Kepribadian Da’i
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH :
2022M/1443 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa rahmat
dan pertolongan-Nya kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak
lupa sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya kita
nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah dapat diselesaikan. Makalah yang berjudul “Kepribadian Da’I disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Dakwah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan. Kami terbuka atas terhadap kritik dan saran
pembaca agar makalah ini lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisannya maupun konten, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah adalah pekerjaan mengkomunikasikan pesan Islam kepada manusia. Secara
lebih, rumusannya bisa diambil dari al-Qur’an dan Hadist, atau dirumuskan oleh da’i,
sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya. Dakwah ditujukan kepada manusia,
sementara manusia bukan hanya telinga dan mata tetapi makhluk yang berjiwa, dan
yang berfikir dan merasa, yang bias menerima dan menolak sesuai dengan
persepsinya terhadap dakwah yang diterima.
Dengan kata lain setiap orang yang menjalankan aktivitas dakwah, hendaknya
memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang da’i dan didukung dengan
pengetahuan yang memadai. Kepribadian da'i adalah sifat atau akhlak yang harus
tertanam dalam diri seorang dai, yang mengemban amanah berdakwah dijalan Allah.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
BAB 2
PEMBAHASAN
Kepribadian da'i adalah sifat atau akhlak yang harus tertanam dalam diri seorang dai, yang
mengemban amanah berdakwah dijalan Allah.
1. Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri ats psikis, seperti
inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita dan sebagainya, serta aspek fisik, seperti bentuk
tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.
Kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang da’i terbagi menjadi dua yaitu kepribadian
yang bersifat rohaniah dan jasmaniah. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
Kriteria kepribadian yang baik sangat menentukan keberhasilan dakwah, karena pada
hakikatnya berdakwah tidak hanya menyampaikan teori, tapi juga harus memberikan teladan
bagi umat yang diseru. Keteladanan jauh lebih besar pengaruhnya daripada kata-kata, hal ini
sejalan dengan ungkapan hikmah “kenyataan itu lebih menjelaskan dari ucapan”.
4
Artinya: “Apakah kamu menyuruh manusia berbuat kebaikan padahal kamu lupa terhadap
dirimu sendiri sedangkan kamu sendiri membaca kitab Tuhan. Apakah kamu tidak berpikir.”
(QS. Al-Baqarah, 2 : 44)
b. Ahli taubat
Sifat taubat dalam diri da’i, berarti ia harus mampu untuk lebih menjaga atau takut untuk
berbuat maksiat atau dosa dibandingkan orang-orang yang menjadi mad’u-nya. Jika ia merasa
telah melakukan dosa atau maksiat hendaklah ia bergegas untuk bertaubat dan menyesali atas
perbuatannya dengan mengikuti panggilan Ilahi.
c. Ahli Ibadah
Seorang da’i adalah mereka yang selalu beribadah kepada Allah dalam setiap gerakan,
perbuatan atau perkataan di mana pun dan kapan pun. Dan segala ibadahnya ditujukan dan
diperuntukkan hanya kepada Allah, dan bukan karena manusia (riya’).
Amanah (terpercaya) dan Shidiq (jujur) adalah sifat utama yang harus dimilki seorang da’i
sebelum sifat-sifat yang lain, karena ia merupakan sifat yang dimiliki oleh seluruh para nabi
dan rasul. Amanah dan shidq adalah dua sifat yang selalu ada bersama, karena amanah selalu
bersamaan dengan shidq (kejujuran), maka tidak ada manusia jujur yang tidak terpercaya, dan
tidak ada manusia terpercaya yang tidak jujur. Amanah dan shidq merupakan hiasan para
nabi dan orang-orang saleh, dan mestinya juga menjadi hiasan dalam pribadi da’i karena
apabila seorang da’i memiliki sifat dapat dipercaya dan jujur maka mad’u akan cepat percaya
dan menerima ajakan dakwahnya.
e. Pandai bersyukur
Orang-orang yang bersyukur adalah orang-orang yang merasakan karunia Allah dalam
dirinya, sehingga perbuatan dan ungkapannya merupakan realisasi dari rasa kesyukuran
tersebut. Syukur dengan perbuatan berarti melakukan kebaikan, syukur dengan lisan berarti
5
Apa yang dilakukan seorang da’i merupakan bagian dari perhatiannya kepada umat, ia
menginginkan umat beriman dan selamat dunia akhirat.
Rendah hati bukanlah rendah diri (merasa terhina dibanding derajat dan martabat orang lain),
tawaddu (rendah hati) dalam hal ini adalah sopan dalam pergaulan, tidak sombong, tidak suka
menghina, dan mencela orang lain. Da’i yang mempunyai sifat tawaddu akan selalu
disenangi dan dihormati orang karena tidak sombong dan berbangga diri yang dapat
menyakiti perasaan orang lain.
Ego adalah suatu watak yang menonjolkan keakuan, angkuh dalam pergaulan, merasa diri
paling hebat, terhormat, dan lain-lain. Sifat ini benar-benar harus dijauhi oleh da’i. Orang
yang mempunyai sifat ego hanya akan mementingkan dirinya sendiri, maka bagaimana
mungkin seorang da’i akan dapat bergaul dan memengaruhi orang lain jika ia sendiri tidak
peduli dengan orang lain.
Yaitu sikap pasrah dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah setelah berusaha secara
maksimal.
6
Toleransi dapat dipahami sebagai suatu sikap pengertian dan dapat mengadaptasi diri secara
positif (menguntungkan bagi diri sendiri maupun orang lain) bukan toleransi dalam arti
mengikuti jejak lingkungan. Salah satu contoh ayat yang menunjukkan sifat toleransi dalam
surat Al-Kafirun ayat 6 yang artinya “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”
Seorang da’i adalah manusia biasa yang juga tidak luput dari salah dan lupa. Karena itu agar
dakwah dapat berhasil, da’i diharuskan memiliki sifat terbuka dalam arti bila ada kritikan dan
saran hendaklah diterima dengan gembira, bila ia mendapat kesulitan sanggup
bermusyawarah dan tidak berpegang teguh pada pendapat (ide) nya yang kurang baik.
a. Sehat jasmani
Dakwah memerlukan akal yang sehat, sedangkan akal yang sehat terdapat pada badan yang
sehat pula. Di samping itu, dengan kesehatan jasmani seorang Da’i mampu memikul beban
dan tugas dakwah.
Pakaian yang sopan, praktis dan pantas mendorong rasa simpati seseorang pada orang lain
bahkan pakaian berdampak pada kewibawaan seseoran.
Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah Ta’ala di dalam al-Quran (an-Nahl [16]:125),
bahwa salah satu metode dakwah yang bisa kita pergunakan untuk mengajak umat manusia
menjadi hamba-hamba Allah, yaitu dakwah bil-hikmah (kebaikan atau contoh yang baik).
Metode ini apabila dilakukan dengan baik dan terarah, maka kekuatan dari dakwah akan
memberikan dampaknya yang cukup signifikan kepada umat manusia.
Dakwah dengan kepribadian yang baik telah teruji dan terbukti keberhasilannya karena
secara praksis telah diterapkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat RA. Hal ini
membuktikan bahwa kekuatan dari dakwah bil-hikmah dengan mengedepankan akhlaqul
karimah bisa menjadi senjata dakwah yang sangat ampuh.
7
Di dalam surat an-Nahl ayat 125 Allah telah berfirman kepada orang-orang yang beriman
untuk menyampaikan dakwah dengan penuh kebijaksanaan dan memberikan nasehat yang
baik. Oleh karena itu, dengan menunjukkan akhlak yang mulia kepada mad’u (objek
dakwah),akan dapat memberikan pengaruh positif yang sangat besar untuk bisa
menundukkan hatinya. Karena pada dasarnya ketika berdakwah yang harus ditundukkan
adalah hati si mad’u.Dan memang dakwah bil-hikmah inilah yang sangat ditekankan oleh
Rasulullah SAW.
Di dalam beberapa riwayat kita bisa mengambil pelajaran yang berharga tentang keefektifan
dari dakwah bil-hikmah ini,salah satu diantaranya adalah tentang bagaimana masuk Islamnya
Abu Bakar RA. Menurut Mush’ab bin Zubair, kaum muslimin sepakat manamakannya
sebagai ash-Shiddiq sebab dialah yang pertama kali dan bersegera menyatakan kebenaran
Rasulullah SAW serta selalu bersikap jujur dan benar.
Tempat Tanggal Lahir : 12 Juli 1981 (umur 40) Banda Aceh, Daerah Istimewa Aceh,
Indonesia
Agama: Islam
Kebangsaan: Indonesia
Pekerjaan : pendakwah
8
Tengku Hanan Attaki, Lc. (lahir 31 Desember 1981) adalah seorang pendakwah Indonesia
yang menyampaikan ceramah yang dekat dengan keseharian dan gaya anak muda. Ia
merupakan pendiri gerakan Pemuda Hijrah yang aktif berdakwah di komunitas pemuda
seperti anak punk, geng motor, skateboard, sepeda BMX, parkour, dan berbagai komunitas
hobi lainnya. Ia menjadi populer di kalangan anak muda sebab kajian yang dibawakan
menarik dan penyampaiannya mudah dimengerti. Selain aktif di Pemuda Hijrah, Hanan kerap
diundang untuk mengisi kajian di banyak tempat.
Hanan Attaki lahir pada tanggal 31 Desember 1981 dengan nama lengkap Tengku Hanan
Attaki. Ia merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Orang tuanya memberi pendidikan
Al-Qur'an sejak ia masih anak-anak. Setelah besar, Hanan beberapa kali ikut kompetisi
tilawah Musabaqah Tilawatil Quran di daerahnya.
Ustadz Hanan Attaki merupakan lulusan Pondok Pesantren Ruhul Islam Banda Aceh pada
tahun 2000. Ia dikenal sebagai murid berprestasi sehingga mendapat beasiswa untuk kuliah di
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Di sana, ia menekuni Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Tafsir al-Qur’an hingga memperoleh gelar licence (Lc.) pada tahun 2004.
Kehidupan di Kairo
Di Kairo, Hanan Attaki menikah dengan Haneen Akira yang juga seorang pendakwah.
Mereka bertemu dan menikah di saat sama-sama menempuh pendidikan di Universitas Al-
Azhar. Dari pernikahannya dengan Haneen Akira, mereka dikaruniai tiga orang anak
bernama Maryam, Aisyah dan Yahya.
Pulang ke Indonesia
9
Pemuda Hijrah memiliki saluran (channel) di YouTube bernama Shift serta berbakai akun
media sosial. Media ini aktif mengadakan kegiatan seperti Ladies Day, Shift Ngabuburide,
Teras Tahfidz, Voice of Youth, dan Shift Weekend. Tagline-nya di akun Instagramnya,
"Banyak main, banyak manfaat, banyak pahala, sedikit dosa."
Gaya ceramah
Hanan Attaki terkenal karena gaya ceramahnya yang sering menggunakan bahasa kekinian.
Ia juga berpenampilan dengan pakaian yang gaul seperti kaos dipadukan kemeja flanel dan
kupluk serta gaya bercerita yang kerap kali menggunakan bahasa yang sesuai dengan anak
muda. Isi ceramahnya banyak menyangkut hal-hal keseharian dan sepele tetapi sering
dirasakan banyak orang. Ceramah tentang rezeki, niat, doa, kesabaran, dan jodoh. Banyak
tema menarik dengan bahasa yang dimengerti anak muda.
Hanan Attaki pun juga memiliki akun YouTube Hanan Attaki. Selain banyak video ceramah,
terdapat pula vlog traveling maupun keseharian yang diselipi nilai-nilai Islam.
Berikut merupakan hasil Instrumen wawancara Mad’u berkaitan dengan “Kepribadian Da’I :
1.Menurut sudut pandang saudara mengenai kepribadian ustadz hanan attaki lalu hal apa
yang dapat saudara paparkan mengenai kepribadiannya ?
2.Menurut pendapat saudara hal apakah yang menjadi ciri khas yang dimiliki ustadz hanan
attaki dalam dakwahnya ?
4.Setelah saudara mengetahui kepribadian dari ustadz hanan attaki lalu hal apakah yang
menurut saudara dapat saudara amalkan dikehidupan sehari-hari ?
5.Dinamisme apakah yang menurut anda ada pada ustadz hanan attaki sehingga kebanyakan
dakwahnya sangat digemari para pemuda khususnya ?
6.Bagaimanakah menurut pendapat anda tentang ustadz hanan attaki berkaitan dengan
sosialibitasnya dalam berdakwah ?
7.Apakah ustadz hanan attaki ini disenangi oleh anda jika iya apa alasannya dan jiga tidak
sebutkan juga alasannya ?
B.Notulen Wawancara
2. Berpenampilan Modis
Gaya berdakwah Ustadz Hanan
Attaki sangat berbeda pada
penceramah lainnya. Karena pada
saat melakukan dakwahnya Hanan
Attaki berpenampilan sangat gaul
seperti anak muda. Meskipun
berpenampilan gaul, Hanan Attaki
tetap menjadi sosok Ustaz yang di
17
prinsip hidup.
4.Sangat banyak yang dapat
diamalkan pada kehidupan sehari-
hari. Misalnya untuk selalu
melibatkan Alloh SWT dalam segala
hal atau dalam apapun itu urusan
kita.Selalu berbuat baik, meskipun
kadang melelahkan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil dari observasi wawancara mengenai kepribadian da’I dalam sudut pandang masyarakat
ini menimbulkan perbedaan pendapat dari setiap mad’u yang menilai setiap para da’I yang
memiliki kepribadian da’I demikian makalah ini sudah melakukan observasi melalui
wawancara yang berkaitan dengan kepribadian dan citra da’I .
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu
kesatuan, tidak terpecah-belah dalam fungsi-fungsi. Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah
personality. Istilah itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan
personare, yang artinya menembus. Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang
terdiri ats psikis, seperti inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita dan sebagainya, serta aspek
fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.
Kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang da’i terbagi menjadi dua yaitu kepribadian
yang bersifat rohaniah dan jasmaniah. Kepribadian yang bersifat rohaniah di antaranya
beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, ahli taubat, ahli ibadah, amanah dan shiddiq, dan
lain sebagainya. Kepribadian yang bersifat jasmaniah yakni sehat jasmani dan berpakaian
sopan dan rapi.
Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dakwah sangat ditentukan oleh kepribadian juru
dakwah. Sikap penuh keyakinan bahwa dakwah yang disampaikan akan diterima dengan baik
oleh pendengar, sikap yakin bahwa apa yang disampaikan adalah perintah Allah SWT, serta
sikap optimis dan pantang menyerah adalah cirri-ciri kepribadia seorang juru dakwah.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini penulis berharap dapat memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Dakwah dengan baik. Penulis berharap makalah ini bisa menjadi bahan bacaan dan inspirasi
yang baik khususnya bagi mahasiswa dan kalangan akademika. Penulis menyadari makalah
ini banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan untuk lebih
menyempurnakan makalah ini.
22
23
24