Anda di halaman 1dari 17

BUKU SAKU

ILMU TAJWID

TPQ DARUL WASI’AH


KOMPLEK BHAYANGKARA
GP. ALUE DUA
2021
1
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Yang telah mengijinkan penyusun menyelesaikan Buku
Saku Ilmu Tajwid ini. Sesuai namanya, buku ini menyuguhkan materi tajwid secara sederhana dan praktis.
Sumber acuan utama buku saku ini yaitu, buku Catatan Tajwid Sederhana nan Praktis oleh Imam
Fachruddin (2004) dan software Belajar Ilmu Tajwid Lengkap versi 1.1, Andromo Software (2020). Buku
saku ini ditulis bermula dari keinginan penyusun sekedar merapikan catatan tajwidnya dan untuk santri
santri TPQ Darul Wasi’ah yang baharu belajar ilmu tajwid. Segala kekurangan disebabkan oleh kekurangan
penyusun; semoga Allah swt melindungi pengguna buku saku ini dari segala kekurangan yang disebabkan
penyusun. Amin. Mudah-mudahan Allah swt menjadikan buku saku ini bermanfaat bagi mereka yang
baharu belajar tajwid. Amin.

Groove two, Agustus 2021


Ust, Fachrurrazi, ST. MP

2
BAB I
ILMU TAJWID
A. Pengertian

Menurut arti Ilmu tajwid adalah : Memperelokkan atau memperindah sesuatu. Sedangkan menurut
istilah, tajwid adalah : melafadzkan setiap huruf dari makhrajnya secara benar serta memenuhi hak-hak
setiap huruf baik dari segi makhrijatul huruf (tempat keluar huruf), al maddi (panjang dan pendek
ucapan) maupun al waqaf wal al ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan).
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah namun hukum membaca Al-Quran dengan
memakai aturan-aturan tajwid merupakan fardhu ‘ain atau kewajiban bagi setiap individu. Sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surah Al Muzammil ayat 4

Artinya: Bacalah Al Quran itu dengan tartil yaitu dengan memakai tajwidnya.
B. Tujuan
Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk Menjaga lisan dari kesalahan ketika membaca ayat-
ayat suci Al Quran atau mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan mempelajari ilmu tajwid
sangat diutamakan karena ilmu tajwid salah satu ilmu yang langsung berhubungan dengan Al Qur’an
sehingga kita dapat melaksanakan kewajiban membaca Al qur’an dengan tartil.
C. Tata cara Membaca Al qur’an
Ulama Qiraat sepakat bahwa Al-Quran dapat dibaca dengan beberapa macam bacaan, dikarnakan
Allah berfirman dalam surah Al-ayat 20

Artinya: Maka itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran.
Yaitu dapat dibagi empat cara sebagai berikut:
1. Tahqiq, yaitu membaca Al-Quran dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas, dan
teliti seperti memanjangkan mad, menyempurnakan harakat, serta melepas huruf secara tartil,
pelan-pelan, memperhatikan panjang pendek , waqaf dan ibtida, tanpa merampas huruf
2. Tartil ialah membaca Al-Quran dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas, dan
teliti seperti memanjangkan mad, menyempurnakan harakat, serta melepas huruf secara tartil,
pelan-pelan, memperhatikan panjang pendek , waqaf dan ibtida, tanpa merampas huruf.
Untuk memenuhi hal-hal itu, metode tahqiq terkadang tampak memutus-mutus dalam
membaca huruf-huruf dan kalimat-kalimat Al-Quran
3. Tadwir ialah membaca Al-Quran dengan memanjangkan mad, hanya saja tidak sampai
penuh. Cara ini biasanya dibaca dalam shalat.
3
4. Hadr ialah membaca Al-Quran dengan cepat, ringan, dan pendek, namun tetap
mengedepankan dan memakai peraturan-peraturan tajwid.

4
BAB II
Mengenal Huruf Hijaiyah

2.1 Huruf Arab dan Tanda Baris


A. Huruf Hijaiyah
Huruf hijaiyah pada dasarnya berjumlah 28 huruf, yaitu

Keterangan mengenai 4 huruf terakhir yaitu sebagai berikut:


 Huruf ( lam alif ) merupakan kombinasi dua huruf yaitu, huruf diikuti oleh huruf
 Huruf (hamzah) ditulis secara:
 berdiri sendiri,
 di atas atau di bawah huruf alif
 di atas huruf (ya’) tanpa dua titik di bawahnya ( ),
 di atas huruf (wau).
 Huruf (ta marbuthah) hanya muncul di akhir kata. Jika membaca berhenti pada kata itu
maka huruf tersebut dibaca seperti huruf (ha). Jika membaca tidak berhenti pada kata itu
maka huruf tersebut dibaca seperti huruf (ta).
 Huruf (ya) yaitu huruf (alif) yang ditulis seperti huruf (ya) namun tanpa dua titik di
bawahnya. Huruf (ya) hanya muncul di akhir kata dan berfungsi sebagai tanda baca
panjang, sebagaimana huruf (alif) juga bisa berfungsi seperti itu.
B. Tanda Baris
Huruf huruf hijaiyah yang tersebut di atas semuanya adalah konsonan, karena belum adanya
tanda baris Dan untuk bunyi vokal a, i, u maka perlu diberikan atau menambahkan tanda baris di
atas atau di bawah huruf yaitu sebagai berikut:

5
Keterangan:
 Baris atas (Fattah) untuk bunyi vokal ‘A’
 Baris bawah (Kasrah) untuk bunyi vokal ‘I’
 Baris (Dhammah) untuk bunyi vokal ‘U’

Selain tanda baris satu yang berbunyi vokal ‘a’, ‘i’, dan ‘u’ ada lagi tanda baris dua yang
bunyi ‘an’, ‘in’, ‘un’ disebut dengan TANWIN.

Keterangan:
 Fathatain ( ) untuk memberikan bunyi ’an’.
 Kasratain ( ) untuk memberikan bunyi ’in’.
 Dhammatain ( ) untuk memberikan bunyi ’un’.

Berikut tanda Sukun ( ) dan tasydid ( ). Kedua tanda baca ini diletakkan di atas huruf
hijaiyah. Contohnya:

Keterangan;
 Tanda sukun ( ) diatas sebuah huruf berarti huruf tersebut mati.
 Tanda tasydid ( ) diatas sebuah huruf berarti bahwa huruf itu dibaca secara dobel,
yakni pertama dibaca sukun kemudian baru di baca hidup lagi. Contoh:

2.2 Huruf Qalqalah


Huruf qalqalah adalah yang dibaca dengan cara dipantulkan sesuai sifat masing masing huruf
tersebut pada akhir bacaan baik huruf itu sukun ataupun diwakafkan.. Yang termasuk huruf

qalqalah adalah berjumlah 5 huruf yaitu:

6
Huruf qalqalah di bagi dua yaitu
 Qalqalah Sughra, yaitu huruf qalqalah yang memang sukun asli dan biasa hurufnya

terletak pada tengah kata dan dipantulkan hanya sedikit.. Contoh:   

 Qalqalah Kubra, yaitu huruf qalqalah menjadi sukun sebab wakaf atau berhenti, dan
biasanya huruf tersebut terletak di akhir ayat/kalimat serta bacaan dipantulkan lebih

jelas lagi. Contoh :  

2.3 Huruf Yang dibaca TAFKHIM atau TARQIQ (secara Tebal/Tipis)


1. Huruf Lam ( ) pada Lafadz Allah (Lam Jalaalah)
Pengucapan huruf Lam ( ) pada lafazd Allah dibagi dua, yaitu:
a) Tafkhim (dibaca tebal), yaitu jika huruf Lam ( ) pada lafadz allah di dahului
atau berhadapan dengan bunyi Vokal ‘a’ atau baris Fattah ( ) dan

didahului/berhadapan dengan bunyi vocal ‘u’ atau dhammah ( ). Contoh: 

 ,   


b) Tarqiq (dibaca tipis), yaitu huruf lam ( ) pada lafadz Allah didahului/berhadapan

dengan bunyi vocal ‘i’ atau baris Kasrah ( ). Contoh :    ,  

2. Huruf Isti’laa
Yaitu huruf yang selalu pengucapan secara tafkhim (tebal) dan berikut hurufnya:

3. Huruf Ra ( )
Berikut keadaan huruf yang di baca secara tebal, yaitu:

a) Ketika huruf ra berbaris Fattah ( ) dan dhammah ( ). Contoh :  , 


b) Sukun/mati sesudah bunyi vocal ‘a’ (Fattah) dan ‘u’ (dhammah). Contoh :

   ,  

Dan termasuk juga pada saat membaca wakaf (berhenti). Contoh :  

c) Sukun/mati setelah bunyi vocal ‘i’ (kasrah) asli dan berikutnya bertemu huruf

isti’laa berbaris Fattah atau dhammah. Contoh:   

7
Berikut keadaan huruf yang di baca secara tipis, yaitu:

a) Berbaris kasrah ( ), contohnya :  

b) Sukun/mati sesudah bunyi vocal ‘i’ (kasrah) dan tidak bertemu dengan huruf

isti’laa. Contohnya: 

c) Membaca wakaf/berhenti pada suatu kata sehingga huruf tersebut pada akhir

kata disukunkan/dimatikan. Contohnya:   

Dan pada biasanya huruf dibaca/diucapkan secara tarqiq selalu berhubungan


dengan baris kasrah ( ).

8
BAB III
HUKUM MEMBACA HURUF

3.1 Hukum nun sukun ( ) / TANWIN ( )


Yaitu apabila nun sukun ( ) dan atau tanwin ( ) bertemu dengan huruf hijaiyah.
Dan di bagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
1. Ikhfa
Huruf ikhfa ada 15 yaitu:

Ikhfa yaitu apabila nun sukun ( ) atau tanwin ( ) bertemu dengan salah satu huruf ikhfa
yang 15. Dan hukum bacanya samar samar serta didengungkan 2-3 harakat.

Contoh: ‫ص َﻼ ِت ِه ْم‬
َ ‫ع َْن‬ ٌ ‫َوفَتْ ٌح َق ِري‬
‫ْب‬ ‫نى ك َِر ْي ْم‬
ٌ ‫غ‬َ

2. Idzhar
Huruf idzhar ada 6 yaitu:

Idzhar yaitu apabila nun sukun ( ) atau tanwin ( ) bertemu dengan salah satu huruf idzhar
yang 6, dan hukum bacanya jelas dan tidak didengungkan.

Contoh : َ‫َم ْن اَ َمن‬ ٍ‫ِم ْن َخ ْوف‬ َ


‫غفُ ْو ٌر َح ِل ْي ْم‬

NOTE:
Hukum Idzhar Wajib (Mutlaq)
Yaitu, merupakan cabang dari hukum idzhar cara membacanya jelas/terang dan tidak
berdengung. Ada 4 kata hukum idzhar mutlaq dalam al qur’an yaitu:

ٌ‫ ِق ْن َوان‬, ٌ‫ بُ ْنيَا ن‬, ٌ‫ ِص ْن َوان‬, ‫فِ ْي ال ﱡد ْن َيا‬


3. Iqlab
Huruf iqlab hanya ada satu yaitu :
Iqlab adalah mengubah nun sukun ( ) atau tanwin menjadi bunyi huruf mim ( ) yang
murni (sempurna) dan didengungkan 2-3 harakat.
Contoh : .

4. Idgram
Idgram adalah apabila nun sukun ( ) atau tanwin ( ) bertemu dengan huruf idgram. Hukum
Idgram dibagi menjadi 2 macam yaitu:

9
a) Idgram Ma’aghrunnah (Idgram Bigunnah)
Huruf idgram Ma’aghrunnah ada 4 yaitu :

Hukum bacanya dileburkan kedalam huruf idgram ma’aghrunnah. Dan biasanya dalam
mushaf atau al qur’an pada umumnya hukum ini mudah ditandai dengan adanya tanda
TASYDID

Contoh :     ,  

b) Idgram Bilaghrunnah
Huruf idgram bilaghrunnah ada 2 yaitu :
Hukum bacanya dileburkan kedalam huruf idgram bilaghrunnah. Dan biasanya dalam mushaf
atau al qur’an pada umumnya hukum ini mudah ditandai dengan adanya tanda TASYDID

Contoh :    ,   

3.2 Hukum MIM Sukun ( )


Hukum mim sukun/mim mati di bagi 3 macam yaitu:
1. Ikhfa Syafawi
Yaitu bila mim sukun ( ) bertemu dengan huruf Ba ( ). Hukum baca berdengung 2-3 harakat.

Contohnya :   ,  

2. Idgram Mutamaatsilayn (idgram Mimi)


Yaitu bila mim sukun ( ) bertemu dengan huruf mim ( ) pula. Hukum baca berdengung 2-3

harakat. Contonhya:     ,   

3. Idzhaar Syafawi
Yaitu bila mim sukun ( ) bertemu dengan huruf hijaiyah selain huruf mim ( ) dan ba ( ).

Hukum bacanya jelas dan tidak didengungkan. Contohnya:  ,  

3.3 Hukum Idgram


Idgram adalah memasukkan satu huruf ke huruf berikutnya dengan sebab dekatnya baik sifat huruf
maupun makhrajnya. Dalam hal ini hukum idgram disini disebabkan karena huruf yang pertama mati
sedangkan huruf ke dua hidup. Idgram di bagi menjadi 3, yaitu:

10
1. Idgram Mistlain
Yaitu dua pertemuan 2 huruf yang sama dan biasanya di tandai dengan tasydid ( ). Contohnya:

   ,  

2. Idgram Mutajanisain
Yaitu apabila 2 huruf yang sama makhrajnya tetapi beda sifatnya bertemu. Contonhya:

   

3. Idgram Mutaqaribain
Yaitu apabila 2 huruf yang berdekatan makhraj dan sifatnya bertemu. Contohnya:

  

3.4 Hukum Ghunnah


Yaitu dimana Mim ( ) dan Nun ( ) bertasydid dibaca dengan dengung 2-3 harakat. Contohnya:

    

3.5 Hukum Alif Lam Ta’rif


Ada dua cara baca hukum alif lam ta’rif yaitu:
1. Alif Lam Qamariah
Yaitu, apabila alif lam bertemu dengan salah satu huruf huruf qamariah yang 14. Hukum bacanya
dengan jelas (secara izhar). Berikut hurufnya yaitu

Contohnya:   

2. Alif Lam Syamsiah


Yaitu apabila alif lam bertemu dengan salah satu huruf huruf syamsyiah yang 14. Hukum bacanya
dengan memasukkan/dileburkan ke dalam huruf syamsyiah (secara idgram). Berikut hurufnya
yaitu:

Contohnya:      

11
BAB IV
HUKUM MAD (BACAAN PANJANG)

4.1 Pengertian Hukum Mad


Hukum mad adalah hukum atau kaidah tajwid dalam memanjangkan bunyi sebuah huruf yang diikuti
oleh huruf mad.
4.2 Huruf Mad
Huruf Mad ada 3 yaitu, yang hadir dalam keadaan suku/mati setelah huruf yang berbaris.
Jika ( ) sukun dan huruf sebelumnya berharakat dhammah, maka ( ) menjadi huruf mad. Jika ( )
sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah, maka ( ) menjadi huruf mad. Sedangkan (alif) selalu
menjadi huruf mad apabila huruf se-belumnya berharakat fathah.
Huruf layin ada 2 yaitu: dan yang bersukun setelah huruf berbaris Fattah.
4.3 Macam Macam Mad
Mad secara umum dapat di bagi 2, yaitu mad asli (Mad Thabi’i) dan Mad Far’i (mad cabang).
A. MAD THABI’I (Mad Asli)
Yaitu apabila ada huruf mad dan berikutnya tidak bertemu dengan hamzah ( ) atau huruf sukun,
baik sukun dzaruri (asli) atau pun sukun sebab waqaf, tasydid. Panjang bunyi Mad Thabi’i 1 alif 2
harakat (singkatnya 2 harakat).

Contoh:  ,  , 

B. MAD FAR’II
Mad Far’i adalah dimana huruf mad dan huruf layn diikuti oleh Hamzah atau huruf mati, baik
sukun asli maupun sukun sebab waqaf. Mad Far’ii dibagi menjadi 14 cabang yaitu:
1. Mad Wajib Muttashil
Dimana mad asli/mad thabi’i bertemu dengan hamzah pada kata yang sama dan hukum
bacanya 3- 6 harakat.

Contohnya:  ,  

2. Mad Jaiz Munfashil


Dimana mad asli/mad thabii bertemu dengan alif/hamzah di kata lainnya. Hukum baca

panjangnya 3-6 harakat. Contohnya:   ,  


3. Mad Aridhlisukun
Yaitu huruf mad atau huruf layn diikuti oleh huruf sukun, dimana sebab mati/sukun
karena waqaf (dibaca berhenti). Hukum baca panjangnya 2,4 sd 6 harakat. Contoh:

  ,  

12
4. Mad ‘Iwadl
Yaitu mad yang dibaca saat berhenti pada huruf yang ber Fattah Tanwin “AN” ( ).
Maka di baca menjadi Fattah atau bunyi ‘A’. Dan hukum baca panjangnya 2 harakat.

Contoh:  ,  

5. Mad Lazim Musaqqal Kalimi


Yaitu huruf mad yang bertemu dengan huruf bertasydid dalam satu kata. Hukum baca

panjangnya 6 harakat. Contoh:   , 


6. Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi
Yaitu huruf mad diikuti oleh huruf sukun asli dalam satu kata. Hukum baca panjangnya

6 harakat. Mad ini hanya terdapat pada surat Yunus ayat 51 dan 91. Yaitu: 

7. Mad Lazim Harfi Musyba


Yaitu membaca huruf huruf yang terdapat dalam pembukaan surat. Dibaca panjangnya 6
harakat. Yaitu :
Contoh: ,

8. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi


Yaitu membaca huruf huruf yang terdapat dalam pembukaan surat. Dibaca panjang 2
harakat. Yaitu :

Contoh :  ,

9. Mad Layn (Mad Lin)


Yaitu berhenti pada suatu huruf sebelumnya Wau Sukun ( ‫ ) ْو‬atau Ya Sukun ( ‫ي‬
ْ ) yang
didahului oleh huruf berharakat Fattah. Hukum baca panjangnya 2-6 harakat.

Contoh:  , 


10. Mad Shilah Qashirah
Yaitu, mad yang terjadi pada huruf Ha dhamir (kata ganti) yang didahului huruf

berharakat. Hukum baca panjangnya 2 harakat. Contoh:   ,  

11. Mad Shilah Thawillah


Yaitu, bacaan mad pada huruf ha dhamir yang bertemu dengan hamzah berharakat.

Hukum baca panjangnya 5 harakat. Contoh:   ,     

13
12. Mad Tamkin
Yaitu, dimana huruf ya bertasydid dan berharakat kasrah bertemu dengan huruf Ya

sukun. Hukum baca panjangnya 2 harakat. Contoh: 

13. Mad Farqu (Mad Farq)


Yaitu huruf mad bertemu dengan huruf yang bertasydid. Hukum baca panjangnya 6
harakat.

Contoh :   ,

14. Mad Badal (Ganti)


Yaitu, apabila ada hamzah ( ‫ )ء‬bertemu dengan Mad. Dan membacanya seperti Mad

Thabi’i. Contohnya: ُ‫خذ‬


ُ ‫آ‬ ٌ ‫ إِ ْي َم‬, ‫آ دَ َم‬
, ‫ان‬
Badal artinya ganti, karena yang sebenarnya, huruf mad asalnya yang ada adalah hamzah

(‫ )ء‬yang jatuh sukun, kemudian diganti menjadi yaa ( ‫ ) ي‬atau alif ( ‫ ) ا‬atau waw ( ‫)و‬

14
BAB V
WAQAF, WASHAL DAN IBTIDA’

5.1 Pengertian
Waqaf adalah melakukan perhentian dalam membaca Al qur’an seraya mengambil nafas dengan niat
untuk melanjutkan membaca.
Washal adalah membaca Al qur’an dilakukan dengan satu tarikan nafas dan tidak terputus (sambung
bacaan).
Ibtida’ adalah memulai membaca atau memulai meneruskan membaca.

5.2 Tanda Tanda Waqaf


Berikut tanda tanda waqaf dan beserta maksudnya:

15
BAB V
ISTILAH HUKUM TAJWID (LANJUTAN)

Dalam ilmu tajwid terdapat beberapa istilah dan hukum membacanya sehingga dalam membaca Al
qur’an tidak keliru dan tidak berubah makna daripada ayat Al qur’an tersebut.
Berikut istilah hukum tajwid lanjutan sebagai berikut:
1. Hamzah Fashal dan Washal
a) Hamzah Fashal
Yaitu, hamzah yang selalu diucapkan, baik dalam keadaan sukun maupun berbaris Fattah,
kasrah dan dhammah, di awal, di tengah ataupun di akhir.

Contoh:  ,   ,  

b) Hamzah Washal
Yaitu, hamzah yang hadir di awal kata dan hanya diucapkan jika memulai (ibtida’) membaca
pada kata itu, dan pada beberapa mushaf keberadaan hamzah washal di tandai dengan symbol

di atas huruf alif (tempat hamzah washal itu berada).


2. Imalah
Yaitu, mencondongkan bacaan harakat Fattah pada harakat kasrah. Dalam Al qur’an di tandai
dengan tulisan ‫ امالة‬kecil yang berada diatas lafazd yang di baca imalah . Contohnya: Hanya ada

pada QS Hud ayat 41, yaitu:   

3. Isymam
Yaitu mengkombinasikan harakah Fattah dengan harakat dhammah disertai dengan monyong
bibir saat membacanya. Bacaan isymam dalam al qur’an ditandai dengan tulisan ‫اﻹشمام‬ kecil yang
berada di atas lafazd di baca isymam. Contohnya hanya ada pada QS Yusuf Ayat 11, yaitu:



4. Saktah
Yaitu, berhenti sejenak tanpa bernafas selama 1 alif lamanya. Bacaan saktah dalam al qur’an
ditandai dengan tulisan kecil yang berada di atas lafazd saktah. Contohnya ada beberapa tempat
bacaan saktah dalam al qur’an yaitu:

16
‫سكتة‬ ‫سكتة‬
QS Al Kahfi ayat 2 = ‫ِع َوا َجا قَ ِيّ َما‬ ٍ ‫َم ْن َرا‬
QS Qiyamah ayat 27 = ‫ق‬
‫سكتة‬ ‫سكتة‬
QS Yasin ayat 52 =‫َمرقَا ِدنَا هذَا‬ QS Al Muthaffifin ayat 14 = َ‫َب ْل َران‬
5. Naql
Yaitu, memindahkan harakat huruf yang hidup pada huruf yang mati/sukun sesudahnya.
Tujuannya adalah untuk mempermudah bacaannya. Contohnya QS Al Hujurat ayat 11, yaitu:

 

6. Tashil
Yaitu, memindahkan bacaan ayat al qur’an dengan cara memindahkan harakat atau membuang
huruf tertentu. Dengan tujuan agar lebih mudah diucapkan. Contoh QS Fussilat ayat 44.

  dibaca ‫ي‬


‫ا ْع َج ِم ﱞ‬

7. Shifr Mustadir
Yaitu, tanda bulat kecil di atas huruf yang bermaksud bahwa huruf tersebut tidak dibaca mad
(panjang) ketika washal maupun waqaf. Contohnya :

‫ ِم ْن نَبَاْ ِءى‬, ‫ﻼ ِئ ِه‬


ْ َ ‫َم‬
8. Shifr Mustathil
Yaitu, tanda bulat kecil berbentuk bulat panjang (lonjong) yang terletak di atas huruf yang
bermaksud bahwa huruf tersebut tidak dibaca mad (panjang) ketika washal dan di baca dengan
mad (panjang) ketika waqaf. Contoh:
No Contoh Washal Waqaf
1 ْ ‫اَنَا‬ َ‫اَن‬ ‫اَنَا‬
2 ْ ‫س ْو‬
‫ﻻ‬ ُ ‫الر‬
‫ﱠ‬ ‫س ْول‬ُ ‫الر‬
‫ﱠ‬ َ‫س ْوﻻ‬ُ ‫الر‬
‫ﱠ‬

9. Nun Wiqayah
Yaitu Nun yang muncul ketika tanwin bertemu dengan hamzah washal. Oleh karena itu apabila
tanwin bertemu hamzah washal tanwinnya berubah menjadi harakat biasa dan muncul lah NUN
berharakat kasrah. Contoh:

17

Anda mungkin juga menyukai