Anda di halaman 1dari 12

BIMBINGAN KONSELING ISLAM

( PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN LATAR BELAKANG )

Makalah Ini Disusun Guna

Memenuhi Tugas Bimbingan Konseling Islam

Oleh :

Dearma Ajmi Harahap ( 0305163176)

Desi Novalisa ( 0305161049 )

Grace Inoy Simanjuntak ( 0305161051 )

Dosen Pengampu : Tiriolan Siregar, M.Pd.I

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari
pendidikan kita, mengingat bahwa Bimbingan dan Konseling adalah
merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada
individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan
bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha sadar yang bertujuan
mengembangkan kepribadian dan potensi-potensinya (bakat, minat, dan
kemampuannya).
Pada masyarakat yang semakin maju, masalah penentuan identitas pada
individu menjadi semakin rumit. Persyaratan untuk dapat diterima menjadi
anggota masyarakat bukan saja kematangan fisik, melainkan juga
kematangan mental psikologis, kultural, vokasional, intelektual, dan religius.
Keadaan semacam inilah yang menuntut diselenggarakannya bimbingan dan
konseling di sekolah.

2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Dalam literatur asing, kata guidance sering disamakan dengan kata helping. Oleh
karena itu secara harfiah, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu ‘tindakan menolong’
atau ‘bantuan’. Bantuan atau pertolongan yang dimaksud dalam bimbingan adalah
memberdayakan individu agar ia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Beberapa pendapat ahli mendefinisikan bimbingan, yaitu:

1. Crow & Crow (1962) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang
yang telah terlatih memberikan dengan baik serta memiliki kepribadian dan
pendidikan memadai; bimbingan diberikan kepada individu dari berbagai
kelompok usia agar individu tersebut dapat mengelola kehidupannya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan
menanggung konsekuensi dan pilihan atau keputusan hidup yang telah dibuatnya.
2. Pietrofesa, dkk (1987) dalam penerapannya di sekolah, bimbingan didefiniskan
sebagai suatu sistem komprehensif dari fungsi, pelayanan, dan program sekolah
yang dirancang untuk memengaruhi perkembangan pribadi dan kompetensi
psikologi peserta didik.
3. Shertzer & Stone (1994) bimbingan sebagai proses membantu individu untuk
memahami diri dan lingkungannya.1

Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa bimbingan


adalah proses yang diberikan kepada seseorang atau kelompok untuk membantu
memahami dirinya serta perkembangan dirinya di lingkungannya.

B. PENGERTIAN KONSELING

1 Mochamad Nursalim, Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling (Erlangga, 2015), h.


18-19.

3
Istilah konseling yang berasal dari bahasa Inggris “counseling” yang artinya
dikaitkan dengan kata “counsel” yang mempunyai beberapa arti yaitu: nasihat (to obtain
counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di
atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran.
Secara terminologis konseling juga didefinisikan oleh para pakar bimbingan dan
konseling, ialah sebagai berikut:

1. Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan


antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan
pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya.
2. American Personnel and Guidance Association (APGA) mengartikan konseling
sebagai suatu hubungan antara seseorang yang terlatih secara profesional dan
individu yang memerlukan pertolongan yang berkaitan dengan kecemasan biasa
atau konflik atau pengambilan keputusan.
3. George & Cristiani (1990), konseling merupakan hubungan yang profesional
antara konseler terlatih dengan klien yang bertujuan untuk membantu klien
memahami dan belajar mencapai tujuan yang mereka tentukan sendiri.2

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling adalah hubungan
timbal balik antara konselor dan klien untuk mendapat pemecahan masalah-masalah
kehidupan yang dihadapi klien dan konselor memberikan solusi yang terbaik yang dapat
diterima oleh klien.

C. PENGERTIAN ISLAM

2 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta :
PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 21-23.

4
Islam ditunjau dari segi bahasa, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis),
islam memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut :

1. Islam berasal dari kata ‘salm’ yang berarti damai atau kedamaian

2. Islam berasal dari kata ‘aslama’ yang berarti berserah diri atau pasrah, yakni
berserah diri kepada aturan Allah SWT

3. Islam berasal dari kata ‘istaslama-mustaslimun’ yang berarti penyerahan total


kepada Allah SWT

4. Islam berasal dari kata ‘saliim’ yang berarti bersih dan suci

5. Islam berasal dari kata ‘salam’ yang berarti selamat dan sejahtera

Menurut istilah, islam adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya nabi Muhammad SAW yang dapat
membing umat manusia kejalan yang lurus, menuju kebahagiaan dunia akhirat.3

D. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

Menurut Hallen A bimbingan konseling islam adalah proses pemberian bantuan


terarah, kontiniu dan sistematis kepada setiap individu agar dapat mengembangkan
potensi atau fitrah agama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai – nilai yang terkandung dalam Al – Qur’an dan Hadits
Rasulullah kedalam dirinys sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan Al
–Qur’an dan Hadits.4

Menurut Hamdani Barkan Adz – Dzky bimbingan konseling islam adalah suatu
aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman, kepda individu dalam hal

3 https://www.risalahislam.com/2013/11/pengertian-islam-menurut-alquran.html?m=1, 14
Maret 2019, pukul 22.22
4 Hallen A, Bimbingan dan Konseling ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ). h. 17.

5
bagaimana seharusnyaseorang klien mengembangkan potensi akal pikirannya,
kejiwaanya, keimannanya dan keyakinan seta dapat mengulangi problematika hidup dan
kehidupannya dengan baik dna benar secara mandiri berdasarkan Al – Qur’an dan
Hadits.5

Anwar Suyoto berpendapat bahwa pengertian bimbingan dibedakan dengan


pengertian konseling :

a. Bimbingan Islam didefinisikan sebagai proses bantun yang diberikan secara ikhlas
secara individu satau sekelompok individu untuk mengaitkan iman kepada Allah
SWT, dan untuk menemukan serta mengambangkan potensi – potensi merea
melalui usaha mereka sendiri, baik untuk kebahagiaan pribadi atau kemaslahatan
sosial.
b. Konseling Islami didefiniskan sebagai peroses bantuan yang berbentuk kontak
pribadi antar individu atau sekelompok individu yang mendapat kesulitan dalam
suatu masalah dengan seorang petugas profesional dan hal pemecahan masalah
pengenalan diri untuk mencapai realisasi diri secara optimal sesuai ajaran Islam6

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling Islam
merupakan sebuah proses pemberian bantuan secara kontinu dan sistematis kepada
seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan masalah yang didasarkan pada Al –
Qur’an dan Hadits.

E. RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING ISLAM


Menurut pendapat Ainur Rahim Faqih, ruang lingkup konseling Islam antara lain
sebagai berikut7 :

5 Erhamwilda, Konseling Islami ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), h. 99.


6 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling (Teori Praktik) ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2014), h. 18-20.
7 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Jogyakarta: UII Press, 2001),
h. 44-45.

6
1. Pernikahan dan Keluarga
Anak dilahirkan dan dibesarkan umumnya di lingkungan keluarga, entah itu
keluarga intinya (ayah dan ibunya sendiri), keluarga lain, atau keluarga besar (sanak
saudara). Keluarga lazimnya diikat oleh tali pernikahan. Pernikahan dan ikatan
keluarga di satu sisi merupakan manfaat, disisi lain dapat mengandung mudharat atau
menimbulkan kekecewaan-kekecewaan.
Dalam hal itu, pernikahan dan kekeluargaan sudah tentu tidak terlepas dari
lingkunganya (sosial maupun fisik) yang mau tidak mau mempengaruhi kehidupan
keluarga dan keadaan pernikahan. Karena itulah maka bimbingan dan konseling
Islami kerap kali amat diperlukan untuk menangani bidang ini.

2. Pendidikan
Semenjak lahir anak sudah belajar seperti belajar mengenal lingkungannya. Dan
manakala telah cukup usia, dalam sistem kehidupan dewasa ini, anak belajar dalam
lembaga formal. Dalam belajar pun kerap kali timbul berbagai masalah yang
memerlukan penanganan bimbingan dan konseling Islami untuk menanganinya.

3. Sosial Kemasyarakatan
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan kehidupannya sedikit
banyak tergantung pada orang lain. Kehidupan kemasyarakatan ini pun kerap kali
menimbulkan masalah bagi individu yang memerlukan penanganan bimbingan dan
konseling Islami.

4. Pekerjaan ( Jabatan )
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, nafkah serta sesuai dengan hakikatnya
sebagai khalifah di muka bumi, manusia haruslah bekerja. Mencari pekerjaan yang
sesuai dan membawa manfaat besar, mengembangkan karir dalam pekerjaan dan lain
sebagainya, sering kali menimbulkan permasalahan juga. Maka dari itu, dibutuhkan
bimbingan dan konseling Islami untuk menanganinya.

7
5. Keagamaan
Manusia merupakan makhluk religius. Akan tetapi, dalam perjalanan hidupnya
manusia dapat jauh dari hakikatnya tersebut. Bahkan dalam kehidupan keagamaan
pun kerap kali muncul berbagai masalah yang menimpa dan menyulitkan individu.
Dan hal ini memerlukan penanganan bimbingan dan konseling Islam.

Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup dalam bimbingan dan
konseling Islam meliputi beberapa hal bagian seperti agama, sosial, keluarga,
kekerabatan, pertemanan, pendidikan maupun pekerjaan. Intinya ialah semua hal yang
memiliki masalah dapat diselesaikan dengan bantuan bimbingan dan konseling
berdasarkan agama Islam yang berpanutan dengan pedoman al-Quran, hadits, akal
pemikiran manusia dan pengalaman manusia itu sendiri.

6. LATAR BELAKANGN BIMBINGAN KONSELING ISLAM


A. Sejarah Perkembangan Bimbingan Dan Konseling Di Amerika Serikat

Layanan bimbingan di Amerika Serikat mulai diberikan oleh Jesse B. Davis pada
sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di
Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, Ia membantu mengatasi masalah-masalah
pendidikan, moral, dan jabatan siswa. pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan
Vocational Bureau untuk membantu para remaja memilih pekerjaan yang cocok bagi
mereka. Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile Psychopathic Institut di
Chicago. Tahun 1911, Universitas Harvard memberikan kuliah bidang bimbingan
jabatan dengan dosennya Meyer Blomfield. Tahun 1912, Grand Rapids, Michigan
mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem sekolahnya. Tahun 1913 berdiri
National Vocational Guidance Association di Grand Rapids.

Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat pada


awal tahun 1950. Hal ini ditandai dengan berdirinya APGA (American Personnel and

8
Guidance Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada bulan Juli 1983 APGA
mengubah namanya menjadi AACD (American Asssociation for Counselling and
Development).8

B. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia lebih banyak dilakukan


dalam kegiatan pendidikan formal di sekolah. Pada awal tahun 1960 di beberapa
sekolah dilaksanakan program bimbingan yang terbatas pada bimbingan akademis.
Pada tahun 1964, lahir kurikulum SMA gaya baru, dengan keharusan melaksanakan
program bimbingan dan penyuluhan. Tetapi program ini tidak berkembang karena
kurangnya persiapan prasyarat, terutama kurangnya tenaga pembimbing yang
profesional. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pada dasawarsa 60-an Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1963) membuka jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
yang sekarang dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan nama
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).9

8 Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan Konseling dalam Berbagai Latar Belakang Kehidupan
(Bandung : PT. Refika Aditama, 2006), h. 4-5.
9 Ibid,.

9
PENUTUP

Bimbingan adalah proses yang diberikan kepada seseorang atau kelompok untuk
membantu memahami dirinya serta perkembangan dirinya di lingkungannya.

Konseling adalah hubungan timbal balik antara konselor dan klien untuk mendapat
pemecahan masalah-masalah kehidupan yang dihadapi klien dan konselor memberikan
solusi yang terbaik yang dapat diterima oleh klien.

Bimbingan konseling Islam merupakan sebuah proses pemberian bantuan secara


kontinu dan sistematis kepada seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan masalah
yang didasarkan pada Al – Qur’an dan Hadits.

Ruang lingkup dalam bimbingan dan konseling Islam meliputi beberapa hal bagian
seperti agama, sosial, keluarga, kekerabatan, pertemanan, pendidikan maupun pekerjaan.
Intinya ialah semua hal yang memiliki masalah dapat diselesaikan dengan bantuan
bimbingan dan konseling berdasarkan agama Islam yang berpanutan dengan pedoman al-
Quran, hadits, akal pemikiran manusia dan pengalaman manusia itu sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Ciputat Pers

Erhamwilda. 2009. Konseling Islami, Yogyakarta : Graha Ilmu


Faqih, Ainur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jogyakarta: UII

Press

Komalasari, Gantina dan Eka Wahyuni, Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling,
Jakarta : Indeks
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan Konseling dalam Berbagai Latar

Belakang Kehidupan, Bandung : PT. Refika Aditama

Nursalim, Mochamad. 2015. Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling Erlangga

Sukanti, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta
Sutoyo, Anwar. 2014. Bimbingan dan Konseling (Teori Praktik), Yogyakarta :

Pustaka

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Willis, Sofyan S. 2013. Konseling Individual Teori dan Praktek , Bandung :

Alfabeta

Winke, W.S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta :

Media Abadi

Yusuf, Syamsu dan A.Juntika Nur Hisan. 2011. Landasan Bimbingan dan Konseling,

11
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

https://www.risalahislam.com/2013/11/pengertian-islam-menurut-alquran.html?m=1,
14 Maret 2019, pukul 22.22

12

Anda mungkin juga menyukai