Anda di halaman 1dari 19

Konsep Tentang Hakekat Konseling Individual

Disusun Oleh : Kelompok 1

Andre Kristopel Harianja (1203151063)

Corazon Aquino Sianipar (1203151049)

Desi Fransiska Sihaloho (1203151053)

Eka Rovanita Br Boang Manalu (1203151070)

Monalisa Oktaviona E. Sitanggang (1203151068)

Sahdilla Putri (1203151065)

Selvi (1203151052)

Kelas : BK REG E 2020

Mata Kuliah : KONSELING INDIVIDUAL

Dosen Pengampu : Miswanto, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah kelompok dengan judul “Konsep tentang hakekat konseling individu”.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah konseling individual.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua
khususnya terkait konsep tentang hakekat konseling individu. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, apabila dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, penulis mohon
dimaafkan dan dimaklumi.

Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 5 Agustus 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
Cover
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Konsep Konseling Individual............................................................................................................6
2.2 Tujuan Layanan Konseling Individual...............................................................................................8
2.3 Isi Layanan Konseling Individual......................................................................................................8
2.4 Teknik Layanan Konseling Individual...............................................................................................9
2.5 Asas Dalam Konseling Individual...................................................................................................10
2.6 Perbedaan Konseling Individual Dengan Konseling Kelompok......................................................12
2.7 Pendukung Konseling Individu........................................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Konseling merupakan hubungan komunikasi antar pribadi sebgai proses yang harus dilaluioleh
orang yang dilayani yang bersifat psikologis. Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah proses
pemberian pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia,untuk manusia,oleh manusia.

Tujuan pendidikan nasional sebagai mana yang telah dicantumkan dalam Undang-undang No 2
Tahun 1989 menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, mlemiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.

Konseling individual merupakan pertemuan konselor dan klien secara individual yang bernuansa
hubungan konseling yang akrab dan hangat sehingga konselor bisa memberikan bantuan untuk
pengembangan pribadi klien serta dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Proses bimbingan
dan konseling berorientasi pada aspek positif dan manusiawi serta berusaha menggembirakan klien
dengan menciptakan situasi proses konseling yang kondusif untuk pertumbuhan klien sehingga klien
mampu mengatasi masalahnya setelah dia mengenal, menyadari dan memhami potensi serta kelemahan
dan mengarahkan potensinya untuk mengatasi masalah dan kelemahan.

Proses konseling individual merupakan relasi antara konselor dengan klien dengan tujuan agar
dapat mencapai tujuan klien. Tanggung jawab konselor dalam proses konseling ini adalah mendorong
untuk mengembangkan potensi klien agar mampu bekerja efektif, produktif dan menjadi individu mandiri
yang beriman dan bertaqwa sehingga klien menjadi manusia yang seimbang antarapengembangan
intelektual yang menunjang tumbuhnyakreativitas dan produktivitas, social emosional yang
mengembangkan hubungan harmonis dengan emosi yang stabil dan sikap mental yang positif terhadap
dirinya sendiri dan dunia luar serta moral religius.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah konsep konseling individual ?
2. Apakah tujuan layanankonseling individual ?
3. Apa sajakah isi layanan bimbingan dan konseling ?
4. Aapasaja tekhnik layanan konseling individual?

4
5. Apa saja asas dalam konseling individual?
6. Aapasaja perbedaan konseling individual dengan konseling kelompok ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep dalam Konseling individual
2. Untuk mengetahui tujuan layanan konseling individual
3. Untuk mengetahui isi layanan bimbingan dan konseling
4. Untuk mengetahui tekhnik layanan konseling individual
5. Untuk mengetahui apa saja asas dalam konseling individual
6. Untuk mengetahui perbedaan konseling individual dengan konseling kelompok.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Konseling Individual

Konseling merupakan hubungan komunikasi antarpribadi sebagai proses yang harus dilalui oleh
orang yang dilayani, yang bersifat psikologis. Dari beberapa defenisi koseling tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa konseling adalah sebuah proses wawancara yang bertujuan utuk memberikan
batuan kepada seseorang sehingga orang yang dilayani dapat lebih bekembang dalamkehidupannya.
Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah /madrasah dalam proses pendidikan berkaitan erat dengan
upaya untuk mencapai tujuan pendidik bagi peserta didik. pelayanan bimbingan dan konseling dalam
proses pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya.

Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.Layanan BK merupakan salah satu segi
pendidikan yang mempunyai peran penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional.bantuan
yang diberikan dalam layanan BK dalam hal ini diarahkan dalam penguasaan sejumlah potensi yang
digunakan untuk menghadapi tantangan dan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

Tujuan pendidikan nasional sebagai mana yang telah dicantumkan dalam Undang-undang No 2
Tahun 1989 menjelaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, mlemiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.

Bimbingan dan konseling merupakan sejumlah proses pemberian pelayanan bimbingan dan
konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia dan oleh manusia. Dari manusia artinya pelayanan
itu diselenggrakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan segenap dimensi kemanusiannya.
Untuk manusia, dimaksudkan bahwa penyelengaraan tersebut diselenggrakan demi tujuan yang agung,
mulia dan positif bagi kehidupankemanusiaan menuju manusia yang seutuhnya, baik manusia sebagai
individu maupun kelompok.

6
Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut
yang dikaitkan secara lansung dengan permasalahan yangdialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai
dengan kompleksitas permasalahannya itu.Konseling individual merupakan pertemuan konselor dan klien
secara individual yang bernuansa hubungan konseling yang akrab dan hangat sehingga konselor bisa
memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta dapat mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya. Proses bimbingan dan konseling berorientasi pada aspek positif dan manusiawi serta
berusaha menggembirakan klien dengan menciptakan situasi proses konseling yang kondusif untuk
pertumbuhan klien sehingga klien mampu mengatasi masalahnya setelah dia mengenal, menyadari dan
memhami potensi serta kelemahan dan mengarahkan potensinya untuk mengatasi masalah dan
kelemahan.

Proses konseling individual merupakan relasi antara konselor dengan klien dengan tujuan agar
dapat mencapai tujuan klien. Tanggung jawab konselor dalam proses konseling ini adalah mendorong
untuk mengembangkan potensi klien agar mampu bekerja efektif, produktif dan menjadi individu mandiri
yang beriman dan bertaqwa sehingga klien menjadi manusia yang seimbang antarapengembangan
intelektual yang menunjang tumbuhnyakreativitas dan produktivitas, social emosional yang
mengembangkan hubungan harmonis dengan emosi yang stabil dan sikap mental yang positif terhadap
dirinya sendiri dan dunia luar serta moral religius.

Pelayanan konseling individual bertujuan menjadikan klien dapat berdiri sendiri dan tidak
tergantung pada konselor. Individu yang dibimbing setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri
ciri pokok mampu mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya, menerima diri sendiri dan
lingkungan secara positif dan dinamis, mengambil keputusan untuk dan oleh diri senidri, serta
mewujudkan diri secara optimal sesuai potensi, minat dan kompetensi yang dimiliki .

Prinsip dan tujuan pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling individual adalah :

Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.

Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan diambil dan akan dilakukan oleh individu
hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan dan desakan dari konselor atau pihak
lain.

Permasalahn individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahn yang dihadapi.

7
Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang
maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan
program bimbingan dan konseling itu sendiri

Fungsi konseling individual adalah membantu individu mencari alternative pemecahan masalah
dan membantu mengembangkan potensi diri dalam menghadapi permasalahan. Konseling tidak akan
berfungsi dengan baik dan berguna manusia harus dilengkapi dengan perangkat-perangkat
kemanusiaannya.

2.2 Tujuan Layanan Konseling Individual.

Tujuan layanan konseling individual adalah agar klien memahami kondisi dirinyasendiri,
lingkungannya, permasalahan yang di alami, kekuatan dan kelemahan dirinyasehingga klien mampu
mengatasinya. Dengan perkataan lain, konseling individualbertujuan untuk mengentaskan masalah yang
di alami klien.

Secara khusus, tujuan layanan konseling individual adalah merujuk kepadafungsi-fungsi


bimbingan dan konseling. Pertama, merujuk kepada fungsipemahaman, maka tujuan layanan konseling
adalah agar klien memahami seluk- beluk yang dialami secara mendalam dan komperhensif, positif dan
dinamis. Kedua,merujuk kepada fungsi pengentasan, maka layanan koseling individual bertujuanuntuk
mengentaskan klien dari masalah yang di hadapinya. Ketiga, di lihat darifungsi pengembangan dan
pemeliharaan, tujuan layanan konseling individual adalahuntuk mengembangkan potensi-potensi individu
dan memelihara unsur-unsur positifyang ada pada diri klien. Dan seterusnya sesuai dengan fungsi-fungsi
bimbingan dan konseling

2.3 Isi Layanan Konseling Individual

Isi layanan konseling individual berbeda dengan isi layanan-layanan lainnya, isi layanan
konseling individual tidak di tentukan oleh konselor (pembimbing) sebelumproses konseling
dilaksanakan. Layanan konseling individual yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung
secara tatap muka dengan guru pembimbing bertujuan untuk membahas dan mengentaskan permasalahan
yang di alami oleh peserta didik.

8
Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling individual ini ada berbagimacam, yang
pada dasarnya tidak terbatas. Layanan ini di laksanakan untuk seluruhmasalah siswa secara individual
(dalam berbagai bidang bimbingan yaitu: bimbinganpribadi, sosial, belajar, dan karier)

2.4 Teknik Layanan Konseling Individual

Teknik umum

Pengembangan proses layanan konseling individual oleh konselor dilandasi olehdan juga sangat
di pengaruhi oleh suasana penerimaan klien, konselormengunakan berbagai teknik dalam pelayanan
konseling individual dalammencapai tujuan konsling. Teknik-teknik tesebut meliputi:

a) Kontak mata
b) Kontak psikologis
c) Ajakan untuk berbicara
d) Tiga M (mendengar dengan cepat, memahami secara tepat, merespon secaratepat dan
positif)
e) Keruntutan
f) Pertanyaan terbuka
g) Dorongan minimal
h) Refleksi (isi dan perasaan)
i) Penyimpulan
j) Penafsiran
k) Konfrontasi
l) Ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain
m) Peneguhan hasrat
n) Penfrustasian klien
o) Strategi tidak memaafkan klien
p) Suasana diam
q) Transfensi dan kontra-transferensi
r) Teknik eksperiensial
s) Interpestasi pengalaman masa lampau
t) Asosiasi bebas
u) Sentuhan jasmani

9
v) Penilain
w) Pelaporan.

Menurut Yeni Karneli teknik-teknik dalam melaksanakan konseling ada tiga tahapan, yaitu:
pertama teknik dalam hubungan konseling. Kedua, teknik penjelajahan masalah. Tiga, teknik intervensi
masalah.

Teknik khusus

Dalam layanan konseling individual teknik khusus digunakan untuk membina kemampuan pada
diri klien terutama yang mengarah pada kehidupannya sehari- hari. Jenis-jenis teknik khusus itu adalah:

a) Pemberian informasi
b) Pemberian contoh
c) Pemberian contoh pribadi
d) Perumusan tujuan
e) Latihan penanganan
f) Kesadaran tubuh
g) Desentisasi dan sensitasi
h) Kursi kosong permainan peran
i) Latihan keluguan
j) Latihan seksual
k) Analisis transaksional
l) Analisis gaya hidup
m) Kontrak.

2.5 Asas Dalam Konseling Individual

Menurut Arifin dan Ety Kartikawati (1995) dan Prayitno dan Erman Amti (1999)dalam Tohirin
asas-asan yang berkenaan dengan praktik atau pekerjaan dalam konseling adalah:

1. Asas kerahasiaan

Ada kalanya pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan individu siswa yang
bermasalah. Masalah biasanya merupakan suatu yang harus dirahasiakan. Asas ini merupakan asas kunci

10
karena apabila asas ini dipegang teguh, konselor akan mendapat kepercayaan dari klien sehingga mereka
akan memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling sebaik-baiknya.

2. Asas kesukarelaan

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan baik dari pihak
pembimbing maupun dari pihak klien. Klien diharapkan secara sukarela, tanpa terpaksa dan tanpa ragu-
ragu ataupun merasa terpaksa menyampaikan masalah yang dihadapinya.

3. Asas keterbukaan

Dalam proses bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan baik dari pihak
konselor maupun klien.

4. Asas kekinian

Pelayanan bimbingan dan konseling harus berorientasi kepada masalah yang sedang dirasakan
klien saat ini. Asas kekinian mengandung makna bahwa pembimbing tidak boleh menunda-nunda
memberikan bantuan.

5. Asas kemandirian

Kemandirian merupakan salah satu tujuan pelayanan bimbingan dan konseling, siswa yang telah
dibimbing hendaknya bisa mandiri tidak tergantung kepada orang lain dan kepada konselor.

6. Asas kegiatan

Pelayanan bimbingan dan konseling tidak kan memberikan hasil yang berarti apabila klien tidak
melakukan sendiri kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling.

7. Asas kedinamisan

Usaha bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada individual yang
dibimbing yaitu perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

8. Asas keterpaduan

11
Individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang apabila keadaannya tidak seimbang, tidak
serasi dan tidak terpadu, justru akan menimbulkan masalah. Oleh karena itu, usaha bimbingan dan
konseling hendaklah memadukan berbagai aspek kepribadian klien.

9. Asas kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku,
baik norma agama, adat, hukum atau Negara, norma ilmu, maupun norma kebiasaan sehari-hari.

10. Asas keahlian

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional yang diselenggarakan oleh
tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan tersebut.

11. Asas alih tangan kasus

Konselor sebagai manusia, diatas kelebihannya tetap memiliki keterbatasan kemampuan. Tidak
semua masalah yang dihadapi klien berada dalam kemampuan konselor untuk memecahkannya. Apabila
konselor telah mengerahkan segenap tenaga dan kemampuannya untuk memecahkan maslah klien, tetapi
belum berhasil, maka konselor yang bersangkutan harus memindahkan tanggung jawab pemberian
bimbingan dan konseling kepada konselor yang lebih mengetahui.

12. Asas Tutwuri Handayani.

Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendak tercipta dalam rangka hubungan
keseluruhan antara pembimbing dengan siswa.

2.6 Indikator Keberhasilan Konseling

1. Beberapa indikator keberhasilan konseling adalah :


a. Menurunnya kecemasan klien
b. Mempunyai rencana hidup yang praktis, pragmatis, dan berguna
c. Harus ada perjanjian kapan rencananya akan dilaksanakan sehingga pada pertemuan
berikutnya konselor sudah berhasil mengecek hasil rencananya. Mengenai evaluasi, terdiri
dari beberapa hal yaitu :
d. Klien menilai rencana perilaku yang akan dibuatnya
e. Klien menilai perubahan perilaku yang telah terjadi pada dirinya
f. Klien menilai proses dan tujuan konseling.

12
2.7 Pendukung Konseling Individu

Sebagaimana layanan-layanan lain, konseling individu juga memerlukan kegiatan


pendukung. Adapun kegiatan-kegiatan pendukung layanan konseling individu adalah : aplikasi
instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.

Pertama, aplikasi instrumentasi. Dalam layanan konseling individu, hasil instrumentasi


baik berupa tes maupun non tes dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung dalam
layanan. Hasil tes, hasil ujian, hasil AUM (Alat Ungkap Masalah), sosiometri, angket dan lain
sebagainya dapat dijadiakan konten (isi) yang diwacanakan dalam proses layanan konseling
individu.

Kedua, himpunan data. Seperti halnya hasil instrumentasi, data yang tercantum dalam
himpunan data selain dapat dijadikan pertimbangan untuk 10 Tohirin, Bimbingan dan Konseling
di Sekolah dan Madrasah,( Jakarta,PT Rajagravindo Persada, 2007)hal : 164memanggil siswa
juga dapat dijadikan konten yang diwacanakan dalam layanan konseling individu. Selanjutnya,
data proses dan hasil layanan harus didokumentasikan di dalam himpunan data. Ketiga,
konferensi kasus. Seperti dalam layanan-layanan yang lain,

konferensi kasus bertujuan untuk memperoleh data tambahan tentang klien untuk
memperoleh dukungan serta kerja sama dari berbagai pihak terutama pihak yang diundang dalam
konferensi kasus untuk pengentasan masalah klien. Konferensi kasus bisa dilaksanakan sebelum
dan sesudah dilaksanakanya layanan konseling individu. Pelaksanaan konferensi kasus setelah
layanan konseling individu dilakukan untuk tindak lanjut layanan. Kapanpun konferensi kasus
dilaksanakan, rahasia pribadi klien harus tetap terjaga dengan ketat. Keempat, kunjungan rumah.
Bertujuan untuk memperoleh data tambahan

tambahan tentang klien. Selain itu juga untuk memperoleh dukungan dan kerja sama dari
orang tua dalam rangka mengentaskan masalah klien. Kunjungan rumah juga bisa dilaksanakan
sebelum dan sesudah layanan konseling individu. Kelima, alih tangan kasus. Tidak semua msalah
yang dialami individu menjadi kewenangan konselor.

2.8 Perbedaan Konseling Individual Dengan Konseling Kelompok

A. Pengertian
I. Konseling Individual

Konseling Individual adalah suatu rangkaian dari proses belajar yang melalui hubungan yang
khusus dalam suatu wawancara secara pribadi antara seorang konselor dan juga seorang konseli/klien.
Seorang konseli atau klien yang mengalami permasalahan pribadi yang tidak dapat diselesaikan oleh
dirinya sendiri yang datang kepada konselor atau guru BK untuk dimintai bantuan sebagai tenaga yang
profesional dalam keahliannya dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya melalui ilmu
psikologi khususnya bimbingan dan konseling.

13
Hellen (2005:84) menyatakan bahwa konseling individual merupakan salah satu layanan dari
bimbingan dan konseling yang memungkinkan bagi konseli atau peserta didik untuk mendapatkan
layanan langsung (tatap muka) secara individu dengan guru BK atau konselor untuk membahas solusi dan
juga penanganan masalah pribadi yang dialami oleh klien atau konseli tersebut. Kemudian Prayitno dan
Erman Amti (2015 : 105) menyatakan bahwa konseling individual adalah suatu proses yang dilakukan
oleh seorang ahli (konselor atau guru BK) untuk memberikan bantuan melalui wawancara konseling
kepada konseli atau klien untuk mendapatkan hasil akhir berupa solusi atau pemecahan terhadap masalah
yang harus diatasi oleh konseli atau klien tersebut.

Holipah (2011 : 233) menyatakan bahwa konseling individual merupakan kunci dari semua
kegiatan dalam bimbingan dan konseling. Hal ini dikarenakan ketika teknik konseling individual telah
dikuasai maka untuk menjalankan proses konseling yang lainnya akan menjadi lebih mudah. Proses
konseling individual ini juga memiliki pengaruh yang besar terhadap klien karena pada proses konseling
individual ini konselor atau guru BK berusaha untuk meningkatkan setiap sikap siswa dalam berinteraksi
dalam waktu tertentu secara langsung (tatap muka) dengan tujuan untuk menciptakan peningkatan dalam
diri klien, seperti pola piker, perasaan, sikap dan juga perilaku dari konseli atau klien tersebut.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa konseling individual adalah salah
satu dari layanan dalam bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor atau guru BK yang dalam
proses pelaksanaannya melalui wawancara konseling secara langsung (tatap muka) dengan konseli/klien
yang memiliki masalah pribadi yang tidak dapat diselesaikan secara sendiri sehingga nantinya hasil akhir
yang didapat berupa pemecahan masalah dan solusi terhadap permasalahan konseli/klien tersebut.

II. Pengertian Konseling Kelompok

Konseling kelompok merupakan salah satu cara atau upaya dalam memberikan bantuan kepada
siswa atau konseli dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan juga
perkembangannya. Konseling kelompok ini bersifat penyembuhan dan juga pencegahan.

Menurut W.S. Winkel (2007) konseling kelompok adalah layanan konseling dalam bentuk
khusus, yaitu wawancara oleh konselor atau guru BK dengan beberapa konseli/klien sekaligus yang
berbentuk suatu kelompok kecil. Di dalam konseling kelompok ini terdapat dua aspek pokok yaitu aspek
proses dan aspek pertemuan langsung (tatap muka). Kedua aspek tersebut sama-sama memiliki ciri khas
yaitu proses keduanya sama-sama dilakukan oleh lebih dari dua orang. Masing-masing dari orang dalam
kelompok tersebut saling memberikan bantuan yang bersifat psikologis satu dengan yang lainnya.

14
Tohirin (2013 : 179) menjelaskan bahwa dalam layanan konsleing kelompok terdiri dari beberapa
orang peserta (konseli) dengan konselor atau guru BK sebagai pemimpin dari kegiatan kelompok
tersebut. Layanan konseling kelompok ini memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai
hal yang dapat menjadi pemecahan masalah dan juga pengembangan pribadi konseli tersebut. Dalam
konseling kelompok permasalahan yang dibahas adalah masalah pribadi yang dialami oleh setiap peserta
kelompok. Dalam hal ini, dinamika kelompok harus harus hidup guna membangun suasana yang intens
dan juga konstruktif antara anggota kelompok (konseli) dibawah bimbingan pemimpin kelompok
(konselor atau guru BK).

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok adalah salah
satu bentuk dari layanan bimbingan dan konseling yang dalam proses pelaksanaannya dilakukan oleh
lebih dari dua orang konseli, dimana konselor atau guru BK sebagai pemimpin dari kelompok dan konseli
sebagai anggota kelompoknya untuk membahas dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi konseli
secara bersama-sama dengan memanfaatkan dinamika dari kelompok tersebut.

B. Tujuan Konseling Individual dan Konseling Kelompok


I. Tujuan Konseling Individual

Tujuan umum dari konseling individual adalah untuk membantu konseli/klien mengungkapkan
kembali masalahnya dan menyadari sikap dan perilaku dalam dirinya serta mengurangi penilaian negatif
terhadap dirinya sendiri. Selain itu, konseling individual ini juga bertujuan untuk konseli/klien dalam
memeriksa kembali persepsinya selama ini terhadap lingkungan, sehingga kedepannnya klien bisa
mengarahkan sikap dan perilakunya ke arah yang lebih baik serta mengembangkan minat sosialnya.

II. Tujuan Konseling Kelompok

Tujuan pelaksanaan konseling kelompok ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri konseli.
Kepercayaan diri dapat ditinjau dalam kepercayaan diri lahir dan batin yang diimplementasikan ke dalam
tujuh ciri yaitu: cinta diri dengan gaya hidup dan perilaku untuk memelihara diri, sadar akan potensi dan
kekurangan yang dimiliki, memiliki tujuan hidup yang jelas, berpikiran positif dengan apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana hasilnya, dapat berkomunikasi dengan orang lain, memiliki ketegasan,
penampilan diri yang baik dan memiliki pengendalian perasaan.

C. Tahapan Konseling Individual dan Konseling Kelompok


I. Tahapan Konseling Individual

15
Secara umum proses konseling individual dibagi atas tiga tahapan, yaitu :

Tahap awal konseling

Tahap ini terjadi ketika klien menemui konselor atau guru BK sampai pada
konselor dank lien menemukan masalah klien. Adapun proses konseling tahap awal yaitu
sebagai berikut :

 Membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli/klien


 Memperjelas dan mendefinisikan masalah
 Membuat penafsiran dan penjajakan
 Menegosiasikan perjanjian atau kontrak

Tahap pertengahan ( Tahap Kerja)

Pada tahapan ini proses yang dilakukan berasal dari permasalahan yang telah
didapat dari tahapan awal. Pada tahapan ini yang menjadi fokus bagi konselor dan juga
klien adalah penjajakan pada masalah klien serta bantuan apa yang akan diberikan.

Tahap akhir konseling ( Tahap Tindakan)

Beberapa hal yang menandai dicapainya tahap akhir dalam proses konseling
individual ini adalah sebagai berikut :

 Menurunnya kecemasan klien


 Adanya perubahan perilaku klien ke arah yang lebih baik
 Adanya rencana hidup masa yang akan dating
 Terjadinya perubahan sikap positif

II. Tahapan Konseling Kelompok

Menurut model Nixon dan Glover dalam Winkel (2007 : 607-613) kegiatan
layanan konseling kelompok dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu :

Pembukaan

Pada tahapan ini perlu dibangun hubungan yang baik dalam kelompok sehingga
nantinya dapat menciptakan pembicaraan terbuka dan terarah pada penyelesaian masalah.

16
Penjelasan Masalah

Pada tahapan ini masing-masing konseli akan dimintai oleh pemimpin kelompok
(konselor) untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya dan yang berkaitan
dengan materi diskusi

Penggalian Latar Belakang

Pada tahapan ini menjadi fase yang menuntut para anggota kelompok untuk
memberikan penjelasan yang lebih detail dan mendalam terkait permasalahan yang telah
diungkapkannya tersebut.

Penyelesaian Masalah

Dalam tahapan ini diperlukan kerja sama yang baik antara konselor dan klien
untuk dapat mencari solusi atau penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.

Penutup

Pada tahapan ini, kelompok dapat diakhiri dan dibubarkan jika proses konseling
telah selesai. Jika proses konseling belum selesai, maka dapat dijadwalkan pertemuan
untuk waktu yang akan datang

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Layanan bimbingan dan konseling salah satu segi pendidikan yang memiliki peran penting dalam

upaya mencapai tujuan pendidikan nasional. Bantuan yang diberikan dalam layanan BK dalam hal ini

diarahkan dalam penugasab sejumlah potensi yang digunakan untuk menghadapi tantangan dan masalah-

masalah yang dihadapi peserta didik. Salah satu layanan yang dapat diberikan adalah layanan konseling

individual yang merupakan suatu layanan yang berproses dari hasil belajar melalui hubungan yang

khusus dalam suatu rangkaian wawancara secara pribadi antara konselor dan juga klien. Tujuan dari

konselingini adalah untuk membantu konseli/klien mengungkapkan kembali masalahnya dan menyadari

sikap dan perilaku dalam dirinya. Dimana ada beberapa tahapan dalam konseling individual yaitu, tahap

awal konseling, tahap pertengahan, tahap akhir konseling (tahap tindakan). Dalam layanan bimbingan dan

konseling individual memiliki teknik yaitu teknik umum seperti; kontak mata, kontak psikologis,

pertanyaan terbuka, penyimpulan dll serta teknik khusus berupa pemberian informasi, pemberian contoh,

perumusan tujuan dll.

3.2 Saran
Perlu dipahami kembali bahwa dalam pengerjaan makalah ini dapat ditujukan pada guru BK

dimana mereka dapat menerapkan layanan ini bagi permasalahan yang ada di sekolah. Selain itu, bagi

para mahasiswa di jurusan pendidikan bimbingan dan konseling dapat dijadikan referensi. Makalah ini

dapat dijadikan bahan referensi namun perlu juga referensi lain yang dapat digunakan dimana lebih valid

dan akan menambah wawasan juga.

18
DAFTAR PUSTAKA

Juli Andriyani. (2018). Konsep Konseling Individual Dalam Proses Penyelesaian Perselisihan Keluarga.
JURNAL AT-TAUJIH Bimbingan dan Konseling Islam. Vol. 1 No. 1.

Nasution, Syafriana H,. Abdillah. (2019). Bimbingan Konseling “Konsep, Teori dan Aplikasinya”.

Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Rajagravindo Persada,

hlm 164.

Willis S. Sofyan. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: CV Alfabeta, hlm 50.

19

Anda mungkin juga menyukai