Anda di halaman 1dari 9

SABAR DALAM BERDAKWAH

Sebuah Catatan Menjalani Dinamika Dakwah di Masa Pandemi Covid-19


Oleh: Fitri Wahyuni Ratnaningtyas

Pengertian Sabar

َ َ
Kata sabar berasal dari kata �َ �‫ﺻ‬ yang berarti menahan dan mencegah.

Kata sabar bermakna menahan hawa nafsu, mencegah diri dari kekalutan dan
membawanya kepada sesuatu yang selaras dengan syariat dan akal.

Macam–Macam Sabar

1. Sabar menjalankan apa yang diperintahkan Allah T.

2. Sabar menahan diri dari apa yang dilarang Allah T.

3. Sabar menerima musibah yang ditakdirkan Allah T kepadanya.

Sabar dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Firman Allah T

َْ ْٰ َ َ ‫َﱠ َ َ َ ْ َ ٌ ﱠ‬ ٰ ‫َ ْ َ ُْْ ﱠ ْ َ ﱠ‬
ۙ‫ﻮةۗ واِ ﻧﻬﺎ لﻜ ِﺒي�ة ِا�� ��� ا�� ِﺸ ِﻌين‬
ِ ‫واﺳﺘ ِﻌ�ﻨﻮا ِﺑﺎﻟﺼ� ِ� واﻟﺼﻠ‬
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,” (QS. Al Baqarah [2] : 45)

َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ‫ّٰ َ َ َ ﱠ‬ ُ ‫ْ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َﱠ‬ ُ َ ٰ َ ْ ‫ٰٓ َ ﱡ َ ﱠ‬


‫ࣖ ﻳﺎﻳﻬﺎ ا� ِ��� اﻣ�ﻮا اﺻ ِ��وا وﺻ ِﺎﺑﺮوا ور ِاﺑﻄﻮاۗ واﺗﻘﻮا اﷲ ﻟﻌلﻜﻢ ﺗﻔ ِﻠﺤﻮن‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu beruntung.” (QS. Ali Imran [3] : 200)

َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ ‫َ َ َ ْ َﱠ ﱠ‬ َ ّٰ َ ْ َ َ ُ ََْ ْ ُ َ ْ َ
‫ﺎقۗ و��ﺠ ِﺰﻳﻦ ا� ِ��� ﺻ�� ٓوا اﺟﺮﻫﻢ ِﺑﺎﺣﺴ ِﻦ ﻣﺎ ��ﻧﻮا ﻳﻌﻤﻠﻮن‬ ٍ ‫اﷲ ﺑ‬
ِ ‫ﻣﺎ ِﻋﻨﺪﻛﻢ ﻳﻨﻔﺪ وﻣﺎ ِﻋﻨﺪ‬
“Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.
Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl [16] : 96)
1 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)
ّٰ ُ ْ َ َ ٌ َ َ َ َ ْ ‫ﱡ‬ ٰ ْ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ‫ُ ْ ٰ َ ﱠ ْ َ ٰ َ ُ ﱠ ُ ْ َﱠ ُ ْ ﱠ‬
ِ ‫ﻗﻞ ﻳ ِﻌﺒ ِﺎد ا� ِ��� اﻣ�ﻮا اﺗﻘﻮا رﺑﻜﻢۗ ِل� ِ��� اﺣﺴﻨﻮا ِ�ي ﻫ ِﺬ ِه ا���يﺎ ﺣﺴﻨﺔۗوارض‬
‫اﷲ‬
َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ ّٰ ‫َ َ ٌ ﱠ َ ُ َﱠ‬
‫ﺎب‬ٍ ‫ﺴ‬ ‫ﺣ‬ � ‫ي‬
ِ ِ ِ ‫ﻐ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﻢ‬‫ﻫ‬‫ﺮ‬‫ﺟ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫و‬ � �
ِ ‫اﻟﺼ‬ ‫ى‬ �‫ۗاﻧﻤﺎ ﻳﻮ‬
ِ ‫اﺳﻌﺔ‬ِ ‫و‬
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah
kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh
kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang
disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az–Zumar [75] : 10)

Sabda Rasulullaah w

Dari Shuhaib 4 ia berkata, Rasulullah w bersabda,


َ َ َ َ َ
ْ
ُ‫اك �� َ� ٍﺪ إﱠ�� ِلﻠ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻦ إ ْن أ َﺻ َﺎﺑ ْﺘ ُﻪ َ�ﱠ�اء‬ َ ْ َ َ ٌ ْ َ ُ ‫ﱠ ْ َ ُ ُﱠ‬ ْ ُ ْ َْ ً َ َ
ِ ِ ِ ‫ﻋﺠﺒﺎ ��ﻣ ِﺮ اﻟﻤﺆ ِﻣ ِﻦ ِإن أﻣﺮه ��� �ي� وﻟ�ﺲ ذ‬
َ َ َ
ُ ً ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫َ َ َ َ َ َ َ ْ ً ُ َ ْ َ َ ْ ُ َﱠ‬
�� ‫ﺷﻜﺮ ﻓ��ن �ي�ا �� و ِإن أﺻﺎﺑﺘﻪ ��اء ﺻ�� ﻓ��ن �ي�ا‬

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini
tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka
ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu
pun baik baginya.” (HR. Muslim, No. 2999)

Sabar bukanlah sekedar kebajikan tambahan atau pelengkap, tetapi suatu keharusan
yang sangat dibutuhkan manusia. Tidak akan tercapai sukses di dunia dan akhirat
kecuali dengan sabar.

Kewajiban Berdakwah atas Setiap Muslim

Melaksanakan tugas dakwah adalah kewajiban setiap muslim. Setiap pribadi


muslim yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan. Setiap
individu dari umat Islam dianggap sebagai penyambung tugas Rasulullah SAW untuk
menyampaikan dakwah.

2 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)


Berdakwah adalah tugas mulia dalam pandangan Allah T sehingga dengan

dakwah tersebut Allah T menyematkan predikat khoiru ummah (sebaik-baik umat)


kepada umat Muhammad w.

Sebagaimana firman Allah T berikut ini:

َ ُْ َُْ َ ْ ُْ َ َ ْ َ ََْ ْ ْ َ ُ َْ ‫ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ُﱠ ُ ْ َ ْ ﱠ‬
ْ ُ َ
‫ﺎس ﺗﺄﻣﺮون ِﺑﺎﻟﻤﻌﺮو ِف وﺗﻨﻬﻮن ﻋ ِﻦ اﻟﻤﻨﻜ ِﺮ وﺗﺆ ِﻣ�ﻮن‬ْ ُ
ِ ‫ﻛ�ﺘﻢ �ي� اﻣ ٍﺔ اﺧ ِﺮﺟﺖ ِلﻠﻨ‬
َ ْ ُ ٰ ْ ُ ُ ُ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ُ ْ ْ ُ ‫ّٰ َ َ ْ ٰ َ َ َ ْ ُ ْ ٰ َ َ َ َ ْ ً ﱠ‬
‫ﺎﷲۗ وﻟﻮ اﻣﻦ اﻫﻞ ال ِﻜت ِﺐ ل��ن �ي�ا ﻟﻬﻢۗ ِﻣﻨﻬﻢ اﻟﻤﺆ ِﻣ�ﻮن واﻛ��ﻫﻢ اﻟﻔ ِﺴﻘﻮن‬ ِ ‫ِﺑ‬
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena
kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah
orang-orang fasik.” (QS. Ali Imran [3] :110)

Di dalam ayat ini terkandung dua hal:


1. Mulianya umat Islam adalah dengan dakwah.
2. Tegak dan eksisnya umat Islam adalah dengan menjalankan konsep amar
ma’ruf nahi munkar.

Tidak Ada Dakwah Tanpa Kesabaran

Seorang da’i membutuhkan kesabaran yang ekstra kuat, hal ini karena
keberadaan seorang da’i lain dengan masyarakat pada umumnya. Nabi Muhammad

w telah memberitahukan, bahwa semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka


semakin berat ujian yang dihadapi, beliau bersabda:

Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,

ًَ َ ‫َ َ ﱡ‬ ‫ﱡ ﱠ‬
َ ‫َ ﱠ‬
‫ﺎس أﺷﺪ ﺑ��ء‬ ِ ‫َﻳﺎ َر ُﺳﻮل‬
ِ ��‫اﷲ أى ا‬

“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau w


menjawab,

3 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)


َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ُ ‫َ ْ َ ُ ُﱠ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ُ ْ َ َ ﱠ‬
‫ﻳﻨ ِﻪ ﻓ ِﺈن ��ن‬ ِ ‫» ا��ﻧ ِبﻴﺎء ﺛﻢ ا��ﻣﺜﻞ ﻓﺎ��ﻣﺜﻞ ﻓ�ﺒﺘ�� اﻟﺮ�ﻞ ��� ﺣﺴ ِﺐ ِد‬
َ َ َ َ َ َ َ ُْ ٌ ‫ﱠ‬ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ ‫ُ ُ ُ ْ ً ْ َﱠ‬
ِ ‫ﻳﻨ ِﻪ ِرﻗﺔ اﺑﺘ ِ�� ��� ﺣﺴ ِﺐ ِد‬
‫ﻳﻨ ِﻪ ﻓﻤﺎ‬ ِ ‫ِدﻳﻨﻪ ﺻﻠﺒﺎ اﺷﺘﺪ ﺑ��ؤه و ِإن ��ن ِ�ى ِد‬
ٌ َ َ ََْ َ ْ
َ َ َ ْ َ ُ َ ُ ْ َ ‫َ ْ َ ُ َْ َُ ْ َ ْ َﱠ‬
« ‫ﻳ��ح ا����ء ِﺑﺎﻟﻌﺒ ِﺪ ﺣ�ى ﻳ��ﻛﻪ ﻳﻤ ِ�ى ��� ا��ر ِض ﻣﺎ ��� ِﻪ ﺧ ِﻄ�ﺌﺔ‬

“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji
sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka
semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai
dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan
hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi no.
2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185). Syaikh Al Albani
dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Sabar Menapaki Jalan Dakwah di Masa Pandemi

Jalan dakwah adalah jalan mulia yang amat panjang dan bukanlah jalan yang

mudah. Manakala Allah T menguji umat manusia di bumi ini dengan ujian pandemi
Covid-19, semestinya dakwah tidak boleh ditinggalkan. Meski untuk menjalaninya
diperlukan berlipat-lipat kesabaran. Di bawah ini beberapa catatan sederhana penulis
selama menjalani dinamika dakwah di masa pandemi Covid-19.

1. Sabar Menerima Segala Ketetapan / Takdir Allah T

Hal utama yang harus diingat oleh seorang mukmin adalah segala yang terjadi di

muka bumi adalah atas kehendak Allah T. Takdir baik atau “buruk” (pen. menurut
sangkaan manusia) mesti bisa diterima dengan lapang hati. Tidak terkecuali bagi
seorang da’i/da’iyah.

Firman Allah SWT dalam QS. At Taghabun: 11 s.d. 13

ٌ‫اﷲ ﺑ ُ� ّ� َ� ْيء َ�ﻠ ْﻴﻢ‬ َ ‫ﺎﷲ َﻳ ْﻬﺪ َﻗ ْﻠ َﺒ ٗﻪ‬


ُ ّٰ ‫ۗو‬ ّٰ ْ ْ ‫ّٰ َ َ ْ ﱡ‬ ْ ‫َ َ َ َ ْ ﱡ َْ ﱠ‬
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ‫ﻦ ِﺑ‬ ۢ ‫اﷲۗوﻣﻦ ﻳﺆ ِﻣ‬
ِ ‫ﻣﺎٓ اﺻﺎب ِﻣﻦ ﻣ ِﺼ�ﺒ ٍﺔ ِا�� ِﺑ ِﺎذ ِن‬

4 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)


ُ ْ ُ ْ ُ ٰ َ ْ َ ْ ُ َ ٰ َ َ ‫ﱠ ُ ْ َ َ ْ َ َﱠ ْ ُ ْ َ ﱠ‬ ُ ْ َ َ َ ّٰ ُْ ََ
‫وا ِﻃﻴﻌﻮا اﷲ وا ِﻃﻴﻌﻮا اﻟﺮﺳﻮلۚ ﻓ ِﺎن ﺗﻮﻟ�ﺘﻢ ﻓ ِﺎﻧﻤﺎ ��� رﺳﻮِ��ﺎ اﻟﺒﻠﻎ اﻟﻤ ِﺒين‬
َ ْ ُ ْ ُ ْ ‫َ ّٰ ُ َ ٰ َ ﱠ ُ َ َ َ َ ّٰ َ ْ َ َ َﱠ‬
‫اﷲ ﻓﻠ�ﺘﻮ� ِ� اﻟﻤﺆ ِﻣ�ﻮن‬ِ ���‫اﷲ � ٓ� ِا�� ِا�� ﻫﻮۗ و‬
“Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah;
dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan taatlah kepada Allah dan
taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul
Kami hanyalah menyampaikan (amanah Allah) dengan terang. (Dialah) Allah, tidak
ada tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah.”
(QS. At-Taghabun [64] : 11,12, 13)

Apabila hati telah lapang menerima segala ketetapan Allah T, maka Insya Allah akan
tumbuh ketenangan. Bila ketenangan hati mulai tumbuh, maka semangat dakwah
yang pada awal pandemi menurun, Insya Allah semangat itu akan cepat berkobar
kembali.

2. Sabar Menerima Bayan dari Qiyadah

Dalam menjalani masa pandemi ini seorang da’i/da’iyah membutuhkan arahan,

agar ia tidak melenceng dari aturan Allah T dan Rasulullah SAW. Para Qiyadah
dalam menetapkan arahan/ garis kebijakan jama’ah tentu saja melalui sebuah syuro,
dalam kehati-hatian. Manakala kita sudah terikat dalam jama’ah ini, sudah
sepantasnya kita bersikap sabar dalam menerima bayan dari para qiyadah. Mungkin
saja ada beberapa hal kebijakan dari qiyadah yang belum bisa kita fahami pada
awalnya karena keterbatasan ilmu kita. Contoh: Di awal masa PSBB masjid-masjid
ditutup, taklim dilaksanakan secara daring, dan lain sebagainya. Sikap tsiqoh dan taat
mesti kita kedepankan, karena pastinya garis kebijakan jama’ah adalah untuk
keselamatan jiwa manusia.

5 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)


3. Sabar dalam Menambah Ilmu dan Ketrampilan untuk Mendukung
Keberlangsungan Dakwah

Seorang da’i/da’iyah dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat menghadapi


pandemi Covid 19 ini. Karena amanah dakwah tidak bisa berhenti saat pandemi, maka
dakwah mesti disesuaikan dengan kondisi pandemi dengan menerapkan protokol
kesehatan. Justru kehadiran da’i/da’iyah amat diperlukan di masa pandemi ini untuk
mengingatkan umat/objek dakwah untuk tetap menjaga kondisi iman agar tidak
terpuruk.

Cara berdakwah dengan menerapkan protokol kesehatan memerlukan seni dan


ketrampilan tersendiri. Di masa ini seorang da’i/da’iyah diuji kesabarannya untuk tetap
terus belajar, membaca literatur, dan meningkatkan ketrampilannya agar ia bisa tetap
menjalankan amanah dakwahnya meski dengan cara daring. Belajar aplikasi video
conference, dari peserta yang jumlahnya 10 orang hingga menyelenggarakan webinar
dengan peserta berjumlah ratusan orang. Berat? Sulit ? Ya betul, berat dan sulit. Akan
terasa berat dan sulit bila kita menganggapnya sebagai beban. Namun insya Allah

akan terasa “ringan” bila kita memandang itu semua adalah amanah dari Allah T,
dan ini adalah “cara” Allah SWT mencintai kita. Kita disibukkan dengan hal-hal yang

Allah T ridhoi.

4. Sabar dalam Mengelola Waktu

Di masa pandemi Covid-19, anak sekolah menjalani Belajar Dari Rumah (BDR).
Konsekuensi dari penerapan BDR satu diantaranya adalah orang tua menjadi guru
bagi anak-anaknya di rumah, utamanya bagi orang tua yang memiliki anak usia TK
dan SD. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi da’i/da’iyah.

Ketrampilan mengelola waktu menjadi sebuah keniscayaan. Karena di masa


pandemi Covid 19 segala sesuatu dilakukan dari rumah. Da’i/da’iyah dituntut bisa
menetapkan waktu-waktu agar hak Allah, hak dirinya (ruh,jasad,akal), hak suami, hak
anak-anak, hak mad’u/objek dakwah, hak orang tua, hak tetangga, dan lain
sebagainya bisa terpenuhi dengan baik tanpa ada yang terdzolimi.

6 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)


Bila segala sesuatunya dilakukan dari rumah, maka waktu dalam satu hari Allah

T beri dua puluh empat jam serasa kurang. Karena dari satu amanah menuju
amanah berikutnya terasa begitu berdempetan. Berat? Sulit? Ya betul, berat dan sulit.
Akan terasa berat dan sulit bila kita mengaggapnya sebuah beban. Namun insya Allah
akan terasa “ringan” bila kita memandang itu semua adalah amanah dari Allah SWT,
dan ini adalah “cara” Allah SWT mencintai kita. Kita disibukkan dengan hal-hal yang
Allah SWT ridhoi.

5. Sabar dalam Mengelola Keuangan Keluarga

Ujian pandemi Covid-19 juga berimbas pada kondisi ekonomi global. Hal ini tentu
saja berimbas pada kondisi keuangan keluarga da’i/da’iyah. Disaat beberapa sektor
ekonomi harus ditutup, pemasukan keluarga menjadi berkurang. Tidak bisa dipungkiri
pula, dakwah juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Maka ketrampilan

mengelola rizqi dari Allah T menjadi sebuah keniscayaan. Disamping terus menggali

peluang-peluang ikhtiar dalam menjemput rizqi Allah T.

Dalam mengelola keuangan keluarga, diperlukan kesabaran. Berikhtiar kuat agar


tarikan-tarikan nafsu duniawi tidak mendominasi hati. Dibutuhkan komitmen ulang
bagi seorang da’i/da’iyah, bahwa keluarga yang dibangunnya adalah keluarga
dakwah dengan segala dinamikanya. Maka di masa pandemi ini pos keuangan untuk
kontribusi dakwah tetap diadakan, tidak dicoret dalam “pembukuan” keluarganya.
Sebagai contoh: pos pengadaan wifi untuk keberlangsungan taklim secara daring,
kontribusi dana untuk pelaksanaan pemilihan kepala daerah, kontribusi dana untuk
keberlangsungan dakwah jama’ah, support bagi keluarga yang terdampak Covid 19,
dan lain sebagainya. Berat? Sulit? Ya betul, berat dan sulit. Akan terasa berat dan
sulit bila kita menganggapnya sebagai beban. Namun insya Allah akan terasa “ringan”
bila kita niatkan semua untuk menjaga kebersihan dan keberkahan harta keluarga
kita.

7 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)


6. Sabar dalam Menjaga Sehat Karunia Allah T

Ujian pandemi Covid-19 mengingatkan semua umat manusia tentang arti


pentingnya sehat,tak terkecuali bagi da’i/da’iyah. Sebagai seorang mukmin, sudah

sepatutnya selalu berikhtiar menjaga sehat karunia Allah T. Sehat adalah satu dari
sekian banyak modal yang mesti dimiliki seorang da’i/da’iyah. Bila kesehatan terjaga,
maka aktivitas dakwah akan berjalan dengan lancar.

Sebelum seorang da’i/da’iyah menyampaikan tentang pentingnya menjalankan


protokol kesehatan dan cara hidup sehat di masa pandemi ini kepada objek
dakwahnya, maka ia harus bisa menjadi teladan terlebih dahulu. Dibutuhkan
kesabaran dalam mendisiplinkan diri dan keluarga dalam menjalankan protokol
kesehatan. Dibutuhkan kesabaran dan keterampilan juga dalam menyampaikan
kondisi pandemi ini kepada masyarakat. Karena penerimaan masyarakat terhadap
protokol kesehatan sangatlah beragam. Diabaikan oleh beberapa orang saat kita
menyampaikan pentingnya protokol kesehatan? Ini adalah hal biasa. Muncul rasa
bosan dalam hati? Ya, kadang kala bisikan itu menyelisip di dalam hati. Namun
manakala kita mengingat bahwa untuk keluar dari pandemi ini memerlukan kerja sama
dari semua fihak, maka yakinlah tidak ada yang sia-sia dalam ikhtiar kita.

Masih banyak dinamika yang dihadapi oleh da’i/da’iyah dalam menjalankan


dakwahnya di masa pandemi ini. Di atas adalah catatan sederhana dari penulis,
sebagai ikhtiar untuk memperbaharui komitmen penulis agar bisa sabar dan istiqomah
dalam menapaki jalan dakwah ini.

Firman Allah T

َ ْ ْ ََ۠ ّٰ َ ٰ ۠ َ َ ّٰ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ
َ ‫ۗ� ٰ�� َﺑﺼ ْي َ� ٍة ا َﻧﺎ َو َﻣﻦ ﱠاﺗ َﺒ َﻌ� ْي‬ ٰ ْ ُ
‫اﷲ َو َﻣﺎٓ اﻧﺎ ِﻣ َﻦ اﻟ ُﻤ� ِ� ِﻛ ْين‬
ِ ‫ۗو ُﺳ ْﺒﺤﻦ‬ ِ ِ ِ ‫اﷲ‬
ِ ‫ى‬� ‫ا‬ِ ‫ٓا‬
‫ﻮ‬ ‫ﻋ‬ ‫د‬‫ا‬ �
ٓ ِ ِ ٖ ِ ‫ﻗﻞ‬
� ‫ﻴ‬ ‫ب‬‫ﺳ‬ ‫ه‬‫ﺬ‬‫ﻫ‬

“Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku


mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk
orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf [12] : 108)

8 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)


Penutup

ْ
َ‫� ْ� َﻧﺎ َ� َ�� ْاﻟ َﻘ ْﻮم ال ٰﻜﻔﺮ ْﻳﻦ‬
ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ّ َ ‫َﱠ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ْ ً ﱠ‬
‫ر�ن ٓﺎ اﻓ ِﺮغ �ﻠ�ﻨﺎ ﺻ��ا وﺛ ِبﺖ اﻗﺪاﻣ�ﺎ واﻧ‬
ِ ِ ِ

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami
dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah [2] :250)

َ ْ ْ ُ َ ‫َﱠ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ْ ً ﱠ َ َﱠ‬
‫ر�ن ٓﺎ اﻓ ِﺮغ �ﻠ�ﻨﺎ ﺻ��ا وﺗﻮﻓﻨﺎ ﻣﺴ ِﻠ ِﻤين‬

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam
keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).” (QS. Al A’raf [7] : 126)

Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an
2. Al-Hadist
3. Al Qur’an Menyuruh Kita Sabar ; DR. Yusuf Qordhowi; Gema Insani Press
4. Bekal Seorang Da’i ; Anas Ismail Abu Dawud; Penerbit Insan Kamil
5. Kewajiban Berdakwah atas Setiap Muslim ; Imron Mahmud ; Hidayatullah.com

9 |Sabar dalam Berdakwah (Fitri Wahyuni Ratnaningtyas)

Anda mungkin juga menyukai