Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR

Dosen Pengampu: Rizka Eliza Pertiwi, M.Pd

Disusun Oleh:

Jihana Nurhandini (202202904320038)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL HAKIM

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah ‫ ﷻ‬yang telah melimpahkan kita semua rahmat dan karunian-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Teori-
Teori BK, dengan judul “Pendekatan Trait and Factor”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬beserta keluarga dan para sahabatnya.

Makalah ini saya susun sesuai dengan pengetahuan yang saya peroleh dari berbagai
sumber. Jika ada kekurangan atau kesalahan, saya dengan senang hati menerima kritik dan saran
dari para pembaca. Saya berharap makalah ini bisa membawa manfaat dan membawa wawasan
bagi saya selaku penyusun dan bagi para pembaca.

Kediri, 22 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Landasan Historis dan Konsep Dasar .................................................. 2


B. Pandangan Tentang Manusia ............................................................... 3
C. Tujuan Konseling Pendekatan Trait and Faktor ................................... 5
D. Peran dan Fungsi Konselor Dalam Pendekatan Trait and Factor ........ 6
E. Teknik Konseling Dalam Pendekatan Trait and Factor ....................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10

A. Kesimpulan .......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk. Manusia ingin
mencapai kehidupan yang baik, sebenarnya usaha ke arah itu pun sudah menunjukkan dan
merupakan kehidupan yang baik. Konseling yang merupakan bentuk bantuan secara
langsung antara dua orang atau lebih sehingga masalah yang sedang dihadapi oleh konseli
dapat terselesaikan sehingga tidak menghalangi konseli dalam meraih kebahagiaan dalam
hidupnya. Di dalam proses konseling, konselor harus menggunakan pendekatan-
pendekatan yang sesuai dengan karakteristik masalah dari konseli. Salah satu dari
pendekatan konseling adalah Trait and factor. Tarait and factor yang di pelopori oleh
Williamson ini sering juga disebut pula konseling yang mengarahkan (directive
counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya
kepada pemecahan kesulitannya. Trait and factor pada umumnya dipakai oleh konselor
ketika menghadapi jenis konseli yang mengalami masalah yang disebabkan oleh konseli
yang bingung dalam mengambil suatu keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan konsep dasar pendekatan trait and factor?
2. Bagaimana pandangan tentang manusia dalam pendekatan trait and factor?
3. Apa tujuan konseling pendekatan trait and factor?
4. Apa peran dan fungsi konselor dalam pendekatan trait and factor?
5. Bagaimana teknik konseling dalam pendekatan trait and factor?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori- Teori BK oleh dosen pembimbing “Rizka Eliza Pertiwi, M.Pd” selain itu juga
menambah wawasan untuk para pembaca dan juga saya selaku penyusun makalah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Historis dan Konsep Dasar


1. Pengertian Pendekatan Trait and Factor
Secara bahasa trait dapat diartikan dengan sifat, karakteristik seorang individu.
Sedangkan factor berarti tipe-tipe, syarat-syarat tertentu yang dimiliki oleh sebuah
pekerjaan atau suatu jabatan. Teori trait and factor memberikan asumsi bahwa
kecocokan antara trait dengan factor akan melahirkan kesuksesan dalam suatu karir
yang dilalui oleh seseorang dan begitu sebaliknya kegagalan dalam mencocokkan trait
dengan factor akan menimbulkan kegagalan dalam sebuah pekerjaan.1
Teori trait and factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian
seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri, sejauh tampak
dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
Konseling trait and factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan
alat tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri
atau dimensi/aspek kepribadian tertentu yang diketahui mempunyai relevansi terhadap
keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam memangku jabatan dan mengikuti suatu
program studi.2
2. Tokoh Dalam Pendekatan Trait and Factor
Teori atau pendekatan trait and factor ini dipelopori oleh E.G. Williamson dan J.G.
Darley, serta pendukung-pendukung lainnya seperti : Walter Bingham, Donald G.
Paterson, Thurstone, Eysenk dan Cattel. Konseling dengan pendekatan trait and factor,
digolongkan ke dalam kelompok pendekatan pada dimensi kognitif atau rational.
Dalam proses penanganan kasus konseling menggunakan metode rational. Teori atau
pendekatan ini secara intelektual, logis dan rasional menerangkan, memecahkan
kesulitan-kesulitan klien dalam suatu proses konseling. Konseling dengan pendekatan
trait and factor atau pendekatan rasional ini sering disebut konseling yang direktif
(directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan

1
Hadiarni Irman, 89-90: 2009.
2
Williamson (WS. Winkel, 1997: 338).

2
perilakunya menuju pemecahan kesulitannya, sehingga konseling ini juga disebut
konseling yang "counselor centered” dan ada juga yang menyebutnya sebagai
"clinical counseling".
Ancangan trait and factor dalam konseling pada mulanya merupakan ancangan
konseling vokasional, tetapi pada perkembangan selanjutnya lebih peduli pada
perkembangan total individu, bukan pada masalah-masalah vokasional saja.
Sehubungan dengan perkembangan ancangan konseling trait and factor tersebut,
Pepinsky and Pepinsky mengidentifikasinya menjadi tiga tahap. Tahap pertama
ditandai dengan kepedulian ancangan ini pada cara-cara untuk mengukur atribusi klien,
seperti: aptitude, abilitie, interest, attitude, dan personality, yang menjadi prediktor
bagi keberhasilan seseorang dalam pendidikan dan jabatan.3
Menurut Williamson, individu dapat berkembang secara optimal hanya mungkin
melalui pendidikan, termasuk pandangan optimis dalam pendidikan dan konseling pada
hakikatnya sama dengan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan
juga merupakan tujuan konseling. Konseling merupakan bagian yang komprehensif
yang dipergunakan untuk menolong individu tumbuh, memilih, dan menetapkan tujuan
baik tujuan pribadi maupun tujuan sosial-tujuan yang ditetapkan oleh lingkungannya:
keluarga, tetangga dan sebagainya.

B. Pandangan Tentang Manusia


Dalam pendekatan trait and factor, memandang bahwa ada beberapa pandangan
tentang manusia yang bisa disimpulkan dari pendapat Williamson yaitu sebagai berikut:4
1. Manusia membawa potensi baik dan buruk. Williamson berbeda dengan Rouseau yang
menganggap manusia pada dasarnya baik dan masyarakat atau lingkunganlah yang
membentuknya menjadi jahat. Menurut Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk,
ada pada setiap manusia. Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata
dan sebaliknya juga tidak ada individu yang lahir semata-mata penuh dengan muatan
yang buruk. Kedua sifat itu dimiliki oleh manusia, tetapi sifat mana yang akan
berkembang tergantung pada interaksinya dengan manusia lain atau lingkungannya.

3
Pepinsky and Pepinsky (Bark, 1997).
4
Lutfi Fauzan, 2004:79.

3
2. Bergantung dan berkembang optimal di masyarakat. Manusia memerlukan orang lain
dalam mengembangkan potensi dirinya. Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai
dalam hubungannya dan atau dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup
sepenuhnya dengan melepaskan diri dari masyarakat.
3. Ingin mencapai kehidupan yang baik (good life). Memperoleh kehidupan yang baik dan
lebih baik lagi merupakan kepedulian setiap orang. Salah satu dimensi kebaikan adalah
"arête". Manusia berjuang mencapai aréte yang menghasilkan kekayaan atau
kebesaran diri. Konsep arête diambil dari bahasa Yunani yang dapat diartikan
kecemerlangan (axcelent).
4. Berhadapan dengan "pengintroduksi" konsep hidup baik, dihadapkan pilihan-pilihan.
Dalam keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik dari orang
tuanya. Disekolah dia memperolehnya dari guru, selain itu dari teman dan anggota
masyarakat yang lain.
5. Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta (the universe). Williamson
menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan manusia terhadapnya sering
terjadi salah satu dari: (1) manusia menyendiri dalam ketidakramahan alam semesta
atau (2) alam semesta bersahabat dan menyenangkan atau menguntungkan bagi
manusia dan perkembangannya.
6. Manusia merupakan individu yang unik karena terdapat perbedaan antara individu
yang satu dengan yang lainnya.
7. Manusia memiliki sifat-sifat yang umum. Disamping kita dapat menemukan keunikan
individu, dapat pula kita amati adanya sifat-sifat yang umum dan terdapat pada
manusia. Dengan keumuman sifat tersebut, manusia dapat dikelompokan menjadi tipe-
tipe. Dengan demikian tipologi dalam kepribadian tetap mendapat tempat pada
ancangan konseling trait and factor. Vadan bagi perkembangan individu terjadi
disebabkan faktor hereditas dan lingkungan yang berbeda.
8. Manusia bukan penerima pasif bawaan dan lingkungannya. Ancangan trait and factor
berpendapat bahwa manusia dalam perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan
atau aspek hereditas dan lingkungan. Untuk sebagian besar manusia mengendalikan
dan menguasai pembawaan dan lingkungannya. Selain itu, manusia mempunyai
kemampuan untuk menyeleksi sebagian pengaruh lingkungan yang mengenainya.

4
Jelaslah bahwa manusia aktif. bukan pasif dalam menerima pengaruh pembawaan dan
lingkungan, meskipun tidak bisa dilepaskan dari peranan dan bantuan orang lain.
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia ditentukan oleh
faktor pembawaan maupun lingkungannya. Pada tiap orang ada sifat-sifat umum dan
sifat khusus terdapat pada seseorang yang merupakan sifat yang unik. Hal ini terjadi
karena pembawaan dan lingkungan tiap orang tidak sama. Pendirian ini memandang
bahwa kepribadian adalah suatu sistem saling ketergantungan dengan trait and factor
seperti kecakapan, sikap, tempramen dan lain-lain.

C. Tujuan Konseling Pendekatan Trait and Factor


Ada beberapa tujuan dalam pendekatan konseling trait and factor diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Mampu berpikir rasional untuk memecahkan masalah secara bijaksana.
b. Memahami kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri.
c. Mampu mengembangkan potensi secara penuh.
d. Memiliki motivasi untuk meningkatkan atau menyempurnakan diri.
e. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Selain tujuan di atas, ada beberapa tujuan lainnya yaitu :
1. Membantu klien agar merasa lebih baik dengan menerima pandangan dirinya sendiri
dan membantu klien berpikir lebih jemih dalam menghadapi masalah dan mengontrol
perkembangannya secara rasional.
2. Memperkuat keseimbangan antara pengaktifan dan pemahaman sifat-sifat sehingga
dapat bereaksi dengan stabil dan wajar.
3. Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan
manusia.
4. Membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri
dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan
dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir.
5. Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, tidakmampuan, dan keterbatasan
diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian.

5
D. Peran dan Fungsi Konselor Dalam Pendekatan Trair dan Factor
Peranan yang dapat dan seharusnya dilakukan oleh seorang konselor trait and factor
adalah sebagai berikut:5
1. Konselor memberitahu kepada konseli tentang berbagai kemampuan yang
diperoleh melalui penyelenggaraan testing psikologis, angket dan alat ukur lainnya.
2. Konselor menunjukan kepada konseli mengenai berbagai bidang yang sesuai
dengan dirinya.
3. Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan konseli.
4. Konselor membantu konseli mencari atau menemukan sebab-sebab kesulitan atau
gangguannya dengan diagnosis eksternal.
5. Secara esensial peranan konselor adalah seperti guru, dimana "memberi informasi"
dan "mengarahkan secara efektif".

Adapun fungsi konselor dalam pendekatan trait and factor yaitu:

1. Dapat menempatkan diri sebagai guru.


2. Menerima sebagian tanggungjawab terhadap masalah klien.
3. Bersedia mengarahkan klien ke arah yang lebih baik.
4. Dapat melaksanakan proses konseling secara fleksibel.

E. Teknik Konseling Dalam Pendekatan Trait and Factor


Teknik utama (major technique) yang digunakan dalam konseling trait and factor
adalah:
a. Memperkuat persesuaian antara konselor dengan klien.
b. Mengubah lingkungan klien.
c. Memilih atau menempatkan pada lingkungan yang sesuai.
d. Mendorong klien belajar tentang keterampilan-keterampilan yang diperlukan.
e. Mengubah sikap-sikap klien.
Ada beberapa teknik umum yang digunakan dalam pendekatan ini :

5
Mohamad Surya. 2003: 5.

6
1. Attending
Attending adalah perilaku konselor untuk melibatkan diri dalam proses
konseling meliputi: kontak mata, kualitas suara, jejak verbal, dan bahasa tubuh.
Tujuan menggunakan teknik ini adalah :

a. Menunjukkan pada konseli bahwa proses konseling konselor


memperhatikan sepenuhnya kepada konseli.
b. Mengkomunikasikan penerimaan konselor terhadap konseli.
c. Mengajak dan mengembangkan keterlibatan konseli secara personal dalam
melaksanakan sesi konseling.
d. Menangkap secara utuh pesan dan ungkapan yang diberikan konseling baik
dalam bentuk verbal maupun non verbal.
2. Opening
Opening adalah membuka kegiatan wawancara.

Tujuan Pembukaan wawancara konseling untuk:


a. Menciptakan rasa aman konseling selama mengikuti sesi konseling.
b. Mengurangi kecemasan dalam proses konseling.
c. Menciptakan kondisi fasilitas dalam konseling.
3. Acceptence
Acceptence adalah penerimaan terhadap klien.

Tujuan teknik penerimaan untuk:


a. Mengkomunikasikan sikap dasar konselor terutama ketika membentuk
suasana akrab.
b. Disadarinya oleh konseling bahwa konselor mendengarkan apa yang
dikatakannya.
c. Terbentuknya suasana emosional klien.
4. Restatement dan Pharaprasing
Restatement adalah mengulang atau menyatakan kembali sebagian
pernyataan konseling yang dianggap penting.

7
Pharaprase adalah mengulang kalimat/pernyataan singkat konseli secara
utuh, apa adanya tanpa merubah makna.

Tujuannya yaitu :
a. Diketahui oleh klien, bahwa konselor mendengarkan yang
dikatakannya.
b. Diperolehnya informasi penting.
c. Terujinya data yang diverbalissasikan klien
5. Reflection of Feeling
Reflection of Feeling adalah pantualan perasaan yang dinyatakan dalam
bentuk pernyataan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.

Tujuannya adalah sebagai berikut:


a. Dirasakannya oleh klien bahwa dirinya dipahami oleh konselor.
b. Terdorongnya konseli lebih mengekprsikan perasaan-perasaannya
terhadap situasi tertentu.
6. Clarification
Clarification adalah mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan
menggunakan kata-kata baru dan segar.

Tujuannya adalah:
a. Mengungkap isi pesan utama yang disampaiakn klien.
b. Memperjelas isi pesan yang diungkapkan klien.
7. Structuring
Structuring adalah penegasan tentang batas-batas konseling itu
sesungghnya.

Tujuannya yaitu:
a. Diperolehnya kesamaan harapan konselor dan klien.
b. Diperolehnya kesepakatan dari konseling mengenai apa yang terlibat
dalam metode dan tujuan konseling.

8
8. Summary
Meringkas adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan
dalam satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling.

Tujuannya adalah:
a. Memadukan unsur-unsur tema yang muncul dalam pembicaraan.
b. Mengidentifikasi pola isi pembicaraan konseli.
c. Menghindari pembicara yang diulang-ulang dan bertele-tele.
d. Merangkum kemajuan yang telah dicapai dalam proses konseling.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa trait dapat diartikan dengan sifat, karakteristik seorang individu.
Sedangkan factor berarti tipe-tipe, syarat-syarat tertentu yang dimiliki oleh sebuah
pekerjaan atau suatu jabatan. Teori trait and factor adalah pandangan yang mengatakan
bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri,
sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi
kepribadian itu.
Tarait and factor yang di pelopori oleh Williamson ini sering juga disebut pula
konseling yang mengarahkan (directive counseling), karena konselor secara aktif
membantu klien mengarahkan perilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Trait and
factor pada umumnya dipakai oleh konselor ketika menghadapi jenis konseli yang
mengalami masalah yang disebabkan oleh konseli yang bingung dalam mengambil suatu
keputusan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anis, Khaerunisa, dkk. (2016). Pendekatan Konseling Trait and Factor. Makalah.

https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/10/10/teori-dan-perkembangan-karir-trait-
and-factor-theory.html.

Setiawan, M. Andi. (2018). Pendekatan-pendekatan Konseling Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Deepublish.

11

Anda mungkin juga menyukai