Anda di halaman 1dari 13

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN DAKWAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Dalam Mata Kuliah Manajemen Dakwah

Dosen Pengampu :  H. Suslina Sanjaya S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh
Kelompok 7 :
Nevi Andila 1841030005
Novi Endang Sri Palupi 1841030070
Regal Wibowo 1841030012

MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepemimpinan Dalam Menajemen
Dakwah”. Makalah ini diajukan guna memenuhi nilai mata kuliah “Manajemen Dakwah”.
Tidak lupa, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca makalah ini. Harapan saya semoga makalah
ini bermanfaat dan menjadikan sumber pengetahuan bagi para pembaca.

                                                                               Bandarlampung, 2014

                                               

                                                                                                Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.

Diawal abad ini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian kepemimpinan dan perbedaan
pengertian antara kepemimpinan manajemen dakwah dan kepemimpinan dakwah.kepemimpinan
dalam pengertian umum adalah suatu proses ketika seseorang memimpin (directs), membimbing
(guides), dan memengaruhi atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang
lain.dari pengertian umum tersebut dapat dipahami bahwa kepemimpinan merupakan tindakan
atau perbuatan seseorang yang menyebabkan seseorang atau kelompok lain menjadi bergerak
kearah tujuan-tujuan tertentu.sedangkan pengertian secara khusus dapat dilihat dari beberapa
pendapat berikut :

1.      Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirjo dalam bukunya ang berjudul beberapa pandangan
umum tentang pengambilan keputusan. Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang
menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya.

2.      Haiman, berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang
memimpin, membimbing, memengaruhi pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain.

3.      John Pfifne, dalam bukunya yang berjudul public administrasion memberikan definisi
kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasi dan memberikan dorongan terhadap individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

1.2. Rumusan masalah.

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam manejemen dakwah?

2. Sifat apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam manajemen dakwah?

3. Karakter apa sajakah yang  harus dimiliki pemimpin dalam berdakwah?

4. Apa perbedaan antara kepemimpinan manajemen dakwah dengan kepemimpinan dalam


manajemen dakwah?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pemimpin Dalam Menejemen Dakwah.

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam meraih sukses bagi sebuah organisasi. Sebab
pemimpin yang sukses akan mampu mengelola organisasi,dapat memengaruhi orang lain secsra
konstruktif,dan mampu menunjukan jalan serta tindakan benar yang harus dilakukan secara
bersama-sama.[1]

Terdapat beberapa istilah dalam Al-Qur’an yang merujuk pada pengertian


pemimpin.pertama,kata umara’ yang sering juga disebut dengan Ulil Amri dan khadimul ummah.
khadimul ummah diartikan sebagai pelayanan umat. sedangkan istilah Ulil Amri dan
Umara’tergambar dalam surat An-Nisa : 59.

‫ياأيها الذين ءامنوا أطيعوا هللا وأطيعوا الرسول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في شئ فردوه الى هللا إن كنتم تؤمنون باهلل‬
}59 : ‫واليوم اال خر ذلك خير وأحسن تأويال {النساء‬

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman,taatilah Allah dan taatilah Rasululnya, dan ulil amri diantara
kamu.kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian.yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS.An-Nisa’ 59).

Para pemimpin harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi secara tiba-tiba, dapat
mengoreksi kelemahan-kelemahan,dan sanggup membawa organisasi  kepada sasaran dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.jadi,bisa dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan kunci
kesuksesan sebuah organisasi.disamping itu,dalam setiap kerja kolektif dibutuhkan pemimpin
untuk mengefisienkan setiap langkah dari kegiatan tersebut.

Sementara itu,manajemen adalah suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok
dalam upaya melakukan koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.pada hakikatnya manajemen
dengan berbagai macam fungsinya jelas sangat erat kaitannya dengan pemimpin dan pribadi
pemimpin.dengan kata lain, setiap pungsi manajemen memerlukan pemimpin dan
kepemimpinan.untuk itu seorang manajer atau pemimpin harus memiliki sebuah keterampilan
yang menjadi unsur bersama diantara tingkat-tingkatan menajemen yang berbeda,dimulai dari
tingkatan yang paling rendah,tingkatan menengah,dan sampai pada tingkatan tertinggi.
Secara umum keterampilan-keterampilan tersebut tercermin dalam :

1.      Technical Skill.

Ini adalah segala hal yang berkaitan dengan informasi dan kemampuan (skiil) khusus tentang
pekerjaannya. seperti, pengetahuan dengan sifat tugasnya,

Tuntannya, tangung jawabnya,dan kewajiban-kewajibannya.

2.      Human Skill.

Segala hal yang berkaitan dengan perilakunya sebagai individu dan hubungannya dengan orang
lain dan cara berinteraksi dengan mereka.termasuk disini adalah perilakunya dalam hubungan
dengan kepemimpinan dan interaksinya dalam kelompok yang berbeda-beda.

3.      Conceptual Skill.

Kemapuan untuk melihat secara utuh dan luas terhadap berbagai masalah,dan kemudian
mengaitkannya dengan berbagai perilaku yang berbeda dalam organisasi serta menyelaraskan
antara berbagai keputusan yang dikeluarkan oleh berbagai organisasi,yang secara keseluruhan
bekerja untuk meraih tujuan yang telah ditentukan.

Kepemimpinan dakwah harus dilandasi oleh konsep kepemimpinan demokrasi yaang


menerapkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan spesialisasi tugas setiap unit
kesatuan,pendelegasian wewenang,dan rentang pengawasan yang konsisten.oleh karena itu
pimpinan dakwah harus memandang organisasi dakwah sebagai suatu sistem.

Kepemimpinan dakwah merupakan konsep yang kompleks dan dinamis.kompleks,karena


melibatkan berbagai komponen, sedangkan dinamis karena berkembang secara
berkesinambungan.dengan demikian, hakikat kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan dakwah. Masalah
kepemimpinan dalam Al-Qur’an tersirat dalam surat Al-Baqoroh : 30.

‫وإذقال ربك للمالئكة إني جاعل في األرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس‬
}30: ‫لك قال إني أعلم مالم تعلمون {البقرة‬

Artinya :

“ingatlah takkala tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi”. Mereka berkata : “mengapa hendak menjadikan
khalifah dimuka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih memuji engkau dan mensucikan engkau?”. Tuhan
berfirman : “sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (      QS.Al-Baqoroh :
30)

Berdasarkan asumsi dan postulat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepemimpinan merupakan dasar yang dimiliki manusia yang dikenal dengan fitrah dan wujud
kemampuan utnuk mengaruhi orang lain sehinga orang tersebut mengikuti orang yang
diikutinya.jadi,seorang pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kemampuan dalam
suatu kegiatan untuk memengaruhi orang lain sehingga terjadi perubahan sikap pengikutnya.

Dengan demikian,pemimpin bertangung jawab atas apa yang di pimpinnya.itu sebabnya


dikatakan, bahwa kepemimpinan berlangsung saling memengaruhi yang membutuhkan tanggung
jawab pimpinannya. Karena setiap perbuatan itu akan dimintai pertangungjawabannya, terlebih
seorang pemimpin yang menyangkut kehidupan orang banyak. Hal ini sebagimana yang
terkandung dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ : 36.

}36 : ‫وال تقف ماليس لك به علم إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسئوال {اإلسراء‬

Artinya :

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya.sesunguhnya pendengaran,penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya”. (QS.Al-Isra’ : 36 )

2.2. Definisi Pemimpin Dalam Konsep Menejemen Dakwah.

Ada asumsi,bahwa keberhasilan suatu usaha secara tidak langsung ditentukan oleh
pemimpinnya.dalam konteks ini juga bisa dilihat dalam teori kepemimpinan “Traits Theory of
leadership” . disamping itu, diperlukan sebuah rumusan yang jelas tentang kepemimpinan yang
dimaksudkan untuk mempermudah proses selanjutnya.

Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan memengaruhi (dari
pemimpin), dan hubungan ketaatan dan kepatuhan para bawahan karena dipengaruhi oleh
kewibawaan pemimpin.disini akan diungkapkan beberapa definisi tentang kepemimpinan yang
dikutip oleh Fred E. Fieldler dan Martin M.Chomers, yaitu :

a.       Leadership is the exercises of authority and the making of lecistors.”Kepemimpinan


adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan pembuat keputusan”.

b.      Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya pada
spesialisasi disatu bidang,sehingga ia mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas tertentu,demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
c.       Henry Pratt Fairchild menyakan bahwa pemimpin dalam pengertian luas adalah seorang
yang memimpin dengan jalan memprakasai tingkah laku sosial dengan cara
mengatur,mengerakan, mengorganisir, dan mengontrol usaha atau upaya orang lain.

d.      Leadership is the process of influencing gruop activites toward goal setting and goal
achievement. “ kepemimpinan adalah sutu proses memengaruhi aktivitas kelompok dalam
rangka perumusan dan pencapaian tujuan”.

Disamping memiliki kedudukan yang sangat strategis,kepemimpinan juga harus dimiliki oleh
orang yang menyampaikan dakwah.karena dalam lapangan dakwah akan banyak terjadi intraksi
atau kerja sama antara satu dengan lain untuk mencapai tujuan.

Sedangkan yang dimaksud dengan kepemimpinan dakwah adalah sikap kepemimpinan yang
dimiliki oleh seorang da’i yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik dalam berbagai
kondisinya.oleh karena itu,yang dimaksud dengan kepemimpinan menejemen dakwah adalah
suatu kepemimpinan yang fungsi dan peranannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga
dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi manajemen mulai dari planning,
organizing, actuating, and controling.[2]

Kepemimpinan sebagai konsep manajemen dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut :

a.       Kepemimpinan sebagai salah satu seni dalam berdakwah untuk menciptakan kesesuaian
dalam mencari titik temu.

b.      Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasif dan inspirasi dalam berdakwah.

c.       Kepemimpinan adalah kepribadian yang memiliki pengaruh.

Adapun sifat,ciri, atau nilai-nilai pribadi yang harus dimiliki dalam kepemimpinan menajemen
dakwah adalah :

Ø  Berpandangan jauh.

Ø  Bertindak dan bersikap bijaksana.

Ø  Berpengetahuan luas.

Ø  Bersikap dan bertindak adil.berpendirian teguh.

Ø  Optimis bahwa misinya berhasil.

Ø  Berhati ikhlas.

Ø  Mampu berkomunikasi.
John P.Kotter menyebutkan, bahwa perbedaan antara menajemen dan kepemimpinan adalah
sebagai berikut :

1.      Manajemen berhubungan dengan usaha menangulangi kompleksitas, sedangan


kepemimpinan menangulangi perubahan.

2.      Manajemen berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran untuk mengatasi


kompleksitas, sedangkan kepemimpinan mengenai penentuan arah perubahan melalui
pembentukan visi.

3.      Manajemen yang mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan perencanaan melalui


pengorganisasian dan penusun staff, sedangkan kepemimpinan mengarahkan orang untuk
bekerja berdasarkan visi.

4.      Manajemen menjamin pencapaian rencana melalui pengendalian dan pemecahan masalah,
sedangkan kepemimpinan memotivasi dan mengilhami orang agar berusaha melaksanakan
rencana.

2.3. Syarat-syarat Kepemimpinan Dakwah.

Dalam setiap kelompok, manusia memerlukan pimpinan,sehingga gejala kepemimpinan


mempunyai banyak aspek dan dapat didekati dari berbagai sudut pandang.dari berbagai
pandangan itu timbul bermacam-macam bentuk kepemimpinan mewakili aliran setiap
pemikiran.memimpin manusia memberi segi kejiwaan terhadap peran pemimpin maupun yang
dipimpin.oleh karena itu, untuk pimpinan yang efektif tidak cukup hanya memperhatikan apa
yang dikerjakan, tetapi sama pentingnya mengenai bagaimana pemimpin melakukan. Dalam hal
ini tampak adanya hubungan kejiwaan antara pemimpin dan yang dipimpin.

Berbeda dengan kepemimpinan suatu organisasi usaha yang didasarkan atas aspek legal, formal,
dan rasional maka bentuk kepemimpinan kharismatik yang didasarkan atas kepercayaan dan
keyakinan intuitif dan hubungan emosional yang terjalin dengan nilai-nilai keagamaan. Kekuatan
pimpinan terletak pada kebijaksanaan yang dimilikinya.kesetian dan kecintaan orang-orang yang
dipimpin menyertai ketaatan dan ketundukan kepadanya.

Ketaatan terhadap kepemimpinan kharismatik didorong oleh penghargaan dan penghormatan


atas aspek “ kesucian” dari apa yang dibawakannya, karena apa yang diumumkannya merupakan
“pangilan” yang mengandung nilai kesucian, baik berupa adil, peraturan atau sistem. Kekuasaan
kharismatik datang secara spontan dalam situasi luar biasa berdasarkan legimitasi moral.
Hubungan kejiwaan ini terasa sangat kuat yang biasa menandai kepemimpinan dakwah.
2.4. Motivasi Dalam menejemen dakwah.[3]

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin movere berarti bergerak atau
mengerakan.dalam hubungan ini pengertian motivasi menurut istilah menejemen ialah suatu
proses psokologis yang mendorong prilaku orang-orang agar tertuju kearah tertentu.dengan
proses ini seorang manajer mendorong agar orang-orang berusaha dengan penuh kemauan unuk
mencapai tujuan organisasi.

Memberikan motivasi merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh manajer.dengan motivasi


tersebut dia dapat membangkitkan inspirasi dan mendorong semangat orang lain agar bekerja
lebih baik dan lebih produktif.masalah terpenting dalam motivasi ialah mencari cara yang terbaik
agar para anggota dapat selalu berprestasi tinggi untuk kepentingan organisasi.

Masalah motivasi ini penting sekali dalam organisasi dakwah karena mempunyai fungsi
ganda,kedalam motivasi berperan sebagai pendorong terhadap para pelaksana dakwah untuk
meningkatkan produktivitas pencapaian sasaran organisasi,sedangkan keluar,mendorong objek
dakwah untuk secara nyata melaksanakan nilai-nilai ajaran islam.

2.5. Karakteristik Manajer atau Pemimpin Dakwah.

Untuk manjalankan organisasi dakwah dibutuhkan sebuah menejer yang handal seperti yang
telah dipapar kan sebelumnya.pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki kemampuan
untuk memadukan antara dimensi institusional dengan dimensi individual.

Adapun karakter manajer dakwah yang ideal itu dapat dikatagorikan sabagai berikut :

a.       Amanah.

Amanah merupakan kunci kesuksesan setiap pekerjaan,dan sangat penting dimiliki oleh para
manajer,karena ia diberi amanah untuk mengelolah organisasi dakwah yang cakupannya sangat
luas dan memerhatikan hak-hak orang banyak, sebagaimana tergambar dalam surat Ali Imran :
26.

‫قل اللهم مالك الملك تؤتي الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتذل من تشاء بيدك الخير إنك على كل‬
} 26 : ‫شيء قدير { ال عمران‬

Artinya : “katakanlah : “wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan,engkau berikan kerajaan


kepada orang yang engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau
kehendaki.enkau muliakan orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang  yang 
akan kehendaki. Di tangan engkaulah segala kebajikan.sesungguhnya engkau maha kuasa atas
segala sesuatu”. (QS.Ali Imron : 26).
b.      Memiliki ilmu dan keahlian.

Maksudnya adalah menerapkan manajemen dengan mengetahui spesialisasi tersebut.karena


tanpa ilmu dan keahlian,maka seorang manajer menjadi manajer tradisional yang hanya
mengerjakan apa yang diketahui tentang pekerjaannya.

c.       Memiliki kekuatan dan mampu merealisir.

Jika seorang manejer tidaak memiliki kekuatan, maka ia tidak sanggup untuk mengendalikan
para karyawan atau anggotanya, dan jika manajer tidak memiliki potensi untuk merealisir
keputusannya, maka ia tidak lebih sebagai dekorasi yang diletakkan diatas jabatan.

d.      Rendah diri.

Sebagaimana manajer harus kuat tapi tidak keras,juga ia harus rendah diri, namun tidak lemah
untuk mendapatkan hati sehingga seluruh angota mau bekerja sama dengannya.sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat luqman : 18.

 ‫تصغر خدك للناس وال تمش فئ األرض مرحا إن هللا ال يحب كل مختال فخور وال‬

{18: ‫}اللقمان‬

Artinya :

“janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan dimuka bumi karena angkuh.sesungguhnya Allah SWT tidak menukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Al-Luqman : 18).

e.       Toleransi dan sabar (emosional stabil).

Karena keduanya adalah syarat bagi siapa saja yang memiliki kedudukan dikehidupan ini.tanpa
kedua sifat tersebut,seseorang tidak mendapatkan kepemimpinan. Sebagaimana firmannya dalam
surat As-Sajadah : 24.

}24: ‫وجعلنا منهم أئمة يهدون بأمرنا لما صبروا وكانوا با ياتنا يوقنون {السجد‬

Artinya :

“Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang akan memberikan petunjuk
dan perintah.kami ketika mereka sabar.dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”. (QS. As-
Sajadah : 24).
f.       Benar, adil dan dapat dipercaya.

Pemimpin yang jujur dan adil merupakan pemimpin yang dikehendakin oleh Allah SWT, karena
Allah SWT senantiasa menyuruh untuk berlaku adil dan berbuat baik,sebagaimana dalam
firman-Nya dalam surat An-Nahl : 90.

}90: ‫إن هللا يأمر بالعدل واإلحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغى يعظكم لعلكم تذكرون {النحل‬

Artinya :

“sesungguhnya Allah SWT memerintahkan keadilan,berbuat kebajikan dan menyantuni kaum


kerabat,dan Allah SWT melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dan dia
memberi pengajaran agar kalian dapat mengambil pelajaran”. (An-Nahl : 90).

g.      Musyawarah.

Pemimpin yang sukses harus mampu membangun suasana dialogis dan komunikasi yang baik
antara seluruh komponen dalam organisasi dengan jalan melakukan musyawarah antar
karyawan,sehingga seluruh komponen merasa ikut terlibat dan dilibatkan, sehingga melahirkan
sikap sense of bilonging terhadap organisasi.

h.      Ceerdik dan memiliki pirasat.

Pemimpin harus memiliki kecerdikan dan insting yang kuat dalam merespon fenomena yang
ada,sehingga dapat membawa kesuksesan bagi sebuah organisasi.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan.

jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dalam menejemen dakwah ialah suatu
kepemimpinan yang fungsi dan peranannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga
dakwah yang bertanggung jawab atas berjalannya semua fungsi manajemen, mulai dari
perencanaan (planning) pengkoorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling).

Adapun kepemimpinan dakwah adalah suatu sifat atau sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh
yang dimiliki oleh seorang yang menyampaikan dakwah (da’i) yang mendukung fungsinya untuk
menghadapi publik dalam berbagai kondisi dan situasi. Da’i dengan sifat dan sikapnya dalam
kehidupan sehari-hari dipandang sebagai pemimpin masyarakat. Oleh karena itu, boleh dikatakan
bahwa kepemimpinan dakwah merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seorang da’i.

3.2. Saran.

Maka dari itu penulis berharap agar dalam pembahasan mendukung pentingnya pembahasan
tentang “ kepemimpinan dalam menejemen dakwah” mengetahui tentang memimpin yang benar
dan bagaimana sikap kita dalam memimpin agar kita bisa mengambil pelajarannya.

Namun bagaimanapun juga dalam tugas makalah terbimbing ini penulis sadar bahwa masih
banyak kurang disana sini,maka besar harapan dari para pembaca untuk memperbaiki dengan
berbagai saran dan masukan bagi penulis agar lebih baik di kemudian harinya dalam menulis
makalah.
DAFTAR PUSTAKA

ü  Drs. RB. Khatib pahlawan Kayo. Manajemen Dakwah. PT Nasional, jakarta. (2007).

ü  M.Munir, SA,g. Manajemen Dakwah. PT Kharisma putra utama. Jakarta. (2006).

[1] M.Munir. Manajemen Dakwah. Jakarta,PT.Kharisma putra utama.2006.Hlm 211

[2] M. Munir. Ibid. Hlm 220

[3] Fahlawan,karyo. Khatib. Manajemen Dakwah. Jakarta. PT. Nasional. (2007). Hlm 66

Anda mungkin juga menyukai