Disusun oleh :
AKUNTANSI SYARIAH
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
Ketidak sempurnaan manusia disebabkan oleh hal-hal yang bersifat ‘ardhi, termasuk bayi
yang berada dalam kandungan ibunya. Al kamal dalam konsep Al-Jilli mungkin dimiliki oleh
manusia secara profesional (bi al-quwwah) dan mungkin secara aktual (bi al-fi’il) seperti yang
terdapat dalam wali-wali, dan nabi-nabi meskipun dalam intensitas yang berbeda.
Ciri-ciri Insan Kamil, yaitu:
1) Berfungsi Akalnya Secara Optimal
2) Berfungsi Intuisinya
3) Menghiasi Diri dengan Sifat-Sifat Ketuhanan
4) Berakhlak Mulia
5) Berjiwa Seimbang
Jadi yang dimaksud dengan insan kamil oleh Al-Jilli adalah manusia dengan segala
kesempurnaannya, sebab pada dirinya terdapat sifat-sifat dan nama-nama illahi. Hal ini sama
dengan Al-Arabi yang ajarannya lebih mengedepankan akal.
“Dialah yang awal, yang akhir, yang zahir dan yang batin..”
Dan diperkuat dengan hadist qudsi yang artinya: ”Apa yang pertama-tama diciptakan adalah
akal budi, maka firman Allah kepadanya maka Terimalah! Ia pun menerimanya...
Pendapat Ibn sabi’in tentang kesatuan mutlak tersebut merupakan dasar paham, khusunya
tentang para pencapai kesatuan mutlak ataupun pengakraban Allah SWT. Paham ini sama
dengan paham hakikat Muhammad SAW. Pencapai kesatuan mutlak menurut Ibn Sabi’in adalah
individu yang paling sempurna, sempurna yang dimilki seoran faqih, teolog, filsuf ataupun sufi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari materi-materi yang dijelaskan di atas mengenai pembahasan tasawuf falsafi, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Tasawuf Falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan
(ma’rifat) dengan pendekatan rasional (filsafat) hingga menuju ketingkat yang lebih tinggi,
bukan hanya mengenal Tuhan saja (ma’rifatullah) melainkan yang lebih tinggi dari itu
yaitu wahdat al- wujud (kesatuan wujud).
2. Tokoh-tokoh tasawuf falsafi serta ajaran-ajarannya antara lain yaitu:
a. Ibn Arabi
Ajaran tasawufnya yaitu yang paling sentral adalah wahdat al-wujud (kesatuan wujud).
b. Al-Jilli
Ajaran tasawufnya yaitu tentang insan kamil (manusia sempurna).
c. Ibn Sabi’in
Ajaran tasawufnya yaitu tentang kesatuan mutlak dan ia menolak terhadap logika Aristotelian.
Jadi yang menjadi karakteristik dari tasawuf falsafi adalah ajarannya lebih mengarah
pada teori-teori yang rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam, mengedepankan
akal, ajarannya memadukan antara visi mistis dan rasional.