Anda di halaman 1dari 2

ISNAD ‘AQLI

 Isnad’Aqli terbagi menjadi 2 :


1. Hakikat ‘aqliyah adalah menisbatkan fi’il (predikat) atau pengganti dari fi’il (mashdar,
isim fail, isim maf’ul, sifat musybihat, isim tafdhil dan dzorof (zaman dan makan)
kepada subyek (pelaku/pemilik)/ Mutakallim (orang pertama) mengatakan sesuatu
yang sebenarnya.
- Contoh :
a. ‫( ضرب زيد‬Mabni fa’il)
b. ‫( ضرب عمر‬Mabni maf’ul)
- Hal-hal yang termasuk dalam pembagian hakikat ‘aqli :
a. Sesuatu yang sesuai dengan kenyataan dan keyakinan. Contoh : ‫انبت هللا البقل‬
b. Sesuatu yang sesuai dengan kenyataan, tapi tidak sesuai dengan keyakinan.
Contoh : ‫( انبت الربيع البقل‬dikatakan oleh orang kafir)
c. Sesuatu yang sesuai dengan keyakinan tapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : ‫( خلق هللا الالفعال كلها‬pendapat kaum mu’tazilah)
d. Sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan dan keyakinan. Contoh : ‫جاءزيد‬
(berbohong)
2. Majaz ‘Aqli adalah menisbatkan fi’il (predikat) atau pengganti dari fi’il kepada mulabis
(sesuatu lain yang menyertai)/selain subjek (pemilik/pelaku) disertai adanya hubungan
(‘alaqoh) dan petunjuk agar terhindar dari maksud/tujuan yang diinginkan
(menisbatkan pada selain pemilik secara hakikat).
- Fi’il (predikat) memiliki 4 hubungan (mulabis)
1. Hubungan fi’il dengan fa’il  pekerjaan (predikat) timbul karena adanya
pelaku (subjek)
2. Hubungan fi’il dengan maf’ul  pekerjaan (predikat) pasti akan berdampak
kepada objek (suatu sasaran)
3. Hubungan fi’il dengan mashdar  mashdar merupakan bagian/cabang dari fi’il
4. Hubungan fi’il dengan dzhorof  sebab terjadinya suatu pekerjaan (fi’il)
- Contoh majaz ‘aqli :
a. Penisbatan kepada mulabis fa’il  menggunakan kalimat aktif (mabni fa’il dari
sisi lafadz) dan pasif dari sisi makna/arti (mabni maf’ul). Contoh : ‫عيشِه راضيه‬
b. Penisbatan kepada mulabis maf’ul  menggunakan kalimat pasif dari sisi
lafadz (mabni maf’ul) dan aktif dari sisi makna/arti (mabni fa’il). Contoh : ‫سيل‬
‫مفعم‬
c. Penisbatan kepada mulabis mashdar  Mashdar dijadikan sebagai subjek yang
seharusnya sebagai keterangan dari pekerjaan (fi’il). Contoh : ‫جدجده‬
d. Penisbatan isim fa’il kepada dzhorof zaman  Dzhorof yang seharusnya jadi
keterangan waktu kemudian ditempatkan pada posisinya subjek dengan tujuan
mubalaghah. Contoh : ‫نهاره صائم‬
e. Penisbatan isim fa’il kepada dzhorof makan  Dzhorof yang seharusnya jadi
keterangan tempat kemudian ditempatkan pada tempatnya subjek dengan
tujuan mubalaghah. Contoh : ‫نهرجار‬
f. Penisbatan kepada sebab  pada dasarnya sebab adalah suatu alasan kenapa
peristiwa bisa terjadi. Namun kemudian sebab itu ditempatkan pada tempatnya
subjek. Contoh : ‫بني االمير المدينه‬
g. Penisbatan isim tafdhil kepada isim makan  kata keterangan tempat dijadikan
sebagai subjek kemudian disandarkan kepada isim tafdhil dengan tujuan
mubalaghah. Contoh : ‫نهر اسرع سيالنا‬
- Pembagian majaz berdasarkan penisbatan (musnad dan musnad ilaih) :
a. Musnad dan musnad ilaih berupa hakikat. Contoh : ‫انبت الربيع البقل‬
b. Musnad dan musnad ilaih berupa majaz. Contoh :‫احيااالرض شباب الزمان‬
c. Musnad berupa hakikat sedangkan musnad ilaih berupa majaz. Contoh : ‫انبت‬
‫البقل شباب الزمان‬
d. Musnad berupa majaz sedangkan musnad ilaih berupa hakikat. Contoh :
‫احيااالرض الربيع‬
- Qorinah terdiri dari 2 yaitu :
1. Qorinah Lafdziyah (petunjuk berupa lafadz), yakni terletak sebelum atau
sesudah majaz. Contoh : ‫شيب راسي توالي الهموم‬
2. Qorinah Ma’nawiyah (petunjuk berupa makna), tercegahnya suatu maksud
yang tidak diinginkan. Contoh : ‫محبتك جاءت بي اليك‬

Anda mungkin juga menyukai