Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING


“PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING”

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Perkulihan


Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling.
Dosen Pengampu: Dr. Hj. St. Marwiyah, M. Ag.

DISUSUN OLEH:
1. M. CHOIRUDDIN ALI SYAHPUTRA (2002010033)
2. ZULQAEDA (2002010053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM III B


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul “PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING”. Salawat dan
salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan dari Dosen Bimbingan dan Konseling dan saran dari teman-
teman maka disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat
berguna bagi kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Bimbingan dan
Konseling dan semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah
keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan
tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling, Ibu, Dr. Hj. St.
Marwiyah, M. Ag.
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran
yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Palopo, 19 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2


A. Pengertian Bimbingan dan Konseling......................................... 2
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling .............................................. 4
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling ............................................... 5
D. Relevansi Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling dengan
Islam ....................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 14


A. Kesimpulan ................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong
menolong antara individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri
mereka sendiri. Di dalam pendidikan bimbingan dan konseling mewakili hasrat
masyarakat untuk membantu individu, sumbangan bimbingan dan konseling
menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional dan social
yang diperlukan untuk membuat pilihan secara berpengetahuam bagi pelajar.
Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak
diharapkan bertindak sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan
guru, pengurus sekolah dan orang tua dalam tugasnya di sekolah. Konselor
tidak bertanggung jawab seperti guru untuk memastikan bahwa pelajar
mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor mampu untuk
mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai pertumbuhan dan
perkembangan pelajar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Bimbingan dan Konseling?
2. Apa tujuan Bimbingan dan Konseling?
3. Apa fungsi Bimbingan dan Konseling?
4. Bagaimana relevansi tujuan dan fungsi Bimbingan dan konseling dengan
Islam?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa dapat memahami definisi Bimbingan dan Konseling.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan Bimbingan dan Konseling.
3. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi Bimbingan dan Konseling.
4. Mahasiswa dapat memahami relevansi tujuan dan fungsi Bimbingan dan
konseling dalam Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu
“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari
kata “conseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu
kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang
integral. Untuk pemahaman yang yang lebih jelas, dalam uraian berikut
pengertian bimbingan dan konseling diuraikan secara terpisah.
1. Makna Bimbingan
Seperti disebut diatas bahwa, “bimbingan” merupakan terjemahan
dari kata “guidance” dari kata dasar “guide” yang berarti menunjukkan
jalan (showing the way), memimpin (leading), memberikan petunjuk
(giving instruction), mengatur (regulating), mrngarahkan (governing), dan
memberi nasihat (giving advice) (Winkel, 1991).
Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan dan
tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan dengan arti pertolongan. Jadi
secara etimologis, bimbingan dan konseling berarti bantuan dan tuntunan
atau pertolongan, tetapi tidak semua bantuan, tuntunan atau pertolongan
berarti konteksnya bimbingan.
Makna bimbingan bisa diketahui melalui akronim kata bimbingan
sebagai berikut:
B (Bantuan)
I (Individu)
M (Mandiri atau Kemandirian)
B (Bahan)
I (Interaksi)
N (Nasihat)
G (Gagasan)
A (Asuhan)
N (Norma)

2
Jadi bimbingan bisa berarti bantuan yang diberikan pembimbing
kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi dan pemberian
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma
yang berlaku.
2. Makna Konseling
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “conseling” didalam
kamus artinya dikaitkan dengan “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu
nashiat (to obtain consel), anjuran (to give counsel) dan pembicaraan (to
take counsel). Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berarti
pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
(Mortensen, 1994) menyatakan bahwa konseling merupakan proses
hubungan antar pribadi dimnana orang yang satu yang membantu yang
lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan
masalahnya.
Makna konseling juga dapat dimaknai dari akronim kata konseling
sebagai berikut;
K (Kontak)
O (Orang)
N (Menangani)
S (Masalah)
E (Expert atau Ahli)
L (Laras)
I (Integrasi)
N (Norma)
G (Guna)
Jadi konseling bisa berarti kontak hubungan umbal balik antara dua
orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung
oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan
norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.
Berdasarkan makna bimbingan dan koseling diatas, dapat
dirumuskan makna bimbingn dan konseling sebagai berikut:

3
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu
(konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari
pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap
muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap
masalah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri, mampu
menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu
memecahkan sendiri masalan yang dihadapinya.
B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelayanan bimbingan mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani
mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan
tidak sekedar membebek pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan
berani menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya.
Menurut Thompson dan Rudolph (1983), bimbingan dan konseling
bertujuan agar klien mengikuti kemauan-kemauan saran konselor, mengadakan
perubahan tingkah laku secara positif, melakukan pemecahan masalah,
melakukan pengambilan keputusan, pengembangan kesadaran, dan
pengembangan pribadi, mengembangkan penerimaan diri, memberikan
pengukuhan.
Menurut Colleman, dalam Thomson dan Rudolph (1983), bimbingan dan
konseling bertujuan memberikan dukungan, memberikan wawasan,
pandangan, pemahaman, keterampilan dan alternatif baru dan mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan prediposisi yang dimiliknya (seperti kemampuan dasar dan bakat-
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga ,

4
pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya.
Dalam kaitan ini, bimbingan dan konseling membantu individu untuk
menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai
wawasan, pandangan, interpetasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang
tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Adapun tujuan khusus
bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang
dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu
yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.
Bimbingan dan konseling berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu tujuan
bimbingan dan konseling adalah dalam rangka: membantu mengembangkan
kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau dikonseling, membantu
mengembangkan kualitas kesehatan mental klien, membantu mengembangkan
perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya,
membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara
mandiri.
C. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Menurut Tohrin (2007:39-50), pelayanan bimbingan dan konseling
khususnya di sekolah dan madrasah memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi
pencegahan, pemahaman, pengentasan, pemeliharaan, penyaluran,
penyesuaian, dan pengembangan.
1. Fungsi Pencegahan
Pelayanan timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka
terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan
berkenaan dengan fungsi ini yang bertujuan untuk mencegah terhadap
timbulnya masalah adalah:
a. Layanan Orientasi
Program ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal
lingkungan sekolahnya yang baru secara lebih baik, sehingga mereka
terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar

5
mengajar (selama menjadi siswa di sekolah dan madrasah yang
bersangkutan.
Melalui program ini disampaikan berbagai hal kepada siswa seperti
informasi tentang kurikulum, cara-cara belajar, fasilitas belajar,
hubungan sosial, tata tertib atau peraturan sekolah dan madrasah, sarana
pendidikan, dan lain sebagainya.
b. Layanan Pengumpulan Data
Melalui program ini akan diperoleh data yang lebih lengkap dan
akurat tentang siswa, sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang siswa. Melalui data-data yang dikumpulkan, bisa
diperoleh secara lebih awal tentang siswa sehingga bisa menjadi siswa
sehingga bisa menjadi antisipasi terhadap munculnya berbagai
persoalan pada siswa.
c. Layanan Kegiatan Kelompok
Melalui program ini diharapkan siswa memperoleh pemahaman diri
secara lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang dapat diwujudkan berkenaan
dengan fungsi ini antara lain: diskusi kelompok, bermain peran,
dinamika kelompok dan kegiatan-kegiatan lainnya.
d. layanan bimbingan karir
Melalui program ini siswa diharapkan memperoleh pemahaman diri
dan lingkungan secara lebih baik dan mengembangkannya ke arah
pencapaian karir yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita, dan
kemampuan.
2. Fungsi Pemahaman
Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka
memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta
pemahamannya.
a. Pemahaman tentang klien
Pemahaman tentang diri klien harus secara komprehensif yang
berkenaan dengan latar belakang pribadi, kekuatan, dan kelemahannya,
serta kondisi lingkungan. Pemahaman tentang klien secara

6
komprehensif yang mencakup aspek-aspek diatas, apabila dijabarkan
meliputi:
1) Identitas individu klien yang mencakup: nama, jenis kelamin,
tempat dan tanggal lahir, agama, orang tua, status dalam keluarga,
tempat tinggal
2) Latar belakang pendidikan
3) Status sosial ekonomi orang tua
4) Kemampuan yang mencakup intelegensi, bakat, minat, dan hobi
5) Kesehatan
6) Kecenderungan sikap dan kebiasaan
7) Cita-cita pendidikan dan pekerjaan
8) Keadaan lingkungan tempat tinggal
9) Kedudukan dan prestasi yang pernah dicapai
10) Kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan
11) Jurusan atau program studi yang diikuti
12) Mata pelajaran yang diambil
13) Nilai atau prestasi menonjol yang pernah dicapai
14) Kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti
15) Sikap dan kebiasaan belajar
16) Hubungan dengan teman sebaya dan lain-lain.

Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999), pemahaman terhadap


siswa di sekolah dan madrasah harus mendahului pengajaran dan
konseling.

b. Pemahaman tentang masalah klien


Pemahaman terhadap masalah klien menyangkut jenis masalahnya,
intensitasnya, sangkut pautnya dengan masalah lain, dan kemungkinan-
kemungkinan dampaknya apabila tidak segera dipecahkan.
c. Pemahaman tentang lingkungan
Lingkungan bisa dikonsepsikan segala sesuatu yang ada sekitar
individu yang secara langsung dapat mempengaruhi individu tersebut

7
seperti keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi dan sosio
emosional keluarga, keadaan hubungan antar tetangga, teman sebaya,
dan lain-lain sebagainya.
3. Fungsi Pengentasan
Apabila seorang siswa mengalami suatu permasalahan dan ia dapat
memecahkannya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau konselor, maka
yang diharapkan oleh siswa yang bersangkutan adalah teratasinya masalah
yang dihadapinya. Siswa yang mengalami masalah dianggap berada dalam
suatu kondisi atau keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu
diangkat atau dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut.
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara
perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang
diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan.
Dengan demikian penanganannya pun harus secara unik disesuaikan
terhadap kondisi masing-masing masalah itu. Untuk itu konselor perlu
memiliki ketersediaan bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai
masalah yang beraneka ragam.
a. Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis
Pada umumnya diagnosis dikenal sebagai istilah medis yang berarti
proses penentuan jenis penyakit dengan meneliti gejala-gejalanya.
Sejak tahun empat puluhan, Bordin memiliki konsep diagnostik yang
mirip dengan pengertian medis itu dalam pelayanan bimbingan dan
konseling (dalam Hansen, Stevic & Warner, 1997). Pengertian
diagnostik yang dipakai Bordin itu lebih lanjut dikenal sebagai
“diagnostik pengklasifikasian”. Dalam upaya diagnostik itu masalah-
masalah diklasifikasi, dilihat sebab-sebabnya, dan ditentukan cara
pengentasannya. Berikut adalah contoh diagnosis menurut Bordin.

8
Klasifikasi Masalah, Sebabnya, dan Cara Pengentasannya

Klasifikasi Masalah Sebab Cara Pengentasannya

Klien belum belajar Konselor membantu klien


untuk bertanggung agar merasa sanggup
jawab dalam menghadapi masalah dalam
pemecahan diri hidupnya sehari-hari dan
Sikap tergantung sendiri memperoleh pengalaman
langsung untuk
memungkinkannya tidak
lagi tergantung pada orang
lain
Pengalaman yang Konselor memberikan
dimiliki klien selama informasi yang diperlukan
ini tidak memadai klien atau langsung
Kekurangan informasi
lagi untuk mengatasi membawa klien ke sumber
permasalahan yang informasi yang maksud.
dihadapinya
Dua atau lebih Konselor membantu klien
perasaan dan untuk mengenali dan
keinginan yang menerima perasaan-
Terjadi konflik dalam
berlainan arah perasaan dan keinginan-
diri sendiri
mendorong konflik keinginannya yang
dalam diri klien berlainan arah itu sehingga
konflik itu dapat diatasi
Klien tidak mampu Konselor membantu klien
menghadap dan menyadari dan menerima
Kecemasan dalam menerima suasana masalah yang dihadapinya
memilih berat (dalam itu dan selanjutnya
memilih) yang tak membuat suatu keputusan.
terelakkan
Klien membutuhkan Konselor memberikan
dukungan terhadap dorongan dan dukungan
keputusan yang telah kepada klien.
Tidak ada masalah *) diambilnya, atau
ingin mengecek
apakah ia bertindak
di jalur yang benar
*) kadang-kadang klien yang datang kepada konselor tanpa masalah
yang memberatkan dirinya. Ia hanya ingin memperoleh “kawan yang
dipercaya” dalam menindak lanjuti apa yang menjadi keputusannya.
Klien seperti ini digolongkan “tidak ada masalah”

9
Model diagnosis Bordin itu tampak cukup menarik. Sejalan dengan
diagnosis medis: ada masalah, dianalisis dan diklasifikasi, ditetapkan
sebab-sebabnya, dan diberikan “resep” pengentasannya. Tampak
sederhana dan mudah. Model ini beredar cukup lama: pada akhir tahun
lima puluhan mulai dirasakan bahwa model seperti itu tidak tepat,
bahkan pada tahun enam puluhan dikecam sebagai cara diagnosis yang
tidak membuahkan hasil diagnosisi apa pun yang berupa sebab-sebab
timbulnya masalah yang mendorong ditetapkannya cara-cara
pengentasan tertentu (dalam Hansen, dkk., 1977). Disamping itu,
mengklasifikasikan masalah yang satu sering saling terkait satu sama
lain, dan dengan lebih penting lagi setiap masalah klien adalah unik.
Pengklasifikasian masalah cenderung menyamaratakan masalah klien
yang satu dengan klien lainnya.
Perkembangan lebih lanjut menggaris bawahi bahwa model
diagnosis yang diterima dalam bimbingan dan konseling adalah model
diagnosis pemahaman, yaitu mengupayakan pemahaman masalah
klien, yaitu pemahaman terhadap seluk beluk masalah klien, termasuk
didalamnya perkembangan dan sebab-sebab timbulnya masalah.
Sebagai rambu-rambu yang dapat dipergunakan untuk terselenggaranya
diagnosis pemahaman itu, di sini dicatatkan tiga dimensi diagnosisi
yaitu:
1) Diagnosis mental/psikologis
2) Diagnosis sosio-mental
3) Diagnosis instrumental
b. Pengentasan Masalah Berdasarkan Teori Konseling
Sejumlah ahli telah mengantarkan berbagai teori konseling, antara
lain teori ego-counseling yang didasarkan pada tahap perkembangan
psikososial menurut Erickson, pendekatan transactional analysis
dengan tokohnya Eric Berne, pendekatan konseling berdasarkan self-
theory denga tokohnya Carl Rogers, getselt counseling dengan
tokohnya Frita Perl, pendekatan konseling yang bersifat behavioristik

10
yang didasarkan pada pemikiran tentang tingkah laku oleh B.F.
Skinner, pendekatan rasional dalam konseling dalam bentuk Reality
Therapy dengan tokohnya William Glasser dan Rational Emotive
Therapy dengan tokohnya Albert Ellis (dalam Hansen, dkk., 1977); dan
Barmmer & Shartsom, 1982).
Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang
kepribadian individu, perkembangan tingkah laku individu yang
dianggap sebagai masalah, tujuan konseling, serta proses dan teknik-
teknik khusus konseling.
4. Fungsi Pemeliharaan
Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999), fungsi pemeliharaan
berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu
(siswa), baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil
perkembangan yang telah dicapai selama ini. Intelegensi yang tinggi, bakat
yang istimewa, minat yang menonjol untuk hal-hal yang positif dan
produktif, dan berbagai aspek positif lainnya termasuk akhlak yang baik
dari individu perlu dipertahankan dan dipelihara.
5. Fungsi Penyaluran
Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya
mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya
memberikan bantuan menyalurkan kearah kegiatan atau program yang
dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.
Bentuk kegiatan bimbingan dan konseling berkaitan dengan fungsi
ini adalah:
a. Pemilihan sekolah lanjutan
b. Memperoleh jurusan yang tepat
c. Penyusunan program belajar
d. Pengembangan bakat dan minat
e. Perencanaan karier
6. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian mempunyai dua arah.

11
a. Bantuan kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan sekolah atau madrasah. Sekolah dan madrasah memiliki
tata sosial budaya tersendiri dengan segala tuntutan dan norma-
normanya; untuk itu siswa harus mampu menyesuaikan dirinya. Untuk
dapat menyesuaikan dirinya secara baik, siswa harus memperoleh
bantuan yang terarah dan sistematis.
b. Bantuan dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai
dengan keadaan masing-masing siswa. Dalam arah kedua ini,
lingkungan yang disesuaikannya berbeda dalam aspek kepribadian,
kemampuan, bakat, minat, dan aspek-aspek lainnya. Supaya siswa
memperoleh kepuasan diri secara optimal perlu dikembangkan
program pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing
siswa. Dalam konteks ini, pelayanan bimbingan dan konseling
berfungsi membantu mengenali keadaan pribadi masing-masing siswa
dan selanjutnya membantu mengembangkan berbagai program
pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan pribadi masing-masing
siswa.
7. Fungsi Pengembangan
Siswa di sekolah atau madrasah merupakan individu yang sedang
dalam proses perkembangan. Mereka memiliki potensi tertentu untuk
dikembangkan. Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling
diberikan kepada para siswa untuk membantu para siswa dalam
mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah. Dengan kata
lain, pelayanan bimbingan dan konseling membantu para siswa agar
berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing.
D. RELEVANSI TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN
KONSELING DENGAN ISLAM
M. Hamdan Bakran Adz Dzaky (2004), merinci tujuan dan fungsi
bimbingan dan konseling dengan islam sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak, dan damai

12
(muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah) dan mendapatkan
pencerahan tauhid dan hidayah-Nya (mardhiyah)
2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau madrasah, lingkungan
kerja, maupun lingkungan sosial, dan alam sekitarnya.
3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi (tasamuh), kesetiakawanan,
tolong menolong, dan rasa kasih sayang.
4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya,
ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima
ujian-Nya.
5. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik
dan benar, dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup,
dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.

Dengan demikian tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling degan


islam merupakan tujuan dan fungsi yang ideal dalam rangka
mengembangkan kepribadian muslim yang sempurna atau optimal (kaffah
dan insan kamil).

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Bimbingan dan konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk
mencapai tujuan yang dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan
timbal balik antara dua orang untuk menangani masalah klien, yang di
dukung dengan keahlian dalam suasana yang laras dan integrasi,
berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi
klien. Bimbingan dan konseling adalah dua komponen yang tak
terpisahkan dan saling membutuhkan dan saling berperan didalam
proses bimbingan dan konseling.
2. Bimbingan dan konseling merupakan sebuah pelayanan yang
disediakan pada setiap lembaga pendidikan seperti sekolah. Bimbingan
dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang
dilakukan oleh para pembimbing (konselor) kepada individu (konseli)
melalui tatap muka, agar individu (konseli) tersebut dapat memiliki
kemampuan untuk menemukan masalah yang dimiliki serta mampu
memecahkan masalahnya sendiri.
3. Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan agar orang yang
dilayani mampu mengatur kehidupannya sendiri dan tidak sekedar
membebek pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, serta berani
menanggung sendiri akibat serta konsekuensi yang telah kami bahas
pada pembahasan di atas yaitu dengan adanya fungsi-fungsi pada
bimbingan dan konseling berupa fungsi pencegahan, pemeliharaan,
pengembangan, penyesuaian, pemahaman, dan pengentasan yang
semua itu dibuat agar para pembimbing (konselor) dapat membantu para
individu (konseli) dalam menyelesaikan permasalahan mereka.
B. SARAN
Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali koreksi dari para
pembaca, karena kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.

14
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca yang dengan itu semua kami harapkan
makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Prayitno, & Amti, E. 2014. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Salahudin, A. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis


Intregrasi. Jakarta: RajaGrafindo Pers.

Winkel, W. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT


Grasindo.

16

Anda mungkin juga menyukai