Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al qur’an merupakan petunjuk bagi manusia di samping itu dalam ayat dan
surat yang sama di informasikan juga bahwa al quran sekaligus penjelas bagi dari
petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi pembeda yang baik dan
buruk. Disini lan manusia mendapatkan petunjukan dari al qur’an manusia akan
mengerjakan yang baik dan akan meninggalkan yang buruk atas dasar al
pertimbangan terhadap petunjuk al qu’an tersebut.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana kandungan ayat-ayat dari Qs- An Nisaa': 171, Qs-Al Maa-idah :
77, Qs-Al Baqarah : 109, Qs-Al Furqaan : 31?

C. Tujuan Penulisan
Memahami isi kandungan ayat dari Qs- An Nisaa': 171, Qs-Al Maa-idah : 77,
Qs-Al Baqarah : 109, Qs-Al Furqaan : 31

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Qs- An Nisaa' : 171

   


    
    

   
 
  
   
   
  
   
    
   
    
  
   
 

Artinya :
Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu
[383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya [384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam,
dan (dengan tiupan) roh dari-Nya [385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah
(dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha
Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

[383] Maksudnya: janganlah kamu mengatakan Nabi Isa a.s. itu Allah, sebagai
yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani.

2
[384] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan
dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak Yaitu Nabi Isa a.s.
[385] Disebut tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.

Tafsir Ayat
1. Tafsir Al-Muyassar
Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang Nasrani, penganut kitab suci
Injil, “Janganlah kalian melampaui batas yang ada di dalam agama kalian. Dan
janganlah kalian berkata tentang Isa -'alaihissalām- kecuali dengan bukti yang
benar. Sesungguhnya Isa putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang diutus
oleh Allah dengan membawa kebenaran. Dia menciptakannya dengan kalimat-
Nya yang dikirimkan oleh Jibril -'alaihissalām- kepada Maryam, yaitu kalimat,
‘Kun' (Jadilah), maka jadilah. Kalimat itu adalah tiupan dari Allah yang ditiupkan
oleh Jibril atas perintah Allah. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan seluruh
rasul-Nya, tanpa membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain. Dan
janganlah kalian berkata, ‘Tuhan itu ada tiga’. Berhentilah mengucapkan kata-kata
yang bohong dan keliru itu. Karena menghentikan ucapan tersebut akan lebih baik
bagi kalian di dunia dan di Akhirat. Sesungguhnya Allah adalah Rabb Yang Maha
Esa. Dia Mahasuci tidak memiliki sekutu dan anak. Dia sama sekali tidak
membutuhkannya. Dia lah pemilik apa saja yang ada di langit dan apa saja yang
ada di bumi beserta isinya. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas serta Pengatur
dalam urusan makhluk-Nya.”

2. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an


Setelah mengajak seluruh manusia untuk beriman, ayat ini menyeru kepada
ahli kitab yang pada ayat-ayat lalu dilukiskan telah melampaui batas dalam
kepercayaan mereka. Orang-orang nasrani melampaui batas dalam kepercayaan
mereka karena menuhankan nabi isa dan orang-orang yahudi melampaui batas
karena menuduh nabi isa sebagai pendusta. Kepada ahli kitab yang melampaui

3
batas itu, ayat ini diarahkan. Wahai ahli kitab! janganlah kamu melampaui batas
kewajaran yang ditetapkan oleh akal dan agama dalam melaksanakan agamamu,
dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Jangan
mengatakan bahwa isa adalah tuhan atau anak tuhan sebagaimana yang dikatakan
oleh orang-orang nasrani, dan jangan pula mengatakan bahwa isa adalah pendusta
sebagaimana dikatakan oleh orang-orang yahudi. Sungguh, al-masih isa putra
maryam itu adalah utusan Allah dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya, yaitu
dengan kalimat kun (jadilah) yang menunjukkan kepada kehendaknya dan
kekuasaan-Nya dalam menciptakan nabi isa, yang disampaikan-Nya kalimat itu
kepada maryam, dan dengan roh dari-Nya, yang ditiupkan dengan perintah-Nya.
Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, termasuk beriman kepada
nabi Muhammad, dan janganlah kamu mengatakan, yakni percaya bahwa tuhan
itu tiga. Berhentilah dari mengatakan ucapan itu. Yang demikian itu lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah tuhan yang maha esa, tiada sekutu baginya,
mahasuci dia dari anggapan mempunyai anak, sebab jika demikian berarti ia
butuh kepada sesuatu, padahal milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung yang melindungi dan
memelihara kamu semuaayat selanjutnya menyatakan bahwa nabi isa bukan tuhan
dan bukan pula pelindung atau juru selamat bagi umat manusia, melainkan
seorang hamba Allah. Ayat ini menyatakan bahwa al-masih yang dipertuhankan
oleh orang-orang nasrani sama sekali tidak enggan, tidak malu, menjadi hamba
Allah yang tunduk dan taat kepada-Nya, dan begitu pula para malaikat yang
terdekat kepada Allah, yakni malaikatmalaikat yang didekatkan kedudukannya di
sisi Allah seperti malaikat jibril, mikail, dan israfil. Dan barang siapa enggan
menyembah-Nya dan menyombongkan diri, serta tidak taat kepada perintah-Nya,
maka Allah akan mengumpulkan mereka semua, baik yang enggan maupun yang
menyombongkan diri, kepada-Nya, kelak di hari kemudian.

B. Qs-Al Maa-idah : 77

4
   
   
  
   
   
  
 
Artinya :
Katakanlah: "Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui
batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan
Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka
tersesat dari jalan yang lurus".

Tafsir Ayat
1. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an
Selain mempersekutukan tuhan, ternyata sebagian dari ahli kitab juga sering
bersikap melampaui batas. Oleh karena itu, Allah memerintah kepada rasulullah
untuk mengingatkan mereka. Katakanlah, hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-
lebihan atau melampaui batas dengan cara yang tidak benar dalam berkeyakinan
dan melaksanakan ajaran agamamu. Selain itu, hendaknya kamu semua tidak
bersikap taklid dan jangan pula kamu mengikuti keinginan atau hawa nafsu orang-
orang yang telah tersesat sejak masa dahulu, yaitu sejak sebelum kedatanganku.
Sebab pada hakikatnya, mereka itu merupakan orang yang sesat, dan mereka
dengan perilaku dan keinginan itu juga telah menyesatkan banyak manusia.
Dan ketahuilah bahwa mereka sendiri itu sungguh telah tersesat dari jalan
yang lurus yang telah ditetapkan Allah. Bila pada ayat-ayat yang lalu diterangkan
tentang penyimpangan umat nasrani, pada ayat-ayat berikut dijelaskan tentang
kutukan Allah pada orang yahudi yang kafir. Allah menerangkan bahwa orang-
orang kafir dari bani israil, yaitu mereka yang selalu ingkar dan mengabaikan
perjanjiannya dengan Allah, telah dilaknat melalui atau dengan perantaraan lisan
nabi dawud dan isa putra maryam. Kutukan Allah yang demikian itu, disebabkan
karena mereka durhaka dengan tidak menepati janji yang telah diikrarkan dan

5
selalu melampaui batas dalam melaksanakan ajaran dan tuntunan agama, sehingga
cenderung mengarah pada kesesatan.

C. Qs-Al Baqarah : 109


   
  
  
   
   
   
 
   
     
 
Artinya :
Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki
yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka
ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya
[82]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[82] Maksudnya: keizinan memerangi dan mengusir orang Yahudi.

Tafsir Ayat
1. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an
Banyak di antara ahli kitab menginginkan sekiranya mereka dapat
mengembalikan atau mema lingkan kamu setelah kamu beriman kepada Allah dan
nabi Muhammad, menjadi kafir kembali seperti yang kamu lakukan dahulu,
karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebe naran jelas bagi mereka
dengan adanya dalil-dalil kuat yang menunjukkan nabi Muhammad benar-benar
menyampaikan ayat-ayat Allah seperti yang diberitakan dalam kitab-kitab mereka.
Maka maafkanlah kesalahankesalahan mereka, pergaulilah mereka dengan akhlak
yang baik, dan berlapangdadalah dengan mengabaikan cacian dan tentangan
mereka sampai Allah memberi kan perintah-Nya dengan bantuan dan
dukungannya. Sungguh, Allah mahakuasa atas segala sesuatu.

6
Ia akan menguatkan kedudukanmu dan memberimu kekuatan yang lebih
besar. Dan laksanakanlah salat sebagai ibadah badaniah dengan benar sesuai
tuntunan, dan tunai kanlah zakat sebagai ibadah maliah, karena keduanya
merupakan fondasi islam. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu
berupa salat, zakat, sedekah, atau amal-amal saleh lainnya, baik yang wajib
maupun sunah, kamu akan mendapatkannya berupa pahala di sisi Allah. Sungguh,
Allah maha melihat dan memberi balasan pahala di akhirat atas apa yang kamu
kerja kan.

Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 109


“Ibnu Abî ‘Âshim telah mengabarkan kepada kami (kepada Abû asy-Syaikh), dia
(Ibnu Abî ‘Âshim) berkata: “‘Amrû bin ‘Utsmân telah bercerita kepada kami
(kepada Ibnu Abî ‘Âshim), dia (‘Amrû bin ‘Utsmân) berkata: “Bisyr bin
Syu’aib telah bercerita kepada kami (kepada ‘Amrû bin ‘Utsmân), dari
ayahnya (dari ayahnya Bisyr bin Syu’aib yaitu: Syu’aib bin Abî Hamzah Dînâr),
dari Ibnu Syihâb az-Zuhrî, dari ‘Urwah bin az-Zubair, dari Usâmah bin Zaid, dia
(Sa’d bin ‘Ubâdah) mengabarkan (kepada Usâmah bin Zaid) bahwa: “Rasûlullâh
SAW. (pada suatu saat) mengendarai seekor Keledai. Lalu beliau SAW. berkata
kepada Sa’d bin ‘Ubâdah: “Tidakkah anda (Sa’d bin ‘Ubâdah) mendengar
perkataan Abul Hubab yaitu: ‘Abdullâh bin Ubay?”. Kata beliau SAW:
“Demikian, demikian”.
“Sa’d bin ‘Ubâdah berkata (kepada Rasûlullâh SAW): “Maafkanlah dan
biarkanlah dia (maafkanlah dan biarkanlah ‘Abdullâh bin Ubay) wahai Rasûlullâh
SAW; maka Rasûlullâh SAW. memaafkannya (memaafkan ‘Abdullâh bin Ubay)”.
Rasûlullâh SAW. beserta para Sahabatnya juga memaafkan Ahli Kitâb, serta
kaum Musyrikîn. Maka Allah SWT. menurunkan (Surat al-Baqarah, Ayat: 109):

D. Qs-Al Furqaan : 31

7
  
  
  
  

Artinya :
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap Nabi, musuh dari
orang-orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan
penolong.

Tafsir Ayat
1. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an
Begitulah, bagi setiap nabi, semenjak masa lalu, telah kami adakan musuh dari
orang-orang yang berdosa, baik dari kalangan jin atau manusia (lihat: al-an'am/7:
112). Manusia gampang terpedaya oleh rayuan setan. Dengan itu Allah ingin
mengetahui siapa di antara mereka yang taat kepada-Nya dan mana yang tidak.
Tetapi cukuplah tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong bagi siapa
yang dikehendaki-Nya yaitu mereka yang ikhlas berada di jalan yang benar. 32.
Pada ayat berikut diceritakan lagi permintaan lainnya yang mengada-ada yang
dikemukakan oleh orang kafir kepada nabi Muhammad. Dan orang-orang kafir
berkata, 'mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus
sebagaimana kitab-kitab samawi dulu se-perti kitab taurat, zabur, dan injil, bukan
berangsur-angsur sebagaimana Al-Qur'an'" demikianlah, kami turunkan Al-Qur'an
secara ber-angsur-angsur agar kami memperteguh hatimu Muhammad dengannya
karena setiap kali ayat Al-Qur'an turun, nabi merasa tenang karena Allah selalu
menyertainya dalam suka maupun duka dan kami membacakannya secara tartil
berangsur-angsur, perlahan dan benar, selama kurang lebih 23 tahun. Membaca
Al-Qur'an dengan tartil, sangat di dianjurkan. Diturunkannya Al-Qur'an secara
berangsur, agar mudah dihafal, dihayati, dan diamalkan sedikit demi sedikit.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka imanilah bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Esa, dan berserah dirilah
kalian kepadaNya. Dan berimanlah kepada para rasulNya terkait risalah yang
mereka bawa dari sisi Allah. Berhentilah mengucapkan kata-kata yang bohong
dan keliru itu. Karena menghentikan ucapan tersebut akan lebih baik bagi kalian
di dunia dan di Akhirat. Sesungguhnya Allah adalah Rabb Yang Maha Esa.
Dia Mahasuci tidak memiliki sekutu dan anak. Dia sama sekali tidak
membutuhkannya. Dia lah pemilik apa saja yang ada di langit dan apa saja yang
ada di bumi beserta isinya. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas serta Pengatur
dalam urusan makhluk-Nya.

Anda mungkin juga menyukai