Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR KONSELING INDIVIDUAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Konseling Individual”

Dosen Pengampu:
Siska Mardes, S.Pd., M.Pd., Kons.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Salma Deyanti 2205111308
Mala Kharisa 2205111312
Desy Belanda Situmeang 2205112641
M. Rayhan Al fayyad 2205124668

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa terucap atas kehadirat Allah SWT. karena
berkat rahmat-Nya lah pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini yang
merupakan tugas kelompok dengan judul “Konsep Dasar Konseling individual”
pada mata kuliah Keterampilan Dasar Konseling program studi Bimbingan dan
Konseling FKIP Universitas Riau.

Ucapan terima kasih juga pemakalah sampaikan kepada Siska Mardes, S.Pd.,
M.Pd., Kons., selaku dosen pengampu karena melalui pemberian tugas makalah
kelompok ini pemakalah bisa mengerti dan memahami tentang pengertian
konseling individual dan upaya dalam melibatkan klien serta dapat membangun
silahturahmi dengan berdiskusi dan bekerjasama antar anggota kelompok.
Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
pemakalah menerima kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan perbaikan dan
akan menjadi lebih baik lagi di masa depan. Semoga makalah ini dapat berguna
dan memberi pemahaman yang lebih mudah di mengerti kepada pembaca
sehingga dapat dijadikan referensi.

Pekanbaru, 24 Agustus 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I 1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................1

BAB II..................................................................................................................2

PEMBAHASAN..................................................................................................2

2.1 Pengertian Konseling Individual...............................................................2

2.2 Upaya Melibatkan Klien...........................................................................3

BAB III..................................................................................................................5
PENUTUP.............................................................................................................5
3.1 Kesimpulan................................................................................................5

3.2 Saran..........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konseling merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh konselor


sebagai upaya bantuan dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapi
konseli. Dalam konseling, salah satu layanan yang paling penting adalah
layanan konseling individual.

Konseling Individual adalah hubungan satu-ke-satu yang melibatkan


seorang konselor terlatih dan berfokus pada beberapa aspek penyesuaian klien,
perkembangan, maupun kebutuhan pengambilan keputusan. Proses ini
menyediakan hubungan komunikasi dan basis dari mana klien dapat
mengembangkan pemahaman, mengeksplorasi kemungkinan, dan memulai
perubahan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini


adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian konseling individual?
2. Bagaimana upaya melibatkan klien dalam proses konseling individual?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian konseling individual.


2. Mengetahui berbagai upaya melibatkan klien dalam proses konseling
individual.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseling Individual

Gibson (1985) dalam Mulawarman (2017:5) menyatakan bahwa konseling


adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada
pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.

konseling adalah rangkaian kegiatan melalui proses kontak langsung antara


seorang profesional (konselor) dengan seseorang yang sedang mengalami
kebingungan atau masalah (konseli), tujuannya untuk menyelesaikan masalah
melalui arahan dan bimbingan seorang profesional tersebut.

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004) Konseling perorangan adalah


proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien.

Menurut Akhmad Sudrajat (2009), Layanan Konseling Individual yaitu


layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.

Menurut Brammer dalam Sofyan S. Willis (2007), konseling individual


mempunyai makna spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan klien secara
individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan
konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta
klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya.

Jadi konseling individual adalah proses pemberian bantuan secara profesional


melalui hubungan khusus secara pribadi oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) dalam suasana langsung
(tatap muka), dengan tujuan agar klien dapat meningkatkan pemahaman tentang

2
dirinya, merubah perilaku, mengembangkan potensi diri sesuai dengan keputusan
yang diambil serta membantu mengentaskan masalah yang dihadapi sehingga
bermuara pada teratasinya masalah tersebut.

Proses konseling individual merupakan relasi antara konselor dengan klien


dengan tujuan agar dapat mencapai tujuan klien. Dengan kata lain tujuan
konseling tidak lain adalah tujuan klien itu sendiri. Hal ini amat perlu ditekankan
sebab sering kejadian terutama pada konselor pemula atau yang kurang
profesional, bahwa subjektivitas dia amat menonjol di dalam proses konseling.
Seolah-olah mengutamakan tujuan konselor sementara tujuan klien terabaikan.

Tanggung jawab konselor dalam proses konseling adalah mendorong untuk


mengembangkan potensi klien, agar dia mampu bekerja efektif, produktif, dan
menjadi manusia mandiri. Disamping itu, tujuan konseling adalah agar klien
mencapai kehidupan berdaya guna untuk keluarga, masyarakat dan bangsanya.
Satu hal yang penting lagi dari tujuan konseling adalah agar meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan klien. Sehingga klien menjadi manusia yang seimbang
antara pengembangan intelektual-sosial-emosional, dan moral-religius.

2.2 Upaya Melibatkan Klien

Hal yang sangat penting dalam suatu hubungan konseling adalah kemampuan
konselor dalam melibatkan klien secara penuh (dengan jiwanya), jika klien sudah
terlibat dalam proses konseling, makai a menjadi terbuka dan jujur (disclosed),
sehingga dapat dengan mudah menyatakan perasaan, pengalaman, dan idenya.

Dalam melibatkan klien sehingga menjadi terbuka, perlu beberapa syarat,


yaitu kepribadian konselor dalam berkomunikasi, pengetahuan/wawasan tentang
klien, dan keterampilan atau teknik konseling yang bervariasi.

1. Kepribadian konselor

Seorang konselor yang efektif harus memiliki karakteristik kepribadian


sebagai berikut:

3
a. Empati, artinya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
b. Asli/jujur, yaitu sikap atau perilaku dan kata-kata konselor tidak dibuat-
buat tetapi harus sesuai dengan keadaannya dan tidak berbohong.
c. Memahami keadaan klien, mampu memahami kekuatan dan
kelemahannya.
d. Menghargai martabat klien secara positif tanpa syarat.
e. Menerima klien bagaimanapun keadaannya.
f. Tidak menilai atau membanding-bandingkan klien.
g. Mengetahui keterbatasan diri (ilmu, wawasan, teknik) konselor.
h. Pemahaman keadaan sosial-budaya serta ekonomi klien.
2. Ilmu dan Wawasan

Ilmu konseling sangat banyak didukung oleh berbagai ilmu tentang masnusia
seperti filsafat manusia, agama, psikologi, antropologi, sosiologi dan seni peran.
Semua ini diperlukan karena manusia memiliki banyak segi terselubung dan
merupakan teka-teki (human enigma). Sehingga diperlukan ilmu yang banyak dan
keterampilan beragam untuk mendekatinya

3. Penguasaan Keterampilan Konseling

Pada setiap tahap konseling terdapat teknik-teknik konseling yang tentunya


harus dikuasai konselor. Setidaknya ada sekitar 20 teknik konseling. penggunaan
teknik konseling yang bervariasi dan berganda sangat penting

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa konseling


adalah rangkaian kegiatan melalui proses kontak langsung antara seorang
profesional (konselor) dengan seseorang yang sedang mengalami kebingungan
atau masalah (konseli), tujuannya untuk menyelesaikan masalah melalui arahan
dan bimbingan seorang profesional tersebut.

Jadi konseling individual adalah proses pemberian bantuan secara profesional


melalui hubungan khusus secara pribadi oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) dalam suasana langsung
(tatap muka), dengan tujuan agar klien dapat meningkatkan pemahaman tentang
dirinya, merubah perilaku, mengembangkan potensi diri sesuai dengan keputusan
yang diambil serta membantu mengentaskan masalah yang dihadapi sehingga
bermuara pada teratasinya masalah tersebut.

Serta dalam paya melibatkan klien ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitukepribadian konselor, ilmu dan wawasan, dan penguasaan keterampilan
konseling.

3.2 Saran

Dari hasil pembahasan makalah ini diharapkan dapat menambah pemahaman


mengenai konsep dasar tentang konseling individual. Semoga pembaca dapat
mengenal dengan baik serta memahami pengertian konseling individual dan upaya
dalam melibatkan klien demi tercapainya tujuan yang diinginkan secara optimal.

Penulis sangat menyadari akan kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam


makalah ini. Oleh sebab itu, sangat diharapkan kritik dan saran mendukung agar
kedepannya penulis dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Mulawarman. 2017. Buku Ajar Pengantar Keterampilan Dasar Konseling bagi


Konselor Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Prayitno, dan Amti Erman. 2004. Bimbingan dan konseling Sekolah. Padang:
Penerbit Press.

Sudrajat, Akhmad. 2009. Proses Layanan Konseling Individual. Semarang:


Penebit Semarang Press.

Willis, Sofyan S. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: CV


Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai