0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
768 tayangan2 halaman
Isnad 'aqli terdiri dari hakikat 'aqli dan majaz 'aqli. Hakikat 'aqli menisbatkan predikat secara langsung kepada subjek, sedangkan majaz 'aqli menisbatkan predikat kepada unsur selain subjek dengan adanya hubungan tertentu dan petunjuk agar tidak keliru. Ada dua jenis petunjuk pada majaz, yaitu lafadz dan makna.
Isnad 'aqli terdiri dari hakikat 'aqli dan majaz 'aqli. Hakikat 'aqli menisbatkan predikat secara langsung kepada subjek, sedangkan majaz 'aqli menisbatkan predikat kepada unsur selain subjek dengan adanya hubungan tertentu dan petunjuk agar tidak keliru. Ada dua jenis petunjuk pada majaz, yaitu lafadz dan makna.
Isnad 'aqli terdiri dari hakikat 'aqli dan majaz 'aqli. Hakikat 'aqli menisbatkan predikat secara langsung kepada subjek, sedangkan majaz 'aqli menisbatkan predikat kepada unsur selain subjek dengan adanya hubungan tertentu dan petunjuk agar tidak keliru. Ada dua jenis petunjuk pada majaz, yaitu lafadz dan makna.
1. Hakikat ‘aqliyah adalah menisbatkan fi’il (predikat) atau pengganti dari fi’il (mashdar, isim fail, isim maf’ul, sifat musybihat, isim tafdhil dan dzorof (zaman dan makan) kepada subyek (pelaku/pemilik)/ Mutakallim (orang pertama) mengatakan sesuatu yang sebenarnya. - Contoh : a. ( ضرب زيدMabni fa’il) b. ( ضرب عمرMabni maf’ul) - Hal-hal yang termasuk dalam pembagian hakikat ‘aqli : a. Sesuatu yang sesuai dengan kenyataan dan keyakinan. Contoh : انبت هللا البقل b. Sesuatu yang sesuai dengan kenyataan, tapi tidak sesuai dengan keyakinan. Contoh : ( انبت الربيع البقلdikatakan oleh orang kafir) c. Sesuatu yang sesuai dengan keyakinan tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh : ( خلق هللا الالفعال كلهاpendapat kaum mu’tazilah) d. Sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan dan keyakinan. Contoh : جاءزيد (berbohong) 2. Majaz ‘Aqli adalah menisbatkan fi’il (predikat) atau pengganti dari fi’il kepada mulabis (sesuatu lain yang menyertai)/selain subjek (pemilik/pelaku) disertai adanya hubungan (‘alaqoh) dan petunjuk agar terhindar dari maksud/tujuan yang diinginkan (menisbatkan pada selain pemilik secara hakikat). - Fi’il (predikat) memiliki 4 hubungan (mulabis) 1. Hubungan fi’il dengan fa’il pekerjaan (predikat) timbul karena adanya pelaku (subjek) 2. Hubungan fi’il dengan maf’ul pekerjaan (predikat) pasti akan berdampak kepada objek (suatu sasaran) 3. Hubungan fi’il dengan mashdar mashdar merupakan bagian/cabang dari fi’il 4. Hubungan fi’il dengan dzhorof sebab terjadinya suatu pekerjaan (fi’il) - Contoh majaz ‘aqli : a. Penisbatan kepada mulabis fa’il menggunakan kalimat aktif (mabni fa’il dari sisi lafadz) dan pasif dari sisi makna/arti (mabni maf’ul). Contoh : عيشِه راضيه b. Penisbatan kepada mulabis maf’ul menggunakan kalimat pasif dari sisi lafadz (mabni maf’ul) dan aktif dari sisi makna/arti (mabni fa’il). Contoh : سيل مفعم c. Penisbatan kepada mulabis mashdar Mashdar dijadikan sebagai subjek yang seharusnya sebagai keterangan dari pekerjaan (fi’il). Contoh : جدجده d. Penisbatan isim fa’il kepada dzhorof zaman Dzhorof yang seharusnya jadi keterangan waktu kemudian ditempatkan pada posisinya subjek dengan tujuan mubalaghah. Contoh : نهاره صائم e. Penisbatan isim fa’il kepada dzhorof makan Dzhorof yang seharusnya jadi keterangan tempat kemudian ditempatkan pada tempatnya subjek dengan tujuan mubalaghah. Contoh : نهرجار f. Penisbatan kepada sebab pada dasarnya sebab adalah suatu alasan kenapa peristiwa bisa terjadi. Namun kemudian sebab itu ditempatkan pada tempatnya subjek. Contoh : بني االمير المدينه g. Penisbatan isim tafdhil kepada isim makan kata keterangan tempat dijadikan sebagai subjek kemudian disandarkan kepada isim tafdhil dengan tujuan mubalaghah. Contoh : نهر اسرع سيالنا - Pembagian majaz berdasarkan penisbatan (musnad dan musnad ilaih) : a. Musnad dan musnad ilaih berupa hakikat. Contoh : انبت الربيع البقل b. Musnad dan musnad ilaih berupa majaz. Contoh :احيااالرض شباب الزمان c. Musnad berupa hakikat sedangkan musnad ilaih berupa majaz. Contoh : انبت البقل شباب الزمان d. Musnad berupa majaz sedangkan musnad ilaih berupa hakikat. Contoh : احيااالرض الربيع - Qorinah terdiri dari 2 yaitu : 1. Qorinah Lafdziyah (petunjuk berupa lafadz), yakni terletak sebelum atau sesudah majaz. Contoh : شيب راسي توالي الهموم 2. Qorinah Ma’nawiyah (petunjuk berupa makna), tercegahnya suatu maksud yang tidak diinginkan. Contoh : محبتك جاءت بي اليك