ILMU TAJWID
2
BAB I
ILMU TAJWID
A. Pengertian
Menurut arti Ilmu tajwid adalah : Memperelokkan atau memperindah sesuatu. Sedangkan menurut
istilah, tajwid adalah : melafadzkan setiap huruf dari makhrajnya secara benar serta memenuhi hak-hak
setiap huruf baik dari segi makhrijatul huruf (tempat keluar huruf), al maddi (panjang dan pendek
ucapan) maupun al waqaf wal al ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan).
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah namun hukum membaca Al-Quran dengan
memakai aturan-aturan tajwid merupakan fardhu ‘ain atau kewajiban bagi setiap individu. Sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surah Al Muzammil ayat 4
Artinya: Bacalah Al Quran itu dengan tartil yaitu dengan memakai tajwidnya.
B. Tujuan
Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk Menjaga lisan dari kesalahan ketika membaca ayat-
ayat suci Al Quran atau mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan mempelajari ilmu tajwid
sangat diutamakan karena ilmu tajwid salah satu ilmu yang langsung berhubungan dengan Al Qur’an
sehingga kita dapat melaksanakan kewajiban membaca Al qur’an dengan tartil.
C. Tata cara Membaca Al qur’an
Ulama Qiraat sepakat bahwa Al-Quran dapat dibaca dengan beberapa macam bacaan, dikarnakan
Allah berfirman dalam surah Al-ayat 20
Artinya: Maka itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran.
Yaitu dapat dibagi empat cara sebagai berikut:
1. Tahqiq, yaitu membaca Al-Quran dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas, dan
teliti seperti memanjangkan mad, menyempurnakan harakat, serta melepas huruf secara tartil,
pelan-pelan, memperhatikan panjang pendek , waqaf dan ibtida, tanpa merampas huruf
2. Tartil ialah membaca Al-Quran dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas, dan
teliti seperti memanjangkan mad, menyempurnakan harakat, serta melepas huruf secara tartil,
pelan-pelan, memperhatikan panjang pendek , waqaf dan ibtida, tanpa merampas huruf.
Untuk memenuhi hal-hal itu, metode tahqiq terkadang tampak memutus-mutus dalam
membaca huruf-huruf dan kalimat-kalimat Al-Quran
3. Tadwir ialah membaca Al-Quran dengan memanjangkan mad, hanya saja tidak sampai
penuh. Cara ini biasanya dibaca dalam shalat.
3
4. Hadr ialah membaca Al-Quran dengan cepat, ringan, dan pendek, namun tetap
mengedepankan dan memakai peraturan-peraturan tajwid.
4
BAB II
Mengenal Huruf Hijaiyah
5
Keterangan:
Baris atas (Fattah) untuk bunyi vokal ‘A’
Baris bawah (Kasrah) untuk bunyi vokal ‘I’
Baris (Dhammah) untuk bunyi vokal ‘U’
Selain tanda baris satu yang berbunyi vokal ‘a’, ‘i’, dan ‘u’ ada lagi tanda baris dua yang
bunyi ‘an’, ‘in’, ‘un’ disebut dengan TANWIN.
Keterangan:
Fathatain ( ) untuk memberikan bunyi ’an’.
Kasratain ( ) untuk memberikan bunyi ’in’.
Dhammatain ( ) untuk memberikan bunyi ’un’.
Berikut tanda Sukun ( ) dan tasydid ( ). Kedua tanda baca ini diletakkan di atas huruf
hijaiyah. Contohnya:
Keterangan;
Tanda sukun ( ) diatas sebuah huruf berarti huruf tersebut mati.
Tanda tasydid ( ) diatas sebuah huruf berarti bahwa huruf itu dibaca secara dobel,
yakni pertama dibaca sukun kemudian baru di baca hidup lagi. Contoh:
6
Huruf qalqalah di bagi dua yaitu
Qalqalah Sughra, yaitu huruf qalqalah yang memang sukun asli dan biasa hurufnya
terletak pada tengah kata dan dipantulkan hanya sedikit.. Contoh:
Qalqalah Kubra, yaitu huruf qalqalah menjadi sukun sebab wakaf atau berhenti, dan
biasanya huruf tersebut terletak di akhir ayat/kalimat serta bacaan dipantulkan lebih
dengan bunyi vocal ‘i’ atau baris Kasrah ( ). Contoh : ,
2. Huruf Isti’laa
Yaitu huruf yang selalu pengucapan secara tafkhim (tebal) dan berikut hurufnya:
3. Huruf Ra ( )
Berikut keadaan huruf yang di baca secara tebal, yaitu:
b) Sukun/mati sesudah bunyi vocal ‘a’ (Fattah) dan ‘u’ (dhammah). Contoh :
Dan termasuk juga pada saat membaca wakaf (berhenti). Contoh :
c) Sukun/mati setelah bunyi vocal ‘i’ (kasrah) asli dan berikutnya bertemu huruf
7
Berikut keadaan huruf yang di baca secara tipis, yaitu:
b) Sukun/mati sesudah bunyi vocal ‘i’ (kasrah) dan tidak bertemu dengan huruf
c) Membaca wakaf/berhenti pada suatu kata sehingga huruf tersebut pada akhir
8
BAB III
HUKUM MEMBACA HURUF
Ikhfa yaitu apabila nun sukun ( ) atau tanwin ( ) bertemu dengan salah satu huruf ikhfa
yang 15. Dan hukum bacanya samar samar serta didengungkan 2-3 harakat.
Contoh: ص َﻼ ِت ِه ْم
َ ع َْن ٌ َوفَتْ ٌح َق ِري
ْب نى ك َِر ْي ْم
ٌ غَ
2. Idzhar
Huruf idzhar ada 6 yaitu:
Idzhar yaitu apabila nun sukun ( ) atau tanwin ( ) bertemu dengan salah satu huruf idzhar
yang 6, dan hukum bacanya jelas dan tidak didengungkan.
NOTE:
Hukum Idzhar Wajib (Mutlaq)
Yaitu, merupakan cabang dari hukum idzhar cara membacanya jelas/terang dan tidak
berdengung. Ada 4 kata hukum idzhar mutlaq dalam al qur’an yaitu:
4. Idgram
Idgram adalah apabila nun sukun ( ) atau tanwin ( ) bertemu dengan huruf idgram. Hukum
Idgram dibagi menjadi 2 macam yaitu:
9
a) Idgram Ma’aghrunnah (Idgram Bigunnah)
Huruf idgram Ma’aghrunnah ada 4 yaitu :
Hukum bacanya dileburkan kedalam huruf idgram ma’aghrunnah. Dan biasanya dalam
mushaf atau al qur’an pada umumnya hukum ini mudah ditandai dengan adanya tanda
TASYDID
b) Idgram Bilaghrunnah
Huruf idgram bilaghrunnah ada 2 yaitu :
Hukum bacanya dileburkan kedalam huruf idgram bilaghrunnah. Dan biasanya dalam mushaf
atau al qur’an pada umumnya hukum ini mudah ditandai dengan adanya tanda TASYDID
3. Idzhaar Syafawi
Yaitu bila mim sukun ( ) bertemu dengan huruf hijaiyah selain huruf mim ( ) dan ba ( ).
Hukum bacanya jelas dan tidak didengungkan. Contohnya: ,
10
1. Idgram Mistlain
Yaitu dua pertemuan 2 huruf yang sama dan biasanya di tandai dengan tasydid ( ). Contohnya:
2. Idgram Mutajanisain
Yaitu apabila 2 huruf yang sama makhrajnya tetapi beda sifatnya bertemu. Contonhya:
3. Idgram Mutaqaribain
Yaitu apabila 2 huruf yang berdekatan makhraj dan sifatnya bertemu. Contohnya:
11
BAB IV
HUKUM MAD (BACAAN PANJANG)
B. MAD FAR’II
Mad Far’i adalah dimana huruf mad dan huruf layn diikuti oleh Hamzah atau huruf mati, baik
sukun asli maupun sukun sebab waqaf. Mad Far’ii dibagi menjadi 14 cabang yaitu:
1. Mad Wajib Muttashil
Dimana mad asli/mad thabi’i bertemu dengan hamzah pada kata yang sama dan hukum
bacanya 3- 6 harakat.
12
4. Mad ‘Iwadl
Yaitu mad yang dibaca saat berhenti pada huruf yang ber Fattah Tanwin “AN” ( ).
Maka di baca menjadi Fattah atau bunyi ‘A’. Dan hukum baca panjangnya 2 harakat.
6 harakat. Mad ini hanya terdapat pada surat Yunus ayat 51 dan 91. Yaitu:
Contoh : ,
berharakat. Hukum baca panjangnya 2 harakat. Contoh: ,
Hukum baca panjangnya 5 harakat. Contoh: ,
13
12. Mad Tamkin
Yaitu, dimana huruf ya bertasydid dan berharakat kasrah bertemu dengan huruf Ya
( )ءyang jatuh sukun, kemudian diganti menjadi yaa ( ) يatau alif ( ) اatau waw ( )و
14
BAB V
WAQAF, WASHAL DAN IBTIDA’
5.1 Pengertian
Waqaf adalah melakukan perhentian dalam membaca Al qur’an seraya mengambil nafas dengan niat
untuk melanjutkan membaca.
Washal adalah membaca Al qur’an dilakukan dengan satu tarikan nafas dan tidak terputus (sambung
bacaan).
Ibtida’ adalah memulai membaca atau memulai meneruskan membaca.
15
BAB V
ISTILAH HUKUM TAJWID (LANJUTAN)
Dalam ilmu tajwid terdapat beberapa istilah dan hukum membacanya sehingga dalam membaca Al
qur’an tidak keliru dan tidak berubah makna daripada ayat Al qur’an tersebut.
Berikut istilah hukum tajwid lanjutan sebagai berikut:
1. Hamzah Fashal dan Washal
a) Hamzah Fashal
Yaitu, hamzah yang selalu diucapkan, baik dalam keadaan sukun maupun berbaris Fattah,
kasrah dan dhammah, di awal, di tengah ataupun di akhir.
b) Hamzah Washal
Yaitu, hamzah yang hadir di awal kata dan hanya diucapkan jika memulai (ibtida’) membaca
pada kata itu, dan pada beberapa mushaf keberadaan hamzah washal di tandai dengan symbol
3. Isymam
Yaitu mengkombinasikan harakah Fattah dengan harakat dhammah disertai dengan monyong
bibir saat membacanya. Bacaan isymam dalam al qur’an ditandai dengan tulisan اﻹشمام kecil yang
berada di atas lafazd di baca isymam. Contohnya hanya ada pada QS Yusuf Ayat 11, yaitu:
4. Saktah
Yaitu, berhenti sejenak tanpa bernafas selama 1 alif lamanya. Bacaan saktah dalam al qur’an
ditandai dengan tulisan kecil yang berada di atas lafazd saktah. Contohnya ada beberapa tempat
bacaan saktah dalam al qur’an yaitu:
16
سكتة سكتة
QS Al Kahfi ayat 2 = ِع َوا َجا قَ ِيّ َما ٍ َم ْن َرا
QS Qiyamah ayat 27 = ق
سكتة سكتة
QS Yasin ayat 52 =َمرقَا ِدنَا هذَا QS Al Muthaffifin ayat 14 = ََب ْل َران
5. Naql
Yaitu, memindahkan harakat huruf yang hidup pada huruf yang mati/sukun sesudahnya.
Tujuannya adalah untuk mempermudah bacaannya. Contohnya QS Al Hujurat ayat 11, yaitu:
6. Tashil
Yaitu, memindahkan bacaan ayat al qur’an dengan cara memindahkan harakat atau membuang
huruf tertentu. Dengan tujuan agar lebih mudah diucapkan. Contoh QS Fussilat ayat 44.
7. Shifr Mustadir
Yaitu, tanda bulat kecil di atas huruf yang bermaksud bahwa huruf tersebut tidak dibaca mad
(panjang) ketika washal maupun waqaf. Contohnya :
9. Nun Wiqayah
Yaitu Nun yang muncul ketika tanwin bertemu dengan hamzah washal. Oleh karena itu apabila
tanwin bertemu hamzah washal tanwinnya berubah menjadi harakat biasa dan muncul lah NUN
berharakat kasrah. Contoh:
17