Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah.

Perlikau manusia dalam keseluruhan kehidupannya, pada dasarnya merupakan


hasil interaksi dengan ruang di mana mereka berada. Keberadaan manusia tidak dapat
dileaskan dari ruang-ruang tempat mereka berinteraksi dengan ruang dalam berbagai
jenis, bentuk, dan tingkat. Keadaan ruangdapat menunjang atau menghambat manusia
dalam mewujudkan perilakunya. Dalam lingkungan konseling, keadaan ruang akan
ikut serta mempengaruhi kualitas kinerja konselor dan konseli dalam keseluruhan
proses konseling. Oleh karena itu, penataan dan manajemen ruang pada dasarnya
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keefektifan konseling.

Manajemen ruang dapat diartikan sebagai suatu upaya penataan dan


pengelolaan ruang, agar setiap individu berada dalam suatu suasana yang kondusif
bagi perwujudan dirinya secara efektif, efisien, dan produktif. Manajemen ruang
dapat pula diartikan sebagai suatu upaya unuk menyelaraskan antara keadaan pribadi
individu dengan ruang tempat ia berada dalam mencapai perkembangan optimal.
Dengan manajemen ruang yang baik, setiap individu akan mempunyai peluang untuk
berperilaku secara efektif dalam suasana yang memberikan kepuasan pribadi.. Dalam
makalah ini membahas tentang ruang fisik, ruang pribadi/social dan ruang waktu lalu
bagaimana proses hal tersebut.

B.  Rumusan Masalah.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ruang fisik, ruang pribadi/social, ruang
waktu?
2. Bagaimana manajemen ruang dan waktu dalam konseling dan manfaatnya?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ruang fisik, ruang pribadi/social,


ruang waktu
2. Mengetahui manajemen ruang dan waktu dalam konseling dan manfaatnya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Fisik

Ruang fisik adalah unsur lingkungan fisik yang langsung atau tidak langsung
berinteraksi dan mempengaruhi perilaku individu. Manajemen ruang fisik
mengupayakan agar unsur-unsur ruang fisik itu dapat memberikan pengaruh positif
dan menghindarkan pengaruh negatif bagi individu, baik konselor maupun konseli
dalam keseluruha proses konseling. Adapun unsure-unsur ruang fisik yang perlu
dikelola secara efektif adalah:

a.  Tata Letak

Tata letak merupakan suatu system pengaturan pengelolaan ruangan beserta


perabotnya sedemikian rupa sehingga memberikan suasana yang kondusif bagi
individu yang berada di dalamnya.misalnya, pembagian ruangan, pengaturan letak,
meja,kursi, rak buku, mesin,dsb

b.  Iluminasi (Penerangan)

Iluminasi merupakan unsur ruang dalam bentuk penerangan atau cahaya.


Penerangan harus ditata sedemikian rupa sehingga membuat kenyamanan bagi
individu yang berada didalamnya. Cahaya yang terlalu kuat atau lemah dapat
menimbulkan hambatan dalam melakukan kerja dan bahkan dapat menimbulkan
berbagai gangguan pribadi seperti stres, konflok, kurang gairah,dsb.

c.   Atmosfir

Atmosfir ruang mencakup aspek keadaan suhu dan kelembaban udara di


dalam konseling. Kedua aspek ini harus ditata sedemikian rupa sehingga
menimbulkan sehu dan kelembapan yang dapat membuat individu didalamnya

3
merasakan kenyamanan. Pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan
produktivitas konseling. Keadaan ruangan yang terlalu dingin dan terlau panas dapat
menganggu suasana konseling. Demikian pula keadaan ruangan yang terlalu kering
dan terlalu lembap dapat menimbulkan gangguan atau penyakit tertentu sehingga
individu kurang bergairah.

d.   Warna

Warna-warna tertentu dapat memberikan pengaruh kepada suasana psikologi


individu yang berada di dalamnya. Hendaknya ruangan ditata dengan warna-warna
sedemikian rupa sehingga meberikan nuasa kenyamanan. Penataan dibuat secara
estestis dan memberikan rangsangan perilaku produktif.

e.   Suara

Suara yang berada disekitar individu dapat mempengaruhi pola-pola perilaku


dan kenyamanan pribadi. Suara gaduhdan bising dapat menganggu konsentrasi kerja
dan lebih banyak menimbulkan stres, sehingga mempengaruhi produktivitas, dan
sebaliknya suara yang ditata sedemikian rupa dengan baik, misalnya,alunan suara
musik yang dapat dapat mempengaruhi dinamika individu. Untuk itu, perlu dicegah
adanya kebisingan suara yang menganggu dan dikembangkan suara-suara yang dapat
memberikan kegairahan perilaku.

f.   Kebersihan dan estetika

Kebersihan dan keindahan merupakan lingkungan yang ikut seta


mempengaruhi perilaku individu.  Individu yang berada dalam lingkuangan yang
bersih dan penuh keindahan akan merasakan suasana nyaman dan dapat memberikan
gairah kinerja yang produktif. Sebaliknya ruangan kotor dan tidak estetis dapat
menimbulkan suasana bosan serta menurunkan motivasi.

4
g.   Kesesakan dan kepadatan

Kesesakan ndan kepadatan akan timbul sebagai akibat dari ketidak


seimbangan antara keadaan ruang dengan banyaknya orang. Keadaan ruangan yang
sesak dan padat dapat dapat menimbulakan suasana stres, dan pada gilirannya dapat
menghambat proses konseling. Oleh kerena itu kita perlu dikembangkan suatu sistem
pengaturan ruangan agar tidak terlalu padat atau sesak.

B. Ruang Pribadi/Sosial

Ruang pribadi/social adalah suatu ruang psikologis yang dipersepsi dan


dihayati oleh seorang individu dalam kaitan interaksi dengan individu lain. Ada tiga
unsur yang termasuk ruang pribadi/social ini yaitu :

a.    Teritorialitas

Teritorialitas adalah persepsi seorang individu terhadap kawasan wilayah


psikologis, yang diakui sebagai miliknya untuk mewujudkan kedaulatan pribadinya.
Ada dua unsur yang berkaitan dengan teriteori, yaitu kepemilikan dan status. Ada tiga
macam tingkatan teritorilitas individu yaitu: Teriteori primer yaitu wilayah yang
bersifat  pribadi dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat yang memasukinya
misalnya kamar kerja atau kamar tidur. Teritori sekunder, yaitu wilayah yang dimiliki
bersama sehingga memberikan kemungkinan pihak lain dapat masuk, misalnya ruang
kelas, ruang kerja bersama, dsb. Teritori tertir, yaitu wilayah yang terbuka untuk
umum, seperti kantin, mesjid, aula, dsb. Dalam manajemen ruang, setiap individu
hendaknya memperoleh peluang untuk mewujudkan kewilayahan pribadi masing-
masing. Setiap individu harus memahami wilayah pribadinya masing-masing dan
saling menghormati satu dengan lain.

5
b.    Privacy

Privacy adalah suatu persepsi dan penghayatan individu terhadap jaminan


keamanan dirinya pribadi. Dalam privacy ini individu merasa bahwa ia berada dalam
situasi tidak terganggu atau terancam akan keadaan dirinya sendiri. Termaksud
rahasia dirinya.manajemen ruang konseling termaksud upaya agar setiap konseli
merasa berada dalam suatu lingkungan yang memberikan suasana pribadinya terjamin
dan tidak terganggu gugat oleh pihak lain.

c.    Zona Pribadi

Zona pribadi persepsi individu ruang tetang jarak antara pribadi dengan pihak
lian dalam berinteraksi. Dilihat dari jauh dekatnya jarak, ada empat tingkatanm zona
pribadi yaitu :

(1) Zona intim, yaitu zona pribadi dimana individu mempunyai jarak yang sangat
dekat dengan pihak lainnya (0-0,5 m), biasanya dilakukan dengan orang yang sudah
sangat akrab misalnya hubungan suami-istri.

(2) Zona personal, yaitu zona pribadi di masa individu mempunya jarak yang lebih
luas (0-01,3 m), misalnya interaksi anatara dua orang sahabat karib.

(3) Zona sosial, yaitu zona pribadi dimana individu mempunyai jarak interaksi yang
lebih luas (1,3-4,0 m), biasanya dilakukan dalam interaksi yang bersifat formal.

(4) Zona umum,yaitu zoan pribadi dimana jarak individu dapat lebih luas (lebih dari 4
m), dalam interaksi yang lebih terbuka.

Manajemen ruang konseling dalam kaitanya dengan ruang waktu pribadi ini
adalah mengupayakan agar setiap pribadi (konselor dan konseli) memperoleh peluang
pribadinya dengan ruang pribadi masaing-masing. Selanjutnya individun pun
seyognya diladih untuk mampu mengenal ruang pribadinya dan mampu memperlaku
sesuai dengan norma-norma ruang pribadi. Pada tahap awalnya biasanya konseling

6
berlangsung dalam presepsi zona sosial, yang yang kemudian dapat dikembangkan
kedalam zona pribadi. Dalam zona pribadi, konseli akan terjadi interaksi dengan
konselor dan konseli secara lebih efektif untuk mencapai tujuan konseling.

C. Ruang Waktu

Pada dasarnya, waktu adalah ruang hidup manusia di mana di dalamnya


mereka berperilaku. Waktu merupakan unsure yang ikut mempengaruhi perilaku
individu dalam lingkungan kerja. Oleh karena itu individu harus mampu mengelola
waktu secara efektif sehingga dapat bekerja secara produktif dalam suasana yang
nyaman. Ruang waktu ini adalah mencakup pengaturan waktu, jadual kerja, dan
pengaturan istirahat. Bagaimana mengelola waktu dengan seefektif mungkin, disebut
sebagai manajeman waktu.

Salah satu faktor yang menyebabkan ketidak-efektifan konseling adalah tidak


atau kekurangan mampu konselor dan klien mengelola waktu, baik dalam proses
konseling maupun dalam aktifitas lainnya. Kegagalan dalam manajemen waktu dapat
menimbulkan stres, karena tampa waktu individu akan kehilangan kebebasan untuk
melakukan apa yang perlu dilakukan, menjadi siapa yang diinginkan, dan mrnyenangi
sesuatu yang ingin dilakukan. Proses konseling akan berlangsung dengan baik apabila
segala sesuatunya berada dal pengendalian waktu yang efektif, dan sebaliknya, akan
terjadi berbagai gangguan apabila berada dalam kondisi dikuasi oleh waktu. Dengan
perkataan lain, manajemen waktu dalam konseling merupakan upaya untuk mampu
mengendalikan waktu dan bukan dikendalikan waktu. Waktu itu amat terbatas,
sementara kegiatan yang harus dilakukan senantiasa berkembang terus, sehingga
harus mampu mengendalikan dan menmanfaatkan waktu se efektif dan seefesien
mungkin.

Manajeman waktu dalam konseling merupakan suatu tindakan dalam


memanfaatkan dan mengendalikan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga mencapai
hasil seoptimal mungkin. Manajemen waktu kemungkinan memberikan untuk (1)

7
menata kehidupan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga membuat lebih
bahagia dan produktif. (2)  memberikan kecakapan dalam menjadwal waktu untuk
kegiatan sehari hari, dan (3) mencegah stres kronis dengan mengurangi hambatan-
hambatan yang terdapat dalam diri sendiri sebagai akibat kekurangmapuaan dalam
upaya menghindari dampak-dampak negatif stres, baik dalam lingkuangan perkerjan
maupun lingkungan kehidupan pada umumnya.

Dalam upaya mengembangkan keterampilan manajeman waktu, hal mendasar


yang harus dikuasai oleh konselor ialah memaham, pola-pola perilaku dan sikap
spesifik yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan sehari-hari dengan kegiatan
pada umumnya. Adapun pola-pola perilaku dan sikap yang biasanya erat kaitannya
dengan manajeman waktu antara lian :

1.      Pemberikan prioritas terhadap tugas yang harus dikerjakan

2.      Penjdawalan kegiatan (harian, mingguan, bulana,dsb)

3.      Pendelegensia tanggung jawab

4.      Kemampuan untuk mengatakan “tidak” terhadap suatu hal

5.      Menggunakan kalenderdalam menata komitmen

6.      Menjabarkan sasaran dalam upaya menemukan batas akhir

7.      Mengalihkan prioritas untuk memberikan tempat kepada sesuatu yang lebih


mendesak

8.      Mengurangi tugas-tugas tertentu yang tidak perlu/penting

9.      Kecakapan mengendalikan kegiatan secara keseluruhan

10.  Kecakapan menghindari penuduhan

8
D.  Manajemen ruang dan waktu dalam konseling

Perlikau manusia dalam keseluruhan kehidupannya, pada dasarnya merupakan


hasil interaksi dengan ruang di mana mereka berada. Keberadaan manusia tidak dapat
dileaskan dari ruang-ruang tempat mereka berinteraksi dengan ruang dalam berbagai
jenis, bentuk, dan tingkat. Keadaan ruangdapat menunjang atau menghambat manusia
dalam mewujudkan perilakunya. Dalam lingkungan konseling, keadaan ruang akan
ikut serta mempengaruhi kualitas kinerja konselor dan konseli dalam keseluruhan
proses konseling. Oleh karena itu, penataan dan manajemen ruang pada dasarnya
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keefektifan konseling.

Manajemen ruang dapat diartikan sebagai suatu upaya penataan dan


pengelolaan ruang, agar setiap individu berada dalam suatu suasana yang kondusif
bagi perwujudan dirinya secara efektif, efisien, dan produktif. Manajemen ruang
dapat pula diartikan sebagai suatu upaya unuk menyelaraskan antara keadaan pribadi
individu dengan ruang tempat ia berada dalam mencapai perkembangan optimal.
Dengan manajemen ruang yang baik, setiap individu akan mempunyai peluang untuk
berperilaku secara efektif dalam suasana yang memberikan kepuasan pribadi. Dengan
demikian, kegiatan manajemen ruang memiliki fungsi penyesuaian, adaptasi, dan
penyaluran bagi individu dalam lingkungannya. Fungsi penyesuaian
(adjustive), artinya manajemen ruang membantu individu agar mampu menyesuaikan
dirinya dengan tuntutan lingkungannya. Fungsi adaptasi (adaptive), adalah fungsi
manajemen ruang untuk mengatur tata ruang tertentu sesuai dengan kondisi
individu. Fungsi penyaluran (distributive), adalah fungsi manajemen ruang untuk
menyalurkan individu sesuai dengan kondisi dirinya kepada lingkungan ruang yang
sesuai.

Dalam manajemen ruang, pengertian “ruang (space)´ mempunyai makna yang


luas yang mencakup aspek fisik, psikis, dan waktu. Dengan demikian, maka

9
manajemen ruang mencakup pengelolaan tiga jenis ruang yaitu ruang fisik, ruang
pribadi/social, dan ruang waktu.

E.  Manfaat manajemen ruang dan waktu dalam konseling

a. Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa
lebih bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut
membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
b. Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan
tingkat tingkat stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk
mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian
terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.
c. Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima
diri sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang
efektif dengan orang lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
d. Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya
bimbinga konseling.

10
BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Manajeman waktu dalam konseling merupakan suatu tindakan dalam


memanfaatkan dan mengendalikan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga mencapai
hasil seoptimal mungkin. Manajemen waktu kemungkinan memberikan untuk (1)
menata kehidupan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga membuat lebih
bahagia dan produktif. (2)  memberikan kecakapan dalam menjadwal waktu untuk
kegiatan sehari hari, dan (3) mencegah stres kronis dengan mengurangi hambatan-
hambatan yang terdapat dalam diri sendiri sebagai akibat kekurangmapuaan dalam
upaya menghindari dampak-dampak negatif stres, baik dalam lingkuangan perkerjan
maupun lingkungan kehidupan pada umumnya.

B.     SARAN

Dengan adanya Manajemen Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat


menuntun terselenggaranya pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan
yang akan dicapai sesuai tujuan umum dan khusus. Agar proses pelayanan dapat
berjalan dengan baik, maka semua pihak yang terkait dalam bimbingan dan konseling
di sekolah harus menjalankan tugasnya masing.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad surya. 2003. Psikologi konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

AACE. (2003). Competencies in Assessment and Evaluation for School Counselor.


http://aace.ncat.edu

12

Anda mungkin juga menyukai