan dan perkembangan dramatis yang menandai masa remaja ini dilkuti oleh
perubahan emosi dan intelektual dan pemikiran sebab akibat dan konkrit ke abstrak. Masa mi
dipenuhi dengan paradox: remaja menghadapi situasi dimana mereka bukan lagi anak namun
belum lagi dewasa. Secara biologis mereka dapat menjadi ayah atau ibu tetapi tidak siap
menyandang tanggung jawab sebagai orang tua. Mereka merasakan kebutuhan akan
kemerdekaan tetapi masih bergantung pada orang tua dalam pemenuhan kebutuhan
materialnya. Masa mi juga merupakan masa pencarian jati diri dengan mencoba hal-ha baru,
termasuk perilaku berisiko. (Depkes, 2005) .

B. Makna tumbuh kembang pada remaja


Dari berbagai devinisi para ahli diperoleh pernyataan bahwa istilah pertumbuhan tidak bisa
dipisahkan secara tajam, namun bila ingin dibedakan maka pertumbuhan lebih mununjuk
kepada perubahan fisik sedangkan perkembangan lebih menuju kepada perubahan psikis
dimana perubahan-perubahan tersebut terjadi akibat dari kekuatan-kekuatan interen secara
otomatis dan kekuatan-kekuatan dari luar.
1. Pertumbuhan
a. Karakteristik Umum :
 Berkembangnya organ dan kelenjar serta perubahan emosi.
b. Wanita
 Menstruasi, timbulnya jerawat, lekuk tubuh
c. Pria
 Mimpi basah, suara parau, pertumbuhan tinggi yang cepat
4
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik :
a. Pengaruh Keluarga :
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
1.Faktor keturunan :
 fisik yang sama dengan salah satu anggota keluarga
2. Faktor lingkungan :
 Pergaulan, kesamaan tingkah laku dengan salah satu anggota keluarga
b.Pengaruh Gizi
 Jumlah gizi yang diberikan, berpengaruh pada cepatnya pertumbuhan fisik anak.
c. Gangguan Emosional
 Jika anak sering mangalami gangguan emosional, pertumbuhan awal remajanya
akan terhambat.

d. Jenis Kelamin
 Berbedanya bentuk tulang dan otot pada anak laki – laki dan perempuan,
berpengaruh terhadap perbedaan berat dan tinggi.

e. Status Sosial Ekonomi


 Kemampuan ekonomi keluarga dalam mencukupi kebutuhan primer anak,
berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik anak.
Ex : anak dari keluarga yang status ekonominya rendah, cenderung lebih kecil
daripada anak yang berasal dari keluarga yang status ekonominya tinggi
f. Kesehatan
 Kurangnya perawatan kesehatan akan menyebabkan anak mudah terserang
penyakit, anak yang jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat
daripada anak yang sering sakit – sakitan.
g. Pengaruh Bentuk Tubuh Mesamorf : kekar, berat
 Ektomorf : kurus, bertulang panjang Endomorf : gemuk, berat. Bentuk – bentuk
tubuh diatas mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak.
2. Perkembangan
Perkembangan Intelektual/kognitif adalah proses yang didalamnya melibatkan proses
memperoleh, menyusun, mengunakan pengetahuan, serta keguatan mental seperti
berpikir, mengamati, mengingat, menganalisis, mengevaluasi, memecahkan persoalan

5
dengan berinteraksi dengan lingkungan. Intelek adalah kekuatan mental yang
menyebabkan manusia dapat berpikir aktivitas yang berkenaan dengan proses berpikir.
Intelegensi adalah kemampuan yang diperoleh melalui keturunan dan tidak banyak
dipengaruhi oleh lingkungan.
Dalam batas-batas tertentu, lingkungan turut berperan dalam pembentukan intelegensi.
Hubungan antara intelek dengan tingkah laku. Kemampuan berpikir abstrak
menunjukkan perhatian seseorang pada kejadian dan peristiwa yang tidak konkrit, seperti
pilihan pekerjaan, corak hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya
masih jauh di depannya, dan lain-lain.
Bagi remaja, corak perilaku pribadinya di hari depan dan corak tingkah lakunya sekarang
akan berbeda. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam perkembangan
kepribadiannya. Mereka dapat memikirkan prihal itu sendiri. Pemikiran itu terwujud
dalam refleksi diri, yang sering mengalah ke penilaian tentang dirinya tidak selalu
diketahui orang lain bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk menyembunyikan atau
merahasiakannya.
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang menyebabkan
sikapkritis terhadap situasi dan orang tua. Setiap pendapat orang tua dibandingkan
dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap kritis ini juga ditunjukkan dalam hal-hal
yang sudah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga tata cara, adat istiadat yang
berlaku di lingkungan keluarga sering terjadi adanya pertentangan dengan sikap kritis
yang tampak pada perilakunya. Selain itu egosentrisme masih terlihat pada pikiran
remaja. Cita-cita dan idealism terlalu menitikberatkan pada pikiran sendiri tanpa
memperdulikan orang lain.
Egosentrisme menyebabkan kekakuan para remaja dalam berpikir dan bertingkah laku.
Persoalan yang timbul pada masa remaja adalah banyak berhubungan dengan
pertumbuhan fisik yang dirasakan mencekam dirinya, karena menyangka orang lain
berpikiran sama dan ikut tidak puas dengan penampilannya. Hal ini menimbulkan
perasaan seolah-olah selalu diamati orang lain, perasaan malu dan membatasi gerak-
geriknya. Akibat dari hal ini akan terlihat pada tingkah laku yang kaku.. Melalui banyak
pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain,
maka egosentrisme makin berkurang.
Pada akhir masa remaja, pengaruh egosentrisme sudah sedemikian kecilnya, sehingga
remaja sudah dapat berpikir abstrak dengan mengikutsertakan pendapat dan pandangan
orang lain.

6
C. Aspek-aspek tumbuh kembang pada remaja
1. Aspek Pertumbuhan
Pada masa ini terjadi keunikan pertumbuhon dan perkembangan karkteristiknya yaitu sebagai
berikut (Husaini & Husaini 1989):
1. Pertumbuhan fisik yang sangat cepat (adolescent growth spurt).
2. Pentumbuhan dan perkembangan pada remaja putn terjadi Iebih awal, yaitu pada usia
11-13 tahun, sehingga pada usia 13-14 tahun remaja putn terlihat Iebih tinggi dan besar.
3. Pertumbuhan remaja putra dan putri berbeda dalam besar dan susunan tubuh sehingga
kebutuhan gizinya pun berbeda.

3. Pertumbuhan remaja putra dan putri berbeda dalam besar dan susunan tubuh sehingga
kebutuhan gizinya pun berbeda.
4. Pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi-fungsi tubuh adalah proses akhir dan masa
remaja. Keadaan ini menentukan pada waktu dewasa seperti bertambah pendek atau tinggi,
lamban atau energik, ulet atau pasrah.
5. Terjadi perubahan hormon seks.
Remaja merupakan kelompok usia yang sedang berada dalam fase pertumbuhan yang pesat,
sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Pada remaja laki-laki
kegiatan jasmaniah sangat meningkat, karena pada masa inilah perhatian untuk olahraga
sedang tinggi-tingginya seperti atletik, mendaki gunung, sepak bola, hiking, dan sebagainya.
Bila konsumsi berbagai sumber zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin terjadi defisiensi
terutama defisiensi vitamin-vitamin. Defisiensi sumber energi akan menyebabkan kelompok
remaja langsing bahkan kurus (Sediaoetama 2000). Tidak sedikit survei yang mencatat
ketidakcukupan asupan zat gizi para remaja. Mereka bukan hanya melewatkan waktu makan
(terutama sarapan) dengan alasan sibuk, tetapi juga terlihat sangat senang mengkonsumsi
junk food (Johnson et a!. 1994 dalam Arisman 2004). Disamping itu, kekhawatiran menjadi
gemuk telab memaksa mereka untuk mengurangi jumlah pangan yang seharusnya dikonsumsi
(Brownel et oh 1994 dalam Arisman 2004). Diet tersebut disusun berdasarkan pengaruh
teman-teman sebaya, bukan hasil konsultasi dengan para ahli di bidangnya. Beberapa remaja
cenderung menabukan jenis makanan tertentu. Sikap mi terbentuk karena sifat remaja yang
senng mencoba hal baru (Arisman 2004).
2. Aspek Perkembangan
Perkembanga yang meliputi Intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur, karena tidak
mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada umumnya

7
umur tiga sampai empat tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat,
selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk
mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kira-kira pada umur
12 tahun, anak berada pada masa yang disebut masa operasi formal (berpikir abstrak).
Pada masa ini remaja telah berpikir dengan mempertimbangkan hal yang “mungkin“ di
samping hal yang “nyata” (Gleitman, 1986).
Berpikir operasional-formal memiliki dua sifat yang penting, yaitu:
a. Sifat deduktif – hipotesis. Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan
mengawalinya dengan berpikir teoritik. Ia menganalisis masalah dan mengajukan cara
penyelesaian hipotesis. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara
berpikir induktif di samping deduktif. Oleh sebab itu, sifat berpikir ini sebenarnya
mencakup deduktif – induktif – hipotesis.
b. Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris. Sifat ini merupakan kelengkapan
sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis.
Anak berpikir operasional formal terlebih dahulu secara teoritik membuat matrik
mengenai macam- macam kombinasi yang mungkin, kemudian secara sistematik
mencoba mengisi sel matriks tersebut secara empiric
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek
a. Faktor Herederitas
Sejak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi
kemampuan berpikir setaraf normal, dibawah normal, atau diatas normal. Namun pengaruh
lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
b. Faktor Lingkungan
Kecerdasan seseorang anak dapat berkembang jika lingkungan memberikan kesempatan
untuk berkembang secara maksimal. Menurut Andi Menpiare (1982:80) dalam hal-hal yang
mempengaruhi perkembangan intelek dalam lingkungn antara lain:
1). Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu
berfikir reflektif.
2). Banyaknya pengalaman–pengalaman memecahkan masalah sehingga seseorang dapat
berpikir proporsional.
3). Adanya kebebasan berfikir, sehingga anak dapat memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan.

8
9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO remaja, adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun. Banyak

hal yang menarik bila kita membahas tentang kelompok ini antara lain: jumlah populasi yang

cukup besar, keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik,

psikologis maupun sosial di mana mereka memasuki masa yang penuh dengan storm and

stress, yaitu masa Pubertas.

Dari berbagai devinisi para ahli diperoleh pernyataan bahwa istilah pertumbuhan tidak bisa

dipisahkan secara tajam, namun bila ingin dibedakan maka pertumbuhan lebih mununjuk

kepada perubahan fisik sedangkan perkembangan lebih menuju kepada perubahan psikis

dimana perubahan-perubahan tersebut terjadi akibat dari kekuatan-kekuatan interen secara

otomatis dan kekuatan-kekuatan dari luar.

Adaupun aspek pertumbuhan dan perkembangan yaitu sebagai berikut (Husaini & Husaini

1989):

1. Pertumbuhan fisik yang sangat cepat (adolescent growth spurt).

2. Pentumbuhan dan perkembangan pada remaja putn terjadi Iebih awal.

3. Pertumbuhan remaja putra dan putri berbeda dalam besar dan susunan tubuh sehingga

kebutuhan gizinya pun berbeda.

4. Pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi-fungsi tubuh

5. Terjadi perubahan hormon seks.

10
Daftar Pustaka

Jafar, N. (2005). Pertumbuhan Remaja. Makasar: Universitas Hasanudin.

Samio. (2018). Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik. Biology Education,
Sains and Technology , 36-42.

Wulandari, A. (2014). Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja Dan Implikasinya


Terhadap Masalah Kesehatan dan Keperawatannya. Jurnal Keperawatan Anak , 39-40.

11

Anda mungkin juga menyukai