Disusun Oleh:
FAKULTAS DAKWAH
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah ﷻyang telah melimpahkan kita semua rahmat dan karunian-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Teori-
Teori BK, dengan judul “Pendekatan Trait and Factor”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad ﷺbeserta keluarga dan para sahabatnya.
Makalah ini saya susun sesuai dengan pengetahuan yang saya peroleh dari berbagai
sumber. Jika ada kekurangan atau kesalahan, saya dengan senang hati menerima kritik dan saran
dari para pembaca. Saya berharap makalah ini bisa membawa manfaat dan membawa wawasan
bagi saya selaku penyusun dan bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ i
A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk. Manusia ingin
mencapai kehidupan yang baik, sebenarnya usaha ke arah itu pun sudah menunjukkan dan
merupakan kehidupan yang baik. Konseling yang merupakan bentuk bantuan secara
langsung antara dua orang atau lebih sehingga masalah yang sedang dihadapi oleh konseli
dapat terselesaikan sehingga tidak menghalangi konseli dalam meraih kebahagiaan dalam
hidupnya. Di dalam proses konseling, konselor harus menggunakan pendekatan-
pendekatan yang sesuai dengan karakteristik masalah dari konseli. Salah satu dari
pendekatan konseling adalah Trait and factor. Tarait and factor yang di pelopori oleh
Williamson ini sering juga disebut pula konseling yang mengarahkan (directive
counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya
kepada pemecahan kesulitannya. Trait and factor pada umumnya dipakai oleh konselor
ketika menghadapi jenis konseli yang mengalami masalah yang disebabkan oleh konseli
yang bingung dalam mengambil suatu keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan konsep dasar pendekatan trait and factor?
2. Bagaimana pandangan tentang manusia dalam pendekatan trait and factor?
3. Apa tujuan konseling pendekatan trait and factor?
4. Apa peran dan fungsi konselor dalam pendekatan trait and factor?
5. Bagaimana teknik konseling dalam pendekatan trait and factor?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori- Teori BK oleh dosen pembimbing “Rizka Eliza Pertiwi, M.Pd” selain itu juga
menambah wawasan untuk para pembaca dan juga saya selaku penyusun makalah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hadiarni Irman, 89-90: 2009.
2
Williamson (WS. Winkel, 1997: 338).
2
perilakunya menuju pemecahan kesulitannya, sehingga konseling ini juga disebut
konseling yang "counselor centered” dan ada juga yang menyebutnya sebagai
"clinical counseling".
Ancangan trait and factor dalam konseling pada mulanya merupakan ancangan
konseling vokasional, tetapi pada perkembangan selanjutnya lebih peduli pada
perkembangan total individu, bukan pada masalah-masalah vokasional saja.
Sehubungan dengan perkembangan ancangan konseling trait and factor tersebut,
Pepinsky and Pepinsky mengidentifikasinya menjadi tiga tahap. Tahap pertama
ditandai dengan kepedulian ancangan ini pada cara-cara untuk mengukur atribusi klien,
seperti: aptitude, abilitie, interest, attitude, dan personality, yang menjadi prediktor
bagi keberhasilan seseorang dalam pendidikan dan jabatan.3
Menurut Williamson, individu dapat berkembang secara optimal hanya mungkin
melalui pendidikan, termasuk pandangan optimis dalam pendidikan dan konseling pada
hakikatnya sama dengan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan
juga merupakan tujuan konseling. Konseling merupakan bagian yang komprehensif
yang dipergunakan untuk menolong individu tumbuh, memilih, dan menetapkan tujuan
baik tujuan pribadi maupun tujuan sosial-tujuan yang ditetapkan oleh lingkungannya:
keluarga, tetangga dan sebagainya.
3
Pepinsky and Pepinsky (Bark, 1997).
4
Lutfi Fauzan, 2004:79.
3
2. Bergantung dan berkembang optimal di masyarakat. Manusia memerlukan orang lain
dalam mengembangkan potensi dirinya. Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai
dalam hubungannya dan atau dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup
sepenuhnya dengan melepaskan diri dari masyarakat.
3. Ingin mencapai kehidupan yang baik (good life). Memperoleh kehidupan yang baik dan
lebih baik lagi merupakan kepedulian setiap orang. Salah satu dimensi kebaikan adalah
"arête". Manusia berjuang mencapai aréte yang menghasilkan kekayaan atau
kebesaran diri. Konsep arête diambil dari bahasa Yunani yang dapat diartikan
kecemerlangan (axcelent).
4. Berhadapan dengan "pengintroduksi" konsep hidup baik, dihadapkan pilihan-pilihan.
Dalam keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik dari orang
tuanya. Disekolah dia memperolehnya dari guru, selain itu dari teman dan anggota
masyarakat yang lain.
5. Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta (the universe). Williamson
menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan manusia terhadapnya sering
terjadi salah satu dari: (1) manusia menyendiri dalam ketidakramahan alam semesta
atau (2) alam semesta bersahabat dan menyenangkan atau menguntungkan bagi
manusia dan perkembangannya.
6. Manusia merupakan individu yang unik karena terdapat perbedaan antara individu
yang satu dengan yang lainnya.
7. Manusia memiliki sifat-sifat yang umum. Disamping kita dapat menemukan keunikan
individu, dapat pula kita amati adanya sifat-sifat yang umum dan terdapat pada
manusia. Dengan keumuman sifat tersebut, manusia dapat dikelompokan menjadi tipe-
tipe. Dengan demikian tipologi dalam kepribadian tetap mendapat tempat pada
ancangan konseling trait and factor. Vadan bagi perkembangan individu terjadi
disebabkan faktor hereditas dan lingkungan yang berbeda.
8. Manusia bukan penerima pasif bawaan dan lingkungannya. Ancangan trait and factor
berpendapat bahwa manusia dalam perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan
atau aspek hereditas dan lingkungan. Untuk sebagian besar manusia mengendalikan
dan menguasai pembawaan dan lingkungannya. Selain itu, manusia mempunyai
kemampuan untuk menyeleksi sebagian pengaruh lingkungan yang mengenainya.
4
Jelaslah bahwa manusia aktif. bukan pasif dalam menerima pengaruh pembawaan dan
lingkungan, meskipun tidak bisa dilepaskan dari peranan dan bantuan orang lain.
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia ditentukan oleh
faktor pembawaan maupun lingkungannya. Pada tiap orang ada sifat-sifat umum dan
sifat khusus terdapat pada seseorang yang merupakan sifat yang unik. Hal ini terjadi
karena pembawaan dan lingkungan tiap orang tidak sama. Pendirian ini memandang
bahwa kepribadian adalah suatu sistem saling ketergantungan dengan trait and factor
seperti kecakapan, sikap, tempramen dan lain-lain.
5
D. Peran dan Fungsi Konselor Dalam Pendekatan Trair dan Factor
Peranan yang dapat dan seharusnya dilakukan oleh seorang konselor trait and factor
adalah sebagai berikut:5
1. Konselor memberitahu kepada konseli tentang berbagai kemampuan yang
diperoleh melalui penyelenggaraan testing psikologis, angket dan alat ukur lainnya.
2. Konselor menunjukan kepada konseli mengenai berbagai bidang yang sesuai
dengan dirinya.
3. Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan konseli.
4. Konselor membantu konseli mencari atau menemukan sebab-sebab kesulitan atau
gangguannya dengan diagnosis eksternal.
5. Secara esensial peranan konselor adalah seperti guru, dimana "memberi informasi"
dan "mengarahkan secara efektif".
5
Mohamad Surya. 2003: 5.
6
1. Attending
Attending adalah perilaku konselor untuk melibatkan diri dalam proses
konseling meliputi: kontak mata, kualitas suara, jejak verbal, dan bahasa tubuh.
Tujuan menggunakan teknik ini adalah :
7
Pharaprase adalah mengulang kalimat/pernyataan singkat konseli secara
utuh, apa adanya tanpa merubah makna.
Tujuannya yaitu :
a. Diketahui oleh klien, bahwa konselor mendengarkan yang
dikatakannya.
b. Diperolehnya informasi penting.
c. Terujinya data yang diverbalissasikan klien
5. Reflection of Feeling
Reflection of Feeling adalah pantualan perasaan yang dinyatakan dalam
bentuk pernyataan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.
Tujuannya adalah:
a. Mengungkap isi pesan utama yang disampaiakn klien.
b. Memperjelas isi pesan yang diungkapkan klien.
7. Structuring
Structuring adalah penegasan tentang batas-batas konseling itu
sesungghnya.
Tujuannya yaitu:
a. Diperolehnya kesamaan harapan konselor dan klien.
b. Diperolehnya kesepakatan dari konseling mengenai apa yang terlibat
dalam metode dan tujuan konseling.
8
8. Summary
Meringkas adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan
dalam satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling.
Tujuannya adalah:
a. Memadukan unsur-unsur tema yang muncul dalam pembicaraan.
b. Mengidentifikasi pola isi pembicaraan konseli.
c. Menghindari pembicara yang diulang-ulang dan bertele-tele.
d. Merangkum kemajuan yang telah dicapai dalam proses konseling.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara bahasa trait dapat diartikan dengan sifat, karakteristik seorang individu.
Sedangkan factor berarti tipe-tipe, syarat-syarat tertentu yang dimiliki oleh sebuah
pekerjaan atau suatu jabatan. Teori trait and factor adalah pandangan yang mengatakan
bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri,
sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi
kepribadian itu.
Tarait and factor yang di pelopori oleh Williamson ini sering juga disebut pula
konseling yang mengarahkan (directive counseling), karena konselor secara aktif
membantu klien mengarahkan perilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Trait and
factor pada umumnya dipakai oleh konselor ketika menghadapi jenis konseli yang
mengalami masalah yang disebabkan oleh konseli yang bingung dalam mengambil suatu
keputusan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anis, Khaerunisa, dkk. (2016). Pendekatan Konseling Trait and Factor. Makalah.
https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/10/10/teori-dan-perkembangan-karir-trait-
and-factor-theory.html.
11