Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Di sepanjang perjalanan kehidupan manusia tentu akan mengalami Iase
pertumbuhan dan perkembangan usia. Sejak usia dini, anak-anak, remaja, dewasa
dan lanjut usia (manula). Bagi manusia yang dikaruniai usia panjang sudah pasti
mengalami masa lanjut usia (lansia).
Dari sekian Iase tersebut, Iase lansia adalah Iase usia yang perlu mendapat
perhatian lebih dari anak-anaknya, sanak Iamili bahkan orang-orang yang masih
berusia muda. Sebab mereka (lansia) yang berusia panjang tersebut sedang
mengalami kemunduran secara Iisik dan psikis. Ratna Suhartini (tanpa tahun)
menjelaskan bahwa ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut
usia banyak mengalami kemunduran Iisik maupun psikis, artinya mereka
mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah
pada perubahan yang negative.
Individu usia lanjut umumnya memiliki sikap yang lemah, baik lemah
terhadap kondisi Iisik maupun lemah menyesuaikan dengan lingkungannya. Yang
perlu digaris bawahi disini adalah bahwa meraih usia panjang tidak hanya
persoalan untuk menjaga Iisik pada lansia, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana mental seseorang dalam menyikapi rentang hidupnya.
Dalam hal ini, untuk membantu lansia agar keluar dari permasalahan
tersebut dan dapat menikmati hari tuanya dengan tenang diperlukan pelayanan
intensiI. Dengan kata lain pendekatan konseling saja belum mencukupi,
diperlukan bantuan psikiatri atau dokter bagi mereka yang menderita penyakit
secara psikis atau medis. Meskipun demikian, melalui konseling sedikit banyak
dapat membantu mereka dalam mencari solusi atas permasalahan yang dialami

1.2%::an Pen:lisan
.2. %ujuan Umum
%ujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengidentiIikasi konseling kesehatan reproduksi pada lansia.
.2.2 %ujuan Khusus
a. Untuk mengetahui deIenisi konseling
b. Untuk mengetahui manIaat konseling
c. Untuk mengetahui panduan dalam melakukan konseling
d. Untuk mengetahui konseling kesehatan reproduksi pada lansia
e. Untuk mengetahui pelaksanaan konseling pada lansia














BAB II
%IN1AUAN PUS%AKA

2.1Pengertian dan Manfaat Konseling
Secara etimologis konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu 'consilium,
yang berarti 'dengan, atau 'bersama, yang dirangkai dengan 'menerima, atau
'memahami', dalam bahasa Anglo Saxon, istilah konseling berasal dari 'Sellan
yang berarti 'menyerahkan, atau menyampaikan. Sedangkan istilah konseling
dari bahasa Inggris 'to Counsel yang secara etemologis yang berarti 'to give
Advice, atau yang memberi saran dan nasehat (www.smkdarunnajah.com).
Menurut Rogers, konseling adalah serangkai hubungan langsung dengan
individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah
lakunya. Sedangkan menurut Pepinsky konseling adalah interaksi yang:
) %erjadi antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor
dan klien.
2) %erjadi dalam suasana yang proIesional.
3) Dilakukan sebagai alat memudahkan perubahan-perubahan dalam
tingkah laku Klien
(www.smkdarunnajah.com)

Dalam SaiIuddin (2002), konseling adalah proses pemberian inIormasi
objektiI dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan
komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik,
bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah
yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi
masalah tersebut. Sedangkan Moh. Surya, mendeIinisikan konseling sebagai
'Upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep
diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanIaatkan olehnya dalam memperbaiki
tingkah lakunya pada masa yang akan datang.

adi dapat disimpulkan bahwa, pengertian konseling adalah proses


pemberian bantuan yang di lakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang di hadapi oleh klien.
Berdasarkan tahap pemberian inIormasi, konseling dapat dibagi menjadi:
a. Konseling awal
b. Konseling khusus atau pematapan
c. Konseling kunjungan ulang

Konseling merupakan salah satu cara yang tepat untuk membantu
mengatasi berbagai permasalahan dalam hidup. Konseling membantu kita untuk
mengidentiIikasi suatu masalah, mencari solusi atau alternative yang tepat, dan
menyandarkan akan adanya potensi dari setiap manusia untuk dapat mengatasi
berbagai permasalahannya sendiri (www.episentrumpsikologi.com).
Ada beberapa manIaat yang bisa didapat dengan melakukan konseling,
diantaranya:
a. Menurunkan/menghilangkan stress
b. Membuat diri kita merasa lebih baik, bahagia, tenang dan nyaman
c. Lebih memahami diri sendiri dan orang lain
d. Merasakan kepuasan dalam hidup
e. Mendorong perkembangan personal
I. Meningkatkan hubungan yang lebih eIektiI dengan orang lain

Konseling kesehatan reproduksi lansia adalah Suatu proses tatap muka
dimana seorang konselor membantu kliennya untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi lansia




2.2Pand:an dalam Melak:kan Konseling


allen dan Leitenmair (), memberikan suatu akronim yang dapat
dijadikan panduan dalam melakukan konseling yang disebut dengan A%R,
dimana singkatannya:



A



%


H



E


R
:

:



:


:



:


:

reet
Memberi salam, mengenalkan diri dan membuka komunikasi
Ask ata: Assess
Menanyakan keluhan atau kebutuhan pasien dan menilai apakah
keluhan/keinginan yang disampaikan memang sesuai dengan kondisi
yang dihadapi
%ell
Beritahukan bahwa persoalan pokok yang dihadapi oleh pasien harus
dicarikan penyelesaian masalah
Help
Bantu pasien untuk memahami masalah utamanya dan masalah itu
harus diselesaikan. elaskan beberapa cara yang dapat menyelesaikan
masalah. Minta pasien untuk memutuskan cara terbaik bagi dirinya.
Explain
elaskan bahwa cara terpilih telah diberikan atau dianjurkan dan hasil
yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat.
Refer dan Ret:rn visit
Rujuk apabila Iasilitas tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai
atau buat jadwal kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih telah
diberikan.





2.3Konseling Kesehatan Reprod:ksi Pada Lansia


Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun,
namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya
(www.inspirasihidupku.com).
Menurut UU No. 3 %ahun tentang kesejahteraan lanjut usia, usia
lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih (Depkes RI, 2005: 2)
Usia lanjut merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari.
Proses menjadi tua disebabkan oleh Iactor biologiksecara alamiah, terus menerus,
berkesinambungan yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis,
Iisiologis dan biokemis pada jaringan tubuh sehingga akan mempengaruhi Iungsi
dan kemampuan tubuhnya.
Kini batas usia manusia makin panjang dibanding dahulu. Kondisi-kondisi
kehidupan yang semakin bersih, gizi dan vaksinasi yang semakin baik, berhasil
menangkal banyak penyakit yang sebelumnya mengancam nyawa manusia.
Sementara dunia kedokteran dan Iarmasi yang semakin canggih dan mampu
menyembuhkan banyak penyakit yang dahulu tak tertanggulangi. %etapi, umur
yang makin panjang juga membawa kesulitan-kesulitan tersendiri (Burns,
200:53).
Untuk mengatasi segala permasalahan tersebut perlu dilakukan upaya
untuk meningkatkan pengetahuan lansia tentang kesehatannya termasuk kesehatan
reproduksi melalui pelaksanaan KI dan konseling.
Keterampilan untuk melakukan konseling, diperoleh melalui pelatihan
khusus. Seseorang yang melakukan konseling disebut dengan konselor. Ciri
konselor yang eIektiI adalah:
a. Mampu menciptakan suasana nyaman dan aman bagi klien
b. Menimbulkan rasa percaya di antara klien dan konselor
c. Mampu mengenali hambatan sosio cultural setempat

d. Mampu menyampaikan inIormasi objektiI, lengkap dan jelas


(menggunakan bahasa yang mudah dimengerti)
e. Mampu mendengar aktiI dan bertanya secara eIektiI dan sopan
I. Mampu mengenali keinginan klien
g. Mampu membuat klien bertanya, berbicara dan mengeluarkan pendapat
h. Menghormati hak klien, membantu, dan memperhatikan

Menurut Feny (2005), konseling yang dilakukan pada lansia bergantung
pada tipe psikologis lansia, yang akan dibagi menjadi lima tipe, antara lain:
) %ipe kepribadian konstrukstiI (construction personality),
%ipe ini tidak perlu konseling tetapi konselor dibutuhkan sebagai
pendamping bagi yang membutuhkan, namun jika beliau masih memiliki
anak dan pasangan hidup berarti ia sudah cukup memiliki pendamping
sebaiknya jangan dipaksakan.
2) %ipe kepribadian tergantung (/epen/ent personality),
Disini konselor dapat membangkitkan keinginan lansia untuk berbuat
sesuatu bagi orang lain atau mungkin memberikan penyuluhan tentang
makanan yang sehat bagi lansia, sebab konseling disini berguna agar lansia
memahami bahwa kemampuan dan pengalamannya masih bermanIaat bagi
orang lain.
3) %ipe kepribadian mandiri (in/epen/ent personality),
Konselor bekerja dengan lebih banyak mendengarkan sebelum perlahan
mengubah persepsi lansia yang tidak suka menjadi tua dan pensiun,
sehingga ia bisa menerima hal tersebut,
4) %ipe kepribadian bermusuhan (osility personality),
%ipe ini paling sulit didekati, mungkin konselor hanya berguna sebagai
pendamping seperti pada tipe konstruktiI,
5) %ipe kepribadian kritik diri (self ate personality),
Konseling disini berguna untuk memberikan support bagi lansia, yang
mana konseling bertujuan untuk menghilangkan persepsi yang negatiI
tentang diri lansia.


2.4Pelaksanaan Konseling Pada Lansia
ika kita membantu seorang lansia untuk mengeksplorasikan sikap dan
keyakinannya menyangkut proses penuaan, dia tidak akan merasa terkekang oleh
sikap dan keyakinan yang negatiI. Respon masing-masing orang dalam
menghadapi masa lansia berkaitan dengan keluhan dan perubahan yang
dialaminya berbeda-beda antara orang yang satu dan yang lainnya. Sehingga
perbedaan itulah yang harus mendapatka perhatian :
. Mendiskusikan tentang perubahan-perubahan dan gejala-gejala yang
umum terjadi pada masa menopause dengan teknik konseling dan
pendekatan yang bisa diterima mereka, sehingga akan muncul sikap positiI
dan menerima perubahannya sebagai proses Iisiologis.
2. Kita perlu mengetahui bahwa banyak lansia merasa sedih dan kecewa
tatkala mereka mersa tidak mampu lagi melakukan aktiIitas-aktiIitas yang
sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk
membantunya, kta perlu memberikan kesempatan berbicara tentang
penurunan kemampuan, menvalidasi apa yangmereka sampaikan, dan
bersama-sama menemukan solusi untuk mengurangi kecemasannya.
3. Membantu agar lansia merasa nyaman terhadap dirinya sendiri dan apa
yang masih dapat mereka lakukan. Kita perlu memberikan dukungan
ketika mereka mempelajari hal-hal baru untuk berhasil mensikap Iase
kehidupan baru.
4. Mengenang masa lalu membantu lansia memelihara perasaan kontinuitas
antara masa lampau dan masa kini.





BAB III
PENU%UP

3.1Kesimp:lan
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang di lakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang di hadapi oleh klien.
Konseling merupakan salah satu cara yang tepat untuk membantu
mengatasi berbagai permasalahan dalam hidup. Konseling membantu kita untuk
mengidentiIikasi suatu masalah, mencari solusi atau alternative yang tepat, dan
menyandarkan akan adanya potensi dari setiap manusia untuk dapat mengatasi
berbagai permasalahannya sendiri. allen dan Leitenmair (), memberikan
suatu akronim yang dapat dijadikan panduan dalam melakukan konseling yang
disebut dengan A%R.
Kini batas usia manusia makin panjang dibanding dahulu. Kondisi-kondisi
kehidupan yang semakin bersih, gizi dan vaksinasi yang semakin baik, berhasil
menangkal banyak penyakit yang sebelumnya mengancam nyawa manusia.
Sementara dunia kedokteran dan Iarmasi yang semakin canggih dan mampu
menyembuhkan banyak penyakit yang dahulu tak tertanggulangi. %etapi, umur
yang makin panjang juga membawa kesulitan-kesulitan tersendiri.
Untuk mengatasi segala permasalahan tersebut perlu dilakukan upaya
untuk meningkatkan pengetahuan lansia tentang kesehatannya termasuk kesehatan
reproduksi melalui pelaksanaan KI dan konseling.
konseling yang dilakukan pada lansia bergantung pada tipe psikologis
lansia, yang akan dibagi menjadi lima tipe yaitu tipe kepribadian konstrukstiI
(construction personality), tipe kepribadian tergantung (/epen/ent personality),
tipe kepribadian mandiri (in/epen/ent personality), tipe kepribadian bermusuhan
(osility personality), dan tipe kepribadian kritik diri.

3.2Saran
Diharapkan kepada seluruh tenaga kesehatan untuk dapat memberikan
inIormasi kepada usia lanjut baik berupa penyuluhan ataupun konseling agar para
usia lanjut dapat menikmati masa tua mereka dengan tenang, bahagia dan nyaman.
Selain itu di harapkan kepada pemerintah untuk dapat meningkatkan
program pelayanan pada para usia lanjut untuk mencapai kesejahteraan usia lanjut
di masa akan datang.
















DAF%AR PUS%AKA

Burns, A. August et al. 200. emeliara Keseatan Repro/uksi Perempuan
Sefak Dini. Insistpress: Yogyakarta
Depkes RI. 2005. Pe/oman Pembinaan Keseatan Usia Lanfut Bagi Petugas
Keseatan. Departemen Kesehatan RI: akarta
Feny. S, ikmah. Mei 20. Konseling Pada lanjut Usia. Dikutip dari
www.bimbingandankonseling.com
SaiIuddin, Abdul Bari, dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keseatan
aternal Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
akarta
www.inspirasihidupku.com. Konseling Bagi Klien Usia anula
www.smkdarunnajah.com. Pengertian Bimbingan Konseling
www.askep.com. acam-macam Klien Dalam Asuan Kebi/anan.

Anda mungkin juga menyukai