Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING PAI


“konsep dasar bimbingan dan konseling”
Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Edi Kurnanto, M.Pd
Abdul Aziz, S.Pd.,M.A.

Kelompok 1:
Rusdiantari 12001320
Mutiara 12001261
Abdul Majid 12001305
Muhamad Rubai 12001245

KELAS 6B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,

Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah BK PAI

dengan judul konsep dasar bimbingan dan konseling tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan

berbagaipihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam

merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat

kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh Karena itu, kami mohon

maaf, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran

sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami diwaktu mendatang.

Penyusun

Pontianak 25 februari 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ...........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................1

C. TUJUAN MASALAH ............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................2

A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling ..................................................................................2

B. Prinsip Bimbingan Dan Konseling .........................................................................................4

C. Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling ....................................................................................6

D. Fungsi Bimbingan Dan Konseling ........................................................................................8

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 11

Kesimpulan ................................................................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK
dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya
tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling yaitu: Terwujudnya
kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan
dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu
berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan
Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,
sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling tidak
bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan konseling menguraikan tentang
pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan
main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?
2. Apa prinsip-prinsip Bimbingan Dan Konseling?
3. Apa asas-Asas Bimbingan Dan Konseling?
4. Apa Fungsi Bimbingan Dan Konseling?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui Apa prinsip-prinsip Bimbingan Dan Konseling
3. Untuk mengetahui Apa asas-Asas Bimbingan Dan Konseling
4. Untuk mengetahui Fungsi Bimbingan Dan Konseling

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan
Secara etimologi bimbingan merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris,
yakni “guidance”. Secara harfiah istilah “guidance” dari akar kata “guide” berarti: 1.
Mengarahkan (to direct), 2. Memandu (to pilot), 3. Mengelola (to manage), 4. Menyetir
(to steer). Yang mempunyai arti “menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun
membantu” sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan
sebagai suatu bantuan atau tuntutan.
Dan secara terminologi, Menurut J. Jones dalam Dewa Ketut Sukardi Bimbingan
adalah pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan
penyesuaian dan pemecahan masalah.1 Dan Menurut Dr. Rachman Natawidjaja
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan
dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, serta kehidupan umumnya.
Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu
individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
Bimbingan itu dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, baik secara
individual maupun secara kelompok tanpa memandang keadaan umur. Bimbingan
hendaknya merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya
sendiri (bakat, minat, kecakapan, dan kemampuannya) sehingga ia sanggup memecahkan
sendiri masalah-masalah yang dihadapinya. Bimbingan itu bukanlah pemberian
arah/tujuan yang telah ditentukan oleh si pembimbing, bukan suatu paksaan pandangan
kepada seseorang, bukan pula suatu pengambilan keputusan yang diperuntukkan bagi
seseorang. Akan tetapi, pembimbing membantu menetapkan suatu pilihan, tetapi tidak

1
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal
64

2
berarti bahwa pembimbing itu sendiri yang memilih, yang dibimbinglah yang harus
menetapkan dan menentukan sikapnya.
Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara
ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta
didik) agar ia dapat berkembang secara optimal.
2. Pengertian Konseling
Konseling adalah suatu proses yang berorientasikan belajar, yang dilaksanakan
dalam suatu lingkungan sosial, antara dua orang individu yang disebut konselor dan
klien, dimana seorang konselor harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang
keterampilan dan pengetahuan psikologis. Konselor berusaha membantu klien sehingga
ia dapat memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.
Adapun pengertian konseling dari segi terminology, menurut James F. Adams
dalam M.Arifin, konseling adalah: “suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu
dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee), supaya ia dapat lebih
baik memhami dirinya dalam hubungan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada
waktu itu dan yang akan datang.2
Bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah konseling. Hal ini disebabkan
karena bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang integral (utuh atau
melengkapi). Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan
diantara beberapa teknik lainnya. Bimbingan itu lebih luas dan konseling merupakan alat
yang paling penting dari usaha pelayanan bimbingan.
Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang dimana akan teratasinya masalah yang
dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana
yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa
depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

2
M.Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan Luar Sekolah, (Jakarta:
Nulan Bintang,1976), hal.18

3
B. Prinsip Bimbingan Dan Konseling

Prinsip-prinsip di sini guna dijadikan pegangan di dalam proses bimbingan dan


penyluhan. Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau landasan
layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan
yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
Menurut Prayitno dan Erman Anti (1994: 220) “rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses
penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan”.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip, yaitu:
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan:
a) Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b) Bimbingan dan Konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik
dan dinamis
c) Bimbingan dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap danberbagai aspek
perkembangan individu
d) Bimbingan dan Konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual
yang akan menjadi orientasi pokok pelayanan.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu:
a) Bimbingan dan Konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam
kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan
terhadap kondisi metal dan fisik individu;
b) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada
individu yang kesemuanya menjadi perhtian uatama pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Prinsip-prinsip Berkenaan Dengan Program Layanan:
a) Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan individu, oleh karea itu program bimbingan dan konseling harus
diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta
didik;

4
b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan
individu, masyarakat, dan kondisi lembaga;
c) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang terendah
sampai tertinggi. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu
diadakan penilaian yang teratur dan terarah.

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:


a) Bimbingan dan Konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya
b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan
oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kamauan atau
desakan dari pembimbing atau pihak lain;
c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi;
d) Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua amat menentukan
hasul pelayanan bimbingan;
e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang
terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dankonseling itu sendiri.
Menurut elfi mu’awanah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Agar dapat
melaksanakan pelayanan bimbingan dengan sebaik-baiknya, yaitu Prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Hendaknya dalam memberikan layanan bimbingan individu (siswa) dianggap sebagai
individu yang berkemampuan, termasuk kemampuan untuk memecahkan masalahnya.
2. Siswa adalah individu yang berharga, sehingga tetap dihormati, mereka (siswa) tidak
boleh diremehkan, direndahkan martabatnya, baik oleh sikap perbuatan, maupun kata-
kata konselor. Konselor hendaknya menunjukkan sikap hormat kepada klien,
menunjukkan perhatian agar klien tumbuh rasa percata terhadap konselor. Perasaan pada
proses bimbingan sangat diperlukan sekali. Dengan rasa percaya terhadap
mengemukakan masalahnya yang sedangdihadapi tidak menaruh perasaan ragu-ragu,
curiga, takut, dan sebagainya.

5
3. Siswa sebagai individu yang merupakan kebulatan. Tingkah lakunya diwarnai oleh
keadaan fisik, psikis serta sosial dan latar belakang lainnya, demikian pula kelainan
tingkah lakunya, sehingga dapat memberikan bimbingan dengan sebaik-baiknya.
4. Siswa adalah merupakan makhluk unik, artinya siswa satu dengan yang lain terdapat
perbedaan-perbedaan. Sehingga dengan demikian perlu sekali dipahami sifat-sifat masing
masing siswa.
5. Keberhasilan layanan bimbingan di sekolah amat diperlukan oleh kesediaan serta
kesadaran siswa itu sendiri. Tanpa ada kesadaran tersebut layanan bimbingan tidak akan
berjalan. Oleh karena itu usaha-usaha paling awal dilakukan oleh seorang pembimbing di
sekolah adalah menanamkan kesadaran akan pentingnya bimbingan bagi dirinya baru
setelah itu diberi layanan bimbingan.
Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli di atas, dapat didimpulkan bahwa prinsip-
prinsip bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: 1) Diperuntukan bagi semua dan
tidak diskriminatif; 2) Bimbingan bersifat individualisasi; 3) Bimbingan menekankan hal
yang positif; 4) Merupakan tanggung jawab bersama antara kepala satuan pendidikan,
konselor atau guru bimbingan dan konseling, dan pendidik lainnya dalam satuan pendidikan;
5) Berlangsung dalam berbagai latar kehidupan; 6) Mendorong konseli untuk mengambil dan
merealisasikan keputusan secara bertanggungjawab.

C. Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling


Penyelenggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling selain dimuati oleh
fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan juga dituntut untuk memenuhi sejumlah
asas bimbingan. Pemenuhan atas asas-asas itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih
menjamin keberhasilan layanan/ kegiatan.
1. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya
segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran
layanan, yaitu dataatau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang
lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu, sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya
kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalani layanan kegiatan

6
yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini, guru pembimbing berkewajiban membina
dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu
3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta
didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi dirinya. Dalam hal
ini, guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik.
Keterbuakaan ini amat terkait pada diri peserta didik yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu
harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura
4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki peserta didik
yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
layanan/kegiatn bimbingan. Dalam halini, guru pembimbing perlu mendorong peserta
didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang
diperuntukkan baginya;
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan
umum bimbingan dan konseling yaitu; peserta didik sebagai sasaran layanan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya mampumengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri;
6. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki objek sasaran
layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik dalam kondisinya
sekarang. Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisimasa lampaupun,
dilihat dampak dan atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat
diperbuat sekarang
7. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan yang sama hendaknya selalau bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhandan tahap-
tahap perkembangan dari waktu kewaktu
8. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
layanan bimbingan dan konseling baik yang dilakukan oleh guru pembimbing

7
maupunpihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadukan untuk itu, kerja sama
antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan
9. Asas kenormatifan,yaitu asas bimbingan dan konseling yangmenghendaki segenap
layanan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangandengan
nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku
10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan
bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional
11. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli) mengalih tangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli
12. Asas Tut Wuri Handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan
rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepadapeserta didik
untuk maju.

D. Fungsi Bimbingan Dan Konseling

Adapun fungsi bimbingan dan konseling ialah:


1. Pencegahan (preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan arti merupakan usaha pencegahan
terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan
berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat
menghambat perkembangannya.
2. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
keperluan pengembangan siswa.
3. Fungsi perbaikan

8
Walau pun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan,namun mungkin saja
siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Fungsi bimbingan dan konseling
yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami siswa.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat
membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya
secara mantap,terarah dan berkelanjutan.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana yang
terkandung di dalam masing-masing fungsi tersebut.Setiap layanan dan kegiatan
bimbingan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada suatu
atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil yang hendak dicapainya jelas dapat
diindentifikasi dan dievaluasi.
a. Layanan Orientasi
Layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau
seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
b. Layanan Informasi
Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan
pemahaman kepada individu – individu yang berkepentingan tentang berbagai hal
yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk
menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak
sedikit individu yang bakat, kemampuan minat dan hobinya tidak tersalurkan
dengan baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan secara
optimal.Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang dewasa, terutama
konseling, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
d. Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan disekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan yang

9
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak
mendapat layanan bimbingan yang tidak memadai.
e. Layanan Konseling Perorangan
Pada bagian yang terdahulu konseling telah banyak disebut. Pada bagian ini
konseling dimaksudkan dalam pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap
muka dalam antara konselor dan klien. Dalam hubungan itu masalah klien
dicermati dan diupayakan pengetesannya, sedapat- dapatnya dengan kekuatan
klien sendiri. Dalam kaitan itu, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang
paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengetasan masalah klien.
f. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Apabila konseling perorangan menunjukan layanan kepada individu atau klien
orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan
layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan
kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui


wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang dimana akan teratasinya
masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan
sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya
sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip, yaitu:
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan:
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu:
3. Prinsip-prinsip Berkenaan Dengan Program Layanan:
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
Asas –asas bimbingan konseling, yaitu: 1) Asas kerahasiaan, 2) Asas kesukarelaan 3)
Asas keterbukaan 4) Asas kegiatan 5) Asas kemandirian, 6) Asas kekinian, 7) Asas
kedinamisan, 8) Asas keterpaduan, 9) Asas kenormatifan, 10) Asas keahlian, 11) Asas alih
tangan, 12) Asas Tut Wuri Handayani
Fungsi bimbingan dan konseling, meliputi : 1) Pencegahan (preventif) 2) Fungsi
pemahaman, 3)Fungsi perbaikan , 4)Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

11
DAFTAR PUSTAKA

Arsini, Y. (2017). konsep dasar pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah. 32.

astuti, N. w. (t.thn.). analisis pemahaman bimbingan konseling pada peserta didik kelas VII

SMP negeri 3 pontianak.

aufadila. (2011). asas-asas bimbingan konseling.

azizah, n. n. (2016). prinsip-prinsip bimbingan dan konseling .

Kamaludin. (2011). bimbingan dan konseling.

kholisoh, d. (2019). pengertian, tujuan, fungsi dan asas-asas bimbingan konseling anak usia

dini .

Telambauna, K. (2016). konsep dasar layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar .

12

Anda mungkin juga menyukai