Anda di halaman 1dari 20

Konseling Trait dan Faktor. Konsep Dasar Teori.

. Among the earliest theorists on the vocational counseling, Parsons ( 1909 ) maintained that vocational guidance is accomplished first by studying the individual, second by surveying occupations, and finally by matchingthe individuals with the occupations. This process, called Trait-and-Factor theory . . . ( Vernon G. Zunker, 2011 ). Di kalangan para pelopor teori konseling vokasional, Parsons ( 1909 ) berpendapat bahwa bimbingan vokasional dilakukan pertama dengan mempelajari individu, kemudian dengan menelaah berbagai okupasi, dan akhirnya dengan mencocokkan individu dengan okupasi. Proses ini, yang disebut teori Trait and Factor, Simply stated, it means matching the individuals traits with requirements of a specific occupation, subsequently solving the career-search problem ( Vernon G. Zunker, 2011 ). Secara sederhana dapat diartikan sebagai mencocokkan karakter individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu, yang pada gilirannya akan memecahkan masalah penelusuran kariernya. Teori Trait and Faktor ini berkembang dari studi tentang perbedaan-perbedaan individu dan

perkembangan selanjutnya terkait erat dengan gerakan testing atau psikometri. Teori ini berpengaruh besar terhadap studi tentang deskripsi pekerjaan dan persyaratan pekerjaan dalam upaya memprediksi keberhasilan pekerjaan di masa depan berdasarkan pengukuran trait yang terkait dengan pekerjaan. Karakteristik utama dari teori ini adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits yang dapat diukur secara objektif dan berkorelasi dengan tuntutan berbagai jenis pekerjaan. Tujuan. tujuan konseling ialah memperkuat keseimbangan antara pengertian dan pemahaman sifat - sifat, sehingga dapat bereaksi dengan wajar dan stabil. Selain itu, dimaksudkan agar siswa mengalami : Self Clarification / Klarifikasi diri. Self Understanding / Pemahaman diri.

Self Acceptance / Penerimaan diri. Self Direction / Pengarahan diri. Self Actualization / Aktualisasi diri.

Teknik. Teknik konseling bersifat khusus bagi individu dan masalahnya. Setiap teknik hanya dapat digunakan bagi masalah dan siswa secara khusus. Teknik teknik yang digunakan dalam proses konseling ialah : 1. Pengukuran Hubungan Intim ( rapport ). Konselor menerima konseli dalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli. 2. Memperbaiki pemahaman diri. Konseli harus memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya. 3. Pemberian nasihat atau perencanaan program kegiatan. Konselor mulai bertolak dari pilihan, tujuan, pandangan atau sikap konselor dan kemudian menunjukkan data yang mendukung atau tidak mendukung dari hasil diagnosis. Ada 3 metode pemberian nasihat yang dapat digunakan oleh konselor, yaitu : a. Nasihat langsung ( direct advising ), di mana konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya. Pendekatan ini dapat digunakan kepada konseli yang berpegang teguh pilihan atau kegiatannya, yang oleh konselor diyakini bahwa keteguhan konseli itu akan membawa kegagalan bagi dirinya sendiri b. Metode persuasif, dengan menunjukkan pilihan yang pasti secara jelas. Penyuluh menata evidensi secara logis dan beralasan sehingga tersuluh melihat alternatif tindakan yang mungkin dilakukannya. c. Metode menjelaskan, yang merupakan metode yang paling dikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati- hati dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostik dan menunjukkan kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli. 4. Melaksanakan rencana, yaitu menetapkan pilihan atau keputusan.

5. Mengalihkan kepada petugas atau ahli lain yang lebih berkompeten atau disebut dengan alih tangan kasus. Langkah. Dalam pelaksanaan konseling, ada beberapa langkah konseling menurut Cattell, yaitu : 1. Selama satu jam tiap pertemuan konseli mengerjakan tes buku yang objektif dan tes kepribadian maupun mengadakan pengukuran fisiologis. 2. Setengah jam ia menceritakan tentang mimpi - mimpinya dengan bantuan konselor biasanya ia dapat menafsirkan mimpi - mimpinya. 3. Setengah jam terakhir konseli disuruh berasosiasi bebas tentang mimpinya. Proses konseling teori Trait and Factor dapat dibagi dalam 5 tahap / langkah, yaitu sebagai berikut : 1. Analisis terdiri dari pengumpulan informasi dan data mengenai siswa atau konseli. Baik konseli maupun konselor harus mempunyai informasi yang dapat dipercaya, valid, dan relevan untuk mendiagnosa pembawaan, minat, motif, kesehatan jasmani dan lain sebagainya. Alat analisis yang dapat dikumpulkan adalah : a. Catatan kumulatif. b. Wawancara. c. Format distribusi waktu. d. Otobiografi. e. Catatan anekdot. f. Test psikologi. Study kasus dapat merupakan alat analisis maupun metode untuk memadukan semua data dan terdiri dari catatan komprehensif yang mencakup keadaan keluarga, perkembangan kesehatan, pendidikan maupun pekerjaan serta minat, dan kreasi dan kebiasaan - kebiasaan. Selain mengumpulkan data obyektif, konselor memperhatikan pula cita - cita dan sikap konseli. 2. Sintesis merupakan langkah untuk merangkum dan mengatur data dari hasil analisis, sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat siswa, kelemahan

serta kekuatannya. Penyesuaian diri maupun ketaksanggupan menyesuaikan diri. 3. Diagnosis merupakan langkah pertama dalam bimbingan dan hendaknya dapat menemukan ketetapan dan pola yang menuju kepada permasalahan, sebab - sebabnya serta sifat - sifat siswa yang berarti dan relevan yang berpengaruh kepada proses penyesuaian diri. Diagnosis meliputi 3 langkah, yaitu: a. Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif dapat menggunakan kategori Bordin dan Pepinsky. Kategori diagnosis Bordin : Dependence ( ketergantungan ). Lack of Information ( kurangnya informasi ). Self Conflict ( konflik diri ). Choice Anxiety ( kecemasan dalam membuat pilihan ).

Kategori diagnosis Pepinsky : Lack of Assurance ( kurang dukungan ). Lack of Information ( kurang informasi ). Lack of Skill ( kurang keterampilan ). Dependence ( ketergantungan ). Self Conflict ( konflik diri ).

b. Menentukan sebab - sebab, mencakup pencaharian hubungan antara massa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapat menerangkan sebab sebab gejala. a. Prognosis merupakan upaya untuk memprediksi kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada. Prognosis, misal diagnosisnya kurang cerdas, prognosisnya menjadi kurang cerdas untuk pengerjaan sekolah yang sulit, sehingga mungkin sekali gagal kalau ingin belajar menjadi dokter. Dengan demikian konselor bertanggung jawab dan membantu konseli untuk mencapai tingkat pengambilan tanggung jawab untuk dirinya sendiri, yang berarti ia mampu dan mengerti secara logis, tetapi secara emosional belum mau menerima. 4. Konseling merupakan hubungan membantu bagi konseli untuk menemukan sumber diri sendiri maupun sumber lembaga dan masyarakat membantu

konseli mencapai penyesuaian optimal, sesuai dengan kemampuannya. Hal ini mencakup 5 jenis konseling : a. Belajar terpimpin menuju pengertian diri. b. Mendidik kembali atau mengajar kembali sesuai dengan kebutuhan individu sebagai alat untuk mencapai tujuan kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya. c. Bantuan pribadi dari konselor supaya konseli mengerti dan terampil dalam menerapkan prinsip dan teknik yang diperlukan dalam kehidupan sehari hari. d. Mencakup hubungan dan teknik yang bersifat menyembuhkan dan efektif. e. Suatu bentuk mendidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis atau penyaluran. Selain itu, terdapat juga proses dari pada konseling ( treatment ) yang berhubungan dengan pemecahan masalah konseling yaitu ada 4 langkah : Pengembangan alternatif masalah. Proses pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa strategi. Pengujian alternatif pemecahan masalah. Dilakukan untuk

menentukan alternatif mana yang akan diimplementasikan, sehingga perlu diuji kelebihan dan kelemahan, keuntungan dan kerugian, serta faktor pendukung dan penghambat. Pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan syarat, kegunaan, dan fleksibilitas yang dipilih konseli. 5. Tindak lanjut atau follow up mencakup bantuan kepada siswa dalam menghadapi masalah baru dengan mengingatkannya kepada masalah

sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling. Teknik yang digunakan konselor harus disesuaikan dengan individualitas siswa, mengingat bahwa tiap individu unik sifatnya, sehingga tidak ada teknik yang baku yang berlaku untuk semua.

Kasus

: Bingung memilih jenjang pendidikan di perguruan tinggi, Diploma III atau Strata 1.

Konseli

: Adi.

Adi adalah seorang siswa kelas XII Teknik Komputer di sebuah SMK di Tabanan. Ia anak yang rajin dan pandai. Dalam setiap pembagian rapor ia selalu mendapatkan rangking satu. Di kelas XII ini sekolah Adi mengadakan tes minat dan jurusan untuk masuk ke PT. Dari hasil tes minat dan bakat Adi disarankan untuk masuk jurusan teknik komputer. Selain itu, ia dianjurkan untuk melanjutkan ke jenjang S1. Hal ini sesuai dengan cita-cita Adi sejak masih duduk di bangku SMP, yaitu menjadi sarjana yang ahli dalam komputer. Untuk itu, ia merasa sangat mantap dengan jurusan yang disarankan oleh hasil tes minat dan bakat. Akan tetapi, akhir-akhir ini Adi menjadi resah, cemas, bingung. Ia tidak berkonsentrasi lagi dalam belajar dan sering merenung di kelas. Ia kemudian menghadap Bapak konselor sekolah untuk membicarakan masalahnya. Hal yang dialami Adi adalah ia bingung karena harapannya untuk menjadi sarjana teknik komputer bertentangan dengan harapan orang tuanya. Orang tua Adi menyarankan agar ia melanjutkan ke jenjang D3 saja sehingga ia bisa cepat lulus dan cepat mendapatkan pekerjaan, mengingat faktor keuangan orang tua Adi yang hanya bekerja sebagai pedagang, sedangkan Adi masih mempunyai tiga adik yang juga membutuhkan biaya studi. Dalam hal ini, orang tua Adi juga menuntut agar Adi juga bisa membantu membiayai studi adik-adiknya dan kebutuhan keluarganya.

Langkah-Langkah Kerja dan Skema untuk Menyelesaikan Kasus Adi dengan Pendekatan Konseling Sifat dan Faktor. 1. Hubungan Awal. Konselor membangun hubungan yang hangat dengan konseli. Contoh : a. Konselor menyambut kedatangan konseli. b. Konselor mengajak konseli berbasa-basi membahas topik-topik netral. c. Konselor mempersilakan konseli untuk mengungkapkan masalahnya.

2. Penjelasan Masalah. Konselor mengajak konseli untuk mengungkapkan apa yang menjadi kebingungan, kesulitan, atau masalah yang dihadapinya. Contoh : Akhir-akhir ini Adi bingung. Ia tidak berkonsentrasi dalam belajar dan suka merenung di kelas. Perasaannya cemas dan resah atau tidak tenang. 3. Penggalian Masalah. Konselor menggali informasi yang lebih dalam dari konseli. Data-data yang akan digali terkait dengan asal usul masalah konseli, data pribadi konseli ( citacita, kemampuan kognitif, bakat khusus, sifat-sifat positif dan negatif dalam diri konseli, nilai-nilai hidup yang diperjuangkan, hobi, harapan-harapan untuk masa depan, perguruan tinggi yang diinginkan ), data tentang keluarga konseli ( pekerjaan orang tua, jumlah saudara, harapan orang tua terhadap perguruan tinggi ). Contoh : a. Asal usul masalah. Ada pertentangan dengan cita-citanya, yaitu ia ingin kuliah S1 di jurusan teknik komputer, sementara orang tua mengharapkannya kuliah D3 saja. b. Data diri Adi. Cita-cita Kemampuan kognitif Bakat khusus : Ahli teknik komputer. : Baik. : Komputer, mesin.

Sifat positif dalam diri : Teliti, tekun, tidak mudah menyerah. Sifat-sifat negatif : Kurang bisa mengatur waktu, penyesuaian dengan

lingkungan baru rendah. Nilai-nilai hidup Harapan pribadi Hobi Bidang pekerjaan PT yang diinginkan PT swasta terkenal ). : Menjadi orang yang bisa membantu orang banyak. : Menjadi sarjana teknik komputer. : Utak-atik komputer, bulu tangkis. : Dunia teknik, khususnya komputer, guru teknik. : Strata 1, di universitas negeri ( UGM, UNY, atau

Hasil tes psikologi Adi. a. Kecerdasan. Intelegensi / IQ b. Bakat. Bakat dalam bidang angka ( numerik ) Bakat berpikir abstrak Bakat dalam bahasa dan tata bahasa ( verbal ) Bakat dalam relasi ruang Bakat dalam teknik mekanik c. Kepribadian. Motivasi berprestasi ( Achievment ) Menaati aturan dan disiplin ( Deference ) Bekerja secara teratur ( Order ) Menonjol dan unggul diri ( Exhibition ) Mandiri, tanggung jawab ( Outonomy ) Bekerja sama dengan orang lain ( Afiliasi ) : Tinggi sekali ( 85 ) : Tinggi ( 80 ) : Rendah ( 21 ) : Tinggi ( 75 ) : Tinggi ( 61 ) : Sedang ( 55 ) : Tinggi sekali ( 90 ) : Tinggi ( 75 ) : Tinggi sekali ( 97 ) : Sedang ( 55 ) : Tinggi sekali ( 95 ) : Superior ( 124 )

Melibatkan diri dengan orang lain ( Intraception ) : Rendah sekali ( 20 ) Mendapatkan bantuan orang lain ( Succorance ) Menguasai teman dan orang lain ( Dominance ) Kebiasaan mengalah ( Abasment ) Menyenangkan orang lain ( Nurturance ) Mengadakan perubahan ( Change ) : Rendah ( 21 ) : Rendah ( 38 ) : Rendah ( 30 ) : Sedang ( 55 ) : Rendah ( 33 )

Tahan menghadapi, mengatasi rintangan (Endurance) : Tinggi sekali (85) Hubungan dengan lawan jenis ( Heteroseksual ) Menyerang pendapat orang lain ( Aggresion ) d. Minat Khusus. Minat Outdor Minat Mechanical Minat Computational Minat Scientific Minat Persuasive Minat Artistic : Rendah ( 22 ) : Tinggi sekali ( 81 ) : Tinggi sekali ( 81 ) : Tinggi ( 61 ) : Tinggi sekali ( 89 ) : Tinggi ( 68 ) : Rendah ( 21 ) : Rendah ( 32 )

Minat Literary Minat Musical Minat social service Minat clerical e. Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional ( aff ) f. Rekomendasi. Penjurusan/Kerja Studi lanjut c. Data orang tua Adi. Harapan orang tua

: Sedang ( 51 ) : Tinggi sekali ( 98 ) : Sedang ( 50 ) : Sedang ( 60 )

: Sedang ( 60 )

: IPA - S1

: Cepat bekerja dan membantu membiayai studi

adik-adiknya dan kebutuhan keluarga. Pekerjaan orang tua Jumlah saudara PT yang disarankan : Pedagang : Dua, 1 adik laki-laki dan 1 adik perempuan : Diploma di universitas negeri

d. Unsur-unsur pokok yang mendukung konflik. 1. Hasil tes minat dan bakat yang menyarankan Adi masuk jurusan teknik komputer. 2. Harus cepat bekerja dan ikut membiayai studi ketiga adiknya. 3. Keadaan ekonomi keluarga. e. Perasaan Adi. 1. Cemas. 2. Resah. 3. Tidak tenang. f. Pikiran Adi. 1. Bingung. 2. Tidak bisa berkonsentrasi. 4. Penyelesaian Masalah. Konselor menjelaskan sumber masalah yang dialami konseli. Konselor mengajak konseli untuk membuat perbandingan dengan melihat keuntungan dan kerugian beberapa pilihan yang menjadi kesulitannya. Konselor memberikan pertanyaan-pertanyaan pembanding dengan kata mungkinkah,

inginkah, dan bisakah. Selanjutnya, konselor mengarahkan konseli agar bisa memutuskan pilihannya. Contoh : a. Keuntungan dan kerugian. 1. Keuntungan. a. Kuliah S1 jurusan teknik : 1. Mendapat gelar sarjana S1 sesuai dengan cita-citanya sejak SMP. 2. Jenjang karier yang lebih baik. b. Kuliah D3 : 1. 2. Waktu kuliah yang singkat, hanya tiga tahun. Sesuai harapan orang tua.

2. Kerugian. a. Kuliah S1 jurusan teknik : 1. Tidak didukung orang tua. 2. Waktu studinya empat tahun. 3. Biaya yang dikeluarkan akan lebih besar. b. Kuliah D3 : 1. Tidak sesuai dengan cita-citanya. 2. Tidak menjadi sarjana S1. b. Pertanyaan alternatif. 1. Mungkinkah ? 2. Inginkah ? 3. Bisakah ? c. Membuat pilihan. 1. Mantap dengan pilihan tetap kuliah di jenjang S1. 2. Membicarakannya secara baik-baik dengan orang tua. 3. Akan mencari beasiswa dan kuliah sambil bekerja. 4. PT yang dipilih adalah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 5. Hubungan Akhir. Setelah melalui proses wawancara konseling, akhirnya konseli sudah menemukan jalan keluar untuk permasalahannya. Dengan demikian, konselor dapat menutup proses konseling. Contoh : a. Konselor/konseli meringkas kembali isi pembicaraan mulai dari awal.

b. Konseli diminta menegaskan kembali keputusan yang telah diambil selama proses konseling. c. Konselor memberikan semangat kepada konseli. d. Konselor menawarkan bantuan apabila kelak timbul permasalahan baru. e. Konseli mengucapkan terima kasih dan mohon pamit. 6. Tindak Lanjut. a. Mengamati perilaku Adi di sekolah. b. Bertemu/memanggil orang tua Adi ke sekolah. c. Menggali informasi dari teman-teman, guru kelas, dan wali kelas Adi mengenai perkembangan perilakunya. d. Setelah 1-2 minggu, Adi diundang lagi sehingga konselor bisa menanyakan perkembangan dirinya. e. Memberi pujian pada perilaku yang mulai baik.

Contoh Wawancara Konseling Kasus Adi

Hubungan Awal. 1. Ki : Tok, tok ( mengetuk pintu ) Halo, Pak, selamat siang. 2. Ko : Halo, Adi, selamat siang. Mari silakan masuk. Kok, sendirian saja? (rapport) ( attending ). 3. Ki : Iya, Pak, teman-teman sudah pulang. 4. Ko : Hari ini memang pulang agak cepat, ya. Oh, Bapak jadi ingat, selamat, ya, minggu lalu kamu menang dalam lomba olimpiade komputer sepropinsi. ( penguatan ) (basa-basi / membahas topik netral ) ( attending ). 5. Ki : Ya, Pak, terima kasih banyak. Saya waktu itu berusaha seoptimal mungkin. Dan ternyata bisa mendapat juara 1. 6. Ko : Saya bangga dengan kamu, padahal saingan kamu dari SMA ternama di Bali ini. Pertahankan terus, ya, kemampuanmu itu. ( penguatan ) ( attending ). 7. Ki : Semua juga berkat dukungan Bapak selama ini. Emhhh, Pak, . . . saya boleh mengungkapkan sesuatu nggak? Karena saya sekarang sedang tidak tenang, Pak . . . 8. Ko : Boleh, Adi. Bapak siap bantu kamu. Coba ceritakan apa yang sedang kamu rasakan, hal yang mungkin mengganggu kamu saat ini. ( ajakan untuk memulai ) ( attending ).

Penjelasan Masalah. 9. Ki : Saya sekarang ini sedang bingung, Pak. : Bingung ? ( pengulangan 1-2 kata ) Lalu? ( permintaan untuk

10. Ko

melanjutkan ) ( dorongan minimal ) ( attending ). 11. Ki : Karena kebingungan tersebut saya tidak bisa berkonsentrasi pada

pelajaran di kelas Pak . . . 12. Ko : Jadi sekarang kamu tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran.

karena mengalami kebingungan. ( refleksi pikiran ) ( attending ). 13. Ki 14. Ko : Selain itu, saya juga sering merenung di kelas, Pak. : Jadi kebingunganmu ini juga membuat kamu ingin menyendiri.

(klarifikasi pikiran) ( attending ).

15. Ki 16. Ko

: Betul, Pak. : Ada hal lain yang masih mengganggu pikiranmu saat ini ? (PHT)

( attending ) 17. Ki : Selain kebingungan dalam pikiran saya, saya juga resah dan

cemas, Pak . . . 18. Ko : Jadi perasaanmu saat ini juga terganggu sehingga kamu resah dan

cemas. ( refleksi perasaan ) ( attending ). 19. Ki 20. Ko : Ya, ya, itulah yang sekarang saya alami, Pak. : Ya, ya, ( penerimaan / acceptance ) baiklah Adi mari kita lihat

masalahmu ini lebih jauh. ( pemberian struktur ) ( attending ).

Penggalian Masalah 21. Ko : Tadi kamu mengatakan pikiranmu bingung dan kamu merasa

cemas, resah, nah, kalau Bapak boleh tahu, apa yang menyebabkan hal itu? (PHT) ( open question ) ( attending ). 22. Ki : Saya, kan, sudah kelas XII, Pak, dan setelah lulus saya ingin

melanjutkan ke PT . . . 23. Ko : Lalu ? ( permintaan untuk melanjutkan ) ( dorongan minimal )

( attending ). 24. Ki : Sebenarnya sejak SMP saya bercita-cita setelah lulus SMK saya

akan kuliah S1 di jurusan komputer. Sayangnya harapan saya itu bertentangan dengan harapan orang tua saya . . . 25. Ko : Tampaknya ada perbedaan prinsip dalam menentukan masa

depanmu. ( klarifikasi pikiran ) Nah, sebenarnya apa yang membedakan harapanmu dengan harapan orang tuamu? ( PHT ) ( open question ) (attending). 26. Ki : Saya, kan, ingin jadi sarjana teknik komputer dengan kuliah S1,

sedangkan orang tua inginnya saya kuliah D3 saja karena kedua adik saya juga masih butuh biaya studi mereka saat ini. Orang tua mengharapkan jika kuliah D3, saya bisa cepat lulus dan bekerja, selanjutnya bisa membantu membiayai studi adik-adik saya dan keuangan keluarga, Pak.

27. Ko

: Ya, ya. ( penerimaan / acceptance ) Apakah hal ini berarti ada

kesulitan keuangan dari keluargamu sehingga orang tuamu menyarankan untuk kuliah di jenjang diploma saja ? ( interpretasi ) ( open question ) (attending). 28. Ki : Mungkin hal tersebut juga menjadi dasarnya, Pak, meskipun

orang tua saya tidak pernah membicarakan keuangannya, apalagi berapa, sih, Pak, pendapatan seorang pedagang seperti bapak saya. 29. Ko : Baiklah, saya mengerti maksudmu ( penerimaan / acceptance ).

Mari kita lihat lagi dirimu secara lebih mendetail. ( pemberian struktur ) Apakah kamu masih ingat gambaran umum dari hasil tes minat dan bakat dan tes psikologis yang bulan lalu kamu lakukan ? ( PHT ) ( leading ) (attending). 30. Ki : Masih, Pak. Setelah dibagikan, hasil tes itu juga sering saya

pelajari, kok, Pak. 31. Ko : Bagus, ternyata kamu orang yang penuh pertimbangan, ya.

(umpan balik) ( penguatan ) Nah, apakah bakat khusus yang ditulis di hasil tes tersebut sesuai dengan bakat yang sekarang kamu miliki ? ( PHT ) ( close question ) ( attending ). 32. Ki : Wah, cocok, Pak, dengan bakat yang saya miliki. Hasilnya, bakat

khusus adalah bidang komputer dan mesin. 33. Ko : Lalu, bagaimana dengan sifat-sifat positif dan negatifnya ? (PHT)

( attending ). 34. Ki : Sifat positif saya : teliti, tekun, tidak mudah menyerah, sedangkan

sifat negatif saya : kurang bisa mengatur waktu, penyesuaian dengan lingkungan baru rendah. 35. Ko : Jadi dalam hal pembagian waktu kamu masih kurang optimal, ya.

( klarifikasi pikiran ) Hobimu saat ini apa, sih, Adi ? ( PHT ) (open question) ( attending ). 36. Ki 37. Ko : Otak-atik komputer dan bulu tangkis, Pak. : Bagaimana dengan nilai-nilai hidup yang kamu perjuangkan saat

ini ? ( PHT ) ( open question ) ( attending ). 38. Ki : Nilai yang sedang saya perjuangkan adalah menjadi orang yang

bisa membantu orang banyak.

39. Ko

: Selanjutnya, kira-kira jika lulus dan kamu ingin melanjutkan

kuliah di PT, universitas mana yang menjadi alternatif kamu ? ( PHT ). (open question) ( attending ). 40. Ki : Yang akan saya pilih dulu yang negeri, Pak. Alternatifnya, UGM,

UNY, dan kalau tidak diterima, saya akan masuk swasta, tapi yang sudah terbukti bagus seperti STIKOM, Pak. 41. Ko : Nah, bagaimana dengan harapan orang tuamu saat ini ? ( PHT )

(open question) ( attending ). 42. Ki : Kalau orang tua saya mengharapkan kuliah yang cepat selesai dan

menyarankan kuliah D3 di PT negeri agar saya cepat bekerja dan bisa membantu membiayai studi adik-adik saya. 43. Ko : Nah, dari pembicaraan kita sekarang perbedaan harapanmu

dengan orang tuamu mulai tampak jelas. ( pemberian informasi ) (attending). 44. Ki : Nah, itulah yang menyebabkan kebingungan saya saat ini, Pak.

Lalu saya sekarang harus berbuat apa, Pak? 45. Ko : Baik, kita akan mencari jalan keluar yang tepat bersama-sama.

(pemberian informasi). Baiklah Adi setelah beberapa perbincangan yang telah kita lakukan alangkah baiknya kita menyimpulkan terlebih dahulu agar semakin jelas hasil pembicaraan kita sebelum melanjutkan ke pemecahan masalahnya. Dari pembicaraan yang telah kita lakukan kita sudah sampai pada dua hal : pertama, keinginan Adi sangat kuat untuk melanjutkan studi ke S1 teknik komputer semakin jelas. Kedua, namun keinginan Adi tersebut terhambat yang disebabkan oleh keinginan orang tua Adi yang ingin menyekolahkan Adi pada tingkat D3 teknik komputer ( attending ). 46. Ki : . . . . ( mengangguk ).

Penyelesaian Masalah 47. Ko : Baiklah, Adi. Dari penjelasan yang kamu katakan kamu

mengatakan sedang bingung, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, cemas dan resah. Semua hal itu terjadi karena kamu sedang mengalami kebingungan

untuk memilih jenjang di PT antara S1, sesuai dengan harapanmu, dan D3, sesuai dengan harapan orang tuamu ( diagnosis ), kiranya begitu? (attending). 48. Ki 49. Ko : Ya, Pak, benar sekali. : Marilah kita lihat satu per satu keuntungan dan kerugian dari

masing-masing jenjang. ( penyelidikan ) ( attending ). 50. Ki 51. Ko : Baik, Pak. : Sekarang coba kira-kira apa yang menjadi keuntungan jika kamu

kuliah S1 di jurusan teknik komputer ? ( PHT ) ( open question ) (attending). 52. Ki : Keuntungan jika saya kuliah S1, saya akan mendapat gelar

sarjana teknik, sesuai dengan cita-cita saya sejak SMP, yang jelas jenjang karier juga lebih baik. 53. Ko : Bagaimana dengan keuntungan kuliah D3 ? ( PHT ) ( open

question ) ( attending ). 54. Ki : Kalau D3, waktu kuliahnya singkat, Pak. Hanya tiga tahun,

artinya pengeluaran biaya studi pasti akan lebih sedikit dan pasti akan didukung orang tua saya karena sesuai dengan harapan mereka. 55. Ko : Nah, kita sudah melihat keuntungan jika kamu harus kuliah di

jenjang strata atau diploma. ( pemberian informasi ) Sekarang mari kita lihat kerugiannya. ( pemberian struktur ) Apa kerugian yang kamu dapatkan jika kuliah di jenjang strata atau diploma? ( penyelidikan ) ( open question ) (attending). 56. Ki : Kerugiannya, jika saya kuliah S1 teknik komputer, studinya akan

lebih lama, minimal empat tahun jika lancar, artinya biaya studi yang dikeluarkan akan tambah banyak, Pak, dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. 57. Ko : Kalau kerugian kuliah teknik komputer di jenjang diploma ?

(PHT) ( open question ) ( attending ). 58. Ki : Tidak sesuai dengan cita-cita saya, Pak, dan saya tidak akan

mendapat gelar sarjana teknik komputer. Nah, terus bagaimana, Pak? Setelah saya mengungkapkan keuntungan dan kerugian masing-masing jenjang, saya juga masih bingung harus memilih yang mana.

59. Ko

: Ya, ya. ( penerimaan / acceptance ) Untuk itu, langkah

selanjutnya saya akan bertanya kepada kamu lagi ( pemberian informasi ), mungkinkah kamu kuliah D3? ( PHT ) ( close question ) ( attending ). 60. Ki 61. Ko : Ya, mungkin saja, Pak . . . tapi . . . : Tapi ? ( pengulangan 1-2 kata ) Silakan lanjutkan. ( permintaan

untuk melanjutkan ) ( penguatan minimal ) ( attending ). 62. Ki 63. Ko : Saya ragu, Pak . . . ( wajah murung ). : Adi, Bapak jadi bingung, kamu mengatakan mungkin saja dan

selanjutnya kamu murung seperti itu, apa maksud kamu tersebut ? (konfrontasi) ( attending ). 64. Ki : Dengan pertanyaan Bapak tadi, apakah ini berarti saya harus

mengambil kuliah D3, Pak ? 65. Ko : Oh, begitu, Bukan begitu maksud Bapak. Dengan pertanyaan itu

kita akan semakin mudah memetakan pilihan-pilihan (pemberian informasi) Bagaimana, bisa kita lanjutkan ? ( permintaan untuk melanjutkan ) ( close question ) ( attending ). 66. Ki 67. Ko : Baik, Pak. : Saya mau bertanya lebih lanjut, inginkah dan bisakah kamu

sebenarnya jika harus kuliah D3 ? ( PHT ) ( close question ) ( attending ). 68. Ki : Ya, kalau dari hati saya sendiri saya bisa, tapi tidak ingin, Pak . . .

tapi saya juga bingung dengan tuntutan orang tua, padahal jika dipaksakan, saya yakin kuliah saya bisa bermasalah, Pak. 69. Ko : Bermasalah? ( pengulangan 1-2 kata ) Apa maksudmu? (PHT)

(claryfing) ( attending ). 70. Ki belajar. 71. Ko : Hmm . . . apakah benar menurut kamu seorang pelajar tugasnya : Pasti saya nanti akan malas-malasan, Pak ... dan saya tidak akan

hanya bermalas-malasan ? ( close question ) ( attending ). 72. Ki 73. Ko : He, he, tidaklah Pak. Pikiran saya, kok, jadi salah begini yaa . . . . : Bagus, jalan pikiranmu mulai terbuka. (pemberian umpan balik)

( penguatan ) Nah, Adi, apakah nantinya kamu akan tetap memilih kuliah S1 teknik komputer ? ( PHT ) ( close question ) ( attending ).

74. Ki 75. Ko

: Tampaknya begitu, Pak, saya memang harus ke jenjang S1. : Tampaknya keputusanmu ini sudah bulat, ya. ( klarifikasi

pikiran ) Terus bagaimana dengan harapan orang tuamu tentang kuliah D3 ? ( PHT ) ( open question ) ( attending ). 76. Ki : Aduh, kalau itu saya juga bingung, Pak, apakah Bapak punya

usul? ( konseli meminta usul atau nasihat ). 77. Ko : Sebelum Bapak memberikan usul, Bapak mau bertanya dulu,

(PHT) kalau kamu mantap kuliah S1, bagaimana dengan biaya studimu nanti? ( PHT ) ( open question ) ( attending ). 78. Ki : Ya, memang, Pak, pasti nanti ada kendala dengan biaya ekonomi

dari keluarga saya. Saya akan berusaha mencari beasiswa di universitas yang nanti saya pilih dan saya akan kuliah sambil bekerja. Saya punya keahlian dalam hal komputer, jadi bisa saya akan memanfaatkan keahlian saya tersebut. 79. Ko : Apakah nantinya kamu tidak kesulitan untuk membagi waktu

kamu antara kuliah dan bekerja ? ( PHT ) ( close question ) ( attending ). 80. Ki : Saya rasa saya mampu, Pak, karena jenis pekerjaan sampingan

yang akan saya lakukan bisa saya kerjakan di rumah. 81. Ko : Yang kamu katakan ini karena kamu bersemangat atau hanya

karena untuk mencari jalan keluar sesaat ? ( penyajian alternatif ) (konfrontasi) ( attending ). 82. Ki 83. Ko : Justru itu semangat saya, Pak. : Saya mendukung semangat kamu tersebut, yakinlah kamu bisa

dan jangan menyerah, ya. ( dukungan ) ( penguatan ) ( attending ). 84. Ki 85. Ko : Terima kasih, ya, Pak, atas dukungannya. : Nah, untuk beasiswa yang akan kamu cari, biasanya akan ada

konsekuensi khusus dari pihak PT. Maksudnya, kamu juga akan dituntut untuk mendapat nilai yang mereka tentukan ( pemberian informasi ), apakah kamu siap? ( PHT ) ( close question ) ( attending ). 86. Ki : Saya rasa dalam hal nilai dan prestasi di PT. Saya juga bisa

memenuhi.

87. Ko

: Kalau melihat kemampuanmu sekarang, saya tidak ragu.

(dukungan) ( penguatan ). Nah, untuk masuk PT negeri, saya usul kamu masuk program siswa unggulan saja, dan daftar melalui sekolah. (usul/saran) ( pemberian informasi ) ( attending ). 88. Ki 89. Ko : Ada, ya, Pak ? : Ada, UGM menyediakan untuk jalur bibit unggul bagi siswa yang

berprestasi, kamu lengkapi syaratnya, nanti biar Bapak yang memberi rekomendasinya. ( pemberian informasi ) ( attending ). 90. Ki : Baik, Pak. Saya nanti akan melengkapi syarat-syaratnya. Terus

bagaimana, ya, Pak, saya harus bicara dengan orang tua saya tentang pilihan saya ini, nanti saya takut orang tua akan marah-marah. 91. Ko : Nanti sepulang sekolah atau pada waktu malam hari saat

keluargamu sedang santai, coba kamu bicarakan secara baik-baik dengan orang tuamu. ( usul/saran ). Saya yakin jika kamu belajar terbuka kepada orang tuamu, mereka pasti akan memahami kamu. ( pemberian informasi ) ( attending ). 92. Ki 93. Ko : Ok, Pak, saya siap. : Nah, begitu. ( dukungan ) ( penguatan ) Untuk pilihan PT, kamu

mantap memilih UGM ? ( PHT ) ( close question ) ( attending ). 94. Ki : Ya, Pak. Saya akan mencoba masuk program bibit unggul. Jika

tidak diterima, baru mencari PT swasta. 95. Ko : Ya, ya. ( penerimaan / acceptane ) Baiklah, Adi, tampaknya

kebingunganmu sekarang sudah terjawab, bukan ? ( PHT ) ( close question ) ( attending ). 96. Ki 97. Ko : Sudah, Pak. Saya merasa enak. : Jadi kamu sudah merasa enak. ( refleksi perasaan ) Saya ikut

senang. Baik, sebelum kita akhiri pertemuan kita, saya akan merangkum dulu pembicaraan kita dari awal sampai akhir. ( pemberian informasi ) ( attending ).

Penutup 98. Ko : Dari awal pembicaraan kita tadi pertama-tama kamu datang

menemui saya bahwa kamu merasa bingung, cemas, resah, suka merenung di kelas. Semua itu terjadi karena harapanmu berbeda dengan harapan orang tuamu, yaitu mengenai jenjang PT yang harus diambil setelah lulus SMK. Kamu sendiri menginginkan kuliah di S1 teknik komputer, sedangkan orang tuamu menginginkanmu kuliah D3 teknik komputer. Akhirnya kamu bisa mencantumkan pilihanmu sendiri dan memutuskan kuliah S1 teknik komputer di UGM, dan akan mencari tambahan biaya kuliah sendiri dengan kerja sampingan. Kamu juga akan membicarakan secara baik-baik keputusanmu ini dengan orang tua. ( rangkuman / sumarizing ). Kiranya begitu, ya ? ( close question ) ( attending ). 99. Ki 100. Ko : Benar sekali, Pak. : Nah, pertemuan kita sudah sampai pada kejelasan masalahmu,

apakah ada hal lain yang ingin kamu ungkapkan lagi? ( PHT ) (close question) ( attending ). 101. Ki : Saya kira sudah tidak ada lagi, Pak. Terima kasih banyak, ya,

Pak, saya pamit dulu. 102. Ko: Baik, jika begitu, silakan pulang. Hati-hati, ya, jangan segan untuk datang menemui Pak lagi ( attending ).

Anda mungkin juga menyukai