Anda di halaman 1dari 13

1

MAKALAH MODEL KAJIAN TEKS-TEKS


ISLAM (STUDI AL-QURAN)

DISUSUN

OLEH:

NURSYAMSI ICHSAN (19.19.2.03.0004)

KENSIWI (19.19.2.02.0014)

PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KOTA PALOPO

TAHUN 2019
2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah

ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda

tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di

akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas pertama dari mata

kuliah “Metode Pendekatan Studi Islam” dengan judul “ Model Kajian Teks Islam

(Studi Alquran)”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya

makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan

apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya.
3

DAFTAR ISI

SAMPUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

PEMBAHASAN

1. BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ............................................................................


b. Rumusan Masalah..........................................................................

2. BAB II PEMBAHASAN

a. Pendekatan I’jaz Klasik..................................................................


b. Pendekatan Sastra Modern.............................................................
c. Pendekatan Tajdid...........................................................................
d. Pendekatan Tahlili...........................................................................
e. Pendektan Semantik........................................................................
f. Pendekatan Tematik........................................................................

3. BAB III PENUTUP............................................................................

KESIMPULAN..................................................................................

SARAN..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah perkembangan peradaban dan pemikiran islam, dikenal

sejumlah cabang keilmuan tradisional islam yang meliputi antara lain ullumul al-

Qur’an dengan ramifikasinya, tafsir al-Quran, ullumul al-hadits lengkap dengan

semua percabangannya, ilmu kalam tasauf, fikih, dan usul fikih dan lain-lain.

Cabang ilmu ini merupakan jasa para pengkaji muslim atas tradisi tekstual

keagamaan mereka dan telah melahikan khazanah intelektual yang sangat kaya.

Karena objek kajian studi islam tradisional ini adalah teks-teks

keagamaan dan karya – karya yang berkaitan dengannya maka metode dan

pendekatan yang dipergunakan oleh komunitas ilmiah di kalangan mereka pun

meliputi metode dan pendekatan tekstual (bayani). Untuk mengetahui lebih lanjut

penjelasan tentang metode atau pendektana tersebut akan di bahasa pada

pembahasan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud Pendekatan I’jaz Klasik ?


b. Apa yang dimaksud Pendekatan Sastra Modern?
c. Apa yang dimaksud Pendekatan Tajdid?
d. Apa yang dimaksud Pendekatan Tahlili?
e. Apa yang dimaksud Pendektan Semantik?
f. Apa yang dimaksud Pendekatan Tematik?
5

BAB II

PEMBAHASAN

1. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN “I’JAZ AL-QURAN” PADA MASA

KLASIK

Sejak awal III H./IX M., fenomena ketidamampuan manusia menandingi

al-Quran baik dari segi makna maupun struktur ini muncul dalam literatur

Islam, dengan istilah i’jaz. Hingga sampai saat ini kata i’jaz menjadi

terminologi ilmiah yang mengandung pengertian bahwa, secara agama

fenomena ini memang mukjizat Allah, yakni bukti kenabian Muhammad

Saw.dan kewahyuan al-Quran. Jadi manusia memang benar-benar tidak akan

pernah memiliki kemampuan untuk menandinginya.


Sejak abad III H. tulisan-tulisan tentang i’jaz masih terus berkembang.

Gagasannya mengakar pada sebuah pengertian bahwa ia adalah salah satu

bentuk mukjizat yang menjadi bukti kenabian Muhammad Saw. akan tetapi,

segi-segi mukjizat ini masih terus menjadi bahan pembicaraan di antara para

pemikir Islam.
AL-RUMMANI

Di antara pemikir itu adalah al-Rummani, pengarang kitab al-Nukat fi

I’jaz al-Quran, salah satu karya ilmiah pertama yang menggunakan kata i’jaz

dalam judulnya. Masalah utama yang dibahas dalam buku itu adalah

pembuktian keunikan balaghah al-quran. Al-Rummani yang berpaham


6

mu’tazilah berpandangan bahwa ide i’jaz memiliki tujuh segi, yaitu:

1. Tidak tertandinginya al-Quran, meski banyak faktor yang mendorong

untuk menandinginya.
2. Tantangan al-Quran yang berlaku untuk umum.
3. Al-Shorfah, yakni Allah memalingkan manusia dari menandingi al-Quran.
4. Balaghah al-Quran, yaitu kefasihan dan pengaruh estetikanya yang

efektif.
5. Terdapatnya informasi dan berita yang benar tentang peristiwa masa

depan.
6. Karakter al-Quran yang menyalahi kebiasaan, bukan puisi bukan prosa.
7. Pembandingan al-Quran dengan segala mukjizat yang pernah dikenal oleh

agama lain.
2. PENDEKATAN SASTRA MODEREN
Pada masa moderen pendekatan kesastraan terhadap alquran yang

berkembang bahkan lebih konpleks dari yang sudah ada misalnya

Muhammad abduh mengunakan metode sastra ini untuk menafsirkan al-quran

yang sangat erat hubungannya dengan pemahaman rasionalnya tentang

islam .namun pertanyaan –pertanyaan abduh bukan semata terbatas pada

persoalan I’jaz.ia mengajukan beberapa pertanyaan tentang modernitas

,apakah islam islam sesuai sesuai dengan modernitas atau tidak ? bagaimana

seorang muslim yang taat dapat hidup dilingkungan sosial politik modrn

tanpa kehilangan identitasnya sebagai musli.islam mengakomodasikan sains

dan filsafat tentang ketidakselarasan antara syariah yang menjadi dasar

masyarakat tradisional ,karena agama merupakan bagian utama dari eksitensi

manusia .
khalafallah dengan bersandar pada perbedaan dalam teori sastra sejarah

dan kesusastraan ,mengembangkan perbedaan yang jelas antara sejarah al-


7

qur.an .yaitu fakta bahwa al-qur,an berhadapan dengan bahasa arab pangan

pada abad ke-7 .apapun yang tampak irasional dan bertentangan dengan

logika dan sains dalam al-qur,an di pahami sebagai refleksi visi bangsa arab

tentang dunia.
3. PENDEKATAN TAJDID
Model pendekatan ini diperkenalkan oleh Amin Al-Khuli (1995). Ia

menerapkan metode tajdid untuk studi bahasa (nahw) dan retorika (balaghah),

tafsir al- Qur’an, dan sastra (adab). Metode semacam ini mengandung kajian

tentang bahasa dan retorika yang menyegarkan, karenanya diperlukan tajdid

dalam dua disiplin ini. Sepanjang pencerahan atau tajdid terus bergerak dan

hidup, ia mesti mulai dengan studi intensif dan menyeluruh tentang tradisi

lama dalam setiap bidang pengetahuan.


Motto al-Khuli adalah ”langkah pertama bagi penemuan nyata adalah

menganalisis tradisi secara total”. Jika studi tentang sastra di masa lalu,

sekaligus studi tentang bahasa dan retorika, dijalankan untuk memenuhi

tujuan-tujuan keagamaan, maka tajdid tidak akan mungkin dilakukan.

4. METODE TAHLILI (ANALITIS)


Kata tahlili adalah bentuk masdar dari kata hallala-yuhallilu-tahliilan, yang

berasal dari kata halla-yahullu-halln yang berarti membuka sesuatu. Tidak ada

sesuatu pun yang tertutup darinya. Dari sini dapat difahami bahwa arti kata

tahlil berarti membuka sesuatu yang tertutup atau yang terikat dan mengikat

sesuatu yang berserakan agar tidak terlepas atau tercecer.


Sedang definisi penafsiran tahlili adalah metode penafsiran al-Quran yang

dilakukan dengan cara menjelaskan ayat-ayat al-Quran dalam berbagai aspek,

serta menjelaskan maksud yang terkandung di dalamnya sehingga kegiatan


8

mufassir hanya menjelaskan ayat demi ayat, surat demi surat, makna lafal

tertentu, susunan kalimat, persesuaian kalimat satu dengan kalimat lain,

asbabun nuzul, nasikh mansukh, yang berkenaan dengan ayat yang

ditafsirkan.
Sistematika metode analitis biasanya diawali dengan mengemukakan

korelasi (munasabah) baik antar ayat maupun surat, menjelaskan latar

belakang turunnya surat (asbabun nuzul nya), menganalisis kosa kata dan

lafadz dalam konteks bahasa Arab, menyajikan kandungan ayat secara global,

menjelaskan hukum yang dapat dipetik dari ayat, lalu menerangkan ma’na

dan tujuan syara’ yang terkandung dalam ayat. Untuk corak tafsir ilmu dan

sosial kemasyarakatan, biasanya penulis memperkuat argumentasinya dengan

mengutip pendapat para ilmuwan dan teori ilmiah kontemporer.

Langkah-langkah Metode Penafsiran Tahlili

Dalam menggunakan metode penafsiran tahlili, terdapat langkah langkah

penafsiran yang pada umumnya digunakan, yaitu:

1. Menerangkan makki dan madani di awal surat

2. Menerangkan asbabun nuzul (jika ada)

3. Menerangkan arti mufrodat (kosa kata), termasuk di dalamnya kajian

bahasa yang mencakup

4. I’rab dan balaghah Menerangkan unsur-unsur fasahah,bayan,dan I’jaz-nya

Memaparkan kandungan ayat secara umum dan maksudnya

5. Menjelaskan hukum yang dapat digali dari ayat yang dibahas.

Ciri-ciri Metode Penafsiran Tahlili


9

Diantara cirri-ciri dari tafsir yang menggunakan tahlili adalah sebagai

berikut:

Mufassir menafsirkan ayat demi ayat dan surat demi surat secara berurutan

sesuai dengan urutannya dalam mushaf Seorang mufassir berusaha

menjelaskan makna yang terkandung di dalam ayat-ayat al-qur’an secara

komprehensif dan menyeluruh, baik dari segi I’rab, asbabun nuzul dan yang

lainnya.

5. PENDEKATAN SEMANTIK

Semantik dalam Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting,

dari kata sema, tanda adalah cabang linguistik yang mempelajari makna yang

terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Semantik

biasanya dikontraskan dengan dua aspek lain dari ekspresi makna: sintaksis,

pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta

pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh agen atau komunitas pada suatu

kondisi atau konteks tertentu.

Toshihiko izutsu (1914-1993) adalah profesor universitas dan penulis

banyak buku tentang keislaman dan agama-agama lain. Beliau masuk fakultas

ekonomi, Universitas Keio, tetapi dipindahkan ke departemen sastra Inggris,

berharap akan diperintahkan oleh Profesor Junzaburō Nishiwaki. Ia menjadi

asisten riset pada tahun 1937, setelah lulus dengan gelar BA

Menurut izutsu Alqur’an bisa didekati dengan sejumlah cara

pandang/pendekatan yang beragam seperti teologi psikologi,sosiologi, tata


10

bahasa dan lain-lain namun dari sekian banyak pendekatan yang ada beliau

konsisten menggunakan pendekatan linguistik khususnya semantik alqur’an

Izutsu menggunakan metode analisis semantik atau konseptual terhadap

bahan-bahan yang disediakan oleh kosa kata al-qur’an yang berhubungan

dengan beberapa persoalan yang paling kongkrit dan melimpah yang

dimunculkan oleh bahasa al-qur’an. Yang dimaksud semantik dalam kajian

izutsu disini adalah kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa

dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual

pandangan dunia atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa

itu , tidak hanya sebagai alat bicara dan berfikir , tetapi lebih penting lagi ,

pengkonsepan dan penafsiran dunia yang melingkupinya.

6. PENDEKATAN TEMATIK.

Pendekatan tematik ( mawdhu’I ) tidak menafsirkan al-quran ayat demi

ayat .pendekatan ini berusaha mengkaji al-quran dengan cara mengambil tema

tertentu dari berbagai tema ajaran ,sosial dan kosmologi yang ada dalam al-

quran .

Langkah dalam menerapkan metode tafsir tematik menurut abdul hay Al

Farmawiy ( 1996 ),ada tujuh langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan masalah yang akan dibahas ( topic )

2. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut


11

3. Menyusun runtutan ayat sesuai masa turunya disertai pengetahuan tentang

asbabun nuzulnya

4. Memahami kolerasi ayat-ayat tersebut dalam surahnya masing-masing

5. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna

6. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok

pembahasan

7. Mempelajari ayat-ayat tersebut secarah keseluruhan dengan jalan

menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama ,atau

mengkompromikan antara yang ‘am ( umum ) dan yang khash ( khusus ).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
12

B. Saran

Demikian yang dapat kami jelaskan semonga bemanfaat bagi pembaca dan

dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan, oleh karena itu

kami senantiasa menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ulya,M.Ag. 2017.Berbagai Pendektan Dalam Studi Al-Quran.Idea


Press:Yogyakarta.
13

Baidhawy,Zakiyuddin.2011.Islamic Studies Pendekatan dan Metode.


BIPA:Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai