Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRIODE ANAK AWAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Pengembangan Peserta Didik


Dosen Pengampu : Elnawanti M. Pd

DISUSUN OLEH :

ADI LENITA

HANIFAH

RITA NURAENI

SITI ARINDA

SYAFIRA AMINI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

JL.R.SYAMSUDIN,S.H.NO.50,CIKOLE,KEC.CIKOLE,KOTA SUKABUMI
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga penulis mmenyelesaikan pembuatabn
makalah ini dari mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan judul “ Periode Anak Awal”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah aini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi makalah yang
baik..

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sukabumi,3 oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1LATAR BELAKANG........................................................................... 1

1.2 RUMUS MASALAH........................................................................... 1

1.3 TUJUAN............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2

A. Pengertian Perkembangan………………………………………….. 2

B. Ciri dan Tugas Perkembangan Kanak-Kanak awal…………………. 2

C. Perkembangan fisik…………………………………………………. 3

D. Perkembangan Kognitif……………………………………………... 6

E. Perkembangan Bahasa………………………………………………. 10

F. Perkembangan Sosial-Emosional…………………………………… 11

G. Perkembangan Moral……………………………………………….. 12

H. Perkembangan Minat Anak Terhadap Agama……………………… 13

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 14

3.2 Saran..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Secara kronologis atau menurut urutan waktu masa kanak-kanak adalah masa
perkembangan dari usia 2-6 tahun. Pada masa perkembangan ini adalah suatu proses
perkembangan yang memperbolehkan anakuntuk berinteraksi dengan orang lain. Dengan begitu
anak dapak mempelajari suatu kejadian apa yang ada disekitarnya. Perkembangan biologis pada
masa-masa ini berjalan pesat tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh linggungan dan
keluarganya. Oleh karena itu pada masa ini keluarga sangat berperan penting untuk
mempersiapkan anak untuk terjun kedalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan
sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu perkembangan?

2. Bagaimana proses perkembangan awal an

3. Apa yang dialami oleh anak pada masa awal ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian perkembangan


2. Untuk mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada awal anak
3. Untuk mengetahui hal apa saja yang dialami oleh anak pada masa itu

1
BAB II

PEMBAHASAAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Menurut Santrok (1995,2007) perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak
pembuahan dan terus berlanjut di sepanjang rentang kehidupan individu.

B. CIRI DAN TUGAS PERKEMBANGAN KANAK-KANAK AWAL

1.Ciri Umum

Para pendidik menyebut masa ini sebagai usia prasekolah karena merupakan saat anak
mengikuti taman kanak-kanak dan masa persiapan untuk mermulai pendidikan formal di kelas 1
sekolah dasar. Psikolog sering menyebut sebagai usia pra kelompok karena anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku social sebagai persiapan untuk penyesuaian diri. Pada masa ini,
anak-anak juga senang meniru pembicaraan dan tindakan orang lain sehingga disebut usia
meniru. Masa ini juga lebih menunjukkan kreatifitasnya dalam bermain di bandingkan masa-
masa lain dalam kehidupan, sehingga disebut usia kreatif.

2.Tugas Perkembangan kanak-kanak Awal

Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan kanak-kanak awal meliputi :

Mencapai stabilitas fisiologis

Belajar berbicara/Bahasa

Belajar mengenal perbedaan

Belajar mengatur dan mengurangi gerak gerik tubuh

Belajar tentang benar-salah.

2
C. PERKEMBANGAN FISIK

Pada masa kanak-kanak awal,pertumbuhan fisiknya memiliki kemajuan dalam kembangan


otot,system syaraf dan koordinasi motoriknya sehingga anak dapat melakukan berbagai kegiatan
yang lebih tinggi tingkatannya,yang selanjutnya akan meningkatkan kemampuan
kognitif,social,dan emosinya.

Pola pertumbuhan pada setiap anak bervariasi karena ada berbagai factor yang
mempengaruhinya, antara lain factor bawaan ,kurangnya hormone pertumbuhan,gizi
buruk,infeksi kronis dan gangguan emosional.

1. Tinggi dan Berat Badan

Tinggi pada masa ini rata-rata 2,5 inci setiap tahun dan berat badan bertambah 5-7 pon per
tahun. Tinggi badan seseorang sangat bergatung pada asal usul etnis/ras,faktor gizi dan
kesehatan, jenis kelamin, dan perbedaan individual. Menurut Papalia dkk (2002) ,tinggi badan
pada masa anak- anak awal bertambah sekitar 2-3 inci dan beratnya bertambah 4-6 pon setiap
tahun.

2. Proporsi Tubuh

Selama masa ini, tubuh anak akan mengalami perubahan secara perlahan tubuhnya akan
menjadi langsing dan kaki serta tangannya mulai panjang. Penampilan seperti bayi mulai
menghilang. Lemak di tubuhnya mulai berkurang sehingga pada akhir masa usia prasekolah
tubuh anak akan tampil lebih ramping.

Sekitar tahin ke-5, mulailah masa yang oleh Zeller disebut sebagai Gestalt-wandel yang
bearti bahwa anak yang semula mempunyai kepala relatif besar dan anggota badan yang pendek
akan mulai memiliki proporsi badan yang seimbang.

3. Perkembangan Motorik

Anak-anak usia 2-6 tahun mengalami kemajuan pesat dalam keterampilan motorik, baik
keterampilan motorik kasar yang melibatkan otot-otot besar seperti berlari, melompat, memanjat
dab keterampilan. Sedangkan motorik halus sebagian hasil koordinasi otot-otot kecil dengan
mata dan tangan seperti menggambar, menggunting dan menempelkan kertas. Menurut Santrock
(1995: 2007) perkembangan keterampilan motorik kasar dan halus pada masa kanak-kank awal
adalah sebagai berikut :
a. keterampilan motorik kasar (Gross Motoric Skills)

pada usia kira-kira 2,5-3 tahun, anak mulai3 dapat melompat fan sudah dapat berlari,
tetapu belum mampu berhenti dengan tiba-tiba atau membalik. Sekitar usia 4 tahun sudah
menguasai cara berjalan orang dewasa, berlalri, berhenti dan putar membalik, berdiri di atas satu
kaki dan menagkap bola. Saat usia 3 tahun dapat melompat dengan jarak sejauh 15-24 inci (38-
60 cm), saat usia 4 tahun dapat melompat sejauh 24-33 inci (60-83 cm). Usia sekitar 5 tahun,
anak menyukai kegiatan petualangan misalnya memanjat, berlari dan melompat dan menyenangi
aktivitas dengan teman atau orangtuanya.

Masa kanak-kanak awal merupakan masa dimana anak senang bergerak. Dari seluruh
rentang kehidupan, kegiatan bergerak yang paling banyak atau tinggi frekuebsinya adalah pada
usia tiga tahun. Dengan aktivitas yang tinggi,anak-anak di usia persekolahan perlu melakukan
olahraga yang sesuai dengan usianya, menaru dan aktivitas lain yang positif dan bermanfaat.
Olahraga merupakan ajang anak-anak untuk belajar berkompetensi serta mengembangkan
hubungan dan persahabatan dengan teman sebaya.

b.Keterampilan Motorik Halus ( Fine Motoric Skills)

Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus sudah mengalami kemajuan dan
gerakannya sudah lebih tepat bahkan cenderung ingin sempurna dalam melakukan sesuatu hal.
Saat usia 5 tahun koordinasi motorik anak makin sempurna.

Pada usia 6 tahun, anak sudah bisa merapikan bajunya sebagai akibat proses
myelinisasi yang meningkat di sistem syaraf pusat. Myelinisasi merupakan proses menutupi
akson dengan selaput myelin, yang berefek pada meningkatnya kecepatan berjalannya informasi
dari satu neuron ke neuron lainnya.

Perbedaan Jenis Kelamin dan Keterampilan Motorik

Anak laki-laki umumnya lebih unggul dalam keterampilan yang berkaitan dengan
throwing dan striking, sedangkan anak perempuan pada keterampilan seperti skipping, galliping,
dan hopping.
4. perkembangan Otak

Otak terus bertumbuh pada masa kanak-kanak awal. saat berusia 3 tahun, ukuran
otak sudah tiga perempat orang dewasa dan pada usia lima tahun sudah mencapai 9/10 ukuran
otak dewasa. Pada usia lima tahun, otak anak 4 sudah mencapai 90 persen berat otak orang
dewasa, maka berat badan total anak usia 5 tahun hanya sekitar sepertiga dari beratnya pada anak
mencapai usia dewasa. Meningkatnya kemanatangan otak yang disertai dengan kesempatan
untuk memperoleh stimulasi/pengalaman dari luar, akan memberikan sumbangan yang luar biasa
terhadap perkembangan kemampuan kognitif anak.

5. Gizi Seimbang pada Masa Kanak-Kanak Awal

Pemberian gizi seimbang pada anak sangat penting dilakukan untuk mendukung
perkembangan secara optimal. Pada Masa ini yang penting adalah menumbuhkan kebiasaan
makan berbagai macam makanan yang bergizi karena akan memengaruhi pertumbuhan
rangka/tulang,bentuk tubuh, pertumbuha otak, dan kerentanan terhadap penyakit.

Kecenderungan pada orang awam yang menyatakan bahwa anak-anak yang berbadan
gemuk adalah anak yang kecukupan gizi dan sehat,pernyataaan itu haruslah dibuang, karena
kegemukan merupakan promlem yang serius pada masa kanak-kanak awal. Santrock (1995)
menyatakan bahwa kegemukan dapat dicegah bila orang tua memberi dan memilih makanan
untuk anak-anaknya tidak berdasar "makanan sebagai bukti kasih sayang atau hadiah atas
perilaku baik", tetapi lebih didasarkan pada "makanan sebagai suatu cara untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dan gizi mereka".

Oleh karena itu, saat ini penting dioerhatikan pola makan yang sehat dan pemberian
makanan bergizi seimbang pada anak, karena apa yang dimakan anak akan memengaruhi
kesehatan fisik dan perkembangan psikisnya.

6. Pertumbuhan Gigi

Pada usia sekitar2-2,5 tahun anak telah mempunyai 20 gigi susu, dan rata-rata anak usia
enam tahun mempunyai gigi tetap 1-2 buah. Pertumbuhan gigi dan perawatannya perlu
diperhatikan, karena gigi mempunyai efek psikologis. Pada usia tiga tahun biasanya gigi susu
sudah lengkap sehingga memungkinkan anak untuk mengunyah makanannya dengan baik, oleh
karena itu anak perlu di perkenalkan pada berbagai macam makanan padat. Pada usia 6-7
tahun,gigi tetap mulai muncul menggantikan gigi susu secara bergantian. Anak perly dibiasakan
menggosok gigi pada dokter gigi minimal enam bulan sekali agar bila ada penyakit gigi dan/atau
pertumbuhan gigi yang tidak teratur dapat segera diatasi.
Makna Psikologis Gigi

Hurlock (1980) menyatakan bahwa kemungkinan besar gigi mengaruhi perilaku anak
dalam beberapa aspek,yaitu :
5
a. Berpengaruh terhadap emosi

b. Berpengaruh terhadap penampilan

c. Berpengaruh terhadap pengucapan kata

D. Perkembangan Kognitif

Pada usia ini, cara berpikir anak ditandai dengan kreativitas, bebas dan penuh imaginasi/daya
khayal. Peekembangan kognitif dapat ditinjau melalui beberapa teori meliputi:

1. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Salah satu teori perkembangan kognitif yang terkenal yaitu dari Jean Piaget (1896-1980).

Piaget membagi menjadi empat tahap yang masing-masing memiliki karakteristik sebagai
berikut :

a. Stadium /tahap sensori-motorik (0-2 tahun)

1) Inteligensu tampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai respons stimulasi sensorik.

2) Awalnya refleks, kemudian ada diferensiasi yang jelas antara subjek dan objek.

3) Terjadinya permanensi objek

4) Ada proses desentrasi

b. Stadium/tahap pra operasional (2-7 tahun)

1) Penguasaan bahasa yang sistematis

2) Permainan simbolis

3) Berpikir egosentris

4) memusat

5) Terarah
c. Stadium/tahap operasional konkret (7-11 tahun)

1) Egosentris berkurang

2) Serias 6

3) Klasifikasi

4) Konservasi

5) Desentrasi bertambah

d. stadium/tahap operasonal formal (11 tahun ke atas)

1) Hipotesis dedukatif

2) Akomodatif dan fleksibel

3) Berpikir proposional

4) Berpikir kombinatoris

2. Perkembangan Kognitif Masa Kanak-Kanak Awal (2-7 tahun)

a. Teori Piaget

Menurut Piaget, pada tahap ini pemikiran anak makin kompleks dan mampu
menggunakan pemikiran simbolis. Pada berpikir simbolis, anak mengembangkan kemampuan
untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada. Kemampuan untuk berpikir
simbolis semacam itu disebut Fungsi simbolis. Anak-anak prasekolah menunjukkan fungsi
simbolis melalui imitasi tertunda, bermain sandiwara, dan kemampuan menggunakan sistem
simbol(kata) untuk komunikasi.

Piaget membagi perkembangan kognitip tahap praoperasional menjadi dua bagian,yaitu :

Umur 2-4 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran simbolis, yaitu berupa gambaran dan
bahasa ucapan

Umur 4-7 tahun, dicirikan oleh pemikiran intuitif.

Ciri pemikiran yang lain adalah Egosentris (suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara
perspektif dirinya dengan perspektif orang lain).

7
Bentuk pemikiran pra-iperasional yang lain adalah animisme yaitu keyakinan bahwa objek yang
tidak mempunyai"kehidupan" dan dapat bertindak. Pada usia 4-7 tahun, anak masuk dalam
tahap pemikiran intuitif, yaitu anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu
jawaban atas semua pertanyaan.

Pada masa kanak-kanak awal, anak sudah mampu memahami angka-angka walaupun
masih secara terbatas,namun pada bagian akhir dari tahapan ini kemampuannya lebih baik. Pada
usia lima tahun, sebagiab besar anak dapat menghitung angka hingga 20 atau bahkan lebih dan
mengetahui ukuran relatif angka 1 sampai 10 serta dapat melakukan penambahan dan
pengurangan digital tunggal. Secara intuitif, anak-anak memikirkan strategi untuk melakukan
penambahan dan pengurangab dengan menghitung menggunakan jari-jari atau dengan
menggunakan objek lain seperti lidi dan lainnya.

b. Teori Pemrosesan Informasi

Teori pemrosesan informasi meninjau dari segi proses-proses kognitif yang berkaitan
dengan :

1) Perhatian

Kemampuan anak untuk memusatkan perhatiab berubah secara signifikan selama tahun-
tahun prasekolah.

Setelah usia 6-7tahun, perhatian anak akan menjadi lebih baik/efisien,yaitu hanya
memerhatikan hal-hal yang ada kaitannya dan relevan dengan tugas yang di berikan dan bukan
pada penampilan atau yang tampak/menonjol saja.

2) Memori (Ingatan)

Penelitian Nancy Myers ddk. pada 1987 (Santrock, 1995) menemukan bahwa
pengalaman seorang bayi usia enam bulan ternyata masih dapat diingat oleh bayi hingga dua
tahun kemudian apabila peristiwanya diulang kembali. Tetapi menurut Santrock(1995),dapat
dikatakan anak-anak dan orang dewasa hanya mampu mengingat sedikit atau tidak ingat lagu
akan peristiwa-peristiwa yang dialami sebelum usia tiga tahun. Rentang ingatan anak-anak usia
2-3 tahun adalah sekitar 2 digit, dan usia tujuh tahun sekitar 5 digit. Usia 7-13 tahun, rentang
ingatan meningkst hanya 1,5 digit.

3) Analisis tugas

Penelitian Hawkins pada 1984 menunjukan bahwa anak-anak prasekolah dapat


berpikir tentang"silogisme" yaitu masalah penalaran yang terdiri atas dua premis atau pernyataab
yang dianggap benar.

8
4)Pikiran anak

Pada usia 2-3 tahun, pikiran anak-anak mengacu pada kebutuhan, emosi dan keadaan
mentalnya. Memurut Wellman tahun 1988,pada usia sekitar 2-3 tahun anak-anak
mengembangkan pengetahuan bahwa manusia dapat"dikaitkan secra kognitif" dengan objekndan
peristiwa di dunia luar

c. Teori Lev Vygotsky

Vygotsky mengenalkan konsep zona perkembangan proksimal(zone of priximal


development, ZPD) dan scaffolding.

1) Zone of Proximal Development (ZPD)

Zona perkembangan proksimal ialah istilah untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk
dikuasai sendiri oleh anak-anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari
orang-orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil/terlatih.

2) Scaffolding

ialah istilah untuk mendeskripsikan perubahan dukungab selama sesi pembelajaran, diaman
orang-orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.

3. Bahasa dan Pemikiran

Bahasa dan kognitif pada mulanya berkembang sendiri-sendiri, tetapi pada akhirnya
bersatu/bergabung pada usia sekitar 3-7 tahun.

Ada dua prinsip yang memengaruhi penyafuan pemikiran dan bahasa yaitu:
pertama,semua fungsi mental memiliki asal usul eksternal atau sosial. kedua, anak-anak harus
berkomunikasi secara eksternak dan menggunakan bahasa selama periode waktu yang lama dari
kemampuan secara ekternal ke internal.

4. Kebudayaan dan Masyarakat

Keterampilan kognitif berkembang menjadi matang melalui interaksi sosial yang melekat
dalam satu latar belakang kebudayaan.

9
E. Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa meliputi :

Fonologis,Morfologis, sintaksis, leksikal, semantis, dan pragmatik.

1. Fungsi Bahasa

Menurut Halliday bahasa mempunyai fungsi :

a. Fungsi Instrumental

b. Fungsi pengatur

c. Fungsi interpeesonal

d. Fungsi pribadi

e. Fungsi heuristik

f. Fungsi imaginasi

g. Fungsi Informatif.

2. Perkembangan Bahasa Yang Terlambat

Perkembangan Bahasa yang terlambat dapat mempengaruhi perkembangan kognitif,


social, dan emosional yang lebih luas karna mereka cenderung dinilai negative oleh orang-orang
di sekeliling nya. Salah satu cara untuk mengatasi keterlambatan Bahasa ini adalah dengan
dialogicread reading(membaca buku bersama-sama) cara ini efektif karena membaca bersama-
sama akan meningkatkan peluang alamiah untuk menambah informasi dan meningkatkan
kosakata, memberi kesempatan untuk lebih memberi perhatian, bertanya, dan merespon
pertanyaan.

3. Efek Perkembangan Bahasa

Riset melaporkan akibat pada anak-anak, yaitu dapat mengalami peningkatan resiko
memgalai problem-problem prilaku(khususnya rasa malu dan gangguan kecemasan).

10
F. Perkembangan social-emosional anak-anak awal

Perkembangan emosi dan social tidak lepas peran dari factor-faktor keluarga, elasi anak
dengan teman sebayanya, dan kualitas bermain yang dilakukan bersama teman sebayanya.

Menurut boyd dkk (2005) perkembangan emosi dan social anak mencakup pencapaian
serangkaian keterampilan dalam:

a. Mengidentifikasi dan memahami perasaannya sendiri

b. Mengatur perilakunya sendiri

c. Menjalin dan memelihara hubungan.

1.Peran keluarga

a. Pola asuh orang tua

Salah satu factor keluarga yang mempengaruhi perkembnagan emosi dan social anak adalah
bagaimana pola asauh orang tuanya. Ada berapa pola asuh yang ditunjukkan oleh para orang tua
yang dapat mempengaruhi perkembangan anak-anaknya yaitu :

1. Pola asuh otoriter (Authoritarian Parenting)

2. Pola asuh otoritatif ( Authoritarian Parenting) atau Demokratis

3. Pola asuh yang membiarkan ( Permissive Indulgent)

4. Pola asuh yang mengabaikan ( Permissive Indifferent)

b. Perlakuan orang tua kepada anak

Cara orangtua memperlakukan anak sebaiknya menyesuaikan dengan usia dan taraf
perkembnagan anak. Misalnya, perlakuan terhadap anak usia dua tahun seharusnya tidak sama
dengan anak usia 5 tahun.

c.Ibu bekerja

Beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa bagi anak bayi samapai usia dua tahun, efeknya
kurang baik karena kelekatan (attachment) dengan ibu menjadi berkurang atau hilang.

11
d.Keluarga yang bercerai

Dari penelitian nelson(1993) didapatkan bahwa anak lebih baik dibesarkan oleh orang tua
tunggal yang mengasuh dengan baik daripada oleh orang tua lengkap yang penuh pertentangan
dan konflik.

G. Perkembangan moral kanak-kanak awal

1. Syarat Perkembanagan Moral

Perkembangan penalaran moral berkaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang lain.

Tahap perkembnagan moral :

A. Tingkatan I : Penalaran moral yang pra-convensional

Stadium 1 : Moralitas heteronom

Stadium 2 : individualism,tujuan instrumental,dan pertukaran

B. Tingkatan II : Penalaran moral yang Conventional

Stadium 3 : Ekspektasi interpersonal mutual,hubungan dengan orang lain,dan


konformitas interpersonal

Stadium 4 : moralitas system social

C. Tingkatan III : Penalaran moral yang post-convensional

Stadium 5 : kontrak atau utilitas social dan hak individu

Stadium 6 : prinsip etis universal

2. Kedisiplinan pada anak

a. Tujuan disiplin bagi anak

Disiplin merupakan cara orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya perilaku moral
yang diterima kelompok.

12
b. Unsur disiplin

1. Peraturan sebagai pedoman prilaku

2. Hukum bagi pelanggaran pelanggaran peraturan.

c.Manfaat disiplin :

1.Membantu anak menghindari perasaan bersalah

2.Pedorong ego

3. Membantu anak dalam mengembangkan hati nuraninya.

H. Perkembangan Minat Anak Terhadap Agama.

Minat anak pada agama bersifat egosentris. Keingin tahuan anak tentang masalah-
masalah agama menjadi besar dan anak senang mengajukan banyak pertanyaan ( terutama dalam
akhir masa ini).

Surat An-Nahl Ayat 78

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Hadist

“ Bila anak telah berusia 7 tahun perintahkanlah dia untuk melaksanakan sholat dan saat berusia
10 tahun maka pukullah bila dia meninggalkannya (HR. Daud)”

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa kanak-kanak awal (2-6 tahun) merupakan masa dimana anak mengalami
perkembangan yang sanagat pesat . baik perkembanagan secara fisik maupun perkembangan non
fisik.Oleh karena itu pengaruh-pengaruh yang baik akan membentuk keperibadian yang baik
bagi anak,tetapi sebaliknya jika pengaruh-pengaruh tersebut tidak baik maka keperibadian anak
pun bias menjadi tidak baik karena pada masa ini mereka sedang mengalami perkembangan-
perkembangan untuk membentuk keperibadiannya.

3.2Saran

Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat
dimana individu relative tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Hendaknya orang lain
tersebut memberikan pengaruh-pengaruh positif kepada anak.sehingga anak dapat melakukan
perkembangan dengan baik dalam membentuk keperibadiannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, Christiana Hari. 2012.Perkembangan Anak.Jakarta: prenada.

Anda mungkin juga menyukai