“ STRATEGI PELAYAN BK “
Dosen Pengampu :
Dr. Samsilayurni, M.Pd.
Sri Utami, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Adine Nadya Azzahra (342022008)
Deva Pramita Santira (342022012)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
rahmat-nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Strategi
Pelayanan BK" sebagai salah satu tugas perkuliahan pada mata kuliah Bimbingan Konseling
pada program studi Pendidikan Biologi semester 4 ini. Dalam penyusunan makalah ini, saya
mengalami beberapa kesulitan maupun hambatan. Namun berkat kerja yang cukup baik saya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dan saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan kepada para teman-teman
Mahasiswa untuk senantiasa memberikan masukan, kritik, dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah saya ini. Dan saya mengharapkan makalah ini dapat membantu dan
berguna bagi para Mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Strategi
Pelayanan BK.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan Masalah..............................................................................................5
A. Konseling Individual......................................................................................6
B. Konsultasi.......................................................................................................7
C. Bimbingan Kelompok....................................................................................8
D. Konseling Kelompok.....................................................................................9
E. Pengajaran Remedial......................................................................................11
F. Bimbingan Klasikal........................................................................................12
A. Kesimpulan ...................................................................................................14
B. Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
sedang dihadapinya.
Dapat disimpulkan bahwa konseling individu adalah suatu layanan yang
bersifat holistic dan mendalam untuk membantu klien/konseli dalam upaya
mengentaskan problem yang sedang dialami oleh konseli tersebut melalui face to face
dengan seorang ahli dibidangnya (konselor).
B. Konsultasi
Menurut Prayitno (2004: 1), Layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh
konselor terhadap pelanggan (konsulti) yang memungkinkan konsulti memperoleh
wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah
pihak ketiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam
format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Konsultasi
dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti- konsulti
itu menghendakinya. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 6)
dijelaskan bahwa ”layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik”.
Dalam program bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam Marsudi, 2003:124)
menegaskan bahwa ’konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi
tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa (klien), tetapi secara
tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan oleh orang lain’.
Layanan konsultasi juga didefinisikan bantuan dari konselor ke klien dimana konselor
sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti, membahas tentang masalah pihak
ketiga. Pihak ketiga yang dibicarakan adalah orang yang merasa
dipertanggungjawabkan konsulti, misalnya anak, murid atau orangtuanya. Bantuan
yang diberikan untuk memandirikan konsulti sehingga ia mampu menghadapi pihak
ketiga yang dipermasalahkannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan penulis bahwa layanan
konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor sebagai konsultan kepada konsulti
dengan tujuan memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan konsulti dalam rangka membantu terselesaikannya masalah yang
7
dialami pihak ketiga (konseli yang bermasalah). Pada layanan konsultasi, dilakukan
melalui dua tahap yaitu tahap konsultasi yang dilakukan oleh konselor kepada
konsulti, dan tahap penanganan yang dilakukan oleh konsulti kepada konseli/pihak
ketiga. Maka petugas pada tahap konsultasi adalah konselor, sedangkan petugas pada
tahap penanganan adalah konsultisi.
C. Bimbingan Kelompok
8
b) Prayitno, (1995) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok yaitu suatu
kegiatan yang memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-
tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.
c) Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan
yang diselenggarakan oleh tenaga profesional bimbingan dan konseling
terhadap suatu kelompok tertentu untuk mengembangkan kemampuan anggota
kelompok ke arah kemandirian dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
D. Konseling Kelompok
Definisi dari konseling kelompok dari para pakar bimbingan dan konseling
sangat beragam dalam rentangan ruang dan waktu tertentu, beberapa definisi
representatif untuk menjelaskan definisi yang tegas tentang konseling kelompok
tersebut, diantaranya.
9
dalam kelompok. Suasana seperti itu terjadi karena terjalinnya hubungan yang
akrab, hangat, terbuka, saling percaya, dan menghargai di antara anggota
kelompok sehingga menimbulkan perubahan yang positif dalam diri masing-
masing anggota kelompok.
b) Fungsi penyembuhan (therapeutik) yaitu terbebasnya setiap anggota kelompok
dari rasa takut untuk dikecam atau dikritik oleh orang lain (anggota kelompok
lain dan pemimpin kelompok) sehingga ia bebas menyatakan ide-ide dan
kecemasan-kecemasan, kekecewaan-kekecewaan, melakukan katarsis,
menjelajahi diri sendiri secara psikologis dan mengekspresikan
kebahagiannya. Fungsi terapeutik ini terjadi karena terpenuhinya kebutuhan
psikologis masing-masing anggota seperti kebutuhan untuk merasa dimiliki,
dihargai, dibanggakan, dihormati, dan dipahami dalam suasana kelompok
yang saling menghargai, berbagi, menghormati, empati dan dialog yang
hangat serta ramah.
c) Konseling kelompok membahas masalah pribadi yang dikemukakan oleh
anggota kelompok. Oleh karena itu konseling kelompok memungkin anggota
kelompok untuk memahami dirinya sendiri seluas-luas dan sedalam-dalamnya,
menganalisis dirinya, dan menerima dirinya sendiri, dan mengambil keputusan
dalam memecahkan masalah dalam dirinya sehingga dapat menerima dirinya
secara positif.
10
E. Pengajaran Remedial
11
F. Bimbingan Klasikal
Menurut Crow & Crow bimbingan merupakan suatu pertolongan yang diberi
oleh seorang pria atau wanita yang dinilai mempunyai karakter yang sesuai dan
berpegalaman dengan baik kepada seseorang atau kelompok pada masing masing
umur untuk memberikan bantuan dalam mengelola kehidupannya pribadinya,
mengenali kepribadian dirinya sendiri, memberikan suatu keputusan, dan
bertanggung jawab atas bebannya dirinya sendiri. Bimbingan klasikal
menurut Makhrifah dan Wiryo Nuryono yakni sebuah kegiatan layanan bimbingan
dan konseling yang dilaksanakan kepada peserta didik secara berkelompok di dalam
kelas oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor.
Gelther dan Clark berpendapat bahwa bimbingan klasikal (classroom
guidance) adalah suatu komponen yang dinilai utama untuk diberikan pada kurikulum
bimbingan yaitu kurang lebih 25% hingga 35%. Layanan bimbingan klasikal dinilai
paling berhasil untuk mengetahui peserta didik yang memerlukan bantuan. Selain itu
bimbingan klasikal dianggap sebagai langkah yang paling tepat untuk guru bimbingan
dan konseling atau konselor dalam menyampaikan informasi untuk peserta didik
mengenai program yang terdapat di sekolah, misalnya program pendidikan lanjutan
dan keterampilan belajar.
12
Beberapa pengertian menurut tokoh peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwasannya bimbingan klasikal yaitu sebuah layanan yang ditujukan untuk siswa
atau konseli yang berbentuk kelompok yang dipraktekkan di dalam kelas. Layanan
bimbingan klasikal biasanya bersifat informatif. Bimbingan kalsikal juga bersifat
pengembangan, pencegahan dan pemeliharaan seperti pengembangan pribadi peserta
didik yang tidak bersifat sangat pribadi. Kegiatan bimbingan klasikal dapat
dilaksanakan dengan diskusi kelompok, Tanya jawab, dan praktik secara langsung
atau tatap muka Pelaksanaan bimbingan klasikal diharapkan bisa memberikan
pertolongan kepada siswa ikut berperan aktif serta kreatif dalam menjalankan layanan
yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap bentuk layanan tersebut memiliki peran dan tujuan yang berbeda dalam
membantu individu atau kelompok dalam menghadapi masalah dan mencapai potensi
maksimal mereka.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Lembar Penilaian Diskusi Kelompok
Nama Kemampuan Kemampua sika Wawasan Kemempuan Kelancara Tampila Skor
Mahasisw menyampaika n p (keluwesan menggunaka n n yang
a n pendapat memberika menjabarka n Bahasa berbicara presentas diperole
(berkaitan n n materi) yang baik i h
dengan argumentas
makalah yang i (respon
dibuat) terhadap
pertanyaan
teman)
16