Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

DASAR DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

“ Kedudukan BK Dalam Pendidikan”

DI SUSUN OLEH:

KEVIN GIANATA 2310207055

HABIL ALEXA 2310207034

ABROR REZUL KHAIDI 2310207001

Dosen

Bukhari Ahmad M.Pd

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI


2023/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kamindapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya .Dan tak lupa solawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya hingga
sampai pada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling,
yang membahas tentang “DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING”. Kami menyadari bahwa
masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, segala
tegur sapa, kritik, koreksi dan saran yang diberikan akan sangat membantu kami dalam menyusun
makalah Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis khususnya, Aamiin. egala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1

1.3 Tujuan ..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling ..........................................................2

2.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling ................................................................4

2.3 Landasan Bimbingan dan Konseling ............................................................5

2.4 Asas Bmbingan dan Konseling ......................................................................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong menolong antara
individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka sendiri. Di dalam pendidikan
bimbingan dan konseling mewakili hasrat masyarakat untuk membantu individu, sumbangan
bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional dan
social yang diperlukan untuk membuat pilihan secara berpengetahuam bagi pelajar.

Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak diharapkan bertindak sebagai
hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan guru, pengurus sekolah dan orang tua dalam tugasnya
di sekolah. Konselor tidak bertanggung jawab seperti guru untuk memastikan bahwa pelajar
mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor mampu untuk mengadakan hubungan
yang harmonis sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan pelajar.

Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai pengalaman diri,
peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan menolong mereka mengenal,
membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan sendiri, dan bersumber dari diri mereka
dan bertujuan untuk mempercepat perkembangan diri pelajar. Seorang konselor dalam pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu praktiknya harus
mengikuti asas-asas, dan landasan-landasan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan Definisi dari Bimbingan Dan Konseling?


2. Tujuan bimbingan dan konseling?
3. Jelaskan landasan-landasan bimbingan dan konseling dalam pelayanan secara professional?
4. Jelaskan asas-asas yang berkenaan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan dan konseling.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi bimbingan dan konseling.


2. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui landasan-landasan bimbingan dan konseling.
4. Untuk mengetahui asas-asas yang berkenaan bimbingan dan konseling.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata “conseling”). Dalam praktik,
bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya
merupakan bagian yang integral. Untuk pemahaman yang yang lebih jelas, dalam uraian berikut
pengertian bimbingan dan konseling diuraikan secara terpisah.

 Makna Bimbingan

Seperti disebut diatas bahwa, “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance” dari kata
dasar “guide” yang berarti menunjukkan jalan (showing the way), memimpin (leading),
memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating), mrngarahkan (governing), dan
memberi nasihat (giving advice) (Winkel, 1991).

Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan dan tuntunan. Ada juga yang
menerjemahkan dengan arti pertolongan. Jadi secara etimologis, bimbingan dan konseling berarti
bantuan dan tuntunan atau pertolongan, tetapi tidak semua bantuan, tuntunan atau pertolongan
berarti konteksnya bimbingan.

Makna bimbingan bisa diketahui melalui akronim kata bimbingan sebagai berikut:

B (bantuan)

I (individu)

M (mandiri) atau kemandirian

B (bahan)

I (interaksi)

N (nasihat)

G (gagasan)

A (asuhan)

N (norma)

iv
Jadi bimbingan bisa berarti bantuan yang diberikan pembimbing kepada individu agar individu
yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi
dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.

 Makna Konseling

Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “conseling” didalam kamus artinya dikaitkan dengan
“counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nashiat (to obtain consel), anjuran (to give counsel) dan
pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berarti
pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

(Mortensen, 1994) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antar pribadi
dimnana orang yang satu yang membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan
kecakapan menemukan masalahnya.

Makna konseling juga dapat dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut;

K (kontak)

O (orang)

N (menangani)

S (masalah)

E (expert atau ahli)

L (laras)

I (integrasi)

N (norma)

G (guna)

Jadi konseling bisa berarti kontak hubungan umbal balik antara dua orang (konselor dan klien)
untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan
integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.

Berdasarkan makna bimbingan dan koseling diatas, dapat dirumuskan makna bimbingn dan
konseling sebagai berikut:

v
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan
timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian
bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa)
melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap
masalah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri
sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalan yang dihadapinya.

2.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu tujuan bimbingan dan
konseling adalah dalam rangka: pertama. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu
yang dibimbing atau dikonseling. Kedua, membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental
klien. Ketiga, membantu mengembangkan perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan
lingkungannya. Keempat, membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya
secara mandiri.[4]

Adapun tujuan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan terhadap diri sendiri dan penerimaan terhadap diri sendiri.


2. Penyesuaian diri terhadap lingkungan (sekolah, rumah, masyarakat).
3. Pengembangan potensi semaksimal mungkin.
4. Pemecahan masalah dengan baik dan realistis.[5]
5. Hamdan Bakran Adz Dzaky, (2004), merinci tujuan bimbingan dan konseling dalam Islam
sebagai berikut: pertama, untuk mnghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainnah), bersikap
lapang (radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufiq dan hidayah-Nya (mardhiyah).

Kedua, untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku yang dapat
memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan kerja maupun
lingkungan sosial dan sekitarnya.

Ketiga, untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan
berkembang rasa toleransi (tasammukh), kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang.

Keempat, untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, ketulusan memenuhi segala perintah-Nya
serta ketabahan menerima ujian-Nya.

Kelima, untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat
melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat dengan baik
menaggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat membeikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.

vi
2.3 Landasan Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999): Landasan Bimbingan dan konseling ada 6, yaitu:

1. Landasan Filosofis

Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana.
Untuk itu diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal yang menyangkut pelayanan
bimbingan dan konseling. Pemikiran filosofis menjadi alat bermanfaat bagi pelayanan bimbingan
dan konseling secara umum dan bagi konselor secara khusus, yaitu membantu konselor dalam
memahami situasi konseling dan dapat membuat keputusan yang tepat.

2. Landasan Religius

Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan pada tiga hal
pokok, yaitu:

1. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Allh SWT.
2. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
3. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan
perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang
sesuai dan mneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah individu.

3. Landasan Psikologis

Psikologi merupakan tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling
adalah memberikan kepahaman tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini
sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah perilaku klien, yaitu perilaku
klien yang perlu di ubah atau dikembangkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

4. Landasan sosial-budaya

Merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu.
Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup.
Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan
dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Masing-masing suku dan berbangsa
memiliki sosial budaya yang berbeda. Perbedaan itu bisa subyektivitas budaya sehingga akan
berpengaruh pula pada upaya pemberian bantuan (bimbingan konseling).

5. Landasan Ilmiah dan Teknologi

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar
keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan
konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti:

vii
pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang
dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

6. Landasan Pedagogis

Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan. Artinya ketika seseorang sedang melakukan
praktek bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik; Landasan pedagogis dalam layanan
bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu:

(a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk
kegiatan pendidikan;

(b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling;

(c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

2.4 Asas Bimbingan dan Konseling

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, ada asas-asas yang dalam
melakukannya, yaitu ketentuan yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan itu. Asas-asas
yang di maksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian,
kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian,alih tangan kasus dan tut wuri
handayani. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan secara terperinci masing-masing asas
tersebut sebagai berikut:

1. Asas kerahasiaan, konselor dituntut dan bertanggung jawab atas kerahasiaan data dan
keterangan klien yang menjadi sasaran layanan, data dan keterangan tidak boleh dan tidak
layak diketahui oleh pihak lain selain konselor dan klien.
2. Asas kesukarelaan, yaitu menghendaki adanya kesukarelaan klien untuk mengikuti,
menjalani layanan yang diperlukan baginya.
3. Asas keterbukaan, yaitu agar menghendaki klien untuk bersifat terbuka dan tidak berpura-
pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna untuk pengembangan
dirinya.
4. Asas kekinian, menghendaki agar klien bimbingan dan konseling untuk permasalahan klien
yang sekarang. Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi masa lalu dilihat
dampak dan kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
5. Asas kemandirian, yaitu menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni klien
diharapkan menjadi individu yang mandiri dengan ciri mengenal dan menerima diri sendiri
dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri
sendiri, konselor hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan
konseling yang di selenggarakannya bagi perkembangan kemandirian peserta didik.[10]
6. Asas kegiatan, yaitu menghendaki agar klien berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.

viii
7. Asas kedinamisan, usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan
ini tidaklah sekedar mengulang hal yang sama, yang bersifat monoton, melainkan
perubahan yang selalu menuju ke sesuatu pembaharuan, sesuatu yang lebih maju, dinamis
sesuai dengan arah perkembangan klien yang dikehendaki.
8. Asas keterpaduan, pelayanan usaha bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai
aspek kepribadian klien, disamping keterpaduan pada diri klien, juga harus diperhatikan
keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan.Untuk terselenggaranya asas
keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan
aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat dipergunakan untuk
menangani masalah klien, dan semuanya dipadukan dalam keadaan serasi dan saling
menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling
9. Asas kenormatifan, yaitu usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum
Negara, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Kenormatifan ini diterapkan terhadap
isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
10.Asas keahlian, usaha bimbingan dan konseling perlu di lakukan asas ke ahlian secara teratur
dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik, alat yang memadai. Untuk itu para
konselor perlu mendapat latihan secukupnya baik teori dan praktik, sehingga akan dicapai
keberhasilan usaha pemberian layanan yang terbaik.
11.Asas alih tangan, dalam pemberiaan layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan jika
konselor sudah mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien, namun klien
belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim klien
tersebut kepada petugas, badan atau lembaga yang lebih ahli.
12.Asas tutwuri handayani, asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta
dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Asas ini menuntut agar
pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami
masalah dan menghadap konselor saja, namun diluar hubungan proses bantuan bimbingan
dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya pelayanan bimbingan dan
konseling itu.

ix
BAB III

PENUTUP

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk mencapai tujuan
yang dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang untuk
menangani masalah klien, yang di dukung dengan keahlian dalam suasana yang laras dan integrasi,
berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Bimbingan dan
konseling adalah dua komponen yang tak terpisahkan dan saling membutuhkan dan saling berperan
didalam proses bimbingan dan konseling

x
Daftar Pustaka

http://Sfdzbd.blogspot.com/2013/03/pengertianprinsipasalandasanfungsi-dan.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-konseling

http://Fahmimuh13.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-tujuan-asas-asas-bimbingan_17.html

http://Fahmimuh13.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-tujuan-asas-asas-bimbingan_17.html

http://Fahmimuh13.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-tujuan-asas-asas-bimbingan_17.html

xi

Anda mungkin juga menyukai