Anda di halaman 1dari 28

ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KONSELING

MAKALAH
Disusun Dan Dipresentasikan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Administrasi
Pendidikan

Dosen Pengampu :
Drs. Tahrir, M.Pd.I

Disusun oleh :

No Nama NIM/NIRM Jurusan/Prodi Keterangan


.
1. Siti Khasmunah 202100861/20/X/ PAI/Tarbiyah Semester 4
31.2.1/0677

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUFYAN TSAURI
TAHUN AKADEMIK 2022
Jalan KH. Sufyan Tsauri Tep./Fax (0280) 6265671 Majenang 53257 Kabupaten Cilacap
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmatnya sehingga dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta
salam dihaturkan kepada baginda agung Nabi Muhammad SAW yang dinanti-nantikan
syafaatnya diyaumil qiyamah. Aamiin.

Tugas pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Administrasi Pendidikan dan membuka wawasan bagi mahasiswa Tarbiyah Program Studi
Pendidikan Agama Islam agar lebih peka dan faham ketika menjadi guru dalam menghadapi
setiap permasalahan yang dialami siswanya dan bagaimana perkembangan dan penurunan
permasalahan yang dialami siswanya sebagai bahan evaluasi keberhasilan guru dalam
mengembangkan kemampuan berfikir serta peetumbuhannya kearah yang lebih positif dan
terarah serta ketertiban administrasi.

Dalam tugas pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari permasalahan dalam
pengerjaanya, akan tetapi berkat bantuan berbagai pihak, maka kesulitan dan masalah
tersebut dapat teratasi. Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Bapak Drs. Tahrir, M.Pd.I selaku Dosen pengampu mata kuliah Adminitrasi
Pendidikan
2. Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam 4B yang telah
memberikan motivasi kepada saya dalam menyusun tugas pembuatan makalah ini.

Akhir kata, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak sekali kekurangan. Untuk itu saya mengaharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun didalam penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Majenang, 17 Mei 2022

Siti Khasmunah

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN UTAMA ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ........................................................... 2


B. Ruang lingkup Administrasi Bimbingan dan Konseling ............................... 5
C. Pelayanan Bimbingan dan Konseling ............................................................ 5
D. Contoh Administrasi Bimbingan dan Konseling dengan Humas ................ 15

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 23

A. Kesimpulan .................................................................................................. 23
B. Saran ............................................................................................................ 23

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 24

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi Pendidikan adalah suatu matkul kuliah sangat penting dalam
perkuliahan prodi yang berhubungan dengan Pendidikan. Hal ini dapat menjadi bekal
untuk nantinya calon guru menjadi guru yang sebagian besar tugas pokoknya selain
mengajar Pendidikan kepada siswa juga mengurus setiap administrasi Pendidikan.
Salah satunya ada adminitrasi BK yang mana mengurus setiap perkembangan anak
baik secara fisik maupun psikis, secara pribadi maupun soaial. Dan itu sangat perlu
sekali dipantau perkembangannya agar nantinya mampu menunjukkan
kemampuannya secara optimal dalam bidang apapun untuk mengetahui bagaimana
perkembangannya akankah membaik atau malah justru memburuk. Oleh karena itu
sangat perlu siswa membutuhkan bimbingan. Dan mahasiswa Pendidikan dituntut
harus mampu menganinya terutama dalam urusan mengajar dan administrasinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari bimbingan dan konseling ?
2. Apa saja ruang lingkup administrasi bimbingan dan konseling ?
3. Apa saja jenis pelayanan bimbingan dan konseling ?
4. Apa saja contoh administrasi bimbingan dan konseling dengan humas ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami maksud dari Bimbingan dan Konseling.
2. Mengetahui dan memahami ruang lingkup administrasi bimbingan dan konseling
3. Mengetahui dan memahami jenis- jenis pelayanan bimbingan dan konseling
4. Mengetahui dan memahami contoh administrasi bimbingan dan konseling dengan
humas.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance” yang
kata dasarnya”guise” mempunyai beberapa arti :
1. Menunujukan jalan (showing the way)
2. Memimpin (leading)
3. Memberikan petunjuk (giving instruction)
4. Mengatur (regulating)
5. Mengarahkan (governing)
6. Memberi nasihat (giving advice) (Winkel, 1991)

Islitah “guidance”, juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan. Ada
juga yang menerjemahkan kata “guidance” dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti
ini, secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan; tetapi tidak semua
bantuan atau tuntunan yang diberikan kepada seseorang lain berarti bimbingan dalam
arti bimbingan dan konseling. Bantuan yang berarti bimbingan harus memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut :

1. Ada tujuan yang jelas untuk pertolongan itu diberikan.


2. Harus terencana
3. Berproses dan sistematis (melalui tahapan-tahapan tertentu)
4. Menggunakan berbagai cara atau pendekatan tertentu.
5. Dilakukan oleh orang ahli (mempunyai pengetahuan tentang bimbingan)
6. Dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan dari pemberian bantuan.1

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu


agar individu yang dibimbing mampu mandiri atau mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi dan pemberian nasihat serta
gagasan dalam suasana asuhan dan berlandaskan norma-norma (kode etik) yang
berlaku.2

1
Dr. Tohirin, M.Pd.(2013). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta :
Rajawali Pers, hlm. 15-16
2
Dr. Tohirin, M.Pd (2013) Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritas), Jakarta :
Rajawali Pers, hlm. 20

2
Istilah Konseling yang berasal dari Bahasa Inggris “counselling” didalam
kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” yang mempunyai arti yaitu : nasihat
(to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).
Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat,
anjuran, dan pebicaraan dengan bertukar pikiran.

Seperti halnya bimbingan, secara terminologus konseling juga sangat beragam


oleh pakar bimbingan dan konseling. Kesamaan arti dalam konseling setidaknya dapat
dilihat dari kata kunci tentang konseling dalam tataran praktik; dimana konseling
merupakan :

1. Proses pertemuan tatap muka atau hubungan atau relasi timbal balik antar
pembimbing (konselor) dengan klien (siswa).
2. Selama proses pertemuan atau hubungan timbal balik tersebut terjadi dialog atau
pembicaraan yang disebut sebagai wawancara konseling. Kata kunci di atas
terdapat dalam hampir semua rumusan tentang konseling.3

Menurut Surya (1988) menyimpulkan tentang konseling berdasarkan beberapa


pengertian yang telah dikemukakan oleh para pakar konseling sebagai berikut :

1. konseling merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan program


bimbingan.
2. Dalam konseling terlibat adanya petalian (hubungan) dua orang individu yaitu
konselor dan klien, dimana konselor menolong klien melalui serangkaian
wawancara dalam serangkaian pertemuan.
3. Wawancara merupakan alat utama dalam keseluruhan aktivitas konseling.
4. Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling ialah supaya klien :
a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya.
b. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat
perkembangn yang optimal.
c. Mempunyai kemampuan memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya
d. Mempunyai wawasan yang lebih relaistis serta penerimaaan yang objektif
tentang dirinya.
e. Memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya dan dapat menyesuaikan dirisecara
efektif terhadap dirinya maupun lingkungannya.
3
Dr. Tohirin, M.Pd (2013) Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritas), Jakarta :
Rajawali Pers, hlm 21

3
f. Mencapai taraf aktualisasi diri dengan potensi yang dimilikinya.
g. Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salah suai (maladjustment)
5. Konseling merupakan aktivitas professional artinya dilakukan oleh orang
(konselor) yang telah mempunyai kualifikasi professional dalam pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, dan kulitas pribadinya.
6. Konseling merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya fundamental
dalam diri klien terutama dalam perubahan dalam sikap dan tindakan.
7. Tanggung jawab utama dalam pengambilan keputusan berada ditangan klien
melalui bantuan konselor (pembimbing)
8. Konseling lebih menyangkut masalah sikap daripada tindakan
9. Konseling lebih berkenan dengan penghayatan emosional daripada masalah-
masalah intelektual
10. Konseling berlangsung dalam situasi pertemuan yang sedemikian rupa.

Makna konselimg juga dpat diakronim kata konseling itu sendiri disebut ;
konseling merupakan kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor
dan klien) untuk menangani masalah klien yang didukung oleh keahlian (expert)
dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma (kode etik) yang
berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.

Berdasarkan uraian bimbingan dan konseling diatas, secara terintegrasi dapat


dirumuskan arti bimbingan dan konseling sebagai berikut:

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh


pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui peetemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik anatar keduanya, suapaya konseli mempunyai kemampuan
atau kecapakan melihat dan menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan
memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan yang sistematis
dari pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka
atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mwngungkap masalah konseli
sehingga konseli mempunyai kemampuan melihat masalahnya sendiri, mempunyai
kemampuan menerima dirinya sesuai dengan potensinya, dan mampu memcahkan
masalahnya sendiri masalah yang dihadapinya.4

4
Dr. Tohirin, M.Pd (2013) Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritas), Jakarta :
Rajawali Pers, hlm 23-25

4
B. Ruang Lingkup Administrasi Bimbingan dan Konseling
Adminitrasi BK terdiri dari seperangkat dokumen program kerja tahunan,
program kerja semester, lembar kerja pemberian layanan, rencana pelaksanaan
layanan. Dokumen adminitrasi BK berfungsi untuk medukung kinerja guru bimbingan
dan konseling dalam memberikan layanan kepada siswa. Dokumen administrasi BK
berfungsi untuk merekam dat layanan yang telah diberikan serta program bimbingan
dan konseling di sekolah.
1. Jenis Program
a. Program tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas
rombongan belajar pada satuan pendidikan.
b. Program semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
c. Program bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program
semesteran.
d. Program mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
e. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan
atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung atau
Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan konseling.5
C. Pelayanan Bimbingan dan Konseling
1. Layanan Orientasi
Menurut prayitno (2004), orientasi berarti tatapan kedepan kearah dan
tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna
suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan
dengan tatapan kedepan kearah dan tentang sesuatu yang baru.

5
Dra. Suhertina, M.Pd, (2015) Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Pekanbaru : CV
Mutiara Pesisir Sumatera. Hlm. 53-54

5
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Secara lebih
khusus, tujuan layanan orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu
pelayanan bimbingan dan konseling :
a. Fungsi pemahaman, untuk membantu individu agar memiliki pemahaman
tentang berbagai hal yan penting dari susana yang baru djumpainya.
b. Fungsi pencegahan, untuk membantu individu agar terhindar dari hal-hal
negatif yang dapat timbul apabila individu tidak memahami situasi atau
lingkungannya yang baru.
c. Fungsi pengembangan, apabia inividu mampu menyesuaikan diri secara baik
dan mampu memanfaatkan secar konstruktif sumber-sumber yang ada pada
situasi yang baru, maka individu akan dapat mengambangkan dan memlihara
potensi dirinya.
Isi layanan orientasi adalah berbgaai hal berkenaan dengan suasana, lingkungan,
dan objek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal tersebut melingkupi bidang-
bidang :
a. Pengembangan pribadi
b. Pengembangan hubungna sosial
c. Pengembangan kegiatan belajar
d. Pengembangan karier
e. Pengembangan kehidupan keluarga
f. Pengembangan kehidupan beragama.
Proses layanan orientasi mulai dari perencanaan hingga akhir bisa dilaksanakan
melalui berbagai teknik, yaitu :
a. Format lapangan, format ini ditempuh apabila peserta layanan (siswa)
melakukan kegiatan keluar kelas ruangan dalam rangka mengakses objek-
objek tertentu yang menjadi isi lapangan. Biasanya dilakukan dimana siswa
mengunjungi objek-objek tertentu seperti perpustakaan, laboratorium dan lain
sebagainya.
b. Format klasikal, format ini kegiatan layanan orientasi dilaksanakan didalam
kelas atau ruangan. Objek yang menjadi isi layanan dibawa kedalam kelas
(ruangan) dalam bentu contoh-contoh, ilustrasi melalui gambar, film, tampilan
video dan lain sebagainya. Isi layanan disajikan, dipersepsi, diamati,
didiskusikan, diperlakukan secara bebas dan terbuka.

6
c. Format kelompok, secara umum polanya sama dengan format klasikal, yaitu
dilakukan secara kelompok dan terdiri atas sejumlah peserta yang terbatas.
Selain itu juga dapat memanfaatkan dinamika kelompok sehingga hasil
layanan dapat lebih optimal.
d. Format individual, format khusus dilakukan terhadap individu-individu
tertentu bersifat khusus disesuaikan dengan kebutuhan individu yang
bersangkutan.
e. Format politik, konselor berupaya menghubungkan dan mengaktifkan pihak-
pihak luar peserta layanan untuk memberikan dukungan dan fasilitas yang
memudahkan pelaksanaan layanan dan menguntungkan peserta layanan.
Kegiatan pendukung layanan orientasi dapat berupa :
a. Aplikasi instrumentasi dan himpunan data
b. Konferensi kasus
c. Kunjungan rumah
d. Alih tangan kasus
Pelaksanaan layanan orientasi adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan : menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan,
menetapkan peserta layanan, mentapkan jenis kegiatan, termasuk format
kegiatan, menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, narasumber, dan media,
menyiapkan kelengkapan administrasi.
b. Pelaksanaan : mengorganisasikan kegiatan layanan, mengimplementasikan
pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan
media.
c. Evaluasi : menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur evaluasi,
menyusun instrument evaluasi, mengaplikasikan instrument evaluasi,
mengolah hasil aplikasi instrument
d. Analisis hasil evaluasi : mentaokan standar analisis, melakukan analisis,
menfsirkan hasil analisis
e. Tindak lanjut : menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait, melaksanakan
rencana tindak lanjut.
f. Laporan : menyusun laporan layanan orientasi, menyampaikan laporan kepada
pihak-pihak terkait (kepala sekolah atau madrasah), mendokumentasikan
laporan layanan.

7
2. Layanan Informasi
Menurut Winkel (1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang
berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan.
Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan
pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses
perkembangan anak muda.
Tujuan layanan informasi bertujuan agar individu (siswa) mengetahui dan
mneguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan perkembangan dirinya. Layanan informasi juga bertujuan untuk
pengembangan kemandirian. Pemahaman dan penguasaan individu terhadap
informasi yang diperlukannya akan memungkinkan individu :
a. Mampu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara ojektif, positif,
dan dinamis
b. Mengambil keputusan
c. Mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan
keputusan yang diambil
d. Mengaktualisasikan secara terintegrasi
Secara lebih rinci, informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan konseling di
sekolah atau madrasah adalah :
a. Informasi tentang perkembangan diri
b. Informasi tentang hubungan antarpribadi, sosial, nilai-nilai (values) dan moral
c. Informasi tentang Pendidikan, kegiatan belajar, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi
d. Informasi tentang dunia karier dan ekonomi
e. Informasi tentang sosial budaya, politik, dan kewarganegaraan
f. Informasi tentng kehidupan berkeluarga
g. Informasi tentang agama dan kehidupan beragama beserta seluk-beluknya.
Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi adalah :
a. Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
b. Melalui media : alat peraga, media tertulis, media gambar, poster dan media
elekronik.
c. Acara khusus : berkenaan dengan acara khusus di sekolah atau madrasah.
Contoh hari tanpa asap rokok. Dalam acara hari tersebut, disampaikan
berbagai informasi berkaitan dengan hari-hari tersebut dan dilakukan berbagai

8
kegiatan yang terkait yang diikuti oleh sebagian atau seluruh siswa disekolah
atau madrasah dimana kegiatan itu dilaksanakan.
d. Narasumber : juga bisa diberikan kepada peserta layanan dengan mengundang
narasumber (manusia sumber)
3. Layanan penempatan dan penyaluran
Layanan penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa merencanakan
masa depannya selama masih disekolah dan madrasah dan sesudah tamat, memilih
program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu
(Winkel, 1991)
Layanan penempatan dan penyaluran diupayakan untuk membantu individu
menangani mismatch layanan ini berusaha meminimalisasi kondisi mismatch yang
terjadi pada individu sehingga individu dapat mengembangkan potensi dirinya
secara optimal.
Tujuan layanan penempatan dan penyaluran bertujuan agar siswa
memperoleh tempat yang sesuai untuk pengembangan potensi dirinya. Tempat
yang dimaksud adalah lingkungan baik secara fisik maupun psikis atau
lingkungan sosio emosional termasuk lingkungan budaya yang secara langsung
berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan siswa. (Prayitno, 2004)
Secara lebih khusus tujuan layanan penempatan dan penyaluran adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi pemahaman, agar siswa memahami potensi dan kondisi dirinya sendiri
serta kondisi lingkungannya.
b. Fungsi pencegahan, untuk mencegah semakin parahnya masalah, hambatan,
dan kerugian yang dialami individu (siswa). Atau mencegah berlarut-larutnya
masalah yang dialami individu.
c. Fungsi pengentasan, untuk mengangkat individu dari kondisi yang tidak baik
kepada kondisi yang lebih baik.
d. Fungsi pengembangan dan pemeliharaan, untuk mengembangkan potensi-
potensi individu dan memeliharanya dari hal-hal yang dapat menghambat dan
merugikan perkembangannya.

Isi layanan penempatan dan penyaluran meliputi dua sisi, yaitu, pertama, sisi
potensi diri siswa sendiri, mencakup : (a) potensi intelegensi, bakat, minat, dan
kecenderungan-kecenderunagn pribadi, (b) kondisi psikofisik seperti terlalu

9
banyak bergerak (hiperaktif), cepat lelah, alergi terhadap kondisi lingkungan
tertentu (c) kemampuan berkomunikasi dan kondisi hubungan sosial (d)
kemampuan pancaindra, dan (e) kondisi fisik seperti : jenis kelamin, ukuran
badan, dan keadaan jasmani lainnya. Kedua kondisi lingkungan, mencakup : (a)
kondisi fisik, kelengkapan, dan tata letak serta susunannya (b) kondisi udara dan
cahaya (c) kondisi hubungan sosio emosional (d) kondisi dinamis suasana kerja
dan cara-cara bertingkah laku, dan (e) kondisi statis seperti aturan-aturan dan
pembatasan-pembatasan.

4. Layanan Penguasaan konten


Menurut Prayitno (2004) layanan penguasaan konten merupakan suatu
layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok
untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
Tujuan layanan penguasaan konten yaitu agar siswa menguasai aspek-aspek
konten (kemampuan dan kompetensi) tertentu secara terintegrasi. Dengan
penguasaan konten (kemampuan atau kompetensi) oleh siswa, akan berguna untuk
menambah wawasann dan penambahan, mengarahkan penilaian dan sikap,
menguasai cara-cara tertentu, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengatasi
masalah-masalahnya.
Isi layanan penguasaan konten dapat mencakup :
a. Pengembangan kehidupan pribadi
b. Pengembangan kemampuan hubungan sosial
c. Pengembangan kegiatan belajar
d. Pengembangan dan perencanaan karier
e. Pengembangan kehidupan berkeluarga
f. Pengembangan kehidupan beragama.

Teknik layanan konten umumnya diselenggarakan secara langsung dan tatap


muka melalui format klasikal, kelompok, atau indvidu. Konselor secara aktif
menyajikan bahan, memberi contoh, merangsang (memotivasi), mendorong, dan
menggerakan siswa untuk berpartispasi aktif engikuti materi dan kegiatan layanan.

5. Layanan konseling Perorangan


Layanan konselin perorangan bermakna layanan konseling yang diselenggarakan
oleh konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi

10
klien (Prayitno, 2004). Konseling perorangan berlangsung dalam suasana
komunikasi atau tatap muka secara langsung antara konselor dengan klien (siswa)
yang membahas berbagai masalah yang dialami klien. Pembahasan masalah ini
dalam konseling perorangan bersifat holistic dan mendalam secara menyentuh
hal-hal penting tentang diri klien (sangat memungkinkan menyentuh rahasia
pribadi klien), tetapi juga bersifat spesifik menuju ke arah pemecahan masalah.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami kondisi
dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan
kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya. Dengan perkataan lain,
konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami klien.
Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling peroranagn mencakup:
a. Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan pribadi
b. Bidang pengembangan sosial
c. Bidang pengembangan Pendidikan atau kegiatan belajar
d. Bidang pengembangan karier
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga
f. Bidang pengembangan kehidupan beragama

Untuk dapat mengembangkan proses layanan konseling perorangan secara


efektif untuk mencapai tujuan layanan, juga perlu diterapkan Teknik-teknik
sebagai berikut : kontak mata, kontak psikologi,ajakan untuk berbicara, penerapan
3 M (mendengar dengan cermat, memahami secara tepat, dan merespon secara
tepat dan positif), keruntutan, pertanyaan terbuka, dorongan minimal, refleksi isi,
penyimpulan, penafsiran, konfrontasi, ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain,
peneguhan Hasrat, penfrustasian klien, strategi tidak memaafkan klien, suasana
diam, transferensi dan kontransferensi, eksperiensial, interpretasi pengalaman
masa lampau, asosiasi bebas, sentuhan jasmaniah, penilaian, pelaporan.(Prayitno,
2004)

6. Layanan bimbingan kelompok


Merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu
(siswa) melalui kegaiatan kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan
dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok
secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok dibawah
bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).

11
Untuk menunjang kemampuannya menjalankan tugas seperti tersebut diatas,
konselor dituntut untuk :
a. Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terwujud
dinamika kelompok dalam suasana kelompok interaksi antara anggota
kelompok yang bebas, terbuka, demokratis, konstruktif, saling mendukung dan
meringankan beban, menjelaskan, memberikan pencerahan, memberikan rasa
nyaman, menggemberikan dan membahagiaan, serta tercapainya tujuan
bersama kelompok.
b. Memiliki wawasan yang luas dan tajam sehingga mampu mengisi,
menjembatani, meningkatkan, memperluas, dan mensinergikan konten
bahasan yang tumbuh dalam aktivitas kelompok.
c. Memiliki kemampuan berinteraksi (berhubungan) antar personal yang hangat
dan nyaman, sabra dan memberikan kesempatan, demokratis dan
kompromistik (tidak antagonistic) dalam mengambil kesimpulan dan
keputusan tidak memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan tidak
berpura-pura, disiplin dan kerja keras.

Tujuan layanan bimbingan kelompok secara umum yaitu untuk


pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi
peserta layanan (siswa). Secara leboh khusus yaitu untuk mendorong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
menunjangperwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan
kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa.

Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok baik topik


bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-bidang pengembangan
kepribadian, hubungan sosial, Pendidikan, kerier, kehidupan berkeluarga,
kehidupan beragama, dan lain sebagainya. Misalnya dalam masalah cara
pengembangan bidang Pendidikan dapat mencakup masalah cara belajar, kesulitan
belajar, gagl ujian, dan layin sebagainya.

7. Layanan bimbingan kelompok


Dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor membantu
memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh maisng-masing anggota
kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan optimal.

12
Dengan perkataan lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu
upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami masalah-
masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapainya perkembangan yang
optimal.
Tujuan layanan konseling kelompok secara umum adalah berkembangnya
kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya. Isi
layanan konseling kelompok membahas masalah-masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok
mengemukakan masalah pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang
akan dibahas dan dientaskan dahulu dan seterusnya.
Beberapa Teknik yang yang bisa digunakan dalam layanan konseling
kelompok adalah :
a. Teknik umum (pengembangan dianmika kelompok)
 Komunikasi muti arah secara efektif dinamis dan terbuka.
 Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan,
diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi.
 Dorongan minimal untuk memantapkan respons aktivitas anggota
kelompok.
 Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih
memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan
 Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki.
b. Teknik permainan kelompok
Dapat diterapkan permainan kelompok sebagai selingan maupun sebagai
wahana (media) yang memuat materi pembinaan tertentu. Permainan
kelompok yang efektif harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : Sederhana,
menggembirakan. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan,
Meningkatkan keakraban, Diikuti oleh semua anggota kelompok.
8. Layanan Konsultasi
Merupakan layanan yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seseorang
pelanggan (konsulti) yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman
dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau
permasalahan pihak ketiga. Prayitno, 2004 menyatakan bahwa konsultasi pada
dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara
konselor dengan konsulti.

13
Tujuan layanan konsultasi secara umum agar klien (siswa) dengan
kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami
oleh pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang memiliki hubungan baik dengan
konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya
sebagian menjadi tanggung jawab konsulti. Secara khusus adalah agar konsulti
memiliki kemampuan diri yang berupa wawasan, pemahaman dan cara-cara
bertindak yang terkait langsung dengan suasana atau permasalahan pihak ketiga.
Isi layanan konsultasi dapat menyangkut pengembangan pribadi, hubungan
sosial, Pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga dan kehidupan beragama.
Teknik layanan konsultasi secara umum merupakan sejumah tindakan yang
dilakukan konselor untuk mengmbangkan proses konseling konsultasi. Teknin ini
diawali dengan menerima klien, mengatur posisi duduk, mengadakan
penstrukturan, mengadakan analisis dan diskusi tentang permasalahan yang
dihadapi hingga mengadakan penilaian dan laporan. Secara khusus, Teknik ini
dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku klien, terutama yang berkenaan
dengan masalah yang dialami pihak ketiga. Teknik ini diawali dengan perumusan
tujuan, yaitu hal-hal yang ingin dicapai klien dalam bentuk perilaku nyata
pengembangan perilaku itu sendiri, hingga peneguhan Hasrat, pemberian nasihat,
penyusunan kontrak dan apabila perlu alih tangan kasus.
9. Layanan Mediasi
Menurut Prayitno (2004) layanan mediasi merupakan layanan konseling yang
dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan
saling tidak menemukan kecocokan. Berdasarkan makna ini, layanan mediasi juga
berarti layanan atau bantuan terdapa dua pihak atau lebih yang sedang dalam
kondisi bermusuhan.
Tujuan layanan mediasi secara umum agar tercapainya kondisi hubungan
yang posesif dan kondusif diantara para klien atau pihak-pihak yang bertikai atau
bermusuhan. Dengan perkataan lain agar tercapainya hubungan yang positif dan
kondusif diantara siswa yang bertikai atau bermusuhan. Secara khusus, layanan
mediasi bertujuan agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negatif (bertikai
tau bermusuhan) menjadi kondisi baru (kondusif atau bersahabat) dalam
hubungan antara kedua belah pihak yang bermusuhan.
Isi layanan mediasi mencakup : pertikaian antar kepemilikan sesuatu,
kejadian dadakan (misalnya perkelahian) antara siswa atau kelompok siswa,

14
perasaan tersinggung, dendam dan sakit hati, tuntutan atas hak dan lain
sebagainya.6
D. Contoh Administrasi Bimbingan dan Konseling dengan Humas
Menurut pendapat Scott M. Allen H. Center dan Brow yang dikutip oleh
Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2005:14) humas adalah fungsi menejemen secara
khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi,
pemahaman, penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya.
Menurut pendapat Harlow yang dikutip oleh Rosady Ruslan (2012:16) humas adalah
fungsi mmanajemen yang khas mendukung pemeliharaan jalur bersama antara
organisasi dengn publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,
penerimaan, dan kerjasama melibatkan manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peningkatan diri
dalam mengntisipasi kecenderungan menggunakan penelitian serta Teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Kesimpulan, humas merupakan kegiatan yang dilangsungkan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara hubungan baik
dan harmonis antara lembaga/perusahaan dengn public melalui komunikasi dua arah.

Fungsi utama humas atau public relations adalah sebagi berikut:

1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang


diwakili oleh publiknya.
2. Membina relationship, yaitu berupa membina hubungan yang positif dan saling
menguntungkan dengan pihak publiknya.
3. Peranan back up management, yaitu sebagai pendukung dalam fungsi manajemen
organisasi atau perusahaan.
4. Membentuk good image maker, atinya peranan public relations berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.

Tujuan humas pada intinya adalah menciptakan dan memelihara hubungan saling
percaya dengan public dalam rangka menjalin kerjasama yang baik.

Tugas humas menurut F. Rachmadi (1996:23) dijelaskan sebagai berikut :

6
Dr. Tohirin, M.Pd.(2013). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta :
Rajawali Pers, hlm. 137-187

15
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penympaian informasi/pesan secar
lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada public, sehingga public
mempunyai pengertian tentang tujuan serta kegiatan yang dilakukan oleh humas.
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum/masyarakat.
3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi public terhadap kebijakan
perusahaan/lembaga maupun segala macam pendapat
4. Menyelenggarakan hubungan baik dengan masyarakat dan media masa untuk
memperoleh penerimaan public, pendapat umum dan perubahan sikap.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa tugas pokok dari humas
adalah bertanggung jawab atas segala informasi yang diberikan kepada publiknya
kemudian menganalisis reaksi public terhadap suatu lembaga atau organisasi.

Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008:362) menjelaskan bentuk-bentuk


hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut :

1. Hubungan sekolah dengan alumni


2. Hubungan sekolah dengan dunia usaha/dunia kerja
3. Hubungan sekolah dengan instansi lain.
4. Hubungan sekolah dengan lembaga/badan-badan pemerintah swasta
5. Hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik dan warga masyarakat

Proses humas meliputi penelitian, perencanaan, penggiatan, dan evaluasi untuk


mengetahui situasi dan opini public dengn cara berkomunikasi kemudian
mengevaluasinya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap public.

Fungsi Humas Dalam Percepatan Penyaluran Lulusan ke Dunia Usaha dan


Dunia Industri

Fungsi Humas sebagai communicator, membina relationship, peranan back up


management, dan membentuk good image maker

1. Sebagai Communicator
Sebagai pemberi atau penyampai pesan atau informasi kepada dunia usaha dan
dunia industri (DUDI) sebagai mitra kerja untuk menjalin kerjasama yang baik
dan saling menguntungkan. Fungsi humas sebagi komunikator yaitu memberi
komunikasi kepada lulusan dan menjalin komunikasi dan kerjasama dengan DUDI

16
mengenai jumlah lulusan beserta kompetensi keahlian lulusan. Tahapan
komunikasi yang dilakukan humas sekolah adalah sebagai berikut :
a. Pihak humas mencari informasi lowongan pekerjaan yang disediakan di
beberapa organisasi atau perusahaan degan melihat kebutuhan dan kompetensi
keahlian lulusan.
b. Pihak humas sekolah memberikan sosialisasi informasi tentang adanya
lowongan kerja kepada siswa dan memberikan beberapa arahan penting serta
keperluan yang diperlukan.
c. Pihak humas mempersiapkan calon lulusan yang siap kerja dan juga
menelusuri tamatan yang belum bekerja untuk diberikan informasi tentang
lowongan pekerjaan yang ada.
d. Mengirimkan surat penawaran kepada DUDI yang dituju, pengiriman surat ini
biasanya dilakukan dengan cara sekolah mengirimkan perwakilannya untuk
datang langsung ke DUDI atau pun meminta kurir sekolah untuk
mengantarkannya.
e. Apabila pihak DUDI menerima penawaran dari sekolah, maka langkah
selanjutnya mempersiapkan siswa dan berkas-berkas yang diperlukan untuk
diserahkan ke DUDI dan siswa mengikuti tes yang dilakukan di DUDI.

Bila hal ini sudah terlaksana dengan baik maka pihak humas sekolah dapat
melaksanakan kerjasamanya yang harus harmonis dengan DUDI, sehingga kerja
sama bisa berjalan secara terus menerus.

2. Membina relationship
Pada tahap ini humas diharapkan dapat menjalin hubungan baik dengan Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Tujuannya adalah untuk pengertian,
kepercayaan,dukungan, kerjasama serta toleransi antara pihak SMK dengan pihak
DUDI. Cara humas membina hubungan relationship dengan DUDI sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi standar atau taraf dari DUDI yang akan dijadikan mitra
kerja.
b. Menjaga hubungan baik dan harmonis yang kontinu dengan pihak DUDI.
c. Membina dan menjaga hubungan komunikasi dengan pihak intern yaitu
peserta didik dan wali kelas.

17
d. Terjaganya keharmonisan baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan pihak DUDI.

Bila hal ini sudah terlaksana dengan baik maka pihak humas sekolah dapat
melaksanakan kerjasama yang harmonis dengan DUDI, sehingga kerjasama bisa
berjalan secara terus menerus.

3. Sebagai back up management


Humas berperan sebagai penunjang atau pendukung keberhasilan manajemen
secara keseluruhan. Keberhasilan tugas-tugas yang dilakukan Humas, akan
menentukan sukses atau tidaknya misi. Peranan back up management bertujuan
untuk menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik yang dilaksanakan oleh
humas dengan DUDI. Kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh humas yaitu:
a. Humas melaksanakan beberapa promosi kepada pihak DUDI yang diajak
bekerjasama.
b. Humas melaksanakan penyaluran lulusan ke beberapa instansi DUDI yang
diajak kerjasama agar penyerapan lulusan siap kerja berjalan lancar.

Setelah program kerja pendukung sudah dipersiapkan maka langkah berikutnya


adalah pihak humas sekolah memberikan sosialisasi dan promosi sebaik mungkin
untuk menyalurkan lulusan ke DUDI.

4. Membentuk good image maker


Good image maker bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan persepsi
yang baik dan positif yang kegiatannya baik langsung maupun tidak langsung
mempunyai dampak baik bagi masa depan sekolah. Tahap ini merupakan salah
satu kegiatan kehumasan dalam fungsinya melaksanakan tanggung jawab sebagai
humas. Persepsi baik dan positif dapat berupa prestasi, dan reputasi. Pada tahap ini
humas melaksanakan fungsinya sebagai berikut:
a. Pihak humas berupaya baik untuk memberikan gambaran baik tentang
keadaan sekolah atau sumber daya manusia yang disediakan dengan baik.
b. Adanya catatan reputasi yang baik oleh pihak sekolah agar menjadi bahan
pertimbangan pihak DUDI.
c. Pihak humas berupaya sebaik mungkin untuk mempromosikan dan
memasarkan hasil lulusannya kepada pihak DUDI.

18
Dari pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa humas memiliki fungsi penting
dalam mendukung kegiatan kerjasama. Karena dengan adanya promosi maka akan
tercipta kepercayaan dan gambaran yang baik tentang SDM yang disediakan
sehingga kerjasama dengan DUDI dapat terjalin dengan baik dan saling
menguntungkan.

Fungsi humas dalam percepatan penyaluran lulusan ke Dunia Usaha dan Dunia
Industri (DUDI) adalah:

1. Mencari Informasi dan Sosialisasi Lowongan Kerja


Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan oleh Humas dalam
melaksanakan penyaluran lulusan ke dunia kerja. Dalam kegiatan mencari
infomasi lowongan kerja pihak humas bekerjasama dengan guru Bimbingan
Konseling (BK) dan Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) sekolah, lalu BKK
bekerja sama dengan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk
memberikan informasi yang jelas mengenai jenis pekerjaan dan lingkungan
kerja DUDI baik di dalam negeri maupun di luar negeri kepada lulusan,
informasi yang disampaikan mengenai perusahaan atau dunia usaha/industri
yang telah menjalin kerjasama baik dengan BKK maupun dari Departemen
Tenaga Kerja (Depnaker).
2. Mengadakan Bimbingan Karir
Bimbingan karir diberikan kepada calon tenaga kerja atau lulusan dengan
tujuan membantu lulusan untuk mengerti tentang dirinya sendiri dan
menyiapkan diri dalam memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya. Dalam hal ini humas bekerjasama dengan BK sekolah.
3. Rekruitmen Lulusan
Merupakan kegiatan untuk mencari calon tenaga kerja yang memiliki potensi
untuk ditempatkan dalam posisi yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan humas dalam kegiatan rekruitmen tenaga kerja, humas
memberikan informasi mengenai lowongan kerja yang ada serta memberikan
informasi mengenai persyaratan yang dibutuhkan untuk mendaftar lowongan
tersebut.
4. Seleksi Calon Tenaga Kerja
Merupakan salah satu mekanisme penyaluran lulusan ke dunia kerja sebelum
lulusan ditempatkan. Berdasarkan wawancara dengan humas melakukan

19
seleksi secara fisik saja, sedangkan untuk seleksi lainnya dilakukan oleh DUDI
sendiri.
5. Penempatan Tenaga Kerja
Kegiatan berikutnya yang dilaksanakan oleh humas adalah penempatan tenaga
kerja. Dalam penempatan tersebut, humas mengirim calon tenaga kerja yang
berhasil lolos seleksi ke DUDI yang bersangkutan.
6. Penelusuran Tamatan
Kegiatan penelusuran lulusan merupakan salah satu kegiatan dan tanggung
jawab humas. Penelusuran lulusan bertujuan untuk mengetahui keberadaan
lulusan setelah lulus sekolah. Berdasarkan data yang diperolah melalui
wawancara kegiatan penelususan lulusan dilakukan dengan cara menghubungi
siswa melalui nomor Hand Phone (HP) yang telah ditinggalkan oleh para
lulusan.
Media komunikasi yang digunakan humas dalam penyaluran lulusan ke
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
Media komunikasi yang digunakan humas dalam fungsinya menyalurkan lulusan
ke DUDI menggunakan media komunikasi langsung dan media komunikasi tidak
langsung.
1. Media Komunikasi Langsung
Penyampaian informasi oleh humas DUDI, menggunakan beberapa media
komunikasi langsung yang digunakan yaitu pertemuan meliputi kegiatan rapat-
rapat formal (rapat tahunan), hari ulang tahun sekolah, dan kunjungan industri.
2. Media Komunikasi Tidak Langsung
Penyampaian informasi oleh humas kepada DUDI, menggunakan beberapa
media komunikasi tidak langsung yaitu menggunakan media telepon, surat, e-
mail, fax email, dan, website disesuaikan dengan sifat informasi.
Faktor penghambat humas dalam percepatan penyaluran lulusan ke Dunia
Usaha dan Dunia industri (DUDI)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Humas/Hubungan Industri diketahui
beberapa faktor-faktor penghambat lulusan dilihat dari:
1. Dari Humas
a. Penyampaian informasi lowongan kerja dan sosialisasi sering terhambat
kepada lulusan.
b. Kerjasama dengan DUDI belum banyak

20
c. Belum optimalnya penggunaan media komunikasi seperti: email, fax-
email, dan website.
2. Dari lulusan:
a. Lulusan terlalu memilih-milih pekerjaan.
b. Adanya lulusan yang telah mendaftar kerja, namun mengundurkan diri
secara mendadak pada saat akan seleksi tenaga kerja.
c. Lulusan mengingikan gaji yang tinggi.
d. Adanya lulusan yang sulit dihubungi ketika akan diberi informasi
mengenai lowongan kerja.
3. Dari lingkungan keluarga
Orang tua lulusan yang tidak memberikan ijin kepada anak mereka untuk
bekerja di tempat yang jauh misalnya luar negeri dan luar propinsi.

Upaya yang dilakukan oleh humas dalam percepatan penyaluran lulusan ke


Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan
penyaluran lulusan ke DUDI yaitu dilakukan dengan cara:
1. humas berusaha selalu aktif memberikan informasi dan mencarikan lowonga
kerja.
2. humas memperluas jaringan kerjasama dengan DUDI.
3. humas bekerjasama dengan sekolah lain untuk saling bertukar informasi tentang
DUDI.
4. humas memberikan pengarahan dan penjelasan kepada para lulusan mengenai
pekerjaan yang mereka minati.
5. humas selalu aktif melakukan penelusuran lulusan.
6. humas mengundang orang tua lulusan ke sekolah untuk diberi pengarahan.7
Fungsi Humas Dalam Penerimaan Mahasiswi Baru

Adanya mahasiswi baru ini, memungkinkan universitas atau akademi


mendapatkan calon mahasiswa yang kompeten dan berkualitas. Dalam
melaksanakan peran humas untuk mencapai tujuan diperlukan beberapa strategi

7
Mei Arma Supratiwi, (2014) Skripsi : Fungsi Humas Dalam Percepatan Penyaluran Lulusan Ke Dunia Usaha
Dan Dunia Industri Di SMK BOPKRI Yogyakarta. Yogyakarta

21
pada saat penerimaan mahasiswi baru, strategi yang dilakukan adalah bersosialisasi
langsung dengan para calon mahasiswi baru, menemui guru BK dari setiap sekolah
yang dikunjungi, mengikuti undangan pameran disetiap wilayah dan menyebarkan
informasi penerimaan mahasiswi baru melalui media.

Bersosialisasi secara langsung dilakukan dengan cara humas mendatangi


langsung ke setiap sekolah dan menemui guru BK SMA dan mempresentasikan
mengenai kampusnya. Penyebaran informasi penrimaan mahaiswa baru melalui
media juga sangat penting agar memudahkan calon mahasiswa baru dalam
mendapatkan informasi yang ada. Media publikasi yang digunakan yang digunakan
diantaranya media cetak seperti brosur, poster, spanduk, baliho, dan media
elektronik seperti komputer dan melalui media sosial yaitu twitter, internet website,
facebook, instagram dan lain sebagainya.8

8
Ari Trisnawati dan Maya May Syarah, 2017, “Stategi Humas Politeknik Negeri Jakarta Dalam Penerimaan
Mahasiswa Baru” Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3, September 2017, hlm. 276

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh
pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli mempunyai kemampuan atau
kecapakan melihat dan menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan
memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan yang sistematis dari
pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya untuk mwngungkap masalah konseli sehingga
konseli mempunyai kemampuan melihat masalahnya sendiri, mempunyai kemampuan
menerima dirinya sesuai dengan potensinya, dan mampu memcahkan masalahnya
sendiri masalah yang dihadapinya.
Ruang lingkup administrasi Bimbingan dan Konseling meliputi Adminitrasi
tahunan, semesteran, bulanan, mingguan hingga harian yang mana harus di atur
dengan sedemikian rupa supaya terlaksana.
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi pelayanan orientasi, informasi,
penempatan dan layanan, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan juga layanan mediasi.
Kerjasama antara Guru Bimbingan Konseling dengan Humas diantaranya yaitu
disalurkan kemana murid sekolah yang sudah lulus akankah masuk ke perguruan
tinggi atau ke dunia kerja. Dan seorang humas harus tahu lowongan apa saja yang
sedang dibutuhkan dalam dunia kerja.

B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan. Untuk itu saya mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun dan penyempurnaan didalam penyusunan tugas pembuatan makalah ini
dan semoga tugas pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

23
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Tohirin, M.Pd.(2013). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi), Jakarta : Rajawali Pers,
Dra. Suhertina, M.Pd, (2015) Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah. Pekanbaru : CV Mutiara Pesisir Sumatera.
Mei Arma Supratiwi, (2014) Skripsi : Fungsi Humas Dalam Percepatan Penyaluran
Lulusan Ke Dunia Usaha Dan Dunia Industri Di SMK BOPKRI Yogyakarta. Yogyakarta
Ari Trisnawati dan Maya May Syarah, 2017, “Stategi Humas Politeknik Negeri
Jakarta Dalam Penerimaan Mahasiswa Baru” Jurnal Komunikasi, Volume VIII Nomor 3,
September 2017

24

Anda mungkin juga menyukai