Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Oleh :

ADEK MARCHEL FIRDAUS ( 190210102043 )

IFATUL KHASANAH ( 190210102052 )

AHMAD NOR HAMIDY ( 190210102053 )

BUNGA AUREL SAVANA ( 190210102066 )

DENISYA BERLIANA ( 190210102073 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

Oktober 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobil alamien, rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas ridho dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik tentang PERKEMBANGAN MASA
KANAK – KANAK. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak walaupun masih banyak kekurangan.
Pengerjaan makalah ini tentunya kami tak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak yang sudah memberikan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini
sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa
tersusunnya proposal ini atas kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
Bapak Dr. Supeno, S.Pd., M.Si., dan Bapak Drs. Maryani, M.Pd selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, serta teman-teman sekalian
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga bantuan yang diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Kami juga
menyadari dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
mengingat keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan kami, dengan senang hati
kami menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun dan
positif pada tugas ini.

Jember, 13 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................. ii

Bab I. Pendahuluan .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1
1.4 Manfaat ...........................................................................................

Bab II. Pembahasan .............................................................................

2.1 Perkembangan Fisik .......................................................................


2.2 Perkembangan Biologis .................................................................
2.3 Perkembangan Motorik ...................................................................
2.4 Perkembangan Kognitif ..................................................................
2.5 Perkembangan Bahasa ....................................................................
2.6 Perkembangan Sosio-Emosional ....................................................
2.7 Tugas Tugas Perkembangan ...........................................................
2.8 Implikasi Dalam Pendidikan ..........................................................

Bab III. Penutup .................................................................................

3.1 Kesiimpulan ....................................................................................


3.2 Saran ...............................................................................................

Daftar Pustaka .....................................................................................

ii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang
kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada
orang lain. Bagi kebanyakan anak-anak seringkali dianggap tidak ada
akhirnya sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat didambakan yakni
pengakuan dari masyarakat bahwamereka bukan anak-anak lagi melainkan “
Orang Dewasa”.
Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh
ketergantungan. Masa kanak-kanak awal berlangsung dari 2 tahun sampai 6
tahun, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia pra-sekolah. Perkembangan
fisik pada masa ini berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya
diletakkan pada masa bayi menjadi cukup baik. Pada saat masa awal kanak-
kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan
dan senang mencoba hal-hal baru. Aspek& aspek perkembangan individu
meliputi fisik, intelektual, social, emosi, bahasa, moral dan agama.
Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan
setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya piker merupakan kemampuan
untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada
umumnya. Social setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan
selalu memerlukan manusia lainnya. emosi merupakan perasaantertentu yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas
merupakankemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai
atau prinsip-prinsip moral.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah perkembangan fisik pada masa kanak-kanak?
1.2.2 Bagaimanakah perkembangan biologis pada masa kanak-kanak?
1.2.3 Bagaimanakah perkembangan motorik pada masa kanak-kanak?
1.2.4 Bagaimanakah perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak?
1.2.5 Bagaimanakah perkembangan bahasa pada masa kanak-kanak?
1.2.6 Bagaimanakah perkembangan sosio-emosional pada masa kanak-
kanak?
1.2.7 Apakah tugas – tugas perkembangan peserta didik pada masa kanak –
kanak?
1.2.8 Bagaimanakah implikasinya dalam pendidikan?

1
1.3. Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan fisik pada masa kanak-
kanak
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan biologis pada masa kanak-
kanak
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan motorik pada masa kanak-
kanak
1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kognitif pada masa kanak-
kanak
1.3.5 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan bahasa pada masa kanak-
kanak
1.3.6 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan sosio-emosional pada
masa kanak-kanak
1.3.7 Mahasiswa dapat mengetahui tugas – tugas perkembangan peserta didik
pada masa kanak – kanak?
1.3.8 Mahasiswa dapat mengetahui implikasinya dalam pendidikan

1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini yaitu untuk dapat mengetahui perkembangan
pada masa kanak-kanak yang baik, agar pembaca dapat mendidik seorang
anak pad masa itu dengan baik dan benar

2
Bab II. Pembahasan

Perkembangan masa anak-anak

Perkembangan pada masa anak-anak menyangkut berbagai aspek. Hal ini


dikarenakan pada masa kanak-kanak inilah yang dinamakan golden age pada diri
setiap manusia. Sudah sepatutnya jika pada masa masa ini seorang manusia
mengalami banyak perkembangan. Perkembangan yang dimaksud disini antara
lain :

2.1 Perkembangan Fisik


Fisik berarti keadaan wujud tubuh yang dapat dilihat dengan kasat
mata. Jadi perkembangan fisik dapat diartikan perubahan yang dialami oleh
keadaan tubuh yang dapat dilihat kasat mata dan mengarah kepada kemajuan.
Hal inilah yang menjadikan setiap individu atau masing-masing individu
memiliki ciri sendiri-sendiri. Atau dengan kata lain dapat dikatakan setiap
individu itu unik. Pertumbuhan yang terjadi antara satu anak dengan anak
lainnya tidak dapat disamakan. Pertumbuhan tidak langsung terlihat jelas,
namun perlu adanya waktu atau berproses tidaklah instan. Perkembangan
fisik dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor asupan gizi. Pada
tinggi anak satu dengan yang lainnya jika diamati tidaklah semuanya sama,
inilah gambaran adanya peran keturunan atau sifat gen dalam menentukan
perkembangan fisik. Hormon yang mengatur perkembangan fisik ini diatur
oleh gen keturunan yang dikeluarkan oleh bagian dalam tubuh yaitu lobus
anterior dari kelenjar pituitary suatu kelenjar bagian bawah otak. Faktor
asupan gizi juga berpengaruh dalam perkembangan ini. Jika seorang anak
asupan gizinya memadai pasti pertumbuhannya akan maksimal berbeda
dengan seorang anak yang kekurangan gizi.

2.2 Perkembangan Biologis


Biologis berarti segala sesuatu yang menyangkut proses evolusi
manusia. Maka dapat diartikan bahwa perkembangan biologis merupakan
perubahan yang menyangkut proses evolusi manusia. Perkembangan biologis
juga dapat diartikan perkembangan yang melalui tahapan - tahapan tertentu
secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama dan berkaitan dengan
cara gerak, perubahan fungsi bagian tubuh tertentu manusia, perubahan
bentuk volume kepala,dan perkembangan alat indra terutama hidung dan
mata.
Contoh dari perkembangan biologis diantaranya :
2.2.1 Sikap tubuh dan cara bergerak

3
Contoh : Perubahan struktur pada tulang belakang manusia,
berpindahnya titik berat badan, dan semakin kuatnya tulang – tulang
tungkai , tulang paha, tulang kering, dan tulang jari kaki untuk
menompang badan. Proses Andi bisa berlari diawali dari kemampuan
duduk tegak, merangkak, berdiri tegak, berjalan tegak, baru Andi bisa
berlari tegak. Semua proses ini berlangsung dalam waktu yang lama.
2.2.2 Perubahan fungsi bagian tubuh tertentu
Fungsi jari kaki mengalami reduksi oleh karena tidak lagi dipakai
lagi untuk mencengkeram, tetapi lebih pada untuk berpijak. Akibat
kemampuan berdiri tegak, maka tangan tidak lagi berfungsi sebagai
penunjang badan. Bagian lengan seluruhnya dapat bergerak leluasa,
sehingga lebih mudah menggunakan tangan untuk menggenggam dan
pekerjaan-pekerjaan cermat lainnya. Evolusi tangan kemudian
berpengaruh terhadap evolusi budaya. Karena fungsi tangan tidak lagi
sebagai penunjang badan, dan sebaliknya dapat bergerak bebas maka
tangan memiliki kemampuan memakai, membawa, membuat alat dan
banyak aktivitas lainnya
2.2.3 Perkembangan kepala
Kepala atau tengkorak terdiri dari tengkorak bagian muka dan
tengkorak otak. Oleh karena itu evolusi kepala berhubungan erat
dengan evolusi muka, sebagai bagian paling atas sistem pencernaan dan
pernafasan serta volume otak. Evolusi muka diantaranya berkaitan
dengan struktur otot-otot muka, geraham, gigi, rahang, kening, dagu,
tulang pipi dan otot tengkuk. Sementara yang berkaitan dengan evolusi
otak, berkaitan dengan besar atau volume otak dan struktur otak.
Misalnya dari Australopithecus ke Pithecantropus volume otak berlipat
dua kali (Pithecantropus lebih besar). Pithecantropus ke Homo
membesar kurang lebih satu setengah kalinya. Pembesaran volume otak
itutentu saja berpengaruh terhadap bentuk tengkorak (meninggi,
membulat ke muka, samping dan belakang). Disamping itu evolusi
volume otak tentu juga berpengaruh terhadap evolusi budaya.
2.2.4 Perkembangan alat pembau (hidung)
Peranan alat pembau menjadi berkurang. Hal ini berakibat pada
perubahan rongga hidung yang tidak lagi menghadap ke depan dan
bagian otak yang berhubungan dengan pembauan mengalami reduksi.
2.2.5 Perkembangan alat penglihat (mata)
Berlawanan dengan alat pembau yang mengalami reduksi, alat
penglihat menjadi lebih sempurna baik dalam hal struktur maupun
fungsi ketajaman melihat. Evolusi biologis tersebut di atas secara
4
keseluruhan berpengaruh terhadap perkembangan bio-sosial
(manusia sebagai makluk sosial) yang mencakup: kemampuan
pembuatan alat, organisasi sosial dan komunikasi dengan bahasa.

2.3 Perkembangan Motorik


Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh
melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal
cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar
adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu
sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga
dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan
otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan
benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis
dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal.

Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus :


2.3.1 Perkembangan Motorik Kasar
Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik
yang menantang baginya, seperti melompat dari tempat tinggi atau
bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6
tahun keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut bertambah. Anak
pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda,
balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.
2.3.2 Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau
memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4
tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang,
bahkan hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan
motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu
mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan
gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara
bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau
menggambar.

5
2.4 Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara
umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif lebih
menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif.
Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki
kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki
kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan
mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan
kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan
masuk sekolah, dunia dan minat anak semakin luas, dan dengan meluasnya
minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang
sebelumnya kurang berarti bagi anak. Pada sekolah dasar, pemikiran seorang
anak sudah berkembang ke arah konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya
menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar dalam stadium belajar.

2.5 Perkembangan Bahasa


Eksperimen yang dilakukan oleh Jean Berko (1958) melakukan
eksperimen dengan memberikan kartu kepada anak usia pre-school dan kelas
satu. Anak diminta untuk melihat kartu dan eksperimenter membaca kata
yang tertera. Kemudian si anak diminta untuk memberikan kata yang hilang.
Mungkin hal ini kelihatan gampang, tapi Berko tertarik dengan kemampuan
anak untuk mengingat kembali kata yang benar akan tetapi juga ingin melihat
kemampuan mereka dalam mengatakan kata “yang benar”. Dari hasil studi ini
menunjukkan, bahwa anak mampu memahami aturan dari sebuah kalimat,
dan anak mampu menggunakannya dalam situasi yang baru. Setelah
melampaui tahap “dua kata”, anak menunjukkan tumbuhnya penguasaan
aturan yang kompleks untuk mengurutkan kata-kata secara benar. Anak
mengerti harus menambahkan kata “where” untuk bertanya, namun ia
membutuhkan waktu lebih lama untuk membentuknya menjadi kalimat yang
tepat, seperti: Contoh: “Where is daddy going?” (kalimat tanya) Kosa kata
berbicara seorang anak usia 6 tahun berkisar dari 8000 hingga 14.000 kata.
Dengan asumsi bahwa belajar kata dimulai ketika anak berusia 12 bulan, ini
6
diartikan rata-rata lima sampai delapan arti kata baru per hari saat berusia 1
dan 6.
Kemampuan membaca pada anak usia dini sangat ditentukan oleh
lingkungan awal tempat anak tumbuh dan berkembang yang bisa
memprediksi kesiapan mereka untuk sekolah. Studi menunjukkan bahwa
pengalaman membaca (seberapa sering anak tersebut diberi bacaan), kualitas
keterlibatan ibu dengan anaknya (seperti: upaya untuk merangsang kognitif
anak) dan penyediaan bahan pembelajaran (seperti kesesuaian usia dengna
buku bacaan). Oleh karenanya orang tua dan guru bisa membantu
pengembangan bahasa anak dengan cara menggunakan teknologi seperti:
mendengarkan cerita melalui tape recorder, headphone ataupun buku audio.
Selama pertengahan dan akhir masa anak-anak, perubahan terjadi
berkaitan bagaimana kosa kata mental disusun. Ketika diminta untuk
mengatakan kata pertama yang terlintas dalam pikiran ketika mereka
mendengar kata. Sebagai contoh, ketika diminta untuk menanggapi kata
makan, mungkin ia berkata “makan siang”. Pada usia 7 tahun, anak mulai
merespons dengan kata yang adalah bagian yang sama dari pembicaraan yang
sesuai dengan kata yang diberikan. Contoh: anak akan merespon kata
“anjing” dengan “kucing” ataupun “kuda”. “makan” dengan “minum”, hal ini
menunjukan bahwa anak mulai mengembangakan konsep “kategorisasi” yang
merupakan bagian dari bicara.
Selama tahun-tahun sekolah dasar anak menjadi semakin mampu
dalam memahami dan menggunakan tata bahasa yang kompleks dan lebih
terhubung. Kemajuan dalam kosakata dan tata bahasa selama tahun-tahun
sekolah dasar disertai dengan pengembangan kesadaran metalinguistik, yaitu
pengetahuan tentang bahas, mengerti apa arti daris ebuah kata, dan juga
mendefinisikannya. Lebih lanjut, anak juga membuat kemajuan di dalam
memahami penggunaan bahasa yang tepat secara buda dan juga pragmatis.
Memasuki usia remaja anak sudah mengetahui penggunaan bahasa dalam
kehidupan sehari-hari, menggunakan kata yang tepat atau tidak.

2.6 Perkembangan Sosio-Emosional


2.6.1 Teori Ekologi Bronfenbrenner
a. Microsystem adalah pengaturan di mana individu menghabiskan
waktu yang cukup lama, seperti keluarga siswa, rekan sebaya,
sekolah danlingkungan. Dalam microsystem ini, individu memiliki
interaksi langsung dengan orangtua, guru, rekan sebaya, dan lain-
lain.

7
b. Mesosystem ini melibatkan hubungan dengan microsystem.
Contohnya adalah hubungan antara pengalaman keluarga dan
pengalaman sekolah dan antara keluarga dan rekan sebaya.
c. Exosystem ini bekerja ketika pengalaman mempengaruhi apa yang
siswa dan guru alami dalam konteks langusng. Sebagai contoh,
dewan pengawas taman, sekolah dan komunitas, mereka memiliki
peran yang kuat dalam menentukan kualitas sekolah, taman, fasilitas
rekreasi, dan perpustakaan yang dapat membantu atau menghalangi
perkembangan anak.
d. Macrosystem melibatkan budaya yang lebih luas. Budaya adalah
istilah yang sangat luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosial
ekonomi dalam perkembangan anak. Hal ini merupakan konteks luas
di mana siswa dan guru tinggal, termasuk nilai-nilai dan kebiasaan
masyarakat. Sebagai contoh: beberapa budaya menekankan peran
gender tradisional.
e. Chronossystem meliputi kondisi sosio-historis perkembangan siswa.
Misalnya: kehidupan anak-anak sekarang berbeda dalam banyak hal
dari ketika orangtua dan kakek-nenek mereka masih anak-anak.

2.6.2 Teori Erickson (1902-1994)


Menyajikan pandangan perkembangan kehidupan masyarakat
secara bertahap. Ada 8 tahap perkembangan psikososial menurut
Erickson, salah satunya yang menjelaskan tentang masa kanak-kanak
adalah :
a. Initiative VS Guilt (3-5 tahun)
Memasuki usia ini anak dihadapakan pada lingkungan yang lebih
besar lagi, dimana mereka harus menghadapi dan mengatasi
tantangan dari lingkungan baru ini tingkah laku mereka harus
aktif dan inisiatif. Anak akan mengembangkan rasa bersalah jika
mereka melihat diri mereka sebagai orang yang kurang
bertanggung jawab atau mereka menjadi terlalu cemas.
b. Industri VS Inferiority (masa SD, 6 tahun, hingga pubertas)
Anak mengarahkan energi mereka untuk menguasai pengetahuan
dan keterampilan. Bahaya ditahun-tahun ini adalah
berkembangnya rasa rendah diri, tidak produktif, dan rasa tidak
mampu.

8
2.7 Tugas Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu,
dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya
apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Adapun yang
menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
Havighurst adalah kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan
nilai-nilai dan aspirasi individu.
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan
itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang
kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya, tapi jika
gagal akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada individu yang bersangkutan
dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan sebagai social
expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan
anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh
pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, masa indera, dan
masa menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini merupakan
saat terjadinya perasaan keindahan. Disebut masa indera, karena pada masa
ini indera berkembang pesat dan merupakan kelanjutan dari perkembangan
selanjutnya. Berkat kepesatan perkembangan itulah, dia senang mengadakan
eksplorasi. Kemudian disebut dengan masa menentang. Masa itu disebut juga
Masa Trotz Alter dengan sikap egosentris karena merasa dirinya berada di
pusat lingkungan, yang ditampilkan anak dengan sikap senang menentang
atau menolak sesuatu yang datang dari orang di sekitarnya. Perkembangan
seperti itu antara lain disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya
mempunyai kemauan dan kehendak sendiri, yang dapat berbeda dengan orang
lain. Kesadaran itu merupakan awal dari usaha untuk mewujudkan diri (self
realization) sebagai satu diri (individu), dengan menunjukkan bahwa dirinya
tidak sama dengan orang lain.
Anak-anak pada masa ini bersifat meniru, banyak bermain dengan
lelakon (sandiwara) atau khayalan, yang kadang-kadang dapat membantu
dalam mengatasi kekurangan-kekurangannya dalam kenyataan. Kegiatan
yang bermacam-macam itu akan memberikan ketrampilan dan pengalaman-
pengalaman terhadap si anak.

9
Menurut Web edukasi kompasiana bahwa tugas-tugas perkembangan masa
anak-anak meliputi:
2.7.1 Belajar Berjalan
2.7.2 Belajar Memakan Makanan Padat
2.7.3 Belajar Berbicara
Ada dua pendapat mengenai cara permulaan anak dalam belajar
berbicara, yaitu:
a. Pendapat pertama, mengemukakan bahwa bayi mulai belajar bicara
dengan jalan mengeluarkan macam-macam suara yang tidak
berarti (meraban). Kemudian orang disekitarnya mengajarkan
kepadanya nama-nama atau kata-kata tentang sesuatu secara teratur
dalam situasi tertentu sampai anak belajar mengasosiasikan
(menghubung-hubungkan) suara-suara tertentu dengan benda atau
situasi (prilaku) tertentu. Misalnya, suara “bapak” yang diucapkan
anak secara kebetulan, kemudian oleh orang di sekitarnya
diulanginya apabila sang ayah hadir di dekatnya, maka terjadilah
asosiasi antara “bapak” dengan orangnya.
b. Pendapat kedua, justru sebaliknya, menurut teori ini suara bayi
tidaklah searah kebetulan tetapi mempunyai arti baginya karena
suara-suara itu mengekspresikan (menyatakan) perasaan-
perasaannya. Perkembangan selanjutnya dari belajar bahasa ini
terjadi dengan jalan meniru (imitasi).
2.7.4 Belajar Buang Air Kecil Dan Buang Air Besar
Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma
masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat
mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang
mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan
pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4 tahun, cukup
dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air, bawalah anak
ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.
2.7.5 Belajar Mengenal Perbedaan Jenis Kelamin
Melalui observasi (pengamatan) anak dapat melihat tingkah laku,
bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu
dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak dapat mengenal
perbedaan anatomis pria dan wanita, anak menaruh perhatian besar
terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua perlu
memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian,
maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.

10
2.7.6 Mencapai Kesetabilan Jasmaniah Fisiologis
Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang
dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga
temperatur badannya mudah berubah. Perbedaan variasi makanan yang
diberikan dapat merubah kadar garam dan gula dalam darah dan air di
dalam tubuh. Untuk mencapai kesetabilan jasmaniah, bagi anak
diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses mencapai
kesetabilan jasmaniah ini, orang tua perlu memberikan perawatan yang
intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun
pemeliharaan kebersihan.
2.7.7 Membentuk Konsep-Konsep (Pengertian) Sederhana Kenyataan Sosial
dan Alam
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang
kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat mengamati
benda-benda atau orang-orang di sekitarnya. Perkembangan lebih
lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi
(kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri
yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu dengan suara tertentu
yang nyaring memenuhi kebutuhannya disebut “orang”, ”ibu”, “ayah”.
Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat dikelompokan dan
diberi satu nama, seperti kucing, ayam, kambing, burung dapat disebut
binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut (mengenal pengertian-
pengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf, pengalaman dan
bimbingan dari orang dewasa.
2.7.8 Belajar Mengadakan Hubungan Emosional Dengan Orang Tua,
Saudara, dan Orang Lain.
Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya
menggunakan berbagai cara yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan
bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan
emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan
sikapnya di kemudian hari. Apakah ia bersikap bersahabat, bersikap
dingin, introvert, extrovert dan sebagainya. Misalnya, apabila anak
memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu menyenangkan, maka
cenderung akan bersikap ramah dan ceria.
2.7.9 Belajar Mengadakan Hubungan Baik dan Buruk, Yang Berarti
Mengembangkan Kata Hati
Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naif, dimana
kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya
buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia
11
dalam hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan).
Apabila anak bertambah besar ia harus belajar pengertian tentang baik
dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai makhluk sosial
(bermasyarakat), manusia tidak hanya
memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus
memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mengenal pengertian baik
dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi oleh pendidikan yang
diperolehnya. Pada mulanya anak belajar apa yang dilarang itu berarti
buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu berarti baik atau benar.
Pengalaman ini merupakan permulaan pembentukan kata hati anak.
Perkembangan selanjutnya terjadi melalui nasihat, bimbingan, buku-
buku bacaan dan analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang penting dalam
mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan dari orang tua dan
bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada penggunaan hukuman dan
ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.
2.7.10 Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
permainan yang umum.
2.7.11 Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk
yang sedang tumbuh.
2.7.12 Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
2.7.13 Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
manulis, dan berhitung.
2.7.14 Mengembangkan sikap terhadap kelompok social.
2.7.15 Mencapai keberhasilan pribadi.

2.8 Aliran Psikologi dan Implikasinya Dalam Pembelajaran


2.8.1 Aliran Nativisme / Aliran Pembawaan
Menurut aliran ini anak tidak perlu pendidikan karena baik buruk anak
sudah ditentukan dari keturunan. Menurut aliran ini manusia yang lahir
telah memiliki bakat dan pembawaan baik dari keturunannya yang dulu
atau di takdirkan. Aliran ini dijuluki aliran pesimistis karena melihat
sesuatu hanya dari kacamata hitam saja. Tetapi pengaruh aliran ini
sampai sekarang masih dirasakan. Roseaus seorang filosof dari Jerman
berpendapat bahwa setiap orang dilahirkan mempunyai dasar-dasar
moral yang baik. Karakter seseorang bersifat interistik

12
2.8.2 Aliran Empirisme / Aliran Lingkungan
Menitik beratkan pada bagaimana kita akan mengisi hidup
melaksanakan hal-hal baik itu positif maupun negativ, jadi tergantung
pada masing-masing individu itu sendiri. Lingkungan bisa menentukan
bagaimana sifat, perilaku anak jika lingkungan mendukung, sikap anak
pasti akan baik begitu juga sebaliknya. Pendidikan dapat memegang
peran penting, sedangkan bakat tidak ada pengaruhnya, jadi disini peran
orang tua sangat vital untuk menentukan bagaimana kedepannya
kehidupan dan masa depan anak. Faktor lingkunga menjadi faktor yang
menentukan pada perkembangan anak sedangkan faktor bakat tidak ada
pengaruhnya
2.8.3 Aliran Konfergensi / Aliran Persesuaian
Perpaduan antara Natifisme dan Empiurisme yang menggabungkan
antara arti pentingnya hereditas dan pengangaruh lingkungan.
Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinasi dari
fasilitas yang diberikan dari lingkungan dan potensialitas kodrati anak
mendorong kemampuan anak, dan menjadi tidak seta apa bila pengaruh
lingkungan melumpuhkan sikofis anak. Pada 5 tahun pertama orang tua
sangat berperan penting, jika orag tua salah didik pada masa ini akan
berakibat fatal untuk masa depannya. Pengaruh pembawaan atau
keturunan terahadap tingkah laku terjadi secara tidak langsung.
2.8.4 Aliran Asosiasi
Pengembangan dari empirisme pada Renaisans yang mempelajari
tentang manusia. Menurut Aliran Asosiasi bahwa prosesi psikiologi
adalah ”Asosiasi Ide”. Unsur atau elemen terkecil dari jiwa manusia
adalah Simple idea. Simple idea bukan bawaan dari lahir, merupakan
hasil yang diperoleh manusia. Apabila simple idea yang satu dengan
yang lain di gabung akan menghasilkan complex idea, apabila complex
idea di gabung akan menghasilkan Compund idea (gabungan ide)

13
2.8.5 Aliran Gestalt
Berasal dari bahasa jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi
atau bentuk yang utuh. Gestalt berupa objek yang berbeda dari jumlah
bagian-bagiannya menunjukan premis dasar sistem sikologi yang
mengonseptualisasi berbagai pristiwa psikologi sebagai fenomena yang
terorganisasi utuh dan logis. Psikologi Gestalt adalah gerakan psikologi
yang melawan psikologi strukturalisme. Didasari oleh pemikiran Kant
tentang teori nativistik yang megnatakan bahwa organisasi aktivitas
mental membuat individu berinteraksi dengan lingkungannya melalui
cara-cara yang khas. Sehingga tujuan psikologi Gestalt adalah
menyelidiki organisasi aktivitas mental dan mengatahui secara tepat
karateristik interaksi manusia dengan lingkungan
2.8.6 Aliran Psikologi Kognitif
Dikembangkan oleh Jeant Piget, teori ini membahas munculnya dan
diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya. Teori digolongkan pada teori Konstruktivisme, teori ini
berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui
tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
Menurut teori ini belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman
tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.
Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang yang telah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Proses belajar akan
berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
Prinsip-prinsip Kognitif antara lain :
a. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan
memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasar pola
dan logika tertentu.
b. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke komplek.

14
c. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik dari pada
menghafal.
Aplikasi dalam proses pembelajaran, guru harus memahami bahwa
siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dipahami proses
berfikirnya, anak usia pra sekolah dan awal Sekolah Dasar belajar
menggunakan benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru
menyusun materi dengan pola atau logika tertentu dari sederhana ke
kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna,
memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai
keberhasilan siswa.
Implikasi Aliran Psikologi Kognitif dalam pembelajaran :
Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga anak
mencapai keberhasilan, mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif
sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar, memaklumi akan
adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangan,
mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi.
2.8.7 Aliran Psikologis Konstruktivisme
Adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan adalah bentukan kita sendiri. Pengetahuan merupakan
hasil dari knstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan
membuat struktur kategori konsep dan skema yang diperlukan untuk
membentuk pengetahuan. Konstruktifisme menekankan perkembangan
konsep dan pengetahuan yang mendalam. Suatu pengetahuan dianggap
benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan
persoalan atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer
begitu saja, melainkan harus di interpretasikan sendiri oleh masinga-
masing orang. Manusia berhadapan dengan tantangan pengalaman,
gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secara kognitif.
Manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci,
menjawab dan menginterpretasikan pengalaman.
15
Dengan cara itu pengetahuan selalu berkembang. Proses tersebut
meliputi :
a. Skema adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang
beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam
interaksinya dengan lingkungan berfungsi sebagai kategori-
kategori untuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang dan
terus berkembang
b. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap
mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.
c. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau skema karena
konsep awal sudah tidak cocok lagi
d. Equlibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi
sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan
struktur dalamnya.
Implikasi Aliran Psikologi konstruktivisme :
Seorang guru merasa sudah pernah mengajari suatu materi tetapi ada
sebagian siswa yang tidak mengerti, itu berarti guru tersebut sudah
mengajar dengan baik tetapi ada sebagian murid yang tidak belajar
sama sekali; kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi
situasi yang memungkinkan pengetahuan dan ketrampilan dapat di
konstruksi oleh peserta didik; latihan memecahkan masalah dilakukan
dengan belajar kelompok.
2.8.8 Aliran Behaviorisme
Aliran tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman,
aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar. Aliran behaviorisme mendudukan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika dia dapat menunjukan perubahan perilakunya. Menurut aliran ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
outpun yang berupa respons faktor yang dianggap penting dalam teori
16
behavourisme adalah stimulus dan respons. Stimulus adalah apa yang
disampaikan oleh pengajar, respon adalah sesuatu yang diterima oleh
pelajar. Selain faktor tersebut ada faktor penguatan. Bila penguatan
ditambahkan maka respons akan semakin kuat.
Prinsip dalam teori belajar behaviorieme :
a. Reinforcement dan punishment
b. Primary of Reinforcement
c. Achedules of Reinforcement
d. Contingency Management
e. Stimulus control in operant learning
f. The elimination of Responses

Implikasi Teori Behaviorisme


Apa saja yang diberikan guru dan apa saja yang dihasilkan siswa
semua, harus bisa diamati, diukur dan tidak boleh hanya implisit, dan
faktor lain yang penting adalah faktor penguat; prinsip-prinsip teori
Behaviorisme yang dipakai di dunia pendidikan; proses belajar dapat
berhasil dengan baik apabila pelajar ikut berpartisipasi secara aktif;
materi pelajaran dibentuk dalam unit-unit kecil dan diatur berdasarkan
urutan yang logis sehingga mudah dipelajari; tiap respons perlu di
respons balik, agar pelajar dapat mengetahui apakah respons yang
diberikan telah benar atau belum; setiap kali melakukan respons harus
diberi penguatan, penguatan positif ternyata memberi pengaruh yang
lebih baik.
2.8.9 Aliran Humanisme
Mempelajari tentang diri, aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta,
kreativitas, hakikat, individualitas. Aliran Humanisme sangat
memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan
lingkungannya secara manusiawi dengan menitik beratkan pada
kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan
17
pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan
pemaknaan. Lima dalil utama dalam Aliran Psikoligi Humanisme yaitu:
a. Keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-
komponen.
b. Manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan
manusia lainnya.
c. Menusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan
hubungan dengan orang lain.
d. Menusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas
pilihan-pilihannya.
e. Menusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai
dan kreativitas.
Berdasarkan hukum ini berarti betapapun sempurnanyapembawaan,
bakat, dan sifat keturunan, betapapun baiknya liingkungan dan
pemeliharaan anak, serta betapapun lengkapnya sarana dan prasarana
serta sumber penghidupan, tetapi proses perkembangan itu tidak akan
berlangsung sebagaimana yang dikehendaki manusia seandainya takdir
tidak membawanya demikian atau jika Allah tidak mengizinkannya.

18
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa perkembangan anak adalah cara anak-anak melanjutkan usahanya
untuk menguasai tugas-tugas dalam perkembangan yang dasarnya telah di
letakan pada masa bayi. Perkembangan yang terjadi pada anak-anak
diantaranya yaitu perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan
bicara, perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan
bermain anak-anak. Disiplin dibutuhkan pada masa anak. Bakat-bakat yang
ada pada anak diantaranya yaitu anak suka bermain bola, disamping itu
mempunyai bakat di bidang pendidikan dan seni. kenakalan-kenakalan
seorang anak tidak hanya menimbulkan manfaat saja, tetapi bahaya dari
kenakalan ank-anak tersebut juga banyak . Hubungan orang tua sangat
berpengaruh dengan perkembangan seorang anak. Para orang tua harus
pengertian pada anak yang sedang emosi,yaitu dengan cara memperhatikan
anak tersebut. Tahap perkembangan anak di bagi menjadi 5 periode, yaitu
periode pra lahir (pembuahan sampai lahir), masa neonates (lahir sampai 10-
14hari), masa bayi, (dua minggu sampai dua tahun), masa kanak-kanak ( dua
tahun sampai remaja) yang terdiri dari dua tahap, masa kanak-kanak dini (2
sampai 6 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (6 sampai 13 tahun)
3.2 Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah tetang perkembangan pada masa
anak-anak ini, penulis khususnya dan para pembaca dapat memahami
bagaimana perkembangan yang terjadi pada masa anak-anak. penulispun
berharap adanya kritik saran dr para abaca. Karena semua itu untuk
sempurnanya pembuatan makalah yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.universitaspsikologi.com/2018/06/perkembangan-bahasa-dan-
sosial-emosional.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fisik

http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2014/09/makalah-tugas-
perkembangan-dan.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai